Anda di halaman 1dari 24

Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS)
Kel. 7
Diah Dewi A.
Sabriyani
Desta M.
Sarrahhumairah

Pendahuluan
SARS adalah penyakit infeksi saluran
napas yang disebabkan oleh virus Corona,
dengan sekumpulan gejala klinis yang
berat.
Berpotensi menyebar sangat cepat,
berimplikasi besar terhadap tenaga
kesehatan
Jenis corona virus (CoV) yang
menyebabkan outbreak pada tahun 2003
adalah virus baru.

Kronologis SARS

Kronologis (lanjutan)

Penularan
Melalui kontak langsung membran
mukosa (mata, hidung dan mulut),
dengan droplet pasien yang terinfeksi
Prosedur aerosolisasi (nebulisasi, intubasi,
suction, dan ventilasi)

Patogenesis dan Patologi

Mengenai saluran napas bawah

Patogenesis melalui 2 fase


1. Fase awal (10 hari pertama), fase akut
yang mengakibatkan diffuse alveolar
damage (DAD) eksudatif.
2. Fase lanjut, DAD terorganisir

Fase awal terjadi selama 10 hari pertama


penyakit, pada fase ini terjadi proses akut
yang mengakibatkan diffuse alveolar
damage (DAD) yang eksudatif. Fase ini
dicirikan dengan adanya infiltrasidari
campuran sel sel inflamasi serta edema
dan pembentukan membrane hialin.

Membran hialin terbentuk dari endapan


protein plasma serta debris nucleus dan
sitoplasma sel sel epitel paru
(pneumonia) yang rusak. Dengan adanya
nekrosis sel sel epitel paru maka barrier
antara sirkulasi darah dan jalan udara
menjadi hilang sehingga cairan yang
berasal dari pembuluh darah kapiler paru
menjadi bebas untuk masuk kedalam
ruang alveolus.

Tetapi, karena keterbatasan jumlah pasien


SARS yang meninggal untuk diautopsi,
maka masih belum dapat dibuktikan
apakah kerusakan epitel paru disebabkan
efek toksik virus secara langsung atau
sebagai akibat dari respon imun tubuh.
Pada tahap eksudatif ini,RNA dan antigen
virus dapat diidentifikasi dari makrofag
alveolar dan sel epitel paru dengan
menggunakan mikroskop electron.

Fase selanjutnya tepat setelah 10 hari


perjalanan penyakit dan ditandai dengan
perubahan pada DAD eksudatif menjadi
DAD yang terorganisir. Pada periode ini,
terdapat metaplasia sel epitel skuamosa
bronkial, bertambahnya ragam sel dan
fibrolisis pada dinding dan lumen
alveolus. Pada fase ini tampak dominasi
pneumosit tipe 2 dengan pembesaran
nucleus, serta nucleoli yang eosinofilik.

Selanjutnya sering kali ditemukan sel


raksasa dengan banyak nucleus
( multinucleated giant cells) di dalam
rongga alveoli. Seperti infeksi CoV
lainnya, maka sel raksasa tersebut
awalnya diduga sebagai akibat langsung
dari CoV SARS

. Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan


imunoperoksidase dan hibridisasiin situ,
didapatkan bahwa CoV SARS justru berada
didalam jumlah yang rendah. Maka
disimpulkan, bahwa pada fase ini berbagai
proses patologis yang terjadi tidak
diakibatkan langsung oleh karena replikasi
virus yang terus menerus, melainkan
karena beratnya kerusakan sel epitel paru
yang terjadi pada tahap DAD eksudatif dan
diperberat dengan penggunaan ventilator.

Manifestasi klinis
Masa inkubasi 1-14 hari (rata-rata 4 hari)
Gejala prodromal : demam, mialgia,
menggigil dan rasa kaku di tubuh, pusing,
nyeri kepsls, malaise.
Batuk kering, nyeri tenggorokan, sekret
hidung berlebih, pada fase ini suara paru
jernih (auskultasi), dan gambaran
radiologis dada normal.

Manifestasi pernapasan
Batuk ditemukan pada 60-85% kasus,
bisa ditemukan ronkhi di basal paru,
jarang wheezing
Awal minggu kedua sesak napas
memburuk, mulai mengganggu aktivitas.
Rontgen : awalnya konsolidasi ruang
udara fokal dan unilateral berlanjut
menjadi multifokal dan menyeluruh

Gambaran CTScan : tampak gbran


brochiolitis obliterans organizing
pneumonia(BOOP)
20-25% mengarah ke gagal napas dan
ARDS
Dapat terjadi pneumothoraks dan
pneumomediastinum spontan.

Manifestasi pencernaan : diare


Hematologis : limfopenia (<1000/mm3),
lekositosis, trombositopenia.
Gangguan hati : peningkatan SGPT
Kardiovaskuler : jarang, bisa terjadi
hipotensi dan takhikardi
Neurologis : epilepsi dan disorientasi
Manifestasi atipik

Pemeriksaan penunjang

Radiologis
Laboratorium
Pemeriksaan spesifik :
1. Pemeriksaan RT-PCR, antigen serum dan
kultur virus
2. Deteksi antibodi terhadap CoV SARS

Diagnosis (kategori WHO 2003)


Saspek SARS
Demam tinggi >38oC dan
Satu atau lebih keluhan pernapasan,
termasuk batuk, sesaknapas dan kesulitan
bernapas, disertai dg satu atau > kelainan
sbb:
Kontak + dalam 10 hari terakhir
Riwayat ke daerah wabah dalam 10 hari terakhir
Bertempat tinggal/pernah tinggal di tempat
wabah

Probable SARS
Kasus suspek ditambah gambaran foto
thoraks pneumonia atau RDS
Atau orang yang meninggal akibat
penyakit saluran napas yang tidak jelas
penyebabnya, pada otopsi tampak
gambaran RDS.

Penatalaksanaan

Suspek SARS
1. Observasi 2x24 jam, perhatikan : (1)
Keadaan umum (2) Kesadaran (3) Tanda
vital
2. Terapi suportif
3. Antibiotika : Amoksilin atau amoksilin +
anti beta laktamase oral ditambah
makrolid

Probable SARS
A. Ringan/ sedang
1.Terapi suportif
2. Antibiotika
Gol. Betalaktam + anti betalaktamase (iv)
ditambah makrolid gen. baru oral, atau
Sefalosporin gen. 2 atau 3 (iv) ditambah
makrolid gen. baru, atau
Fluorokuinolon respirasi (iv) : Moxi, Levo,
Gatifloxacin

B.
1.
2.
3.

Berat (probable)
Terapi suportif
Antibiotik
Kortikosteroid Hidrokortison 4 mg/kgbb
(iv) tapering, atau metilprednisolon (iv)
240-320 mg/hari
4. Ribavirin 1,2 g oral tiap 8 jam atau 88
mg/kg bb iv tiap 8 jam

TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Anda mungkin juga menyukai