Anda di halaman 1dari 3

3.

Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Gastrointerstinal


A. Saraf
Faktor yang terlibat dalam pengaturan fungsi saluran pencernaan adalah pleksus
saraf intrinsik. Terdapat 2 jaringan serat saraf yang membentuk pleksus saluran
cerna, yaitu pleksus meintrikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot
sirkuler, sedangkan opleksus sub mukosa terdapat pada lapisan sub mukosa. Pada
manusia system ini terdiri dari 100 juta neuron sensorik, interneuron, dan neuron
motoric yang sama banyaknya dengan jumlah neuron diseluruh medulla spinalis
sehingga dapat dianggap sebagai SSP. Pada saluran pencernaan memiliki system
saraf intermural sendiri, yang mengandung neuron sebanyak di korda spinalis,
sehingga saluran ini memiliki kemampuan yang cukup untuk mengatur dirinya
sendiri. Pleksus intrinsik mempengaruhi semua aktivitas saluran pencernaan
melalui persarafan sel-sel otot polos sel-sel eksokrin dan endokrin saluran
pencernaan, pleksus ini secara langsung mempengaruhi motilitas saluran
pencernaan, sekresi getah dan hormone pencernaan.
Saraf ektrinsik merupakan saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan
mempersarafi berbagai organ pencernaan yaitu serat saraf dari kedua cabang
system saraf otonom. Araf otonom mempengaruhi moilitas dan sekresi saluran
pencernaan melalui modifikasi aktivitas yang sedang berjalan di pleksus
intrinsik, sehingga mengubah tingkat sekresi hormone saluran pencernaan. Saraf
simpatis pada saluran pencernaan cenderung menghambat kontraksi dan sekresi
hormone pencernaan. System saraf parasimpatis mendominasi pada saat situasi
tenang pada aktivitas yang bersifat pemeliharaan, misalnya seperti pencernaan
dapat berlangsung secara optimum.
B. Hormonal Pencernaan
di dalam mukosa bagian tertentu terdapat sel-sel kelenjar endokrin yang
mengeluarkanhormon ke dalam darah jika mendapat rangsangan yang sesuai.
Atas dasar kemiripan structural dan kemiripan fungsi, bebrapa hormone
pencernaan ini dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok
gastrin yang terdiri dari gastrin dan kolesistokinin dan kelompok sekretin yang
terdiri dari sekretin, CCK, sekretin, dan GIP yang terintegrasi dalam
mempermudah pencernaan dan penggunaan zat-zat makan yang diserap.
Berbagai hormone pencernaan tersebut diangkut oleh darah ke bagian lain

saluran pencernaan, tempat mereka menimbulkan pengaruh eksitatorik atau


inhibitorik pada sel otot polos atau kelenjar eksokrin. Hormon-hormon yang
terlibat dalam pengaturan motilitas gastrointerstinal di antaranya :
1. Kolesitokinin : disekresikan oleh sel I dalam mukosa duodenum dan jejunum
sebagai respon terhadap pemecahan produk lemak, asam lemak dan
monogliserid dalam usus.
Efeknya: kontraksi kandung empedu, menghambat motilitas lambung agar
empedu mengemulsikan lemak dan memberi cukup waktu untuk pencernaan
lemak di usus bagian atas.
2. Sekretin : disekresi oleh sel S dalam mukosa duodenum sebagai respon
terhadap asam lambung.
Efeknya: penghambatan (ringan) terhadap motilitas sebagian besar traktus
gastrointestinal.
Peptida penghambat asam lambung : disekresikan oleh mukosa usus halus
bagian atas sebagai respon terhaadap asam lemak dan asam amino dan sedikit
pada karbohidrat. Efeknya: sedikit menurunkan aktifitas motorik lambung,
memperlambat pengosongan isi lambung.
C. System Lokal
System lokat yang berperan pada gastrointerstinal adalah otot polos. Aktifitas
atau pergerakan otot polos tersebut dipengaruhi oleh aktifitas potensial listrik
yang telah teratur sedemikian rupa, sehingga tanpa kita sadari system ini bekerja
dengan sempurna. Aktifitas ini cenderung memilki dua tipe dasar gelombang
listrik, yaitu gelombang lambat dan gelombang paku. Sebagian otot polos
merupakan sel pemacu yang tidak memiliki potensial istirahat yang konstan.
Jenis aktivitas yang paling menonjol pada otot polos pencernaan adalah potensial
gelombang lambat. Aktifitas listrik tersebut meliputi .
A. Faktor yang menimbulkan Depolarisasi membrane (membuat lebih mudah
dirangsang) :
a. Peregangan otot.
b. Perangsangan oleh asetilkolin.
c. Perangsangan oleh saraf parasimpatis yang mensekresi asetilkolin.
d. Perangsangan oleh hormone gastrointestinal spesifik.
B. Faktor yang menimbulkan Hiperpolarisasi membrane (membuat serat otot
kurang mudah dirangsang) :
a. Pengaruh norepinefrin / epinefrin pada membrane otot.
b. Perangsangan saraf-saraf simpatis yang mensekresi norepinefrin.

Sumber
Ginting, A. 2008. Pengaturan Proses Gastrointerstinal. Universitas Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai