b.
tidak sadar.
2) Terdapat tarikan dinding dada dalam
3) Terdapat stridor (suara napas bunyi grok-grok saat inspirasi)
Pneumonia, apabila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat
adalah:
1)
lebih
2) Anak usia 12 bulan-5tahun apabila frekuensi napas 40x/menit
c.
atau lebih
Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda pneumonia
Aktivitas Antimikroba
1.
Cefadroxil
Oral
2.
Cefalexin
Oral
3.
Cefazolin
IV dan IM
4.
Cephalotin
IV dan IM
5.
Cephradin
Oral IV dan IM
Penisilinase
6.
Cefaclor
Oral
Kurang
7.
Cefamandol
IV dan IM
bakteri
8.
Cefmetazol
IV dan IM
dibandingkan
9.
Cefoperazon
IV dan IM
generasi
Oral
No.
10. Cefprozil
aktif
terhadap
gram
postif
dengan
pertama,
tetapi
gram
11. Cefuroxim
IV dan IM
negatif;
misalnyaH.influenza,
Mirabilis,
E.coli,
Pr.
dan
Klebsiella
12. Cefditoren
Oral
Golongan
ini
umumnya
13. Cefixim
Oral
14. Cefotaxim
IV dan IM
dengan
15. Cefotiam
IV dan IM
terhadap
generasi
kuman
pertama
gram
16. Cefpodoxim
Oral
17. Ceftazidim
IV dan IM
18. Ceftizoxim
IV dan IM
positif, tetapi jauh lebih
19. Ceftriaxon
IV dan IM
efektif
terhadap
20. Cefepim
Oral IV dan IM
Enterobacteriaceae,
Hampir
sama
dengan
21. Cefpirom
Oral IV dan IM
generasi ketiga
Indikasi Klinik :
Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya digunakan untuk pengobatan infeksi
berat atau yang tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan
spektrum antibakterinya. Anjuran ini diberikan karena selain harganya mahal,
potensi antibakterinya yang tinggi Adapun indikasi dari masing Sefalosporin
sebagai berikut :
Adapun indikasi dari masing-masing obat golongan sefalosporin yaitu :
1. Cefadroxil dan Cefalexin
Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu
yang disebabkan oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih.
Antibiotik ini tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.
2. Cefazolin
Cefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi
pada kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan, genito
urinaria (infeksi pada organ seksual dan saluran kencing), pencegahan infeksi
pada proses operasi dan infeksi kulit atau luka.
3. Cephalotin
Obat golongan Sefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
dan penyakit pada infeksi kulit dan jaringan lunak, saluran nafas, genito-urinaria,
pasca operasi, otitis media dan septikemia.
4. Cefaclor dan Cefixim
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam
penyakit seperti pneumonia dan infeksi pada telinga, paru-paru, tenggorokan,
saluran kemih dan kulit.
5. Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam
penyakit pada paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran kencing.
6. Cefmetazol
Cefmetazol lebih aktif daripada Sefalosporin golongan pertama terhadap gram
positif Proteus, Serritia, kuman anaerobik gram negatif (termasuk B. fragilis) dan
beberapaE.coli, Klebsiella dan P. mirabilis, tetapi kurang efektif dibandingkan
Cefoxitin atau Cefotetan melawan kuman gram negatif.
7. Cefoperazon dan Ceftazidim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam
infeksi termasuk paru-paru, kulit, sendi, perut, darah, kandungan, dan saluran
kemih.
8. Cefprozil
Obat Sefalosporin ini mengobati infeksi seperti Otitis Media, infeksi jaringan
lunak dan saluran nafas.
9. Cefuroxim
Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh
bakteri seperti; bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga,
tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit.
10. Cefotaxim
Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore, infeksi pada ginjal
(pyelonephritis), organ pernafasan, saluran kemih, meningitis, pencegahan infeksi
pada proses operasi dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
11. Cefotiam
Memiliki aktivitas spetrum luas terhadap kuman gram negatif dan positif, tetapi
tidak memiliki aktivitas terhadapPseudomonas aeruginosa.
12. Cefpodoxim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam
infeksi seperti Pneumonia, Bronkitis, Gonore dan infeksi pada telinga, kulit,
tenggorokan dan saluran kemih.
13. Cefepim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam
infeksi seperti Pneumonia, kulit, dan saluran kemih.
14. Cefpirom
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam
infeksi pada darah atau jaringan, paru-paru dan saluran nafas bagian bawah, serta
saluran kemih
Kontraindikasi :
Obat
golongan
sefalosporin
umumnya
bersifat
nefrotoksik
sehingga
PEMERIKSAAN
NORMAL
PH
7,34 -7,44
PCO2
35 45
PO2
89 116
HCO3
22 26
TCO2
22 29
BASSE EXCESS
- 2 ( +3 )
SATURASI O2
95 -98
(http://staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/AGD.pdf)
metabolik,
respiratorik,
alkalosis
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam
atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.. Contohnya adalah
metanol
(alkohol
kayu)
dan
zat
anti
beku
(etilen
glikol).
atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
(http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/gangguan-keseimbangan-asam-danbasa1.pdf)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/731/1/08E00129.pdf)
13. Sebutkan isi, lokasi, kontraindikasi dan cara pemberian vaksin BCG
Isi
Vaksin BCG berisi bakteri hidup yang dilemahkan berasal dari strain
Mycobacterium bovis
Kontraindikasi
Karena berisi bakteri hidup, pemberian vaksin ini tidak dapat dilakukan
pada pasien yang memiliki ganggun imunitas tubuh atau pada pasien yang
sedang mwngkonsumsi obat-obatan imunosupresan.
Dosis
Umur 1 tahun
: 0,05 cc
Umur > 1 tahun
: 0,1 cc
Lokasi penyuntikan BCG
Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada
insersio M.deltoideus sesuai anjuran WHO, tidak ditempat lain (misalnya
bokong, paha). Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik membuka
lengan atas dari pundak ke siku. Lokasi yang paling baik adalah pada
tengah otot, yaitu separuh antara akromion dan insersi pada tengah
humerus. Bila bagian bawah deltoid yang disuntik, ada risiko trauma saraf
radialis karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari otot trisep. Posisi
yang salah akan menghasilkan suntikan subkutan yang tidak benar dan
meningkatkan resiko penetrasi saraf.
Cara penyuntikan BCG
Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk suntikan di daerah deltoid
ialah duduk di atas pangkuan ibu atau pengasuhnya. Lengan yang akan
disuntik dipegang dan menempel pada tubuh bayi, sementara lengan
lainnya diletakkan di belakang tubuh orang tua atau pengasuh. Lokasi
deltoid yang benar merupakan hal yang penting supaya vaksinasi
berlangsung aman dan berhasil. Jarum suntik ditusukkan membuat sudut
450 -600 mengarah pada akromion.
(Rahajoe, N.N. et al. Tuberkulosis (Vaksin BCG) dalam Buku Imunisasi di
Indonesia. Edisi kedua. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta, 2005.)
14. Sebutkan cara penyuntikan,indikasi,kontraindikasi dari semua imunisasi
dasar
1. BCG ( Bacillus Calmette Guerin )
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).
Cara Pemberian dan Dosis :
Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl
0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum
panjang. Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.
Kontra indikasi :
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan
sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
Efek samping :
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam.
1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat
suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka
tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda
sterilitasnya terjaga
sterilitasnya terjaga
Alat oksigen arus tinggi diantaranya venturi mask, dan reservoir nebulizer
blenders.
1.
Alat
pemberian
oksigen
dengan
arus
rendah
Kateter nasal dan
alat
secara
dengan
sistem
arus
luas.
Kanul
nasal
kanul
rendah
nasal merupakan
yang
digunakan
dengan panjang 2 cm, dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube
dihubungkan secara langsung keoxygen flow meter. Alat ini dapat menjadi
alternatif bila tidak terdapat masker, terutama bagi pasien yang membutuhkan
suplemen oksigen rendah. Kanul nasal arus rendah mengalirkan oksigen ke
nasofaring dengan aliran 1-6 L/m, dengan FiO2 antara 24-40%. Aliran yang lebih
tinggi tidak
Simple oxygen mask dapat menyediakan 40-60% FiO2, dengan aliran 5-10L/m.
aliran dapat dipertahankan 5L/m atau lebih dengan tujuan mencegah CO2 yang
telah dikeluarkan dan tertahan di masker terhirup kembali. Penggunaan alat ini
dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi kulit dan pressure sores.
Gambar
2. Simple
oxygen
mask
Partial rebreathing mask merupakan simple mask yang disertai dengan
kantung reservoir. Aliran oksigen harus selalu tersuplai untuk mempertahankan
kantung reservoir minimal sepertiga sampai setengah penuh pada inspirasi. Sistem
ini mengalirkan oksigen 6-10L/m dan dapat menyediakan 40-70% oksigen.
Sedangkan non-rebreathing
mask hampir
sama
dengan parsial
rebreathing
mask kecuali alat ini memiliki serangkai katup one-way. Satu katup diletakkan
diantara kantung dan masker untuk mencegah udara ekspirasi kembali kedalam
kantung. Untuk itu perlu aliran minimal 10L/m. Sistem ini mengalirkan
FiO2 sebesar 60-80%.
tipe II, bernafas dengan mask ini mengurangi resiko retensi CO2, dan
memperbaiki hipoksemia. Alat tersebut terasa lebih nyaman dipakai, dan
masalah rebreathing diatasi melalui proses pendorongan dengan arus tinggi
tersebut.
Sistem arus tinggi ini dapat mengirimkan sampai 40L/menit oksigen
melalui mask, yang umumnya cukup untuk total kebutuhan respirasi.
Dua indikasi klinis untuk penggunaan oksigen dengan arus tinggi adalah
pasien dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian FiO2, dan pasien hipoksia
dengan ventilasi abnormal.
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali
lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun
demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna
laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal
ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu
sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,
tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah
melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif
stabil.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein
yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari
protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein
whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak
mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah
protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang
mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta
laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat di protein susu
sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein
yang potensial menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil
asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino
yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam
amino taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam
susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena
asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang
sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena
kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang
tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding
dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping
itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini
mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,
merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan
besi dan daya tahan tubuh.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil
lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega
3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan
dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu
formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan,
walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir
perlu
diberikan
vitamin
yang
umumnya
dalam
bentuk
suntikan.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak
perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan
mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga
pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar
matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan
vitamin
D.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah
merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah
(anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi
terutama
pada
kolostrum
dan
ASI
transisi
awal.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung
pembelahan
sel, kekebalan
mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan
bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi
yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang
baik.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah
serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih
kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang
mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI
lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula.
Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat
yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini
dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak
membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica
dengan gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar
zincASI menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi
kandungan mineral zink ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat
penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu
formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi
kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
Susu formula
Susu formula untuk bayi di bawah 6 bulan secara umum digolongkan
menjadi dua:
1. Formula adaptasi
Susu formula jenis ini mempunyai kandungan sebagai berikut:
* Lemak
Disarankan mempunyai kadar lemak antara 2,7-41 g setiap 100 ml atau setara
8,5%. Dari jumlah ini, 3-6% kandungan energinya harus terdiri dari asam linoleik.
* Protein
Kadarnya harus berkisar antara 1,2 sampai 1,9 g/100 ml, dengan rasio
lakalbumin/kasein kurang lebih 60/40. Karena itu komposisi asam aminonya
harus identik dengan protein yang terdapat dalam ASI. Alasannya, hanya protein
itulah yang bisa dimanfaatkan bayi.
* Karbohidrat
Disarankan kandunganya antara 5,4 sampai 8,2 g bagi tiap 100 ml.
Karbohidratnya dianjurkan terdiri atas laktosa dan selebihnya glukosa atau
dekstrin-maltosa. Dalam hal ini tidak dibenarkan menggunakan sumber
karbohidrat dari tepung, madu, atau susu yang diasamkan.
* Mineral
Sebagian besar mineral dalam susu sapi adalah natrium, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium dan klorida. Karena itu komposisinya harus diturunkan sekitar 0,25
sampai 0,34 g tiap 100 ml. Ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan
keseimbangan air dan dehidrasi hipertonik, selain timbulnya gangguan hipertensi
di kemudian hari.
* Vitamin
Harus ditambahkan pada pembuatan susu formula.
* Energi
Harus disesuaikan dengan ASI yang jumlahnya sekitar 72 Kkal.
2. Formula awal lengkap
Sesuai namanya, susu ini memiliki susunan gizi yang lengkap untuk bayi
baru lahir. Sekalipun demikian, susu ini sedikit berbeda dari formula adaptasi.
Susu formula ini mempunyai kadar protein tinggi karena rasio proteinnya tidak
disesuaikan dengan rasio protein yang terkandung dalam ASI. Begitu juga dengan
mineral yang lebih tinggi dari susu formula adaptasi. Keuntungan susu formula
jenis ini adalah harganya yang jauh lebih murah daripada susu formula adaptasi.
Susu formula untuk bayi 6 bulan ke atas mengandung protein yang lebih
tinggi dari susu adaptasi maupun susu awal lengkap. Rasio proteinnya pun tidak
mengikuti rasio yang terdapat dalam ASI. Sedangkan kadar beberapa mineral,
karbohidrat, lemak dan energinya lebih tinggi. Ini dimaksudkan untuk
mengimbangi kebutuhan anak yang sudah semakin aktif dan sedemikian cepat
tumbuh kembangnya.
Perbedaan paling nyata dalam kebutuhan zat gizi bayi 6 bulan ke bawah
dan 6 bulan ke atas adalah kalorinya. Kalori yang dibutuhkan bayi usia 6 bulan ke
bawah per hari hanya sebesar 560 kkl atau lebih, sedangkan bayi usia 6 bulan ke
atas adalah 800 kkl per hari atau lebih.
* Kandungan Zat Tambahan
Kemajuan teknologi memungkinkan susu formula yang sudah ada
ditingkatkan kualitasnya, yakni dengan diformulasikan sedemikian rupa sehingga
makin mirip dengan ASI. Salah satunya adalah penambahan DHA. Penambahan
ini dibolehkan karena zat tambahan tersebut merupakan zat-zat mikro. Hanya saja
penambahannya pun harus mengikuti standar yang berlaku. Yang tak kalah
penting, orang tua harus segera memastikan cocok atau tidaknya si bayi mendapat
susu tersebut. Bila ternyata tidak cocok, ya jangan dipaksakan. Asal tahu saja,
DHA yang berasal dari ikan berpotensi menyebabkan alergi. Belakangan beberapa
produsen susu menggunakan DHA/AA yang bersumber dari bahan nonikan.
Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/ lebih. Terbagi atas diare
persiten dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
Klasifikasi
diare dengan dehidrasi berat
(http://melatikalimantan.blogspot.com/2011/08/askep-diare.html)
19. 1 takar susu formula untuk berapa cc ?
1 sendok takar susu formula biasanya untuk 30 cc air
(http://www.dunia-bayi.com/menyiapkan-susu-formula/)
20. Jelaskan patomekanisme diare
21. Jelaskan pemeriksaan clinitest
PEMERIKSAAN CLINITEST
Clinitest adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan tablet
clinitest yang digunakan untuk mendeteksi adanya zat-zat dalam feses
yang mereduksi tembaga yang terdapat dalam tablet clinitest tersebut.
Zat-zat
tersebut
adalah
monosakarida
seperti
glukosa,
laktosa,
Prinsip Clinitest
Gula (monosakarida) akan mereduksi tembaga. Warna larutan
yang dihasilkan dibandingkan dengan warna baku pada color chart.
Bahan Pemeriksaan
Alat :
Sentrifus
Aquadest
Pipet
Tabung reaksi
Color chart
Faeces container
Penangas air
Rak tabung reaksi
Tang penjepit
Reagen
Tablet clinitest.
Teknik Pemeriksaan
1. Periksa apakah ada glukosa dalam urin dengan urine dipstick.
Jika terdapat glukosuria, maka hal ini dapat menyebabkan hasil
false positive, jika feses yang akan diperiksa sudah bercampur
dengan urin.
2. Encerkan feses dengan aquadest dengan perbandingan 1:2.
3. Jika masih terdapat feses padat, sentrifus selama 2-6 menit.
4. Ambil dengan pipet 15 tetes supernatant, masukkan ke dalam
tabung reaksi yang bersih dan kering.
5. Masukkan tablet clinitest ke dalam tabung reaksi.
Kadar Normal
Kadar monosakarida < %