Anda di halaman 1dari 4

A.

MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM


1. Pengukuran tegangan tinggi DC dengan berbagai macam elektroda.
2. Mengetahui karakteristik tegangan dadal sela udara dengan berbagai
macam elektroda.

B. RANGKAIAN ALAT
Peralatan yang dipergunakan UGM EL 041 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Transformator pengujian
Panel kontrol operasi
Kabel-kabel penghubung
Tongkat pentanah
Berbagai macam elektroda
Dudukan elektroda
Dioda
Multiplier
Smoothing kondensor

Diagram Untai :

C. DASAR TEORI
Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan
rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga
jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam pengujian tegangan tinggi, yaitu
tegangan tinggi bolak-balik, tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi impuls.
Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk mengetahui apakah
peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan
kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut.
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti
studi tentang korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik,

proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang
mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi
dengan maksud sebagai berikut:
1. Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai
usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah.
2. Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang
telah dikurangi volume isolasinya.
3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan
untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.
4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka
mengurangi kerugian semasa pemeliharaan
Rangkaian pembangkit tegangan tinggi DC pada dasarnya sama dengan
rangkaian pembangkit tegangan tinggi AC. Yang membedakannya disini adalah
digunakannya dioda untuk menyearahkan tegangan tinggi AC yang dihasilkan
oleh trafo dan juga digunakan kapasitor untuk memperhalus gelombang
tegangannya.
Tegangan suplai 220 V AC dihubungkan dengan regulator tegangan yang
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Dengan menaikkan dan
menurunkan tegangan input dari regulator akan kita dapatkan tegangan yang
kita inginkan. Setelah keluar dari regulator, tegangan mulai menyuplai trafo .
Trafo yang digunakan memiliki perbandingan 220 V/50 KV. Keluaran dari trafo ini
adalah tegangan AC yang memiliki tegangan maksimal sebesar 50 KV.
Sekeluarnya dari trafo, tegangan AC disearahkan dengan dioda sehingga
menghasilkan

tegangan

DC

setengah

gelombang

yang

kemudian

akan

diperhalus menggunakan kapasitor.


Penerapan tegangan tinggi DC dalam laboratorium dapat digunakan untuk
pengujian isolasi susunan kapasitif, pengujian kapasitor, atau isolasi kabel serta
penelitian terhadap gejala fisik dari peluahan dan perilaku dielektrik.
Pembangkitan

tegangan

tinggi

DC

dalam

laboratorium

umumnya

menggunakan penyearah semikonduktor atau katup tabung hampa.


Sebagaimana sela bola pada percobaan Unit 1, sela bola juga dapat
digunakan untuk pengukuran tegangan tinggi DC. Faktor koreksi ( = densitas
udara) dapat dihitung dengan rumus:

0,386 b
273+t

dengan :

b = tekanan udara (mmHg)


t = temperatur udara (C)

D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Pastikan peralatan terhubung sesuai dengan untai skema. Untuk polaritas
negatif, arah dioda dibalik (dicoba beberapa kali pengujian sebagai
pembanding).
2. Catat kondisi lingkungan: temperatur t

(C), tekanan b (mBar), dan

kelembaban h (%). Jika mengalami perubahan dicatat.


3. Atur jarak sela bola /elektroda s (mm)
4. Masukkan saklar utama NFB1, pilot lamp S2, menyala, tekan push button
ON, lampu merah menyala.
5. Putar perlahan-lahan SVR (Slidding Voltage Regulation) sampai terjadi
lompatan bunga api (tegangan dadal).
6. Catat tegangan primer trafo, tegangan tembus efektif atau sekunder trafo.
Ambil beberapa sampel (3 sampai 5 kali) untuk jarak sela yang sama.
Catat tegangan DC (KV).
7. Ulangi percobaan untuk jarak sela yang berbeda-beda dan elektroda yang
berbeda pula.
8. Catat spesifikasi elektroda.

I. REFERENSI
1. Naidu, M.S., Kamajaru, V. (1996). High Voltage Engineering : McGraw-Hill
Education.
2. Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi; Dieter Kind; Penerbit
ITB, Bandung; 1993.
3. Teknik Tegangan Tinggi; Artono Aris Munandar; Pradnya Paramita;
Jakarta; 1978.
4. Extra High Voltage A.C. Transmission Engineering; Rakosh Dasd
Begamudre; Wiley Eastern Limited; India; 1987.
5. Panduan Praktikum Teknik Tegangan Tinggi : Peralatan Eks Jepang UGMEL 041; Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi, Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta, 2000.
6. Efek Kelembaban dan Suhu Udara Terhadap Tegangan Gagal pada
Berbagai Jenis Permukaan Elektroda; Sri Nugraha, T. Haryono; SNWTT II;
Yogyakarta; November 1999.

Anda mungkin juga menyukai