Agus Riauzi
Arimanto
Ayu Nurliansari
Helfi Aulia
Milkan Amrullah
Olivia Oktaviani
Rio Kurnia Wijaya
Rebi Fernanda
Tria Wulandari
Ussi Martina
Yuliandani
KASUS 6
ANAFILAKSIS
Istilah
Soporos
: Tingkat kesadaran
Wheezing : sulit bernafas (bengek/mengi)
Ronki
: Suara ngorok
Hepar
: Hati
Lien
: Limfa
Ekstremitas : Anggota badan
Sinus takikardi: Peningkatan Denyut Jantung
Anafilaksis
Anafilaksis
hipersensitivitas
yang
akut,
berat
dan
Penyebab anafilaksis
Antibiotik
Analgetik
NSAID
Ekstrak alergen
Serum kuda
Zat diagnostik
Bisa (venom) dan saliva
Produk darah
Anestetikum lokal
Makanan,
Enzim
Hormon
Produk lateks
Zat warna
Zat pengawet
Antibodi monoklonal
Sitokin
Gejala anafilaksis
1.
Kaligata
gatal di seluruh tubuh
hidung tersumbat
kesulitan dalam bernafas
Batuk
kulit kebiruan (sianosis), juga bibir dan kuku
pusing, pingsan
Kecemasan
berbicara tidak jelas
denyut nadi yang cepat atau lemah
jantung berdebar-debar (palpitasi)
mual, muntah
Penatalaksanaan
Yang terpenting pada penatalaksanaan anafilaksis
adalah tindakan segera untuk membantu fungsi vital,
melawan pengaruh mediator, dan mencegah lepasnya
mediator selanjutnya.
Penatalaksanaan
Evaluasi Segera Yang penting dievaluasi adalah keadaan
jalan napas dan jantung. Kalau pasien mengalami henti
jantung-paru harus dilakukan resusitasi kardiopulmoner
2. Adrenalin Larutan adrenalin (epinefrin) 1/1000 dalam air
sebanyak 0,01 ml/kgBB, maksimum 0,5 ml (larutan 1:1000),
diberikan secara intramuskular atau subkutan pada lengan
atas atau paha.
3. Intubasi dan trakeostomi perlu dikerjakan kalau terdapat
sumbatan jalan napas bagian atas oleh edema.
4. Turniket Kalau anafilaksis terjadi karena suntikan pada
ekstremitas atau sengatan/gigitan hewan berbisa maka
dipasang turniket proksimal dari daerah suntikan atau tempat
gigitan tersebut.
1.
Penatalaksanaan
5. Oksigen harus diberikan kepada penderita penderita yang menplami
sianosis, dispneu yang jelas atau penderita dengan mengi.
6. Difenhidramin dapat diberikan secara intravena (kecepatan lambat
selama 5 10 menit), intramuskular atau oral (1-2 mg/kgBB) sampai
maksimum 50 mg sebagai dosis tunggal, tergantung dari beratnya reaksi.
7. Aminofilin Apabila bronkospasme menetap, diberikan aminofilin
intravena 4-7 mg/kgBB yang dilarutkan dalam cairan intravena
(dekstrosa 5%)
8. Vasopresor Bila cairan intravena saja tidak dapat mengontrol tekanan
darah, berikan metaraminol bitartrat (Aramine) 0,0l mg/kgBB
(maksimum 5 mg) sebagai suntikan tunggal secara lambat dengan
memonitor aritmia jantung, bila terjadi aritmia jantung, pengobatan
dihentikan segera. dengan jumlah paling sedikit sama.
Pencegahan
Anamnesi yang teliti
Penggunaan antibioti sesuai indikasi
Melakukan uji kulitterhadap beberapa
antibiotika yang berasal dari serum
hewansebelum diberikan kepada pasien
TERIMA KASIH