Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini angka kematian ibu (AKI) di indonesa masih tinggi yaitu
228/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012) tertinggi di ASEAN. Penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia seperti

halnya di Negara lain adalah

perdarahan, infeksi dan eklamsi, hanya sekitar 5% kematian ibu di sebabkan


penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi
yamg kronis (Prawirohajo ,2009).
Selain itu keadaan ibu sejak pra hamil dapat berpengaruh terhadap
kehamilannya, dimana penyebab kematian ibu tidak langsung ini antara lain
adalah anemia, kurang energi kronis dan keadaan 4 terlalu yaitu : Kehamilan
kurang dari 20 tahun atau too young, kehamilan usia lebih dari 35 tahun atau too
old, kehamilan setelah 4 kelahiran atau too many, kehamilan terlalu dekat
jaraknya atau too close.( Hanafi 2009 )
Penyebab kematian ibu tidak langsung diantaranya yaitu kehamilan kurang
dari 20 tahun. Dewasa ini di masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan
pada remaja makin meningkat

dan menjadi masalah, terutama kehamilan di

bawah usia 20 tahun.Tahun 2006 jumlah remaja Indonesia yang berusia 10 24


tahun mencapai 65 juta orang atau 30% dari total penduduk Indonesia dan sekitar
15 20% dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan
seksual di luar nikah, dan 15 juta remaja perempuan usia 15 -19 tahun melahirkan
setiap tahunnya, (Oka negara ,2009 )
Kehamilan pada remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja
berhubungan secara bermakna denga resiko medis dan psikososial, baik terhadap
ibu maupun terhadap anaknya.Dampak kehamilan remaja Dari sudut kesehatan

obstetrik hamil pada usia remaja memberi resiko komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan anak seperti : anemia, preeklampsia, eklampsia, abortus, partus
prematurus, kematian perinatal, perdarahan dan tindakan operatif obstetric lebih
sering dibanding dengan kehamilan pada golongan 20 tahun

keatas.

(soetjiningsih, 2004).
Perkembangan fisik remaja dalam usia ini, juga perkembangan
kematangan seksualnya, mengalami perubahan yang sangat pesat yang sudah
seharusnya menjadi perhatian khusus bagi remaja. Beberapa faktor yang
menyebabkan kehamilan remaja antara lain, kesibukan orang tua sehingga
rendahnya interaksi di tengah- tengah keluarga, perubahan kematangan seksual
yang sangat cepat,yang merangsang

remaja untuk coba coba ativitas

seksual,rendahnya pendidikan orang tua sehingga menabukan informasi masalah


seks , Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya
istiadat ( lingkungan ) yang merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan
meningkatnya perkawinan dan kehamilan di usia remaja. UU perkawinan no. 1
tahun 1974 dengan usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan
usia remaja meningkat dimana konsekuensi dari pernikahan remaja adalah
kehamilan remaja dan pengguguran kandungan.(Manuaba 2010)
Pusat Penelitian Ekologi kesehatan, Badan Litbang Kesehatan
Departemen Kesehatan RI tahun 1990 melakukan penelitian terhadap siswa
siswa di Jakarta dan Yogyakarta menyebutkan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi remaja untuk melakukan senggama adalah : membaca buku porno
dan menonton blue film 54,39% di Jakarta, 49,2% di Yogjakarta. motivasi untuk
melakukan senggama adalah suka sama suka 76% di Jakarta,75,6% di Yogyakarta
Kebutuhan biologis 14 -18% dan merasa kurang taat pada nilai agama 20 - 26%.

Pusat study kriminologi Universitas Indonesia menemukan 26,35% dari peristiwa


pernikahan telah melakukan hubungan seksualitas sebelum menikah dimana 50%
diantaranya menyebabkan kehamilan. Penelitian sahabat remaja tentang prilaku
seksualitas di 4 kota menunjukan 3,6% remaja di kota medan, 8,5% remaja di
kota Yogyakarta, 3,4% remaja di kota Surabaya, serta 31,1% remaja di kota
kupang telah terlibat hubungan seks secara aktif (Soetjiningsih : 2004).
Menurut laporan PBB untuk kependudukan (UNFPA) Angka kehamilan
remaja di negara berkembang setiap tahunnya lebih dari 7 jt gadis di bawah usia
18 tahun melahirkan (TRIBUNNEWS.COM.LONDON ) sedangkan di indonesia
menurut SDKI 2012 angka kehamilan usia 15 19 tahun mencapai 48 dari 1000
kehamilan dan

Di kabupaten bekasi setiap tahunnya terjadi kehamilan di usia

remaja baik yang menikah atau di luar pernikahan, meskipun tidak ada angka pasti
tentang jumlah kehamilan remaja terutama kehamilan diluar pernikahan akan
menimbulkan hal hal yang besar di kemudian hari baik dari segi fisik dan
psikologis remaja itu sendiri berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia tahun 2010 terhadap 3006
respoden pada remaja menunjukan bahwa 20.9% telah hamil sebelum menikah.
Berdasarkan data yang kami dapat dari khohort ibu di desa sukaraya jumlah
kehamilan yang terjadi dibawah usia 20 tahun pada tahun 2013 adalah 19 orang,
itu

merupakan data yang terlaporkan, umumnya remaja yang mengalami

kehamilan apalagi yang tidak menikah cenderung menutupi kehamilannya.


Berdasarkan kenyataan tersebut penulis tertarik utuk melakukan penelitian
mengenai pengetahuan remaja putri tentang kehamilan remaja di SMK karya
pembaharuan desa sukaraya kecamatan Karang bahagia bekasi.
1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang tingginya angka


kehamilan remaja dan dampak dari kehamilan remja, maka penulis merumuskan
masalah dalam penelitian yaitu Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
remaja putri tentang kehamilan remaja di SMK Karya Pembaharuan Karang
Bahagia Bekasi tahun 2014.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan
remaja putri tentang kehamilan remaja di SMK Karya Pembaharuan , tahun 2014

1.3.2 Tujuan khusus


a. Di ketahuinya gambaran, karakteristik dan pengetahuan remaja putri tentang
kehamilan remaja di SMK Karya Pembaharuan tahun 2014.
b. Di ketahuinya hubungan pendidikan (ibu) dengan pengetahuan remaja putri
tentang kehamilan remaja di SMK karya Pembaharuan tahun 2014.
c. Di ketahuinya hubungan antara pekerjaan (ibu) dengan pengetahuan remaja
putri tentang kehamilan remaja di SMK Karya Pembaharuan tahun 2014.
d. Di ketahuinya hubungan antara usia menarche dengan pengetahuan remaja
putri tentang kehamilan remaja di SMK Karya pembaharua tahun 2014.
e. Di ketahuinya hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja
tentang kehamilan remaja di SMK karya pembaharuan tahun 2014.
f. Di ketahuinya hubungan antara lingkungan dengan Pengetahuan remaja
tentang kehamilan remaja di SMK Karya pembaharuan Tahun 2014.
1.4 Ruang lingkup penelitian
Dalam hal ini yang menjadi responden adalah remaja siswi sekolah
menengah kejuruan Karya Pembaharuan kelas XI di Desa Sukaraya kec.karang
bahagia Bekasi. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja

tetapi pada penelitian ini penulis membatasi pada variabel Variabel tertentu,
yaitu :
1

Variabel

Dependent :

Pengetahuan remaja putri tentang

kehamilan

remaja.
Variabel independent : pendidikan ( ibu ), pekerjaan ( ibu ), usia menarche
dan sumber informasi. lingkungan
Data yang akan dikumpulkan merupakan data primer, yang diambil langsung

dari responden dengan menggunakan quesioner.


1.4.1 Manfaat Penelitian
a. Bagi remaja putri siswi kelas XI SMK karya pembaharuan
Di harapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman remaja putri siswi kelas XI SMK karya pembaharuan tentang
kehamilan remaja.
b. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Karya Pembaharuan
Dapat dijadikan bahan kajian/ masukan untuk mencegah terjadinya sex
pranikah

dan sebagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk

menambah pengetahuan seluruh siswa khususnya kehamilan remaja


c. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan wawasan
dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah di
dapatkan .

Anda mungkin juga menyukai