ANALISIS KEBIJAKAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1691 TAHUN 2011
TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Dosen Pengampu:
(201212002)
2.
(201212010)
3.
Enrick Adam R.
(201212018)
4.
Muhammad Jarno
(201212026)
5.
Rasita Larasati
(201212034)
MAKALAH
HALAMAN JUDUL
ANALISIS KEBIJAKAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1691 TAHUN 2011
TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Dosen Pengampu:
(201212002)
2.
(201212010)
3.
Enrick Adam R.
(201212018)
4.
Muhammad Jarno
(201212026)
5.
Rasita Larasati
(201212034)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selalu melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya kepada seluruh hamba-Nya. Sehingga Makalah ini bisa
penulis selesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini membahas tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa isi atau makna dari kebijakan
tersebut dan bagaimana pengaplikasiaannya di masyarakat.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Admnistrasi Kebijakan Rumah Sakit pada program studi S-1 Administrasi Rumah
Sakit. Semoga makalah ini mampu memenuhi penilaian dari dosen pengampu.
Penulis tidak akan lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang berkenan membantu atas terselesainya makalah ini. Pihak yang penulis
maksud adalah dosen pengampu ibu Andini Yulina Pramono, SKM.,MARS,
kepada sumber-sumber materi yang berkenan memberi atau membagikan
informasinya, dan teman-teman mahasiswa STIKES. Semoga pihak yang
membatu terselesainya makalah ini mendapatkan pahala yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulisan makalah ini tak akan luput dari kesalahan. Oleh karena itu, saran
dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempunaan makalah ini akan
penulis terima dengan senang hati. Sebagai sesama mahluk sosial kita diwajibkan
untuk berbagi saran atau ilmu kepada sesama, atas ilmu yang kita dapatkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
I.1.
I.2.
I.3.
I.3.1.
Tujuan .............................................................................................. 2
I.3.2.
Manfaat ............................................................................................ 3
II.2.
Tujuan Kebijakan................................................................................ 4
II.3.
II.4.
II.5.
II.5.1.
II.5.2.
Kesimpulan ....................................................................................... 26
III.2.
Saran ................................................................................................. 27
iii
DAFTAR LAMPIRAN
No
1
Judul Lampiran
PERATURAN
MENTERI
KESEHATAN
Halaman
REPUBLIK
iv
30
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan
dalammendukung
Penyelenggaran
pelayanan
penyelenggaraan
kesehatan di
rumah
upaya
kesehatan.
sakit
mempunyai
I.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditarik sebuah rumusan masalah.
1. Termasuk tujuan kebijakan apa Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit ini ?
2. Termasuk jenis kebijakan apakah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit ini ?
3. Perundang-undangan manakah yang berhubungandenganPeraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini?
4. Bagaimana pengaplikasian Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit ini di masyarakat ?
I.3.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui sifat dari tujuan kebijakan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini
2. Untuk mengetahui jenis dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini
3. Untuk
mengetahui
perundang-undang
manakah
yang
I.3.2. Manfaat
Kegiatan analisis Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit ini dimaksudkan untuk memahami isi dari peraturan
dan membandingkan pengaplikasian isi kebijakan di masyarakat
apakah sudah sesuai dengan kebijakan atau masih terdapat banyak
kasus tentang keselamatan pasien di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Nama Peraturan Perundangan
Sehubungan dengan banyak sekali masalah yang ada di rumah sakit
berkaitan dengan keselamatan pasien di rumah sakit yang berkaitan
dengan Pasal 43 dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan perlu
menetapkan atau membuat suatu kebijakan tentang keselamatan pasien di
rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat
maka pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu
dilakukan. Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan
keselamatan pasien tersebu maka dibuat dan disahkanlah Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, untuk memberikan perlindungan
kepada pasien di rumah sakit dan mengatur kebijakan atau sistem yang ada
di rumah sakit.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi: assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
1. Distributif
Distributif
adalah
tujuan
kebijakan
yang
bersifat
Pasien
menyelenggarakan
Rumah
pelayanan
Sakit
rumah
sakit
yang
berhubungan
harus
dengan
standar
keselamatan
pasien,
rumah
sakit
2. Regulatif
Regulatif adalah tujuan kebijakan yang bersifat membatasi
atau mengatur sebuah aktivitas. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/ Menkes/ Per/
Viii/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada pasal 5,
pasal 7 dan pasal 8 yang berhubungan dengan pembatasan dan
peraturan. Pembatasan dan peraturan di kebijakan ini ditujukan
kepada sistem pelayanan yang ada di rumah sakit agar lebih
memperhatikan keselamatan pasien yang berhubungan dengan hak
asasi setiap manusia yang dimaksudkan kepada pasien.
3. Dinamisasi
Dinamisasi adalah tujuan kebijakan yang menggerakkan
Sumber Daya yang dihendaki zona industri. Zona industri yang
dimaksud pada kebijakan ini adalah dilingkungan rumah sakit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/ Menkes/ Per/ Viii/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pada kandungan kebijakan ini rumah sakit dan tenaga
kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan program
dengan mengacu pada kebijkan. Berhubungan dengan sumber daya
manusia sesuai dengan Pasal 5 yang menyebutkan Rumah sakit
dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib
melaksanakan
program
dengan
mengacu
pada
kebijakan
1. Distributif
Menurut James, E. Anderson Kebijakan distributis adalah kebijakan
yang
Rumah
Sakit
wajib
menerapkan
Standar
Keselamatan
2. Redistributif
Menurut James, E. Anderson Kebijakan Redistributif adalah
kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau
hak-hak di antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Di peraturan
ini kebijakan Redistributifyang dimaksud ialah jenis kebijakan
berhubungan dengan upaya pemerintah untuk memberikan hak-hak
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai SOP. Berhubungan dengan
isi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/
Menkes/ Per/ Viii/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada
pasal 8 ayat 1 dan 2 Setiap Rumah Sakit harus mengupayakan
pemenuhan Sasaran KeselamatanPasien. Sasaran Keselamatan Pasien
tersebut meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut ketepatan
identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan
kemanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepatprosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh.
3. Regulatori
Menurut James, E. Anderson Kebijakan Regulatori adalah
kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku
Sasaran
ayat 1 merupakan
peraturan
10
terkait
dengan
kebijakan
dan
11
evaluasi
tentang
terapan
12
sasaran
keselamatan
pasien
terlampir
dalam
Peraturan
13
staf,
mengintegrasikan
aktivitas
pengelolaan
risiko,
dan
mengevaluasi
kinerja
melalui
pengumpulan
data,
asosiasi
perumahsakitan
dan
organisasi
profesi
14
15
solusi
atas
memberikan
umpan
balik
16
17
Kasus 3: Usai Operasi Anak 14 Tahun Tewas Usus Dipotong 1,2 Meter
pengobatan
bermula
terjadi
karena
adanya
18
lithium
per
kapsul.Kesalahan
ini
mengakibatkan
korban
mengkonsumsi lithium karbonat perharinya dua kali lipat dari dosis yang
diresepkan.Peningkatan
dosis
lithium
hingga
dua
kali
lipat
ini
19
20
terbuka
dan terjadi
proses
pembelajaran
serta
21
untuk
menjadi
penggerak
dalam
gerakan
Keselamatan Pasien
3) Prioritaskan
Keselamatan
Pasien
dalam
agenda
rapat
22
B. Untuk Unit/Tim:
1) Bentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan isuisu Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada
manajemen yang terkait;
2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses
asesmen risiko rumah sakit;
3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan
akseptabilitas setiap risiko, dan ambillah langkahlangkah yang
tepat untuk memperkecil risiko tersebut;
4) Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan
ke proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.
23
6.
BELAJAR
DAN
BERBAGI
PENGALAMAN
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul. Langkah penerapan:
A. Untuk Rumah Sakit:
1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian
insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
penyebab.
2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas criteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah (root cause analysis/RCA)
yang mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per
tahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
untuk proses risiko tinggi.
B. Untuk Unit/Tim:
1) Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden.
24
7.
MENCEGAH
CEDERA
MELALUI
IMPLEMENTASI
SISTEM
KESELAMATAN PASIEN
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan. Langkah penerapan:
A. Untuk Rumah Sakit:
1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis,
untuk menentukan solusi setempat.
2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (struktur
dan proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis,
termasuk penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
3) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
4) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil
atas insiden yang dilaporkan.
B. Untuk Unit/Tim :
1) Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara untuk
membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
2) Telaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim anda dan
pastikan pelaksanaannya.
3) Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.
25
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari Bab II sudah dibahas panjang lebar mengenai Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/ Menkes/ Per/
Viii/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dapat disimpulkan
antara lain :
1. Tujuan dari pembentukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/ Menkes/ Per/ Viii/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit ada 3 jenis yaitu Distributif,Regulatif, dan
Dinamisasi.
2. Jenis kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tersebut
jenis
kebijakannya
bersifat
Distributive,
26
27
tentang Asosiasi
III.2. Saran
Saran untuk Kementrian Kesehatan atau Dinas kesehatan supaya
lebih mengawasi tentang kebijakan atau sistem yang ada di rumah sakit,
Pendelegasian tanggungjawab untuk pengambilan keputusan penggunaan
28
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI (2006) Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Patienty Safety.
Jakarta: Depkes PG-15
James, E. Anderson. (1979) Public Policy Making. New York : Chapter
KEPUTUSAN
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
29