Gejala klinis
- Malaise
- Anoreksia
- Mual
- Muntah
- Sefalgia
- Nyeri tenggorokan
- Konstipasi
- Nyeri abdomen
- Kelemahan otot
-
Refleks :
Refleks tendon menurun
Pemeriksaan penunjang :
LCS : sel meningkat 20-300 sel/ul, glukosa
menurun, protein meningkat
Pemeriksaan serologik: peningkatan titer
4X antibodi complement atau neutralisasi
Isolasi virus: sampel diambil 10 hari awitan
gejala neurologis dari feses 80-90 % positif
virus polio
Diagnosis banding :
Sindrom Guillan Barre
Mielitis transversa
Paralitik histerikal
PF. Neuro :
2. Tension Headache
Amaurosis fugax
Sulit bicara( sulit menemukan kata-kata
yang tepat)
Hemiparesis
Faktor resiko
-
pernah
Pemeriksaan Penunjang :
4. Bells palsy
5. Vertigo
6. Demensia
7. Parkinson
Obat :
Dexametason
Vitamin B
Pusing seperti berputar
Mual
Muntah
Keringat dingin
Bisa timbul kapan saja
Serangan episodik
8. Kejang
Diagnosis banding :
Spondilosis
Osteoartritis
Kejang Tonik Klonik
Diawali oleh hilangnya kesadaran
dengan cepat.
Pasien bersuara menangis akibat
spasme thoraks
Pasien kehilangan posisi berdirinya
Mengalami gerakan tonik kemudian
klonik
Inkontinensia urin atau alvi (atau
keduanya), disertai disfungsi autonom.
Fase tonik, otot-otot berkontraksi dan
posisi
tubuh
mungkin
berubah
(beberapa detik).
Fase
klonik
otot
bergantian
berkontraksi dan melemas sehingga
terjadi gerakan-gerakan menyentak.
Lidah mungkin tergigit
Kejang berlangsung 3 sampai 5 menit
dan diikuti oleh periode tidak sadar
Setelah sadar, pasien mungkin tampak
kebingungan,
agak
stupor
atau
bengong.
Kejang Absensce
Hilangnya kesadaran secara singkat
Tiba-tiba menghentikan pembicaraan,
menatap kosong atau berkedip-kedip
dengan cepat.
Tonus postural tidak hilang
Mengalami satu atau dua kali kejang
sebulan atau beberapa kali sehari.
Kejang Mioklonik
Syok mendadak yang terbatas di
beberapa otot atau tungkai, cenderung
singkat.
Sentakan mioklonik terlihat dalam
derajat yang lebih besar
Ditemukan 1 atau beberapa kedutan
(jerks) lebih banyak bentuk fleksor
Barang yg sedang dipegang terjatuh
atau terlempar
Kepala dan leher tiba2 jatuh ke depan
Kejang atonik
Kehilangan tonus postural mendadak.
Hilangnya secara mendadak tonus otot
PF :
- GCS : meningitis (apatis), ensefalitis (spoor,
koma)
- Rangsang Meningeal : Meningitis (+),
Ensefalitis (-)
PP :
- Fungsi Lumbal : Meningitis (keruh),
Ensefalitis (Jernih)
- EEG
Pada pemeriksaan EEG di dapatkan
gelombang abnormal berupa gelombang
lambat fokal bervoltase tinggi, kenaikan
aktivitas delta, relatif dengan gelombang
tajam
9. Epilepsi
PF
- Tak didapat defisit neurologik karena suatu
lesi di serebrum
- Tak ada gangguan perkembangan mental
Pemeriksaan Penunjang :
Elektro-ensefalo-grafi (EEG):
Tak menunjukkan fokus pada rekaman,
Bisa menunjukkan bangkitan paroksismal
tanpa dimulai dari satu bagian otak tertentu
Perlu diingat pada rekaman biasa/standard
20-30 % penderita epilepsi tak
menunjukkan kelainan pada EEG.
PF
Anamnesis:
- Lama kejang, sifat kejang (fokal, umum,
tonik/klonik)
- Tingkat kesadaran diantara kejang
- Riwayat kejang sebelumnya, riwayat
kejang dalam keluarga
- Panas, trauma kepala
- Riwayat persalinan, tumbuh kembang
- Penyakit yang sedang diderita dan RPD
Pemeriksaan fisik:
pemeriksaan neurologi lengkap meliputi:
Tingkat kesadaran
Pupil
Refleks fisiologis dan patologi
Ubun-ubun besar
Tanda-tanda perdarahan
Lateralisasi.
11. HNP
Riwayat trauma
Sering mengangkat beban
Sikap tubuh yang salah
Keturunan
Sering menyetir dalam waktu lama
Obesitas
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa banding :
- Cervical radikulopati
- De Qurvains Syndrom
- Inatrotacic Outlet Syndrom
- Pronator Teres Syndrom
- Nyeri
- Kebas
- Baal
- Nyeri kaki pada malam hari
Diagnosa banding :
- Artritis angkle joint
- Radikulopati lumbal
- Polineuropati DM
14. Guillain Barre Syndrom
Pemeriksaan penunjang :
MRI
Diagnosa banding :
Parkinson
Stroke
Otot lumpuh
Tidak ada gangguan sensoris
Tonus otot normal
Refleks fisiologis normal
Ganggguan
pergerakan
otot
ophtalmoplegia
Ptosis
Sulit menggerakkan alis mata
Sulit menggerakkan bibir, bersiul
Sulit bicara & menelan makanan
Sulit mengunyah
Sulit mengangkat leher
Tangan sulit menyisir
Kaki tidak bisa naik tangga
Sangat lelah melakukan aktifitas
mata,
PF:
Serangan nyeri paroksismal yang bertahan
selama beberapa detik sampai 2 menit,
mengenai satu atau lebih daerah persarafan
cabang saraf trigeminal.
Nyeri harus memenuhi satu dari dua kriteria
berikut:
-
dan 3.
Pemeriksaan Penunjang :
Rontgen TMJ (temporomandibular joint) dan
MRI otak (untuk menyingkirkan tumor otak
dan multiple sclerosis)
17. Cluster Headache
cuaca panas,
menonton televisi,
stress,
relaksasi,
temperature yang ekstrem,
silau,
rhinitis alergi
Rokok dan alkohol bisa mempercepat
serangan
Sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita
Pria, >30 thn, mengkonsumsi alkohol,
pernah mengalami trauma kepala atau
operasi
PF
-
Parasympathetic overactivity
ipsilateral lacrimation
conjunctival injection
rhinorrhea
Occular sympahtetic paralysis atau gejala
mild horner syndrome
Miosis
Ptosis
Anhidrosis
Takikardi
Pallor
Scalp dan facial terasa sakit
Pasien mengalami severe distress = Pasien
bisa datang dengan posisi menundukkan
kepalanya sambil menekan bagian yang
sakit, Pasien juga bisa datang dengan
menangis atau berteriak
Pemeriksaan Penunjang :
CT- Scan dan MRI.