Education:
Doctoral Degree: Faculty of Medicine University of Indonesia
Specialist Program: Faculty of Medicine University of Indonesia
Master Program: Heidelberg University, Germany
Medical School: Faculty of Medicine University of Andalas
Positions and Honors
Head of Pulmonary Infection Division , Department of
Pulmonology and Respiratory Medicine, FMUI
Research Coordinator at Department of Pulmonology and
Respiratory Medicine, FMUI
Head of TB DOTS and MDR-TB Persahabatan Hospital Jakarta
Clinical Expert Team for PMDT Program, Persahabatan Hospital
Jakarta
Member of National MDR-TB/PMDT Working Group, the National
Tuberculosis Program of Indonesia
Head of Foreign Affair, Indonesia Respiratory Society
Member of the Regional Advisory Committee on MDR-TB WHO
SEARO
.
Country Director: MECOR Indonesia ( in collaboration with ATS)
Member of Guideline Development Group for Management of LTBI
WHO HQ
Tuberkulosis
DEFINISI
Tuberkulosis ( adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman
TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, namun dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya.
Saat ini timbul kedaruratan baru dalam
penanggulangan TB, yaitu TB Resisten
Obat (Multi Drug Resistance/ MDR).
ANAMNESIS
Keluhan pasien datang dengan gejala dan tanda
penyakit TB paru seperti batuk berdahak 2 minggu
dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala
berikut:
Lokal respiratorik: dapat bercampur darah atau batuk
darah, sesak nafas, dan nyeri dada atau pleuritic
chest pain (bila disertai peradangan pleura).
Sistemik: nafsu makan menurun, berat badan
menurun, berkeringat malam tanpa kegiatan fisik,
demam meriang, badan lemah dan malaise.
Riwayat kontak
Riwayat pengobatan sebelumnya
Faktor risiko penurunan daya tahan tubuh (HIV, DM,
dan lain sebagainya)
PEMERIKSAAN FISIK
Demam (pada umumnya subfebris, walaupun bisa juga
tinggi sekali), dapat disertai dengan respirasi meningkat,
berat badan menurun (BMI pada umumnya <18,5).
Inspeksi
Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
Bila lesi luas, dapat ditemukan bentuk dada yang tidak
simetris.
Palpasi
Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan kelainan
Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berupa fremitus
mengeras atau melemah
PEMERIKSAAN FISIK
Perkusi
Bila lesi minimal, biasanya tidak ditemukan
kelainan
Bila ada kelainan tertentu, dapat terdengar
perubahan suara perkusi seperti hipersonor pada
pneumotoraks, atau pekak pada efusi pleura.
Auskultasi
Bila lesi minimal, tidak ditemukan kelainan
Bila lesi luas, dapat ditemukan kelainan berikut:
Ronki basah kasar terutama di apeks paru, suara
napas melemah atau mengeras, atau stridor.
suara napas bronkhial/amforik/ronkhi basah/suara
napas melemah di apeks paru.
Kenali
Musuhmu
(M.tuberculosis)
M. tuberculosis
Dinding sel kaya dengan Lipids
Epidemiological Sequence of TB
Causal Agent
- Mycobacterium tuberculosis complex
-Tahan terhadap:
dingin,
Daerah bersalju dan
Benda yang sudah mati
Epidemiological Sequence of TB
Causal Agent
- Mycobacterium tuberculosis complex
.
Epidemiological Sequence of TB
Causal Agent
Kavitas
Tekanan parsial O2 yang tinggi
Epidemiological Sequence of TB
Causal Agent
- Mycobacterium
tuberculosis complex
- Dapat hidup
menyesuaikan diri
dengan media
atau lingkungan
15 million
12 hours
Speaking
0-200 bacilli
Coughing
0-3.500 bacilli
Sneezing
4.500- 1.000,000 bacilli
Penularan Tuberkulosis
Penularan MTb terjadi melalui udara (airborne)
yang menyebar melalui partikel percik renik
(droplet nuclei) saat seseorang batuk, bersin,
berbicara, berteriak atau bernyanyi.
Percik
Penularan TB
Penularan TB
Penularan TB
Penularan TB
Droplet nuclei
Perjalanan AerosolM.tb
Droplet ukuran besar akan segera jatuh
100 m
Evaporation
ke bawah
Droplets <100 m
jatuh<1 meter sebelum
evaporasimenjadi
ukuran1-10 m
Droplet kecil berbentuk
droplet nuclei of 1-5 m
5 m
dapat terinhalasi dan berdiam
di ruang udara distal
Droplet nuclei bersifatairborne
ISTC Training Modules 2009
Droplet Nuclei
Sekali batuk akan
menghasilkan 500 droplets
Rata rata pasien TB
memproduksi 75,000
droplets
per hari sebelum
pengobatan
Dalam 2 minggu pengobatan yang efektif
jumlah terjadi penurunan sampai 25 droplet
Situasi Indonesia
Jumlah pasien urutan ke 4 di dunia
Estimasi WHO : 450,000 kasus
baru/tahun
67,000 kematian/tahun
Ko-infeksi TB- HIV: 0.9%
MDR-TB: 1.8% ( kasus baru) dan
12% (kasus pengobatan ulang)
DOTS
(Directly Observed Treatment
Short Course)
DOTS dalah suatu strategi atau
cara penanggulangan TB
Yaitu: pengobatan TB
menggunakan rejimen jangka
pendek ( 6 bulan ) dengan
pengawasan langsung.
Bukan berarti obat gratis atau obat
program
the 5 elements of
do+s
Komitmen politis
Ketersediaan
OAT bermutu
Diagnosis
bakteriologis
bermutu
WHA 1991
Directly Observed
Treatment Short-course
jgk pendek
dg pengawasan langsung
1. KOMITMEN POLITIS
Komitmen petugas yang melayani pasien TB:
2. DIAGNOSIS DENGAN
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya
dengan foto toraks saja tetapi harus
melakukan pemeriksaan dahak secara
bakteriologis (BTA, Xpert MTB/RIF,
kultur)
Mengikuti standar ISTC dan Pedoman TB
Nasional
Masuk jejaring DOTS bila tidak ada fasilitas di
tempat praktik
4. KETERSEDIAAN OBAT
Pastikan obat yang diresepkan
tersedia di pasaran dan mudah
diakses oleh pasien.
Bila memakai obat program, ada
aturan tertentu yang harus diikuti
(mengisi TB 01, SITT)
Obat harus tersedia
berkesinambungan sepanjang
pengobatan pasien
5. PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Setiap kasus harus ada pencatatan
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Catat perkembangan klinis, rejimen
obat,efek samping dan lain lain
Pencatatan dan Pelaporan di
Puskesmas sudah sangat baik
Prinsip Pengobatan
OAT dalam bentuk paduan
obat adekuat , dosis tepat.
Kombinasi Dosis Terpadu
(KDT) lebih menguntungkan
untuk me kepatuhan,
sehingga dianjurkan.
Pengobatan sesuai
klasifikasi dan tipe pasien
Melakukan pengawasan
langsung dengan PMO
Pengobatan TB diberikan
dalam 2 tahap, yaitu tahap
awal dan lanjutan
OBAT ANTI TB
LINI PERTAMA FIRST CHOICE
Rifampisin (R)
Isoniazid (H)
Pirazinamid (Z)
Etambutol (E)
Streptomisin (S)
Streptomisin
INH
Rifampisin
Etambutol
Pirazinamid
+++
++
++
+
0
pH netral
0
+
+
+
++
0
+
+
0
0
(sumber Grosset, 1978)
Activities of Antituberculosis
Drugs
Drug
Early
bactericidal
activity
Preventing
drug
resistance
Sterilizing
activity
Isoniazid
++++
+++
++
Rifampicin
++
+++
++++
Pyrazinamide
+++
Streptomycin
++
++
++
Ethambutol
++
++
Highest ++++
ISTC Training Modules 2008
High +++
Intermediate ++
Low +
Kategori -2
Pasien dengan
riwayat pengobatan
sebelumnya
Pasien kambuh
Pasien default (lalai)
Pasien gagal
pengobatan
2 RHZE/ 4RH
2 RHZE/ 4 R3H3
Pasien dengan
riwayat pengobatan
sebelumnya
Pasien kambuh
Pasien default (lalai)
Pasien gagal
pengobatan
2 RHZES/ 1 RHZE/ 5 R3H3E3
2 RHZES/ 1 RHZE/ 5 RHE
PEMANTAUAN PENGOBATAN
Tujuan Pemantauan
Melakukan
Menilai respons
pengobatan
Identifikasi dan
penanganan efek
samping
Identifikasi dan
penanganan komplikasi
Penilaian klinis
(anamnesis dan
pemeriksaan fisis)
Pemeriksaan
mikrobiologis
Pemeriksaan radiologis
(bila ada
indikasi/fasilitas)
Thank you
Question ?
erlina_burhan@yahoo.com