Abstrak
Inkontinensia urin merupakan keluhan yang sering dialami lansia. Tingginya angka kejadian
inkontinensia urin menyebabkan perlunya penanganan dengan latihan kegel yang bertujuan untuk
membangun kembali kekuatan otot dasar panggul. Tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas
latihan kegel terhadap penurunan gejala inkontinensia urin pada lansia. Desain penelitian adalah
quasy-experiment. Penetapan sampel menggunakan teknik purposiv sampling diperoleh 13 orang
intervensi dan 13 orang kontrol. Hasil analisa data menunjukkan bahwa gejala inkontinensia urin
sebelum latihan kegel pada kelompok intervensi sebanyak 53,8% ringan dan 46,2% sedang.
Sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 61,5% ringan dan 38,5% sedang. Setelah dilakukan
intervensi, gejala inkontinensia urin pada kelompok intervensi sebanyak 100% ringan sedangkan pada
kelompok kontrol 61,5% ringan dan 38,5% sedang. Hasil uji paired t-test pada kelompok intervensi
menunjukkan bahwa gejala inkontinensia urin berbeda antara pre-post latihan kegel ( t= 17,725, p=
0,000). Selanjutnya dengan uji independent t-test, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penurunan
gejala inkontinensia urin pada kelompok intervensi berbeda dengan kelompok kontrol (t= -3,215,
p=0,004). Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan kegel efektif terhadap penurunan gejala
inkontinensia urin pada lansia. Dengan demikian perawat dapat mengajarkan latihan kegel sebagai
intervensi nonfarmakologis untuk mengatasi inkontinensia urin.
37
Kelompok
intervensi
Kelompok
kontrol
7
6
0
53,8
46,2
0
8
5
0
61,5
38,5
0
38
Kelompok
intervensi
f
%
Kelompok
kontrol
f
%
13
0
0
8
5
0
100
0
0
61,5
38,5
0
Mean
difference
5,538
0,385
17,725
1,806
0,000*
0,096
Kont
rol
Mean
Differe
nce
pre
Mean
24,62
Mean
22,46
2,154
2,038
0,054
post
19,08
22,08
-3,000
-3,215
0,004*
39
inkontinensia
urin
sedang
38,5%
sedangkan gejala inkontinensia ringan
sebanyak
61,5%.
Persentase
ini
menunjukkan bahwa klasifikasi gejala
inkontinensia urin pada kelompok kontrol
tidak mengalami penurunan, hal ini terjadi
karena pada kelompok kontrol tidak
diberikan intervensi apapun seperti
intervesi latihan kegel yang dilakukan
pada kelompok intervensi. Hal ini
menunjukkan bahwa inkontinensia urin
yang tidak diatasi dapat membuat kondisi
inkontinensia
tidak
berubah
atau
mengalami
juga
akan
mengalami
peningkatan gejala.
Perbedaan
klasifikasi
gejala
inkontinensia urin pre dan post pada
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
Hasil uji statistik paired sample t
test diperoleh nilai mean pada klasifikasi
gejala inkontinensia urin pre dan post
intervensi latihan kegel adalah 5,538, nilai
t ebesar 17,725 dan p = 0,000 (p<0,05)
artinya terdapat perbedaan klasifikasi
gejala inkontinensia urin sebelum dan
sesudah diberikan intervensi latihan kegel
pada kelompok intervensi. Hasil ini
didukung oleh pendapat Pujiastuti (2003)
yang menjelaskan bahwa Kegel exercise
adalah latihan kontraksi otot dasar
panggul secara aktif yang bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan otot dasar
panggul. Sedangkan menurut Nursalam
(2007), latihan kegel merupakan aktivitas
fisik yang tersusun dalam suatu program
yang dilakukan secara berulang-ulang
guna meningkatkan kebugaran tubuh.
Latihan kegel sangat bermanfaat
untuk menguatkan otot rangka pada dasar
panggul, sehingga memperkuat fungsi
sfingter eksternal pada kandung kemih.
Latihan
otot
dasar
panggul
ini
diperkenalkan oleh Kegel untuk pasca
melahirkan.
Latihan
ini
terus
dikembangkan dan dilakukan pada lansia
yang mengalami masalah inkotinensia
stress dan inkontinensia urgensi. Latihan
Kegel bisa memperbaiki fungsi otot
panggul, memberikan bantuan yang
signifikan dari rasa sakit vestibulitis
40
41
42