Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi dari impaksi gigi molar 3 dibagi menjadi 4 grup, yaitu :

A. Simptomatik dan terdapat kelainan


Klasifikasi ini adalah klasifikasi yang umum dan diakui mudah. Pasien pada
klasifikasi ini memiliki gejala seperti nyeri yang berat, edema atau trismus. Pada
pemeriksaan fisik dan radiografi mungkin menunjukkan adanya perikoronitis akut,
karies gigi, infeksi lokal atau yang menyebar ke ruang fasia atau kombinasi dari
sebelumnya.
- Perikoronitis
Perikoronitis adalah inflamasi ringan sampai sedang pada jaringan lunak yang
mengelilingi sebagian gigi yang erupsi, dan 25% - 30% dari gigi molar tiga yang
-

impaksi diekstraksi karena perikoronitis akut atau rekuren.


Karies Gigi
Karies gigi dapat terjadi pada pasien yang sulit mencapai salah satu regio di gigi
secara adekuat. Menurut Nordenram dkk, karies menyumbang 15% dari ekstraksi

gigi molar tiga.


Infeksi
Perikoronitis atau kasies yang telah menyebabkan nekrosis pada pulpa dapat
menjadi infeksi lokal atau menyebar pada ruang fasia.

Pengobatan gigi molar tiga pada klasifikasi ini berfokus pada peyakit yang ada pada
pasien. Pilihan terapi yang digunakan antara lain adalah pemulihan gigi, terapi
periodontal, dan perawatan kebersihan, atau ekstraksi. Klinisi harus menyesuaikan
perawatan untuk setiap pasien, dengan mempertimbangkan kemampuannya dalam
meningkatkan higine, akses gigi untuk restorasi, status erupsi, fungsi, resiko
kerusakan struktur sekitarnya, dan pilihan dari pasien.
B. Simptomatik dan tidak terdapat kelainan
Klasifikasi ini adalah yang jarang ditemukan dibandingkan klasifikasi lain, dan
pengklasifikasian pada kelompok ini lebih sulit. Contoh klinis yang dapat ditemui
antara lain nyeri pada kuadran posterior yang tidak jelas dari gigi molar ketiga sampai
erupsi, dan posisi yang fungsional. Gigi molar tiga lain yang diklasifikasikan pada
grup B ini terletak di kuadran myofascial atau deafferentiated (atipikal) nyeri.
Praktisi perlu menjelaskan kepada pasien manfaat dan alternatif dari ekstraksi gigi
molar ketiga ini, terutama jika praktisi tidak dapat secara langsung menemukan
sumber dari gejala yang ada.
C. Asimptomatik dan terdapat kelainan
Pasien dengan impaksi gigi molar tiga yang termasuk dalam klasifikasi ini tidak
menunjukkan gejala, namun terdapat kelainan.

Periodonitis
Patologi periodonitis dapat dikaitkan dengan asimptomatik dari gigi molar ketiga.
Pada awalnya, 82 dari 329 pasien yang tidak menujukkan gejala (25%) terdaftar
dalam satu studi prospektif memiliki setidaknya satu Probing deepth (PD) dengan
minimal 5 milimeter pada gigi molar tiga, distal dari molar dua, atau sekitar gigi
molar tiga dengan kehilangan perlekatan minimal 1 mm pada setiap pasien.
PD yang lebih dalam dari 5 mm, dihubungkan dengan kehilangan perlekatan
minimal 2 mm pada 80 dari 82 pasien (98%). White et all, melaporkan bahwa
pasien yang tidak memiliki gejala dengan PD minimal 5mm pada gigi molar
ketiga dan berhubungan dengean kehilangan perlekatan periodontal memiliki
kadar mediator inflamasi yang meningkat dibandingkan dengan pasien dengan
PD yang kurang dari 5mm.
Temuan klinis yang ditemukan adalah peningkatan PD periodontal dan kehilangan
perlekatan periodontal, ditambah adanya kolonisasi patogen periodontal,
mendukung konsep bahwa perubahan klinis dan perubahan mikroba berhubungan
dengan inisiasi periodonitis yang dapat merupakan manifestasi utama pada regio
gigi molar tiga pada dewasa muda. White et all melaporkan bahwa, partisipan
dengan PD minimal 4mm di regio molar tiga atau dasar molar orange dan
merah

memiliki paling sedikit 105 bakteri

pada kompleks periodontal,

kemungkinan dari penyakit periodontal yang berkembang di gigi molar tiga


meningkat secara signifikan. (Komplek mikroorganisme Merah termasuk
Bacteroides forsythus, Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola;
komplek mikroorganisme Orange

termasuk Prevotella intermedia dan

Campylobacter rectus). Gigi molar tiga yang tampak pada dewasa muda secara
signifikan berhubungan dengan penyakit inflamasi periodontal pada gigi selain
gigi molar tiga.
-

Karies
Para peneliti di studi prospektif oklusal karies pada pasien dengan asimptomatik
impaksi gigi molar tiga dilaporkan terjadi peningkatan frekuensi karies sejalan
dengan bertambahnya usia dan peningkatan erupsi gigi molar tiga. Shugars et all
melaporkan bahwa 28% pasien tanpa gejala memiliki paling sedikit satu karies
oklusal pada gigi molar tiga (39% pada pasien usia 25 tahun). Mandibula gigi
molar tiga lebih sering dipengaruhi dibandingkan maxila gigi molar tiga. Data dari
6.793 peserta di study Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) yang

menjalani pemeriksaan klinis penyakit periodontal dan karies koronal,


mengatakan bahwa kurang dari 2% pasien pada usia pertengahan dan usia lebih
tua dengan gigi molar tiga yang terlihat, terbebas dari karies koronal dan kelainan
patologi peodontal.
-

Kista atau tumor yang berhubungan dengan gigi


Kista atau tumor odontogenik terjadi pada beberapa pasien dengan impaksi gigi
molar tiga, meskipun relatif jarang. Banyak pasien tidak menunjukkan gejala, dan
kista atau tumor ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan panoramik.
Perubahan kistik dapat ditemui pada pemeriksaan histopatologi dari jaringan
lunak yang berhubungan dengan impaksi gigi molar ketiga, terutama pada pasien
yang berusia lebih dari 20 tahun.

Tatalaksana impaksi gigi molar tiga pada grup C ini juga berfokus pada mengatasi
penyakit. Pilihan terapi antara lain pemulihan gigi, terapi periodontal, dan perwatan
higienitas, atau ekstraksi.
D. Asimptomatik dan tidak terdapat kelainan
Keputusan klinis untuk memasukkan pasien pada kelompok ini, agak beresiko. Pasien
dengan impaksi gigi molar tiga yang tidak memiliki gejala dan tidak terdapat kelainan
adalah kelaianan yang jarang. Kinard dan Dodson melakukan studi, hasil studi
menunjukkan bahwa pada 29 peserta (11,6%) menunjkkan semua gigi molar ketiga
tidak menunjukkan gejala dan tidak terdapat kelainan. Sebagian besar impaksi gigi
molar ketiga yang termasuk dalam klasifikasi ini tererupsi secara menyeluruh di
dalam mulut atau terbungkus di dalam tulang. Belum ada evidence yang mendukung
untuk mempertahankan atau menghilangkan gigi molar ketiga, klinisi harus melihat
kembali resiko dan keuntungan dari ekstraksi dan retensi, dan mempertimbangkan
resiko dan manfaat untuk pasien.
Resiko dan biaya ekstraksi gigi molar ketiga tercatat dengan baik. Komplikasi yang
dapat terjadi antara lain osteitis lokal, cedera nervus trigeminal, infeksi post operasi,
perdarhan, defek periodontal, komunikasi oroantral, dan fraktur di tuberositas maxilla
atau mandibula. Biaya langsung untuk perwatan dan waktu yang hilang di hari kerja
atau sekolah juga dipertimbangkan.
Implikasi untuk mempertahankan gigi molar tiga pada klasifikasi ini kurang
didokumentasikan. Hasil dari penelitian kohort pasien yang terpilih untuk

mempertahankan gigi molar ketiga sering dan tidak terprediksi mengubah status
periodontalnya, berpengaruh terjadi karies pada gigi molar kedua, dan posisinya dan
status erupsi. Gigi molar ketiga yang dipertahan yang tidak menunjukkan gejala pada
evaluasi seringkali diekstraksi. Meskipun tidak menunjukkan gejala, namun memiliki
kemungkinan yang besar untuk terjadi kelainan pada waktu yang lebih lanjut,
sehingga diperlukan pengawasan secara aktif, dan menentukan program follow up dan
penilaian ualng secara berkala ketika menunjukkan gejala. Grup D dari impaksi gigi
molar ini akan tetap dalam grup D atau dapat berkembang menjadi grup B kemudian
menjadi grup A. Menunda untuk memberikan terapi dapat menyebabkan progresifitas
dari penyakit.
Beberapa situasi dapat timbul dan berkembang menjadi karies gigi molar ketiga atau
penyakit periodontal yang memerlukan ekstraksi gigi molar ketiga pada grup ini.
-

Non fungsional
Dalam kasus ini, dimana erupsi dan erupsi maksilaris pada gigi mlar ketiga tidak
dapat dicegah, apakah karena agenesis atau ekstraksi gigi lebih awal,
kemungkinana untuk terjadi supraerupsi dari waktu ke waktu dapat menajdi
indikasi untuk ekstraksi gigi molar ketiga pada rahang atas.

Removable Prostetic
Impaksi pada gigi molar ketiga pada daerah yang akan diekstraksi dan digantikan
akan diletakkan pada 1-2 mm diantara tulang dan gigi dan protesis untuk
menghindari iritasi, paparan gigi ke kavum oral, dan infeksi berikutnya.

Indikasi ortodentik
Menghilangkan gigi molar ketiga untuk alasan orthodentik dibenarkan apabila
gigi molar ketiga mengerupsi gigi molar kedua atau apabila mempengaruhi gigi
terdekat. Evidence menunjukkan bahwa menghilangkan gigi molar etiga dapat
mencegah crowding pada lengkung mandibula atau mencegah kekambuhan pasca
orthodontik, dan hasil yang didapat masih menjadi kontroversial.

Operasi Orthogantik yang terencana


Dokter haris mempertimbahngkan untuk ekstraksi gigi molar ketiga lebih awal
untuk mencegah pada osteotomi. Ramus sagital osteotomi yang terpecah secara
umum lebih terprediksi pada kasus dengan gigi molar ketiga yang tidak pada
tempatnya, dan fiksasi yang kaku dapat dioptimalkan karena ample sound bone.

Anda mungkin juga menyukai