Anda di halaman 1dari 2

Pagi keemasan

Andaikan mentari melanggar titah Tuhannya, bisa jadi kita akan beku
kedinginan atau malah hangus terbakar. Betapa sayangnya Allah hingga membuat
ciptaanNya yang lain memenuhi kebutuhan kita, untuk itu pantaslah kita untuk
bersyukur karena mentari masih setia dengan perannya.
Mentari hanyalah salah satu nikmat dari sekian banyaknya nikmat yang tidak
bisa hitung banyaknya. Nikmat yang satu ini saja sudah memberikan banyak sekali
manfaat karena mentari memiliki peran yang sangat besar bagi bumi yang kita
tempati ini.
Lantas, mengapa kita lebih banyak mengeluh ketimbangan menikmati
banyak hal yang bisa kita syukuri? Rupanya kita ini memiliki sifat yang mudah
melihat penderitaan,tetapi sulit untuk peka terhadap nikmat yang sebenarnya
begitu tumpah ruah.
Sinar pagi nan keemasan setia menyapa tidak hanya kepada manusia, tetapi
juga kepada makhluk lain di muka bumi ini. Tidak Anda lihat kebesaran Allah Swt di
sana?
Memang sebagian kita adalah makhluk pelupa yang hebat. Mereka lupa
kemurahan Robbnya yang telah mencukupi aneka kebutuhannya yang bahkan ia
sendiri tak pernah memintanya. Apakah setiap hari Anda meminta dicukupkan
udara untuk bernafas, makanan dan minuman yang cukup, keselamatan dan
keamanan, serta masih begitu banyak yang tak mungkin untuk dibuatkan
daftarnya.
Sebagian orang tampil sebagai pengeluh yang ulung. Ia melihat kebahagiaan
selalu menjadi milik orang lain, sementara derita terasa begitu akrab dengan
dirinya. Padahal tak akan ada kepuasaan bagi hati yang tidak pernah syukur, karena
sebesar apapun nikmat yang diterima ia melihat milik orang lain selalu lebih.
Bagi Anda yang dirundung kesedihan. Saat Anda terbangun pagi nanti.
Lihatlah mentari itu masih setia menyapa Anda. Keluarlah dari kamar Anda yang
sempit. Berhamburanlah keluar, pandanglah sinar keemasan yang menyorot dari
arah timur itu. Dinginnya udara pagi perlahan demi perlahan mulai menghangat
dan dengan setia memeluka Anda dengan kehangatannya.
Pandanglah langit yang tak terjangkau luasnya itu. Amatilah gulungan awan
yang menghiasi indahnya langit biru. Ops, tunggu dulu. Rupanya kita tersadar
bahwa kita telah melupakan semua itu.
Wahai insan yang rindu akan kedamaian. Sambutlah ajakan penuh ketulusan
ini. Bukalah mata lebar-lebar. Pandangilah indahnya alam ini. Bukalah pikiran ini
untuk memikirkan kebesaran Allah Swt. Lapangkanlah dada agar hati ini lebih jernih
dan lebih tulus untuk menghadapi kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai