Disusun Oleh :
Ramadhan Tirta
( 3611100029)
Yan Dimas Graitha Putra (3612100044)
Oon Suhendriyanto
(3612100047)
Dita Suwirni Maswan
(3612100049)
Theresia Damayanti
(3612100050)
Irwansyah Muhammad
(3612100059)
Jovany Aliflyantera
(3612100062)
KATA PENGANTAR
Meningkatnya arus globalisasi yang masuk ke wilayah Madura pasca beroperasinya
Jembatan Suramadu menimbulkan perkembangan pesat terhadap transformasi budaya dan
gaya hidup masyarakat Madura menuju modernitas. Hal ini tentunya berdampak pada
kelestarian budaya-budaya lokal Madura. Di sisi lain, Pulau Madura menyimpan potensi
wisata yang berbasiskan kearifan lokal tersebar di pelosok desa. Untuk mendorong
pengembangan pariwisata tersebut diperlukan pelibatan peran aktif pemuda lokal. Pada
akhirnya, sinergisitas pembangunan sektor wisata dan optimalisasi peran strategis pemuda
dapat diharapkan menjadi upaya dalam melestarikan budaya-budaya lokal Madura.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis mengangkat makalah yang berjudul KDewantura (Kader-Desa Wisata Unggulan Madura): Inovasi Konsep Pengembangan Desa
Wisata Unggulan Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Peningkatan Peran Pemuda
dalam Pelestarian Budaya Pasca Beroperasinya Jembatan Suramadu.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini diantaranya:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuatkarya tulis ini.
2. Dra. Siti Zahrok, M. Pd. selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan arahan
sekaligus motivasi dalam perumusan karya tulis
3. Orangtua penulis dan semua pihak yang memberikan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Prospek Perkembangan Perekonomian Wilayah Madura.................. 5
Gambar 2.2 Persebaran Lokasi Potensi Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Madura....... 11
Gambar 2.3 Konsep K-Dewantaru Kader-Desa Wisata Unggulan Madura.................. 13
Gambar 2.4 Mekanisme Implemntasi Konsep K-Dewantaru........................................... 16
Gambar 2.5 Ilustrasi Konsep K-Dewantaru...................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pembangunan
Jembatan
Suramadu
yang
melintasi
Selat
Madura
telah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Madura Pasca Beroperasinya Jembatan Suramadu
Adanya Jembatan Suramadu dianggap dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, berkualitas, dan berkelanjutan. Tersedianya infrastruktur pembangunan yang
menjadi daya pikat investasi dalam menumbuhkembangkan serta meningkatkan kapasitas
dan efisiensi usaha sektor ekonomi. Perkembangan ekonomi wilayah Madura meningkat
secara signifikan. Berikut Grafik 2.1.Prospek Perkembangan Ekonomi Wilayah dengan
kuantitas meningkat signifikan.
gaya hidup modernitas dikhawatirkan akan menyisihkan budaya-budaya lokal yang dikenal
memiliki kekhasan sistem tata nilai budayanya.
2.1.1. Dampak terhadap Sosial-Kultur Masyarakat Madura
Pembangunan Jembatan Suramadu berdampak pada meningkatnya arus globalisasi
ke Pulau Madura. Proses interaksi masyarakat Madura dengan Budaya dan gaya hidup
moderinitas dari luar masyarakat Madura mengalami interaksi masyarakat lokal Madura
dengan budaya dan gaya hidup modernitas dari luar masyarakat Madura mengalami
perubahan pesat pasca beropersinya Jembatan Suramadu (Haryanto, 2012). Pembangunan
Madura menuju industrialisasi secara tidak langsung mentrasnformasi kehidupan social
masyarakat Madura menuju masyarakat modern (Rifai, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) yang menemukan
pergeseran pola gaya hidup masyarakat Madura pasca pembangunan Jembatan Suramadu.
Salah satu gejala perubahan budaya dan gaya hidup yang ditandai dengan pemasangan TV
berlangganan (TV Kabel) yang semakin popular dan menjamur di kalangan masyarakat
Bangkalan. Hal ini menunjukkan bahwa pemasangan TV Kabel dianggap salah satu simbol
identitas yang dipilih masyarakat untuk mengidentifikasikan diri sebagai individu yang
modern.
Selesainya proyek Suramadu, tidak bisa dielakkan bahwa terbangunnya jembatan
tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura. Hal yang sangatterancam pasca
beroperasinya jembatan Suramadu ini, diantaranya : (1) akhlak masyarakat Madura itu
sendiri, (2) budaya khas Madura, seperti, budaya sapisonok (sapi yang didandani seindah
mungkin dan dibuat jinak (toro ocak)terhadap tuannya), (3) perubahan akan banyak
bergeser pada dunia industri,sehingga akan menghadirkan lapangan pekerjaan yang baru
bagi masyarkatMadura, khususnya bangkalan (Basith, 2009).
Berdasarkan fakta empiris tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dampak
beroperasinya jembatan Suramadu pada aspek sosial-masyarakat Madura adaya perubahan
secara signifikan masyarakat Madura menuju masyarakat modern yang ditunjukkan dengan
perubahan budaya dan gaya hidup masyarakat. Akibat dari tidak terbendungnya budaya
asing yang masuk sebagai akibat kemajuan pesat teknologi informasi dan transportasi
10
tersebut mempengaruhi arah perkembangan budaya dan peradaban Madura. Indikasi yang
terjadi adalah telah mulai memudarnya batas-batas kebudayaan Madura dengan segala
kekhasan sistem tata nilainya yang berkembang di masyarakat sekarang.
Oleh karena itu, ancaman terhadap pergeseran budaya masyarakat Madura harus
dicarikan sebuah solusi dalam mempertahankan dan melestarikan budaya-budaya lokal.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi budaya itu sendiri menjadi
produk wisata yang bernilai tinggi. Selain itu, dalam proses pengembangan wisata budaya
tersebut membutuhkan dukunganpemerintah, masyarakat dan swasta bekerja sama dalam
mengkonservasi budaya lokal.
2.1.2. Potensi Wisata Madura
Luas wilayah Pulau Madura sebesar 5.304 km yang memanjang kurang lebih 190
km dan lebar sekitar 40 km, menyimpan kekayaan dan potensi yang luar biasa
(wikipedia.com). Potensi potensi wisatanya yang berupa alam, budaya, dan buatan
manusia, menyebar di empat kabupaten yakni Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep merupakan obyek dan daya tarik wisata
yang dapat memberikan multpliereeffect positif bagi perekonomian dan kemajuan
masyarakat lokal.
Berdasarkan hasil indetifikasi yang dilakukan, beberapa daerah di Madura memiliki
desa-desa yang memiliki karakteristik unik pada kehidupan masyarakat. Karakteristik unik
tersebut bersumber pada dari peninggalan sejarah, kebudayaan, seni, dan pengetahuan yang
dapat
dimanfaatkan
sebagai
atraksi
wisata
yang
bernilai
tinggi
bagi
penggunanya.Pengembangan desa wisata tidak terlepas dari unsur kearifan lokal. Adanya
pengembangan desa wisata dapat dinilai pada : (1) Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata
dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa. (2) Penduduk desa
sebagai penyedia fasilitas-fasilitas dan pelayanannya. (3) Budaya tradisional yang lekat
pada suatu desa atau
.Sedangkan kearifan lokal juga juga dapat dinilai dari budaya yang terjadi : (1) berlangsung
lama. (2) terbukti positif dan bermanfaat. (3) secara sadar kemudian dilestarikan.
11
Dari konsep desa wisata dan kearifan lokal di atas, dapat diidentifikasi potensipotensi kawasan desa wisata berbasis kearifan lokal di Pulau Madura sebagai berikut yang
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Identifikasi Kawasan Potensi Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal
No
.
1.
Lokasi
Desa
Semaan,
Keterangan
Kawasan Pantai Slopeng
Kerajinan ukir untuk membuat topeng dari
Kecamatan
Dasuk,
Sumenep
SDM/Lembaga Pengelola
Fasilitas
Desa
Karduluk
Kondisi Fisik
Seni Budaya
Kecamatan
Pragaan,
Sumenep
3.
Desa
bertahan di Madura
Pengrajin
Berdekatan dengan wilayah laut, sawah,
Seni Budaya
SDM/ Lembaga Pengelola
Fasilitas
Kondisi Fisik
Seni Budaya
Tanjungbumi,
Bangkalan
4.
Desa Waru
12
Barat,
Kecamatan
Waru,
Pamekasan
5.
Desa
Padelegan
Kondisi Fisik
Seni Budaya
Kecamatan
Pademawu,
Pamekasan
keberhasilannya
dalam mengarungi lautan, dalam
kegiatannya diawali dengan acara
keagamaan dan diakhiri dengan pagelaran
6.
Desa
Bancaran,
Kecamatan
Kondisi Fisik
Seni Budaya
SDM/ Lembaga Pengelola
Fasilitas
Kondisi Fisik
Seni Budaya
Kawasan perkotaan
Festival Daoll Combo (lebih populer Ul-
Bangkalan,
7.
Bangkalan
Pusat kota
Sampang
13
Gambar 2.2 Persebaran Lokasi Potensi Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Madura
14
Sumber: http://www.google.co.id/imgres
Adanya infrastruktur seperti Jembatan Suramadu dapat menjadi akses bagi bagi
pengembangan
wisata
Madura
dengan
memanfaatkan
kearifan
lokal.
Konsep
pengembangan desa wisata yang berbasis kearifan lokal agaknya menjadi rekomendasi
dalam upaya melestarikan budaya ditengah transformasi perubahan masyaarakat Madura
menuju modernitas.
2.2 Inovasi Konsep Pengembangan Desa Wisata Unggulan Berbasis Kearifan Lokal
Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu dikhawatirkan akan menimbulkan
perubahan budaya dan gaya hidup masyarakat Madura karena masuknya budayabudaya
asing. Di sisi lain, Jembatan Suramadu menjadi satu-satunya akses yang mudah dan cepat
yang menghubungkan daerah Madura dengan daerah lain, khususnya Surabaya.
Pengembangan pariwisata dengan tetap mempertahankan kearifan lokal dapat dijadikan
salah pendekatan dalam membendung arus budaya asing yang masuk ke Madura.
Proses pengembangan kegiatan pariwisata membutuhkan pengelolaan sumberdaya manusia
yang berkarakter. Pemuda sebagai bagian dari actor pembangunan dapat dijadikan modal
sumberdaya manusia dalam menggerakkan sektor wisata. Melalui karakternya pemuda
dapat berperan sebagai kader penggerak kemajuan wisata.
Konsep K-Dewantaru singkatan dari Kader-Desa Wisata Unggulan Madura dimana
merupakan konsep perpaduan antara konsep pengembangan desa wisata unggulan, konsep
kearifan lokal dan konsep peran pemuda dengan tujuan melestarikan budaya lokal Madura.
Gambar 2.3 menggambarkan secara grafis konsep K-Dewantaru yang ditawarkan untuk
membendung budaya asing luar Madura dengan memanfaatkan potensi wisata budaya dan
potensi pemuda lokal di Madura.
Konsep K-Dewantaru terdiri dari tiga aspek yang membangunnya, yaitu aspek
pengembangan kawasan wisata, aspek kearifan lokal, dan aspek pemberdayaan
pemuda.
Ketiga
aspek
tersebut
membentuk
suatu
sinergitas
dan
keterpaduan
dalammenciptakan produk wisata yang bernilai jual tinggi. Selain, memanfaatkan potensi
15
lokal, melalui pemberdayaan dan optimalisasi peran pemuda diharapkan dapat menjadi
generator dalam mendorong bangkitnya industri pariwisata di Pulau Madura.
DESA WISATA
UNGGULAN
MADURA
Peran Pemuda
Kader
Prinsip Ketuhanan
Intelektualitas dan
idealisme
Kemamapuan
Leadership
Inovasi dan
kreatifitas
Berdaya saing
16
17
pembentukan kelembagaan sehingga pemuda menjadi lebih tanggap dan peduli terhadap
kemajuan desanya. Adapun arahan pengembangan pada aspek pemberdayaan pemuda
adalah sebagai berikut:
Menjadikan pemuda sebagai kader dalam pengembangan desa wisata unggulan
Mendorong peran aktif pemuda dalam kegiatan pariwisata melalui pengembangan
komunitas, kelembagaan atau organisasi (community based tourism).
Mendorong produktivitas pemuda dalam berkarya seni dan budaya
Melakukan pembelajaran bagi pemuda teradap isu permasalahan yang berkembang
Melalui konsep K-Dewanataru diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
kawasan pedesaan, menyelamatkan genarasi pemuda yang berpartisipasi dalam pelestarian
budaya lokal Madura.
2.3 Strategi Implementasi Konsep Kader-Desa Wisata Unggulan Madura (KDewantaru)
Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan maka
terobosan baru dalam pelestarian budaya di Madura adalah dengan menerapkan konsep
Kader-Desa Wisata Unggulan Madura (K-Dewantaru), yaitu dengan membangun desa
wisata unggulan dengan basis kearifan lokal, dan melibakan pemuda sebagai kader bagi
pengembangan wisata lokal. Keberlanjutan seni budaya di dalam konsep K-Dewantaru
menekankan pada upaya mempertahankan kearifan lokal. Kearifan lokal ini dilakukan
dengan beberapa langkah kongkret yaitu dengan memanfaatkan area desa untuk dijadikan
kawasan wisata yang berorientasi pada budaya kultur.
Untuk mengimplementasikan konsep K-Dewantaru, maka diperlukan berbagai
strategi diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi kearifan lokal yang terkandung di Pulau Madura, kemudian
mengeksploitasinya menjadi produk wisata yang menarik dan bernilai jual tinggi
b. Melakukan revitalisasi kawasan desa wisata potensial untuk dikembangkan sebagai desa
wisata unggulan
18
c. Melakukan penyelenggaran berbagai event skala lokal, regional, dan internasional dalam
rangka gelaran festival budaya Madura sebagai upaya mempromosikan desa wisata
unggulan sebagai produk wisata unggulan yang menarik dikunjungi di Pulau Madura
d. Membentuk komunitas pemuda pada desa wisata lokal sebagai kader penggerak
berkembangnya kegiatan kepariwisataan.
Untuk melaksanakan berbagai strategi tersebut, maka diperlukan mekanisme dalam
implemtasinya. Berikut Gambar 2.4 mekanisme implementasi Konsep Dewantaru.
Penataan Lingkungan
Desa Wisata
Pemberdayaan dan
Peran Aktif Pemuda
Eksplorasi Kearifan
Lokal Unggulan
Permukiman Tradisional,
Membentuk kader desa wisata
Brand
unggulan
Image on based local tourism
Konservasi Peninggalan
Membentuk
Bersejarah
suatu forum/community
Promo melalui
based
event
of tourism
skala regional, nasional, dan internasional
Identitas kawasan Produktivitas karya dan seni
Pelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari
Aksesbilitas Infrastruktur
19
B
A
E
F
20
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Madura memiliki potensi pengembangan wisata yang cukup tinggi, khususnya pada
wisata budaya. Hal ini dikarenakan Madura memiliki beragam budaya lokal yang
memiliki nilai-nilai yang masih tinggi dan senantiasa terpelihara sejak awal mula
perkembangannya terutama pasca beroperasinya jembatan Suramadu.
2. Konsep K-Dewantaru terdiri dari tiga aspek yang membangunnya, yaitu aspek
pengembangan kawasan wisata, aspek kearifan lokal, dan aspek pemberdayaan pemuda.
Ketiga aspek tersebut membentuk suatu sinergitas dan keterpaduan dalam menciptakan
produk wisata yang bernilai jual tinggi. Selain, memanfaatkan potensi lokal, melalui
pemberdayaan dan optimalisasi peran pemuda diharapkan dapat menjadi generator
dalam mendorong bangkitnya industri pariwisata di Pulau Madura.
3. Untuk mengimplementasikan konsep K-Dewantaru, maka diperlukan berbagai strategi
diantaranya (1) Mengidentifikasi kearifan lokal yang terkandung di Pulau Madura,
kemudian mengeksploitasinya menjadi produk wisata yang menarik dan bernilai jual
tinggi (2) Melakukan revitalisasi kawasan desa wisata potensial untuk dikembangkan
sebagai desa wisata unggulan (3) Melakukan penyelenggaran berbagai event skala lokal,
regional, dan internasional dalam rangka gelaran festival budaya Madura sebagai upaya
mempromosikan desa wisata unggulan sebagai produk wisata unggulan yang menarik
dikunjungi di Pulau Madura (4) Membentuk komunitas pemuda pada desa wisata lokal
sebagai kader penggerak berkembangnya kegiatan kepariwisataan
3.2 Saran
Adapun saran dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Perlunya peran serta masyarakat secara langsung dalam berbagai langkah strategis yang
dijalankan dalam konsep ini yaitu meliputi proses perencanaan,pelaksanaan dan juga
pengawasan serta pengembangan kegiatan wisata.
22
2. Perlunya publikasi dalam hal memperkenalkan budaya Madura secara berkala dan
meluas kepada masyarakat luar selama proses berjalannya konsep.
3. Pemerintah perlu melakukan insentif dan disinsentif pada pengembangan kawasan desa
wisata unggulan untuk menciptakan keseimbangan ekonomi, lingkungan dan sosiokultur
4. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan pemerintah provinsi dalam
penataan ruang kawasan desa wisata. Juga perlu adanya kerjasama antara masyarakat,
swasta dan pemerintah untuk mewujudkan KOnsep KDewantaru.
23
DAFTAR PUSTAKA
Community-Based.
http://www.lontarmadura.com.[diakses
pada
tanggal
21
Nopember 2013]
Basith, Abd. 2009.
Menyambut
Jembatan
Madura?.(Online,http://www.imabasurabaya.co.cc/2009/04/apa-
24