Pola Habitus Penjaja Soto Chinese di E. du Perron, Het land van herkomst
(241-242) setting cerita 1933
Keramaian (Stasiun Bis/Kereta), Pecinan, Eropa, dan Lokal
The long period of economic growth that began around 1900, came to an end in
1929. The stock market crash of Wall Street, New York, in Europe and the US
the notorious Depression of the thirties ushered in, had also felt in Indies, albeit
with some delays. This picture was taken more or less at the height of the
Depression. Everywhere in Java was when the number of people, that one or
other form of small trade had life, increased. Along the door handle were
homemade, like the 'syrup' (a type of lemonade) in the picture, was one of the
options (P. Boomgaard, 2001).
Tidak setiap Cina adalah kapitalis. Ada selalu menjadi proletar Cina ada di
Jawa. Mereka ingin para pengusaha Cina, yang bekerja sebaiknya dengan
pekerja Cina, untuk tetap. Oleh karena itu, ia mendorong kedatangan
pendatang dari miskin China, yang biasanya mereka membayar persimpangan.
Migran segar pertama harus menghilangkan utang, biasanya dalam pelayanan
dermawan nya. Hanya kemudian ia bisa mulai menabung untuk toko sendiri.
Orang Cina dalam gambar berjalan dengan daging babi di sepanjang pintu Cina
dan Eropa lainnya. Karena babi haram bagi umat Islam, yang menjaga,
menyembelih dan menjual babi pendudukan Cina khas Jawa. (P. Orchard, 2001)