Anda di halaman 1dari 77

PATOGENESIS INFEKSI

BAKTERI
Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran UISU
2010 2011

Patogenesis infeksi bakteri

awal dari proses infeksi

Timbul tanda dan gejala penyakit

Ciri-ciri Bakteri Patogen


Melekat pada sel inang
Menginvasi sel inang dan jaringan
Mampu untuk meracuni
Mampu menghindar dari sistem
kekebalan inang
Kemampuan untuk menularkan
PENYAKIT

Simptomatik

Infeksi Bakteri Patogen

Asimptomatik

IDENTIFIKASI BAKTERI
PENYEBAB PENYAKIT
Flora normal
Manusia
Patogen

Menentukan Bakteri Spesifik


Cukup Sulit
Menyebabkan Penyakit Tertentu
Postulat Koch
(1884)

PENYEBARAN INFEKSI
Bakteri (m.o lainnya)
Lingkungan
Bertahan
Penyebaran

Bakteri secara umum


menyebabkan penyakit secara
tidak sengaja menginfeksi
misalnya; Salmonella makanan

Adanya kesalahan dalam siklus


hidup normal organisme (m.o
belum menyesuaikan diri dengan
manusia) penyakitnya cukup
berat
misalnya; Bacillus anthracis

. Manifestasi Klinis dari Penyakit :


diare, batuk, kelainan genital,
Misalnya : Vibrio cholerae,
Escherichia coli, Mycobacterium
tuberculosa
. Bakteri penyebarannya melalui
tangan
Misalnya: Staphylococcus aureus
. Bakteri patogen melalui membran
mukus bertemu dengan kulit,
saluran nafas, gastrointestinal,
genital, saluran kemih

Proses Infeksi
Sel Epitel
menempel atau melekat
memperbanyak
diri,menyebar
Sistem limfatik
jaringan
Aliran darah

PENGATURAN VIRULENSI
BAKTERI

Kondisi lingkungan turut


mengendalikan ekspresi
virulensi dari gen a.l :
temperatur, ketersedian besi,
osmolalitas, fase pertumbuhan,
pH, dan ion spesifik atau faktor
nutrisi

Faktor Virulensi Bakteri

Faktor Perlekatan Proses infeksi


perkembangan mikrokoloni
patogenesis infeksi

permukaan hidrofobisitas dan


muatan permukaan jaringan
Ikatan molekul pada bakteri (ligand)
Interaksi reseptor sel inang

Faktor Virulensi Bakteri


(sambungan)

Invasi dalam Sel dan Jaringan Inang

kedalam sel epitelium inang


melalui pertemuan antara sel epitel
menyerang tipe spesifik sel inang
Vakuola membran sel inang
pecah didalam sitoplasma

Faktor Virulensi Bakteri


(sambungan)
Toksin
Eksotoksin
Endotoksin
Enzim
Enzim pendegradasi jaringan
Protease

Faktor Virulensi Bakteri


(Sambungan)
Faktor Antifagosik
Bakteri patogen memperluas
fagositosis atau mekanisme
mikrobisidal terhadap lekosit
dengan menyerap komponen
normal inang pada permukaannya
misalnya: S. aureus dgn Protein A
berikatan dengan Fc dari IgG; S.
pyogenes, protein M

Patogenitas Intraseluler
Bakteri dapat hidup dan tumbuh
dilingkungan inang didalam sel
polimorfonuklear,makrofag atau monosit
dengan cara :
1. Bakteri mencegah pemasukan
kedalam fagolisosom dan hidup dalam
sitosol fagosit
2. Bakteri dapat mencegah
penggabungan lisosom-fagosom dan
hidup dalam fagosom
3. Mereka tahan terhadap enzim
lisosomal dan bertahan hidup
fagolisosom

Kebutuhan Fe
Bakteri patogen bersaing dengan
bakteri non patogen dan dengan sel
inang untuk mendapatkan nutrien
atau bakteri tersebut harus mengubah
lingkungan supaya cocok dengan
kebutuhannya
Besi adalah nutrisi penting untuk
proses infeksi (oksidasi-reduksi untuk
fungsi metabolik)

FLORA NORMAL

location

FLORA NORMAL

A human first becomes colonized by a


normal flora at the moment of birth and
passage through the birth canal.
In utero, the fetus is sterile, but when
the mother's water breaks and the birth
process begins, so does colonization of
the body surfaces.
Handling and feeding of the infant after
birth leads to establishment of a stable
normal flora on the skin, oral cavity and
intestinal tract in about 48 hours.

FLORA NORMAL

The normal flora of humans are


exceedingly complex and consist of
more than 200 species of bacteria.
The makeup of the normal flora may
be influenced by various factors:

including genetics
Age
Sex
stress,
nutrition and diet of the individual.

Anatomical Location

Predominant bacteria

Skin

staphylococci and corynebacteria

Conjunctiva

sparse, Gram-positive cocci and Gram-negative rods

Oral cavity
Teeth

streptococci, lactobacilli

mucous membranes

streptococci and lactic acid bacteria

Upper respiratory tract


nares (nasal
membranes)

staphylococci and corynebacteria

pharynx (throat)

streptococci, neisseria, Gram-negative rods and cocci

Lower respiratory tract

none

Gastrointestinal tract
stomach

Helicobacter pylori (up to 50%)

small intestine

lactics, enterics, enterococci, bifidobacteria

colon

bacteroides, lactics, enterics, enterococci, clostridia,


methanogens

Urogenital tract
anterior urethra

sparse, staphylococci, corynebacteria, enterics

vagina

lactic acid bacteria during child-bearing years; otherwise


mixed

Flora Residen
Area dan usia tertentu

Flora Normal

-Relatif tetap
-Reguler

Flora Transien
Kulit dan Mukosa

-Tidak tetap
-Beberapa jam, hari
atau minggu

Flora Residen

Utuh

Terganggu

Segera muncul
kembali
Penyakit

Mikroorganisme
transien aktif
Proliferasi

Kolonisasi

FLORA RESIDEN

Terdiri atas mikroorganisme yg relatif


tetap dan secara reguler ditemukan
pada area (anatomi) dan usia tertentu.
Bila terganggu mikroorganisme tersebut
hilang tetapi segera muncul kembali.
Jika flora residen terganggu
menyebabkan flora transien melakukan
kolonisasi, proliferasi dan menimbulkan
penyakit.

PERANAN FLORA RESIDEN

Mikroorganisme yang selalu


menetap di permukaan tubuh
disebut komensal.
Pertumbuhan mereka pada area
tertentu bergantung kepada faktorfaktor fisiologik suhu,
kelembaban, dan adanya nutriennutrien tertentu dan bahan-bahan
penghambat.

PERANAN FLORA RESIDEN

Flora residen pada area tertentu


memainkan peranan dalam
mempertahan-kan kesehatan dan fungsi
normal.
Dalam saluran cerna mensintesis
vitamin K dan membantu penyerapan
nutrien.
Pada membrana mukosa dan kulit dpt
mencegah kolonisasi bakteri patogen dan
penyakit melalui bacterial interference.

PERANAN FLORA RESIDEN

Mekanisme bacterial interference


belum jelas.
Kemungkinan melibatkan: kompetisi
reseptor pada sel pejamu, kompetisi
nutrien, hambatan oleh produkproduk metabolik dan toksik,
hambatan oleh bahan antibiotik atau
bakteriosin, atau mekanisme lain.

PERANAN FLORA RESIDEN

Penekanan flora normal menciptakan


kekosongan lokal yang cenderung
diisi oleh organisme dari lingkungan
atau dari bagian tubuh yg lain.
Organisme tersebut bersifat
oportunis, dan dapat menjadi
patogen.

PERANAN FLORA RESIDEN

Pada sisi lain flora residen dapat


menimbulkan penyakit pada keadaan
tertentu.
Misalnya: Streptococcus viridans bila
dlm jumlah banyak masuk ke dalam
aliran darah (misalnya akibat ekstraksi
gigi atau tonsilektomi) menempel pd
valvula jantung yg terganggu atau
prostetik endokarditis.
Jika jumlahnya sedikit biasanya karena
trauma minor (scaling gigi atau sikat
gigi yg kuat), bersifat transien.

PERANAN FLORA RESIDEN

Contoh lain: Bacteroides spp. yg ada


di usus besar berbahaya bila masuk
ke dlm cavum peritoneal atau ke dlm
jaringan pelvis karena menyebabkan
pernanahan dan bakteremi.

Flora Transien

Mikroorganisme non patogen


Mikroorganisme patogen potensial
Dari lingkungan
Tidak menimbulkan penyakit
Tidak permanen
Tidak bermakna

FLORA TRANSIEN

Terdiri atas mikroorganisme nonpatogen atau patogen potensial yang


menghuni kulit atau membrana mukosa
selama bbrp jam, hari, atau minggu.
Berasal dari lingkungan, tidak
menyebab-kan penyakit, dan tidak
muncul secara permanen pada
permukaan.

FLORA NORMAL
KULIT
MULUT & SALURAN
NAPAS ATAS
SALURAN CERNA
URETRA
VAGINA
KONJUNGTIVA

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL
KULIT
FLORA TRANSIEN
PAJANAN YG KONSTAN
DAN KONTAK DGN
LINGKUNGAN

FLORA RESIDEN
KONSTAN,
DIUBAHSUAI DI AREA
ANATOMI BERBEDA OLEH

SEKRESI

KEBIASAAN
BERPAKAIAN
KEDEKATAN DGN
MEMBRANA MUKOSA
(mulut, hidung, area perineum)

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL KULIT
KULIT

MIKROORGANISME RESIDEN
UTAMA

Staphylococci nonhemolitik
aerob dan anaerob
Basil difteroid aerob dan
Basil gram-positif, aerob,
(Staphylococcus
anaerob
pembentuk spora di udar
epidermidis, kadang(corynebacterium,
air, dan tanah.
kadang S. aureus dan
Propionibacterium)
Peptostreptococcus spp).

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL KULIT
KULIT
MIKROORGANISME RESIDEN
UTAMA

Streptococci alfa-hemolitik
Basil koliform gram-negatif
(Streptococcus viridans) dan
dan acinetobacter
enterococci (Enterococci spp)

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL KULIT
KULIT
MIKROORGANISME RESIDEN
UTAMA
Jamur dan ragi

Lipatan kulit

Mycobacteria non-patogen
Area yg kaya sekresi
sebasea (alat kelamin,
telinga luar)

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL
KULIT
KULIT
Eliminasi m.o. nonresiden
pH rendah

Asam lemak dlm sekresi


sebasea

lisozim

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL KULIT
KULIT

Berkeringat banyak, mencuci dan


mandi dpt mengeliminasi atau
mengubah flora residen.
Menggosok dgn sabun
(heksaklorofen) atau desinfektan lain
menurunkan jumlah m.o.
permukaan namun muncul kembali
dari kelenjar sebasea dan keringat.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL KULIT
KULIT

Penggunaan pakaian occlusive


cenderung meningkatkan jumlah populasi
mikroba dan dpt juga menyebabkan
perubahan kualitatif dlm flora.
Bakteri anaerob dan aerob (bgn flora
normal) sering bergabung membentuk
infeksi sinergis kulit dan jaringan lunak
(gangren, nekrosis fasciitis, selulitis).

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT &
& SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS
ATAS
ATAS

MULUT & SALURAN


NAPAS ATAS
SAAT LAHIR
Steril,
Terkontaminasi
lewat jalan
lahir

GIGI MULAI
TUMBUH

FARINGS
& TRAKEA

Flora campuran

Flora sama

4-12 jam
Streptococci viridans

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT
&
&
SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS ATAS
ATAS

Flora hidung corynebacterium,


staphylococci (S. epidermidis, S.
aureus), dan streptococci.
Streptococci viridans anggota flora
residen yg menonjol dan tetap ada
sepanjang hayat kemungkinan
berasal dari saluran napas ibu dan
pembantu.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT
&
&
SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS ATAS
ATAS
FLORA RESIDEN

SAAT LAHIR

Streptococci viridans
Sepanjang hayat

Kemungkinan dari
saluran napas ibu
dan pembantu

KEHIDUPAN AWAL

Staphylococci aerob dan


anaerob,
diplococci gram-negatif
(neisseriae, Moraxella
catarrhalis), difteroid,
dan kadang-kadang
lactobacilli

GIGI TUMBUH

Spiroketa anaerob,
Prevotella spp (khususnya
P. melaninogenica),
Fusobacterium spp,
Rothia spp dan
Capnocytophaga spp

Vibrio dan lactobacilli


anaerob

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT
&
&
SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS ATAS
ATAS

Tonsil dan gingivae Actinomyces


spp, dan pelbagai protozoa.
Mulut ragi (Candida spp).

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT &
&
SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS ATAS
ATAS
FLORA
FARINGS &
TRAKEA

BRONKI
NORMAL

BRONKI KECIL
& ALVEOLI

Relatif sama

Beberapa
bakteri

Normal
steril

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT
&
&
SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS ATAS
ATAS

FLORA
SALURAN NAPAS ATAS
(KHUSUS FARINGS)
Utama :
Streptococci nonhemolitik dan alfahemolitik serta
neisseriae

Tambahan:
Staphylococci, difteroid,
haemophilus,
pneumococci, mikoplasma,
dan prevotella

INFEKSI

MULUT &
SALURAN NAPAS

PERIODONTAL,
ABSES PERIORAL,
SINUSITIS,
MASTOIDITIS

ASPIRASI
AIR LUDAH

Sering anaerob

Prevotella
melaninogenica,
Fusobacterium,
peptostreptococci

Pneumonia nekrotik,
abses paru,
empiema

CARIES DENTIS

First step
pembentukan plak pada
permukaan enamel yg licin
dan keras

Second step
pembentukan asam yang
banyak (pH < 5,0) dari
karbohidrat oleh
streptococci dan lactobacilli
pada plak

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MULUT
MULUT &
&
SALURAN
SALURAN NAPAS
NAPAS ATAS
ATAS

Caries adalah desintegrasi gigi-geligi


dimulai pd permukaan dan kemudian
masuk ke dalam.
Pertama permukaan enamel yg
seluruhnya nonseluler mengalami
demineralisasi efek produk asam
dari fermentasi bakteri.
Kedua dekomposisi dentin dan
semen digesti matriks protein oleh
bakteri.

Plak terutama terdiri atas deposit glukan


berat molekul tinggi pada mana bakteri
penghasil asam melekat ke enamel.
Polimer KH (glukan) diproduksi terutama
oleh streptococci (Streptococcus
mutans,
(
peptostreptococci), kemungkinan
berhubungan pula dengan aktinomisetes.

Tampak ada korelasi yg kuat antara


adanya S. mutans dan caries pada
area enamel spesifik.
Kadar asam yg tinggi
demineralisasi berdampingan dgn
enamel dan mengawali caries.

Organisme proteolitik termasuk


aktinomisetes dan basil, memainkan
peranan dalam kerja mikroba atas
dentin yg diikuti kerusakan enamel.
Terjadinya caries juga bergantung kpd
faktor-faktor genetik, hormon,
nutrisi dan faktor lain.

Pengendalian caries dengan


pengangkatan plak, membatasi asupan
sukrosa, nutrisi yg baik dgn asupan
protein yg adekuat, mengurangi
produksi asam di mulut dgn membatasi
karbohidrat dan kebersihan mulut.
Aplikasi fluorida pada gigi
meningkatkan resistensi enamel thdp
asam.

Pengendalian penyakit periodontal


dengan pengangkatan kalkulus (deposit
calsified)
calsified dan higiene mulut yg baik.
Periodontal pocket (gingiva) kaya
sumber organisme (termasuk anaerob).
Capnocytophaga spp (gliding anaerob,
fusiform, gram-negatif dan Rothia spp
(batang gram-positif, pleomorfik, aerob).

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA
FLORA USUS
SAAT LAHIR
STERIL,
SEGERA MASUK
BERSAMA
MAKANAN

PEMBERIAN
AIR SUSU IBU
Streptococci dan
Lactobacilli asam
laktat dlm
jumlah besar

PEMBERIAN
SUSU BOTOL
Flora campuran
muncul,
Lactobacilli sedikit

Organisme aerob dan


anaerob, gram-positif,
nonmotil (Bifidobacterium spp)
asam dari KH dan pH 5,0.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA
FLORA USUS
KEBIASAAN
MAKAN

PERUBAHAN
FLORA USUS

DIET

USUS
BAYI BARU LAHIR

BERPENGARUH THDP
KOMPOSISI RELATIF
USUS & FESES

Di bangsal rawat
intensif cenderung
dikolonisasi oleh
Enterobacteriaceae
(klebsiella, citrobacter,
enterobacter).

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA
ORANG DEWASA
ESOFAGUS

VENTRIKULUS

DUODENUM

JEJUNUM
SEKUM & KOLON
TRANSVERSUM
ILEUM & SEKUM

KOLON SIGMOIDEUM & REKTUM

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Esofagus mengandung m.o. yg


masuk bersama air ludah dan makanan.
Ventrikulus keasaman lambung
menjaga jumlah m.o. minimum (103
105/g) kecuali obstruksi pada pilorus
membantu proliferasi cocci dan basil
gram-positif.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Ventrikulus pH asam sangat


melindungi tubuh thdp infeksi bbrp
patogen enterik kolera.
Pemberian simetidin utk ulkus
peptikum akan menyebabkan
peningkatan dlm jumlah besar flora
lambung, termasuk beberapa
organisme yang lazim prevalen di
feses.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Usus pH menjadi basa flora residen


meningkat secara gradual.
Duodenum 103 106 bakteri per gram.
Jejunum dan ileum 105 108 bakteri
per gram.
Sekum dan kolon transversum 108
1010 bakteri per gram.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Usus bgn atas yg utama lactobacilli


dan enterococci.
Ileum bgn bawah dan sekum flora
yg menonjol serupa dengan flora fekal.
Kolon sigmoideum dan rektum 1011
bakteri per gram membtk 10 30%
massa fekal.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Diare kandungan bakteri dapat


sangat menurun, sedangkan di usus
stasis the count rises.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Kolon orang dewasa normal 96-99%


mengandung flora bakteri residen
anaerob: Bacteroides spp, terutama B.
fragilis, Fusobacterium spp; lactobacilli
anaerob: bifidobacterium; clostridia (C.
perfringens 103 105/g); dan cocci grampositif anaerob (Peptostreptococcus spp).

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Selebihnya kolon hanya berisi 1-4%


organisme aerob fakultatif (bakteri
kolifom gram-negatif, enterococci, dan
sejumlah kecil proteus, pseudomonas,
lactobacilli, kandida dan organisme
lainnya).
Lebih dari 100 tipe organisme yg
berbeda ditemukan secara reguler
pd fekal normal.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Trauma minor (sigmoidoskopi,


barium enema) menginduksi
bakteremi transien kira-kira 10%
dari prosedur.

BAKTERI USUS

Sintesis
Vitamin K

Konversi
pigmen empedu
dan asam
empedu

Absorpsi nutrien
dan pemecahan
produknya

Antagonisme thdp
mikroba patogen

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Flora usus membentuk amonia dan produk


pemecahan lainnya yg diserap dan dpt
koma hepatikum.
Diantara bakteri koliform aerob, hanya
bbrp serotipe yg menetap di kolon dlm
waktu lama dan sebagian besar serotipe
Escherichia coli hanya ada selama bbrp
hari.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Obat-obat antimikroba per oral dapat menekan


sementara komponen flora fekal yg rentanobat.
Pemberian obat tsb lazim dilakukan praoperatif
neomisin + eritromisin dan metronidazol.
Individu yg mengkonsumsi Lactobacillus
acidophilus (menetap sementara) dlm jumlah
besar di usus menekan mikroflora usus
lainnya.

FLORA NORMAL
SALURAN CERNA

Flora anaerob kolon (B. fragilis, clostridia


dan peptostreptococci) memainkan
peranan dlm pembentukan abses yang
terjadi karena perforasi usus.
Prevotella bivia dan P. disiens (penisilin
resisten) merupakan organisme penting
dlm abses pelvik yg berasal dari organ
kelamin perempuan.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL URETRA
URETRA

Uretra anterior (laki-laki dan


perempuan) mengandung dalam
jumlah kecil tipe organisme yg sama
dgn yg ditemukan pada kulit dan
perineum.
Organisme tersebut secara reguler
tampak pada air kemih yang normal
102 104/mL.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL VAGINA
VAGINA
MIKROORGANISME
VAGINA
SEGERA SETELAH
LAHIR
Lactobacilli aerob,
selama pH masih
asam
(bbrp minggu)

pH netral
hingga pubertas
flora campuran
cocci dan basil

PUBERTAS

SETELAH
MENOPAUSE

Lactobacilli aerob
dan anaerob

Flora campuran

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL VAGINA
VAGINA

Lactobacilli aerob dijumpai segera


setelah lahir dan menetap selama pH
asam (bbrp minggu).
Kemudian pH menjadi netral (hingga
pubertas) tampak flora campuran
kokus dan basil.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL VAGINA
VAGINA

Pubertas lactobacilli aerob dan


anaerob muncul kembali dlm jumlah
besar mempertahankan pH asam
melalui produksi asam dari
karbohidrat glikogen.
pH asam mekanisme penting
pencegahan thdp mikroorganisme yg
mungkin berbahaya di vagina.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL VAGINA
VAGINA

Flora vagina normal streptococci


hemolitik group B, streptococci anaerob
(peptostreptococci), Prevotella spp.,
clostridia, Gardnerella vaginalis,
Ureaplasma urealyticum, dan beberapa
Listeria atau Mobiluncus spp.

Pemberian obat antibiotik menekan


lactobacilli mengakibatkan ragi dan
pelbagai bakteri meningkat jumlahnya
iritasi dan inflamasi.

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL VAGINA
VAGINA

Mukus serviks memiliki aktivitas


antibakteri dan mengandung lisozim.
Pada bbrp perempuan introitus vaginae
flora yg sangat banyak, menyerupai
flora pada perineum dan perianal.
Keadaan tsb faktor predisposisi infeksi
saluran kemih rekuren.
Organisme vagina ada pada saat proses
persalinan menginfeksi bayi baru lahir
(streptococci group B).

FLORA
FLORA NORMAL
NORMAL MATA
MATA
(KONJUNGTIVA)
(KONJUNGTIVA)

Organisme utama konjungtiva


difteroid (Corynebcaterium spp.), S.
epidermidis, dan streptococci
nonhemolitik.
Juga kerap ditemukan Neisseriae
dan basil gram-negatif menyerupai
haemophilus (Moraxella spp.).
Flora konjungtiva secara normal
dikendalikan oleh air mata yang
mengandung lisozim.

Anda mungkin juga menyukai