Anda di halaman 1dari 18

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Studi Kasus ( PT. BPR KS, Unit Divisi Akses+ )


Tugas Operation Management

OLEH :

NAMA : Yogie Thalim


NRP : 1353046

JURUSAN S2 MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2014

ABSTRAK
supply Chain Management bagi sebuah perusahaan terutama perusahaan
besar dengan market place yang luas menjadi hal mutlak yang harus dijaga.
Menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam mengatur proses supply
chain mereka, sehingga perusahaan tersebut dapat mengendalikan supply dan
demand produk mereka yang akan berdampak pada peningkatan benefit mereka.
Berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, bisa membantu
sebuah perusahaan untuk mengembangkan pula kemampuan perusahaan dalam
mengatur supply chain mereka. Dengan sistem supply chain management yang
handal, mereka bisa mendapatkan mengatur supply dan demand produk mereka
secara efektif dan berdampak positif bagi perusahaan.
Kata Kunci: Supply Chain, Supply, Management

2
Universitas Kristen Maranatha

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Pendahuluan
Persaingan dalam dunia industri ( khsusnya Perbankan ) dewasa ini menjadi

semakin
ketat. Salah satu hal yang membuat perusahaan distributor bertahan adalah
penyediaan produk yang tepat bagi konsumen di waktu yang tepat dan dalma
biaya ekonomis. Ketersediaan produk dan harga jual yang ekonomis hanya dapat
terjadi jika ada koordinasi yang baik antara perusahaan retail dengan pihak
pihak yang berhubungan dalam rantai suplai dan tidak hanya melibatkan
koordinasi dalam bentuk persediaan saja, tetapi juga informasi tentang pasar yang
berguna bagi perencanaan perusahaan di kemudian hari. Kekurangan persediaan
produk atau jasa akan berdampak pada kehilangan penjualan, sedangkan
kelebihan tertentu akan berakhibat menumpuknya produk dan meningkatnya
biaya pemeliharaan dari persediaan tersebut.
Supply Chain Management ( SCM ) adalah suatu konsep atau
meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui
optimasisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan, manufakturing dalam
penerapan SCM, perusahaan perusahaan diharuskan mampu memenuhi
kepuasan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu, mengeluarkan biaya
yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan produk, mengelola industri
secara cermat dan fleksibel.
Dalam era saat ini konsumen yang menikmati jasa perbankan menjadi
semakin kritis, mereka menuntuk penyediaan produk secara tepat tempat, tepat
waktu. Sehingga menyebabkan perusahaan perusahaan penyedia jasa yang
anitisipatif akan hal ini akan mendapatkan pelanggan, sedangkan mereka yang
kurang antisipatif akan hal ini akan membuat perusahaan perusahaan tersebut
kehilangan pelanggan.

1.2

Tujuan
3
Universitas Kristen Maranatha

Tujuan menganalisis supply chain management pada bank perkreditan


rakyat, unit divisi akses+ ini adalah untuk mengetahui rantai pasokannya dan
untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan yang berdampak pada
peningkatan profit perusahaan.
1.3

Ruang Lingkup
Mengetahui dan menganalisi pentingnya konsep supply chain management

untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Supply Chain Management


Menurut Copper (1997) istilah dari rantai pasok / supply chain baru

muncul atau dikemukakan pada awal tahun 1990an dan diperkenalkan pertama
kali oleh para konsultan manajemen. Supply Chain dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses
transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam
4
Universitas Kristen Maranatha

sampai produk jadi pada konsumen akhir. Melihat dari definisi ini, maka suatu
Supply Chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari
bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan
setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk,
perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Selain Copper ( 1997 ),Schroeder juga mendefinisikan beberapa definisi
yang berkaitan dengan manajemen ranti pasok / Supply Chain sehingga dapat
memperjelas terminologi sebagai berikut :

Rantai pasok (supply chain) : adalah bagian dari proses bisnis dan
informasi yang menyediakan barang dan jasa dari pemasok bahan baku,
pabrik, dan distribusi sampai kepada konsumen potensial.

Manajemen rantai pasok (supply chain management) : adalah


perencanaan, desain, dan kontrol dari arus informasi dan material selama
proses rantai pasok bertemu dengan permintaan konsumen seefisien
mungkin untuk saat ini dan masa mendatang.

Saluran distribusi (distribution channel) : adalah sebuah jalur dari


barang dan jasa mulai dari produsen, distributor, sampai ke pengguna
akhir.

2.2. Manfaat Manajemen Rantai Pasok


Ada beberapa manfaat dalam mempelajari manajemen rantai pasok / Supply
Chain Management ini, diantaranya adalah :

Kepuasan pelanggan
Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas
proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau
5
Universitas Kristen Maranatha

pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia
dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia,
maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang
disampaikan oleh perusahaan.

Meningkatkan pendapatan
Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan
berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga
produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan terbuang percuma,
karena diminati konsumen.

Menurunnya biaya
Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir
berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

Peningkatan laba
Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi
pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

Pemanfaatan asset semakin tinggi


Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari
segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu
memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut
dalam pelaksanaan SCM.

2.3. Konsep Dasar Rantai Pasok


Supply chain (rantai pasokan) merupakan suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini
6
Universitas Kristen Maranatha

juga merupakan jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dengan
tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyaluran barang tersebut.
Supply chain juga dapat dikatakan sebagai logistics network, dengan pemain
utama adalah :
a. Suppliers
b. Manufacturer
c. Distribution
d. Retail Outlets
e. Customers
Chain 1
Suppliers
Awal mula jaringan, yang merupakan seumber penyedia bahan pertama. Bisa
berbentuk : bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan,
subassemblies, suku cadang, dll. Sumber pertama disebut dengan suppliers,
termasuk di dalamnya : suppliers suppliers atau sub-suppliers yang biasanya
jumlahnya banyak.
Chain 1 2 :
Suppliers manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants
atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan
membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang
(finishing).
Chain 1 2 3 :
7
Universitas Kristen Maranatha

Suppliers Manufacturer Distribution


Barang yang sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan. Barang
dari pabrik disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler atau
pedagang besar dalam jumlah besar.
Chain 1 2 3 4 :
Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlets
Pedagang besar buasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa gudang dari
pihak lain. Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Disini dapat dilakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories
dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang
baik dari manufacturer maupun ke pengecer.
Chain 1 2 3 4 5 :
Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlets Customers
Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung ke pelanggan atau
pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah tempat dimana pembeli
akhir melakukan pembelian. Walaupun secara kasat mata ini merupakan rantai
terakhir, tetapi sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi yaitu pembeli yang
mendatangi retail outlet tadi ke real customers atau real user. Mata rantai benarbenar berhenti jika barang telah sampai ke pemakai yang sebenarnya.

Perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya ingin


memuaskan konsumen dengan bekerja sama membuat produk yang murah,
mengirimkan tepat waktu dan kualitas yang bagus (Rahmasari, 2011). Dengan
melakukan ukuran performasi supply chain management, sebagai berikut:

8
Universitas Kristen Maranatha

1) Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan,


ketepatan pengiriman)
2) Waktu (total replenishment time, business cycle time)
3) Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah)
4) Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi)
2.4 Hubungan Jangka Panjang
Arus globalisasi yang semakin berkembang, perkembangan teknologi yang
cepat,
dan situasi ekonomi yang tidak dapat di prediksi merupakan faktor yang
mendorong munculnya suatu konsep hubungan kolaboratif jangka panjang antara
pemasok dan perusahaan. Hubungan kolaboratif jangka panjang dapat di
wujudkan melalui proses adaptasi yang baik dalam proses maupun produknya,
meningkatkan kesesuaian satu sama lain, sharing information, dan mengurangi
sumber sumber ketidakpastian (Bujang, 2007).
Ganesan dalam Indriani (2006) mendefinisikan hubungan jangka panjang
sebagai persepsi mengenai saling ketergantungan pembeli terhadap pemasok baik
dalam konteks produk atau hubungan yang di harapkan akan membawa manfaat
bagi pembeli jangka panjang.
Kanter dalam Lestari (2009) mengungkapkan bahwa hubungan perusahaan
dengan pemasok merupakan kolaborasi yang paling kuat dalam konteks value
chain atau supply chain. Dalam hal ini, pemasok berperan untuk menyediakan
material atau bahan input yang di gunakan oleh perusahaan. Kualitas material dan
kemampuan dalam pendistribusian material tersebut tergantung kepada kinerja
pemasok yang selanjutnya berpengaruh pada kinerja perushaan secara
keseluruhan.
Beberapa keuntungan utama dari hubungan kolaboratif jangka panjang antara
lain : pemasok yang sama dalam jangka panjang akan lebih mengerti tentang
keinginan konsumen, perencanaan yang di rumuskan bersama dan saling tukar
informasi bisnis akan mendorong adanya kesesuaian pada perencanaan
selanjutnya dan strategi yang di rencanakan bersama akan menghasilkan kekuatan
yang dapat di jadikan competitive advantage dalam jangka panjang (Ellram dan
Zineldin, Bujang,2007).
9
Universitas Kristen Maranatha

Kualitas sebuah hubungan merupakan fungsi dari beberapa elemen atau faktor
faktor tertentu, diantaranya : kooperasi, kemampuan dan kinerja karyawan
termasuk manajer, sumber daya fisik, kualitas, distribusi, dan penentuan harga
produk, pembagian informasi, pengalaman, harapan konsumen dan kepuasan.
Hubungan antara supplier, customer, dan perusahaan harus di kelola dengan
baik dan selalu di tingkatkan agar terjalin hubungan yang berkelanjutan dan
supplier ikut bertanggung jawab terhadap kualitas produk serta agar distribusi
produk dari hulu ke hilir tepat pada waktunya sampai ke pengguna terakhir. Maka
peningkatan hubungan yang baik dalam jangka panjang serta saling adanya
kepercayaan antara perusahaan, supplier, dan customer sangat di perlukan agar
mencapai efisiensi dalam kinerja perusahaan (Rahmasari, 2011).
Kepercayaan di pandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan suatu
hubungan. Hubungan akan tercipta dari kepercayaan yang terus berlanjut, tanpa
adanya kepercayaan suatu hubungan tidak akan bertahan dalam jangka waktu
yang panjang (Bernard,2011). Unsur lain yang diperlukan dalam suatu hubungan
adalah komitment, komitment di definisikan sebagai keyakinana salah satu pihak
bahwa membina hubungan dengan pihak lain merupakan hal yang terpenting dan
berpengaruh terhadap manfaat optimal yang di dapat oleh kedua pihak dalam
berhubungan (Morgan dan Hunt, Bernard,2011).
Pada prinsipnya tujuan akhir yang ingin di capai dalam pengelolaan hubungan
jangka panjang adalah profitabilitas perusahaan yang di peroleh melalui hubungan
terus menerus serta saling menguntungkan sehingga terciptanya hubungan jangka
panjang yang konsisten dan berkesinambungan (triastity,2010).

2.5 Pengukuran Performa Rantai Pasok


Mengukur performa rantai pasok merupakan langkah pertama terhadap
peningkatan. Sebuah dasar untuk kebutuhan performa perlu untuk dibentuk dan
serta tujuan-tujuan perlu didirikan untuk peningkatan. Pada umunya terdapat
empat ukuran untuk performa rantai pasok, yaitu sebagai berikut:
1. Delivery
10
Universitas Kristen Maranatha

Hal ini merujuk pada on-time delivery, yang artinya persentase daripada
pesanan yang terkirim seluruhnya dan pada tanggal yang diminta oleh konsumen.
Perlu diingat sebagai catatan bahwa pesanan tidak akan dimasukkan sebagai
kiriman tepat waktu jika hanya sebagian saja dari pesanan yang terpenuhi atau
jika konsumen tidak mendapatkan kiriman sesuai dengan tanggal yang diminta.
2. Quality
Sebuah

ukuran

langsung

untuk

kualitas

adalah

kepuasan

konsumen/customer satisfaction. Kepuasaan konsumen dapat diukur di dalam


beberapa cara, diantaranya adalah bahwa sebuah perusahaan dapat menanyakan
pada konsumennya perihal seberapa baik perusahaan dapat memenuhi harapan
konsumen. Selanjutnya, konsumen dapat memberikan jawaban dengan memilih
salah satu jawaban dari 5 skala point yang disediakan, misalnya: (5) sangat
melebihi harapan; (4) melebihi harapan; (3) sesuai dengan harapan; (2) tidak
memenuhi harapan; (1) sangat mengecewakan.
Sebuah ukuran lain yang berkaitan dengan kualitas adalah loyalitas
konsumen/consumer loyalty. Ini dapat dilakukan dengan cara mengukur
persentase dari para konsumen yang tetap membeli produk setelah melakukan
pembelian pada suatu waktu tertentu di waktu lampau. Loyalitas konsumen
merupakan sesuatu yang setiap perusahaan sangat tertarik karena adalah lebih
mahal bagi perusahaan untuk menemukan seorang konsumen baru jika
dibandingkan dengan tetap membuat konsumen yang lama bertahan. Perusahaan
harus membandingkan loyalitas dan kepuasaan konsumen dengan loyalitas dan
kepuasaan konsumen dari pesaing, selain itu perusahaan juga perlu mengawasi
peningkatan yang dibuat dari waktu ke waktu.
11
Universitas Kristen Maranatha

3. Time
The total replenishment time dapat dihitung dari persediaan inventori. Jika
diasumsikan bahwa terdapat rata-rata penggunaan yang stabil, maka waktu yang
dibutuhkan di inventori hanyalah persediaan inventori dibagi dengan rata-rata
penggunaan.
Adalah penting untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk
menerima pembayaran jika terdapat barang yang dijual. Perusahaan tidak hanya
harus mengurangi barang di inventori, tetapi juga harus secepat mungkin
menerima pembayaran sehingga uang yang diterima dapat digunakan untuk
membuat dan menjual lebih banyak produk. Sebuah ukuran untuk hal ini adalah
jumlah hari pada piutang usaha (accounts receivable).
4. Cost
Terdapat dua cara yang digunakan untuk mengukur cost/kos. Pertama,
sebuah perusahaan dapat mengukur biaya pengiriman total, termasuk manufaktur,
distribusi,biaya inventori, dan biaya piutang usaha Biasanya biaya-biaya yang
terpisah ini merupakan tanggung jawab dari setiap manager dan oleh karena itu
tidak dikurangkan dari biaya total.
Cara kedua untuk mengukur kos sepanjang rantai pasok adalah mengukur
efisiensi pada nilai tambah atau produktivitas. Sebuah rumus yang digunakan
untuk mengukur efisiensi membagi hasil penjualan/revenue yang telah dikurangi
oleh biaya material dengam biaya labor plus overhead.

12
Universitas Kristen Maranatha

13
Universitas Kristen Maranatha

Bab. III Pembahasan

3.1. Profil BPR KS Unit divisi Akses+


PT. BPR KARYAJATNIKA SADAYA atau BPR KS berdiri pada tanggal 14
September 1990 berdasarkan Akta Pendirian yang dibuat oleh notaris Imas Tarwiyah
Soedrajat, SH, berkedudukan di Kabupaten Bandung, dengan modal dasar pada saat itu
berjumlah Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah). Melihat potensi yang
dimiliki, maka pada tahun 1999 PT. BPR Karyajatnika Sadaya mengajukan permohonan
pindah alamat ke Kotamadya

Bandung. Berdasarkan izin dari Bank Indonesia

No.1/318/CPBPR/IDBPR/Bd Tanggal 16 Desember 1999, maka pada Tanggal 30 Desember


PT. BPR Karyajatnika Sadaya resmi pindah alamat ke kotamadya Bandung, tepatnya di Jl.
Abdurachman Saleh No. 2 Bandung, yang saat ini beroperasi sebagai kantor pusat.
Didukung komitmen bersama segenap pemegang saham dan pengurus serta staff
menjadikan PT. BPR Karyajatnika Sadaya sebagai suatu perusahaan yang berkembang pesat
dan mampu bersaing di dunia perbankan. Tahun 2001 PT. BPR Karyajatnika Sadaya mulai
membenahi infrastruktur dengan menerapkan S.O.P (Standard Operating Procedure) dan
standardisasi pelayanan di semua cabang-cabang PT. BPR Karyajatnika Sadaya. Tahun 2003
PT. BPR Karyajatnika Sadaya memperoleh sertifikasi ISO versi 9001-2000 untuk Core
Banking dari Badan Sertifikasi SAI Global (ANZ) dengan nomor registrasi QEC 20588
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/BPR_Karyajatnika_Sadaya).
Adapun Visi, misi dan Tujuan dari PT. BPR KARYAJATNIKA SADAYA atau BPR KS yang
dimana Ny. Janny Jashinta sebagai komisaris utamanya adalah sebagai berikut :
VISI
Menjadi BPR yang sehat & kuat dengan asset terbesar melalui jaringan terluas didukung
layanan terbaik
MISI
Memberikan layanan perbankan melalui Sistem Managemen Mutu, Service Quality, SDM
Berkompeten dan Infrastruktur
yang sesuai untuk menciptakan loyalitas nasabah dalam rangka tumbuh berkembangnya
perusahaan
14
Universitas Kristen Maranatha

NILAI
1. Bersikap mental positif
2. Selalu meningkatkan profesionalisme
3. Memiliki Integritas tinggi
4. Menciptakan lingkungan kerja yang positif
5. Pemberdayaan (empowerment)
6. Mampu kerja dalam team work dengan bagian yang terkait
Sebagai Bank Perkreditan Rakyat

yang Terdepan Dalam Melayani Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR
adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan
menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat
yang membutuhkan.
BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7
tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10
tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bawah ada dua jenis
bank, yaitu Bank Umum dan BPR.
Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro,
kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran
kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat
Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat
mengerti akan kebutuhan Nasabah.
Adapun jenis layanan yang diberikan oleh BPR adalah
Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun
Kredit Konsumsi.
Melalui Peraturan Bank Indonesia, BPR diberi kesempatan untuk mempercepat
pengembangan jaringan kantor dengan membuka Kantor Cabang dan Kantor Kas, sehingga
ini akan semakin memperluas jangkauan BPR dalam menyediakan layanan keuangan kepada
para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Menyimpan uang di BPR aman, karena dijamin
oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang

15
Universitas Kristen Maranatha

berlaku, sehingga tidak ada salahnya jika kita menabung dan atau mendepositokan uang di
BPR ( sumber: http://www.bprks.co.id/about/index/9)
Selain berfungsi untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat berupa produk Kredit, Tabungan dan Deposito, BPR juga memiliki layanan
produk Akses+
Akses+ Menawarkan peluang usaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
untuk menjadi merchant atau mitra usaha dalam melayani berbagai macam transaksi secara
online dan real time melalui media layanan transaksi yang telah di sediakan oleh Akes+.
Keuntungan :
1. Mitra Usaha
o

Fee based Income

Cross Selling Product

Media Promotion

2. Masyarakat
o

Memudahkan dalam melakukan semua transaksi dimana dan kapan saja.

3.2 Produk
Secara umum produk yang ditawarkan di Akses+ adalah :
Pembayaran PLN ( postapid dan prepaid )
Pembelian Pulsa ( Prepaid )
Pembayaran Pulsa (Postpaid )
Tiket Kerta Api Indonesia
Pembayaran Tv Kabel
Pembayaran Internet
Pembayaran Telkom
ATMB
ALTO
Pemelian MNC LIFE

3.3 Flowchart bisnis Akses+

16
Universitas Kristen Maranatha

Dari Flowchart bisnis Akses+ diatas dapat dilihat bahwa Akses+ dalam hal ini meupakan
sebuah supplier, dimana Akses+ mendistribusikan setiap transaksi yang dilakukan oleh
customer di mitra akses+ melalui Core Banking BPR KS dan langsung terkoneksi dengan
biller ( Perusahaan Penyedia Jasa )
Adapun Biller yang bekerja sama dengan Akses+ ini adalah :
1. PLN
2. Telkom
3. Indovision
4. Telkom Vision
5. KAI
6. AN ( Akses Nusantara ) merupakan penyedia pulsa
7. MKN ( Mitra Komunika Nusantara ) merupakan penyedia pulsa
8. ACS ( Akses Cipta Solusi ) merupakan penyedia pulsa
9. MND merupakan penyedia MNC LIFE
10. Arta jasa merupakan penyedia pulsa
11. Finnet merupakan penyedia pulsa
3.4 Pengukuran Performa Rantai Pasok
Berdasarkan teori dari bab 2, dapat terlihat bahwa pengukuran performa rantai pasok
adalah tahap awal terhadap peningkatan. Empat performa rantai pasok yang diukur antara
lain :
17
Universitas Kristen Maranatha

1. Delivery
Delivery menunjuk kepada seberapa lama transaksi yang dijalankan melalui sistem yang ada
di Akses+ ini. Dimana transaksi ini seharusnya adalah on time delivery dimana pada saat
customer membutuhkan transaksi yang disediakan di Akses+ maka sistem Akses+ dapat
secara real time menterjemahkan transaksi tersebut dan lansgung mengirimkannya kepada
pihak biller ( Penyedia Jasa ).

2. Quality
Kualitas yang diberikan daripada sistem Akses+ ini tergantung pada koneksi daripada
jaringan yang ada antara pihak Akses+ dan Biller. Semakin sedikit transaksi yang gagal atau
Timeout maka semakin baik pula kualitas daripada transaksi yang diberikan oleh Akses+.
3. Time
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses transaksi dari awal sampai akhir, saat ini
rata rata dari waktu transaksi dari Customer hingga Customer menikmati keinginan mereka
adalah kurang lebih selama 40 60 Detik.
4. Cost
Biaya yang dikeluarkan oleh customer sangat bergantung pada kerjasama antara Akses+
dengan pihak Biller. Ada beberapa Biller yang menwarakan harga lebih murah dari Biller
lainnya ( Pulsa Prepaid ).

18
Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai