Anda di halaman 1dari 2

Gradien Tak Sama

Baiq Nabila MuftiaUtami, SMAN 1 Praya


Aku bertemu dengannya ketika lembayung sore perlahan beranjak menjadi jingga.Waktu itu
medio November. Aku tengah asyik bergulat dengan rumus matriks di bangku kecokelatan
taman kota yang indah. Ketika sayup-sayup kudengar gesekan sebuah biola memainkan
Canon in D karya Pachelbel dengan amat dramatis. Menoleh aku dan kudapati ia tengah
berdiri, bermain syahdu. Dengan rambut shaggy-nya yang ikal sebahu dipermainkan sang
bayu. Aku bertepuk tangan perlahan. Masih teringat jelas raut wajahnya yang terkesiap
melihatku sudah berdiri di hadapannya dengan tatap kagum dan seulas senyum. Kau dapat
menebak peristiwa selanjutnya, bukan?
Kami memiliki banyak kesamaan. Sama-sama menyukai music klasik dari zaman Baroque.
Juga tak bosan memandang ia dan menghabiskan sore bersama di bangku kecokelatan itu.
Singkatnya, hubungan ini serasa tak pernah menemui jalan berliku apalagi buntu. Hingga
suatu ketika
***
Aku paling membenci realita bahwa harus ada perayaan untuk menandai durasi sebuah
hubungan.Satu bulanan, tujuh bulanan, first anniversary, atau apalah. Menurutku, itu hanya
perayaan konyol. Harusnya, kita harus mensyukuri setiap hari dalam hubungan kita dengan
siapapun.Namun, entah mengapa, aku terkena bujuk rayu Dillian untuk merayakan 6 bulan
hubungan kami. Sayangnya, 45 menit berlalu, dan ia tak kunjung dating ke sebuah caf yang
telah disepakati sebelumnya. Sebuah nomor tak dikenal pun menghubungiku.
Ini benar dengan Nak Pevita?Ada nada ragu yang terselip dalam kalimat yang terucap dari
wanita yang mengaku Ibunda Dillian. Memang, kami memilih jalan backstreet dalam
hubungan kami sehingga tak pernah sekalipun aku berkunjung ke rumah Dillian apalagi
berkenalan dengan keluarganya.
Ibuharap kalian memutuskanhubungan
kalian.Dilliansudahpunyacalontunangandengananakkolegabisniskeluarga kami.Hal
ituadalahbagiandariwasiatalmarhumayahnyasejakbeliaumeninggal.Dillianakanditunangkanset
elahialulus SMA.
Akuterpakudalam diam. Takpernahsedikitpunterbersitdalamangankuhubungan kami
akanberakhirsepertiini. Terlalucepat.Terlalu absurd.
Esoknya, akumenemuiDillian di bangkukayukecokelatan kami selepasacarakelulusan.
Kita ditakdirkanTuhanberbeda.Iamembukasenyap sore itu.
Karenaperbedaaninilahkitabisamenjadisatu.Bukankah,
sebuahbilanganjikadikalikandenganinvers-nyaakanmenjadisatu yang hakiki?
AkuinginmempertahankanhubungankitaAkubersikukuh.
Kuibaratkankitasebagaigarislurusyang sejajar.Yang
hanyadapatberdekatantanpapernahsalingbersentuhan.
Kalaubegitu, biarkanlahakumenjadigaris yang sedianyadapatberpotongandenganmu.Yang
walaupunditarikdanterpisahsejauhtakhingga, masihadatitikdimanakitamasihdapatbertemu.
Gradiencintakitataksama, Pevi. Kauharustahuitu.
Akulalubungkam. Kisah kamimencapaikebuntuandisaat kami berada di titk zenith percintaan.
Tapikitamasihdapatberteman.Itupasti.Janjinyasambilmenggenggamtanganku.Genggamanha
ngat yang ternyatamerupakangenggamannya yang terakhir.Selepasitu,
iatakpernahmenemuikulagi. Percakapan kami sore
ituuntukmelanjutkanhubunganpertemananhanyalahjanjiberbalutkandustadanilusi.Selepasnyat

ersapuangin.Mungkinjugabersembunyimaludibalik mega-mega
kelabu.Kudengar,Dillianmelanjutkanhubungannyadengan orang lain.
Tapi,bukandengancalontunangan yang
telahmenjadiwasiatayahandanya.MelainkandenganKeanu, lelakipilihannyasendiri.Ya,
Dillianternyataadalahseorang gay.

Anda mungkin juga menyukai