MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 4
Alfredo Sihombing
150510120025
Whisnu Bramastyo
150510120092
150510120150
Martin Sianturi
150510120188
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Manajemen Produksi Perkebunan dalam Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Pada makalah ini kami membahas mengenai
manajemen pengolahan limbah pada industri perkebunan tanaman teh. Selain itu, kami juga
membahas jurnal penelitian terkini mengenai manfaat pengolahan limbah hasil industri
perkebunan teh. Makalah ini berjudul Manajemen Pengolahan Limbah Industri Tanaman
Teh (Camellia Sinensis).
Pada penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran yang dapat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Jatinangor,
September 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Limbah Industri Teh........................................................................................................3
2.2 Pengolahan Limbah Teh..................................................................................................4
2.2.1
Limbah Padat.......................................................................................................4
2.2.2
Limbah Cair.........................................................................................................6
2.2.3
Limbah Gas..........................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teh merupakan salah satu jenis bahan minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat
luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Menurut data dari Kemendag (2012),
berdasarkan pertemuan pelaku industri dan pedagang teh diketahui, total produksi teh di
Indonesia sekitar 150 ribu ton per tahun dimana sekitar 75 ribu ton teh produksi dalam
negeri diekspor.
Sejalan dengan perkembangan perdagangan internasional dan meningkatnya masalah
di bidang lingkungan, saat ini konsumen di berbagai negara telah mempertimbangkan
aspek lingkungan terhadap barang yang akan dibeli, disamping persyaratan mutu, harga
dan ketepatan waktu pengiriman. Salah satu cara untuk mendukung program tersebut
adalah dengan menerapkan produksi bersih.
Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah pada
pencegahan terpadu yang diterapkan pada seluruh siklus produksi. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas melalui efesiensi yang lebih baik pada penggunaan
bahan mentah, energi dan air, menjaga kualitas lingkungan melalui pengurangan sumber
penghasil limbah atau emisi, serta mereduksi dampak produk terhadap lingkungan.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam mendukung produksi bersih di
Industri teh adalah pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan dari proses produksi.
Secara umum proses produksi teh meliputi pelayuan, penggilingan, oksidasi (fermentasi),
pengeringan dan pengemasan. Pada setiap proses produksi teh menghasilkan limbah yang
terdiri dari limbah padat, limbah cair dan emisi(gas).
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
bagaimana proses pengolahan limbah yang dihasilkan dari industri perkebunan teh. Selain
itu, diharapkan mahasiswa dapat berfikir bagaimana cara memanaje limbah dari industri
perkebunan teh agar dapat menjadi bermanfaat atau memiliki keuntungan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah Gas
Limbah gas merupakan limbah yang dihasilkan dari hasil pembakaran atau
pengeringan yang menghasilkan gas gas tertentu. Limbah gas juga dapat berupa
asap yang dihasilkan dari heat exchanger baik untuk pelayuan maupun pengeringan
kemudian dibuang langsung ke udara sekitar melalui cerobong asap. Pada industri
pengolahan teh limbah gas dihasilkan dari proses pemanasan saat penyeduhan teh
untuk produksi teh dalam kemasan siap minum. Limbah gas pada industri olahan
minuman teh berupa gas yang dihasilkan saat pemanasan saat proses sterilisasi botol
dan perebusan teh untuk minuman teh dalam kemasan.
Limbah Padat
Limbah padat dari industri teh berasal dari ampas teh yang merupakan sisa dari tiap
tahapan proses produksi. Fluff merupakan hasil sortasi dari pembuatan teh hitam yang
terdiri atas bahan padatan (serat) yang jumlahnya cukup besar, sekitar 1-3% dari
produksi teh yang dihasilkan. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik teh
jumlahnya besar sekitar 400 kg/hari sehingga dalam sebulan diperoleh 12 ton.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Ampas Teh
Zat Gizi
Kandungan %
Bahan Kering
Abu
Lemak Kasar
90,24
5,00
0,42
6
Protein Kasar
Serat Kasar
Tanin
Hemiselulosa
Selulosa
Lignin
Silikia
Sumber: Nurcahyani et al., 2006
18,40
21,73
2,98
8,70
33,54
8,41
1,61
Limbah Cair
Limbah cair industri teh berasal dari penggunaan air dalam sistem prosesnya. Limbah
cair berasal dari sisa-sisa pencucian alat-alat yang digunakan selama proses pencucian
yang biasanya menggunakan soda api. Sedangkan pada industri minuman teh botol,
limbah cair industri minuman teh adalah air bekas dari pencucian botol-botol maupun
lantai dan juga ceceran dari minuman yang tumpah pada saat proses pengolahan teh.
selama
satu
hari.
Mikroorganisme
ditambahkan
untuk
permukaan zat tersebut (Siaka, 2002). Adsorben adalah zat yang menjerap dan zat
yang terjerap disebut adsorbat. Beberapa kegunaan adsorben diantaranya adalah untuk
memurnikan udara dan gas, memurnikan pelarut, penghilangan bau dalam pemurnian
minyak nabati dan gula, penghilangan warna produk - produk alam, serta untuk
penjerap zat warna dalam pengolahan limbah industri tekstil.
Menurut Retnowati (2005), zat warna dalam limbah cair industri tekstil
mengandung logam berat, seperti zat warna amaran yang mengandung merkuri,
arsenat, timah, serta kadmium dengan konsentrasi satu sampai sepuluh ppm. Selain itu
limbah cair industri tekstil juga mengandung biru metilen dimana dalam dosis tinggi
dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri pada mulut dan dada, sakit kepala, keringat
berlebihan, dan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan ampas teh dapat digunakan
sebagai adsorben larutan amaran dan biru metilen untuk mengganti karbon aktif yang
cenderung memakan biaya lebih besar.
3. Pakan Ternak
Peternak dapat memanfaatkan limbah teh hitam sebagai campuran pakan
ternak dalam rangka untuk mengurangi produksi gas metan, khususnya pada ternak
golongan ruminansia. Gas metana dihasilkan dari rumen sebesar 80 95 % dan 5 20
% dihasilkan dari usus besar. Gas ini dikeluarkan melalui mulut ke atmosfir .
Kandungan protein ampas teh yang cukup tinggi membuat ampas teh dapat digunakan
sebagai campuran untuk pakan ternak. Limbah teh hitam tersebut dapat digunakan
sebagai campuran dari pakan sapi yakni rumput raja dan dedak halus. Disamping
dapat meningkatkan produktivitas ternak, pakan sapi tersebut juga mampu
menciptakan peternakan ramah lingkungan.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa limbah teh hitam dapat menurunkan
produksi gas metan hasil fermentasi ternak sapi perah atau sapi potong. Limbah teh
tersebut digunakan sebagai bahan campuran makanan ternak. Senyawa tanin di dalam
ampas teh hitam mampu menghambat metabolisme dan menurunkan jumlah protozoa
diikuti penurunan produksi gas metan namun tidak berpengaruh pada kadar protein
mikrobia, sehingga dapat meningkatkan produktivitas peternakan.
4. Sebagai Bahan dalam Pembuatan Papan Partikel
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit yang terbuat dari
partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat
resin sintetis dan dipres pada keadaan panas menjadi lembaran-lembaran keras dengan
8
Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan berupa soda api sisa pembersihan alat - alat yang
digunakan selama pengolahan seperti baki. Soda api sisa pembersihan tersebut
tidaklah dialirkan ke dalam sungai, tetapi dialirkan ke dalam bak berbentuk kotak
ditanam di dalam tanah dengan dasar tidak disemen, sehingga soda api tersebut
terserap ke dalam tanah. Dengan demikian secara tidak langsung terjadi pencemaran
terhadap sungai.
2.2.3
Limbah Gas
Asap dari heat exchanger baik untuk pelayuan maupun pengeringan langsung
dibuang ke udara sekitar melalui cerobong asap. Tinggi cerobong pengeluaran asap
hasil pembakaran di ruang pengeringan lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi
bangunan pabrik tempat proses pengolahan berlangsung. Ini dimaksudkan agar
asap/gas hasil pembakaran tersebut tidak masuk ke ruang pengolahan sehingga tidak
mengganggu jalannya proses pengolahan. Penanaman pohon disekitar pabrik juga
akan mengurangi limbah gas yang ada di udara.
BAB III
9
PEMBAHASAN
3.1 Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam Padi, dan Arang Sekam Sebagai Media Tumbuh
Bibit Trembesi (Samanea saman)
A. Pendahuluan
Trembesi (Samanea saman) merupakan jenis pohon yang memiliki kemampuan
yang sangat besar untuk menyerap karbondioksida dari udara. Pohon ini mampu menyerap
28.488,39 kg CO2/pohon setiap tahunnya, sehingga baik digunakan sebagai tanaman
penghijauan kota/tanaman pelindung. Selain itu, akar trembesi dapat digunakan sebagai
obat untuk mencegah kanker yaitu dengan cara menambahkan akar trembesi pada air saat
mandi. Ekstrak daun trembesi dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium
Tuberculosis yang dapat menyebabkan sakit perut. Trembesi juga dapat digunakan sebagai
obat flu, sakit kepala, dan penyakit usus (Alamendah, 2009).
A0 : Tanah 100%
A1 : Tanah 75% + limbah teh 25%
A2 : Tanah 50% + limbah teh 50%
A3 : Tanah 75% + sekam padi 25%
A4 : Tanah 50% + sekam padi 50%
A5 : Tanah 75% + arang sekam padi 25%
A6 : Tanah 50% + arang sekam padi 50%
Bahan-bahan yang digunakan adalah benih trembesi, pasir, tanah, limbah padat
teh, sekam padi, arang sekam, polybag dengan ukuran 20 cm x 15 cm. Alat-alat yang
digunakan adalah bak kecambah berukuran (30 cm x 25 cm x 10 cm), cangkul, gembor,
ember, pengaduk, kaliper digital, penggaris, oven, timbangan dengan skala 0,01 gram
dan kamera. Variable yang diamaati pada penelitian ini adalah Tinggi tanaman (cm),
Diameter batang (cm), Panjang akar semai (cm/tanaman),
(g/tanaman), Bobot kering akar (g/tanaman) dan, Indeks mutu bibit (IMB) yang
dilakukan setiap 30 hari sekali.
C. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diadapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Analisi Ragam Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam padi,
dan Arang Sekam Sebagai media Tumbuh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah teh, sekam padi, dan
arang sekam pada media tumbuh tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan diameter
bibit. Hal ini diduga karena bahan organik yang digunakan belum terdekomposisi dengan
sempurna sehingga bahan organik belum memberikan ketersediaan unsur hara untuk
pertumbuhan tinggi dan diameter secara optimal bagi tanaman. Hasil analisis
menunjukkan bahwa C/N pada media yang dicampur bahan organik memiliki nilai di
atas 20 yang mana ini menunjukkan bahwa bahan organik belum terdekomposisi dengan
11
sempurna. Apabila bahan organik memiliki nilai C/N > 20 maka unsur tersedia yang
dibutuhkan oleh tanaman tidak tersedia karena masih perlu proses dekomposisi.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Uji BNJ Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam Padi, dan Arang
Sekam Sebagai Media Tumbuh
tanah saja, hal ini menyebabkan akar dapat bergerak ke segala arah. Sehingga akar dapat
tumbuh dengan optimal. Sifat media organik mempunyai struktur yang lebih dapat
menjaga keseimbangan aerasi.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pemanfaatan limbah teh, sekam padi
dan arang sekam sebagai media tumbuh tidak berbeda nyata terhadap kontrol (tanah
100%). Akan tetapi terdapat beda nyata antar perlakuan pada penambahan bahan organik
yaitu pada perlakuan tanah 75% + sekam padi 25% dengan perlakuan tanah 50% +
sekam padi 50%. Hal ini diduga karena pada media tumbuh yang ditambah dengan bahan
berupa sekam padi sebesar 25% dan 50% memiliki struktur media yang remah sehingga
memberikan pertumbuhan yang berbeda dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
Bahan organik berupa limbah teh cenderung memiliki bentuk media yang halus dan
untuk bahan organik berupa arang sekam memiliki bentuk media yang lebih halus
dibandingkan dengan limbah teh. Hal ini mengakibatkan struktur tanah dari komposit
tanah, limbah teh dan arang sekam tidak dapat meningkatkan indeks mutu bibit.
Pengamatan variebel juga dilakukan untuk mengetahai kandungan dari tiap
perlakukan komposisi tanah yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk mengakrutkan
analisi tehadap variable pengukuran utama. Adapun kondisi komposisi tiap perlakuan
adalah;
Tabel 3.3 Hasil analisis Kandungan Unsur Hara Media Tumbuh Tiap Perlakukan
Berdasarkan hasil analisis diatas kandungan N-total pada ampas teh paling tinggi
dibanding media tanam lain. Dibandingkan dengan sekam dan arang sekam kandungan unsur
hara teh lebih tinggi. Hal ini ditunjukan oleh kandungan N-Total , P, K dan C- Organik.
13
Kekurangan dari libah teh adalah pH yang terlalu masam yang akan berdampak buruk bagi
pertubuhan bbit trembesi.
BAB IV
14
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum proses produksi teh meliputi pelayuan, penggilingan, oksidasi (fermentasi),
pengeringan dan pengemasan menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat, limbah
cair dan emisi(gas). Limbah tersebut apabila diolahan secara baik dan benar, maka dapat
bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Berdasarkan penjealasan penelitian yang telah
dijelaskan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pemberian limbah teh, sekam padi, dan arang sekam sebagai media tumbuh
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar,
panjang akar, indeks mutu bibit dibandingkan dengan perlakuan tanah 100% dan tidak
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi dan diameter
dibandingkan perlakuan tanah 100%.
2. Komposit media tumbuh campuran tanah dan bahan organik yang paling baik untuk
pertumbuhan bibit trembesi adalah komposit tanah + limbah teh (75 % + 25 %), tanah
+ sekam padi (50 % + 50 %), tanah + arang sekam (75% + 25%) karena memiliki
nilai indeks mutu bibit lebih besar dibandingkan dengan kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
15
Indah, Nanik. 2013. Beberapa Pemanfaatan Limbah Dari Industri Teh. BBTPPI: Semarang.
(http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/component/content/article/49infotekno/183-beberapa-pemanfaatan-limbah-dari-industri-teh) diakses pada tanggal 19
september 2015.
Kuntadi, Y. 1992. Pemanfaatan Ampas Teh dari Industri Teh Botol Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Papan Partikel. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Rahayu,M. dan Nurhayati. 2005. Penggunaan EM 4 dalam Pengomposan Limbah Teh
Padat. Fakultas Pertanian, UISU Medan
Retnowati. 2005. Efektivitas Ampas Teh Sebagai Adsorben Alternatif Limbah Cair Industri
Tekstil. Fakutas MIPA, Institut Pertanian Bogor
Sofyan S E, Riniarti M, Duryat. 2014. Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam Padi, dan Arang
Sekam sebagai Media Tumbuh Bibit Trembesi (Samanea Saman). Fakultas Pertanian,
Unila: Lampung
16