HASIL KUNJUNGAN
Tempat perendaman biji kedelai, lantainya berlapis semen namun lantai licin dan
tidak ada keset. Selain itu, terdapat jemuran pakaian basah karyawan tepat diatas
tempat perendaman kedelai. Di bagian atas pojok ruangan juga terdapat power supply,
padahal ruangan ini merupakan tempat perendaman (kontak dengan air), sehingga dari
segi keamanan dapat membahayakan kesehatan karyawan.
Saluran pembuangan limbah tahu dari tiap bagian alur produksi juga kurang
terjaga kebersihannya. Terdapat banyak sampah seperti kemasan minuman dan
makanan, besi berkarat dan beberapa pipa paralon. Selain itu, parit limbah pada bagian
belakang pabrik juga tersumbat dan banyak sampah, sehingga dapat menjadi sumber
kuman. Limbah tahu dibuang langsung ke sungai, menurut pemilik perusahaan,
penangan limbah tersebut memang masih dalam proses. Untuk tempat pembuangan
sampah, tidak dibuat satu lokasi, sehingga sampah tersebar dimana-mana.
pMd
ceidan
anxse
ngepotb
tergkau
mnlait
ndkbi
dagbukt
tpasdj
uanhilk
nkad
ten
adb
jea
ak
u
i
i
a
e
e r ya
kr
ge
ai
n si n
a
e j
a eii
a
e
e
rn
m
t
d i
j
e j
a
i
a
e
l
i
i
i g
d
l
i
Gambar 2.10 Perendaman biji kedelai (kiri) dan kedelai yang sudah disaring
(kanan)
Setelah ditimbang, biji kedelai direndam 2 jam. Biji kedelai yang
direndam diharapkan akan lebih lunak (mekar). Setelah direndam, biji kedelai
disaring agar terpisah dari air rendaman, lalu ditampung kembali. Biji kedelai
yang sudah disaring siap untuk dimasukan ke dalam penggilingan.
3. Penggilingan kedelai
Gambar 2.11 Penggilingan kedelai (kiri) dan hasil kedelai yang digiling (kanan)
Kedelai yang sudah disaring, lalu dimasukan ke dalam mesin penggilingan.
Mesin penggilingan tersebut membuat kedelai menjadi bentuk yang lebih halus
dibandingkan sebelumnya.
4. Mixer dan perasan
Taji kedelai selanjutnya direbus dengan tenaga uap 100 C dan diaduk
berkala secara manual oleh pekerja. Selain itu, taji santan juga diberikan bahan
tambahan yaitu Antoba. Takarannya 1 kwintal kedelai = 1 L Antoba. Perebusan
ini selama 15 menit dan dapat menghasilkan 700L.
6. Penyaringan taji kedelai
Tahu yang sudah jadi lalu dipasarkan. Biasanya PD. Hasil Bumi
memasarkan tahu ke daerah Depok Kemiri, Cisalak, Ciputat, Kranggan, Citeurup,
Kebayoran, Cibinong, Bogor, Sukabumi dan Cimanggis. Beberapa pedagang juga
membeli langsung tahu ke pabrik ini, lalu mereka jual.
2.4 Identifikasi Bahaya Potensial di Lingkungan Kerja
2.4.1.
Faktor Fisik
a. Ventilasi
Pada pabrik tahu ini, ventilasi yang ada dalam kategori cukup. Ruangan pada
pabrik tahu semi terbuka, dengan menggunakan atap tanpa dinding pembatas atau
penyekat tertentu, sehingga terjadi pertukaran udara luar dan dalam.
b. Penerangan
Pada home industri ini penerangan sudah baik. Pabrik tahu ini memiliki ruang semi
terbuka sehingga penerangan sinar matahari dapat masuk dengan baik walaupun
tanpa penerangan lampu.
c. Kebisingan
Tingkat kebisingan pada pabrik tahu ini berkisar antara 81 db 90 db
tergantung tempatnya. Pada bagian perendaman tingkat kebisingan 88 db karena
lokasi dekat penggilingan. Pada proses penggilingan kedelai dan penyaringan tingkat
kebisingan didapatkan 90 db yang bersumber dari alat penggiling dan penyaring sari
kedelai. Pekerja yang berada di bagian penggilingan maupun penyaringan hanya
satu pekerja dengan lama kerja 12 (05.00-17.00) tanpa sistem shift. Nilai ambang
batas yang sesuai dengan keputuasan menteri Tenaga Kerja No. 51/Menaker/1999 di
ruangan tersebut seharusnya kurang dari 2 jam . Alat pelindung diri pada pekerja
hanya berupa sepatu boots saja dan sarung tangan yang disediakan perusahaan.
Namun pelindung telinga seperti ear plug maupun ear muff tidak disediakan oleh
pihak perusahaan. Pekerja pada bagian tersebut sempat mengalami telinga
berdenging beberapa kali, namun mereka tidak memperdulikan hal tersebut.
d. Vibrasi
Paparan getaran mekanis terjadi pada mesin penggiling kedelai yang dapat
memapari seluruh tubuh pekerja, dengan sebutan whole body vibration. Berdasarkan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/Menaker/1999 menyatakan tentang nilai
ambang batas faktor fisik di tempat kerja, getaran mekanis agalah gerakan yang
teratur dari benda atau sebuah media dengan arah bolak-balik dari kedudukan
kesimbangan. Gangguan paparan whole body vibration pada pekerja dapat
mempengaruhi
peredaran
darah,
gangguan
saraf,
menurunkan
ketajaman
penglihatan, kelainan otot dan tulang. Untuk mengurangi getaran dapat dilakukan
dengan penambahan alat pereda getaran pada mesin serta perawatan mesin
penggiling agar getaran yang dihasilkan minimal. Pada pabrik tahu belum ada usaha
untuk menanggulangi paparan getaran pada bagian penggilingan.
e. Suhu ruangan
Suhu ruangan cukup panas dengan adanya paparan suhu udara luar yang panas
ditambah dengan hasil produksi (bagian perebusan dengan menggunakan uap panas
+ tungku pemanas). Sebagian besar pekerja merasakan panas sehingga tidak
menggunakan pakaian. Suhu ruangan yang sesuai nilai ambang batas pada beban
kerja sedang hingga berat tidak lebih dari 26,7 o C. Jika suhu ruangan melebihi dapat
mengakibatkan heat cramps, heat exhaustion bahkan heat stroke pada pekerja
terutama yang berada di bagian perebusan dan pengaturan tungku pemanas. Fasilitas
sementara yang diberikan pabrik hanya berupa kipas angin sebanyak 1 buah.
2.4.2.
Faktor Biologi
Faktor biologi meliputi tumbuhan, hewan dan mikroorganisme di pabrik
maupun sekitar pabrik. Dari hasil kunjungan kami menemukan beberapa kotoran
hewan (ayam) di area pabrik dan juga lalat di area pabrik serta didalam pabrik,
selain itu pembuangan limbah masih dialirkan ke sungai dan belum tertata dengan
baik. Tingkat kebersihan di pabrik serta area pabrik masih belum memenuhi standar
kebersihan.
Faktor bakteri maupun jamur bisa terjadi pada pekerja dikarenakan lingkungan
panas dan penggunaan sepatu boots pada pekerja, maupun tangan pekerja yang
dominan selalu basah. Pada pekerja dapat terjadi penyakit kulit seperti jamur
maupun kutu air.
2.4.3.
Faktor Kimia
Potensi bahaya kimia yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-
bahankimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat
memasukiatau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui inhalation (melalui
pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui
kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat
tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu,
gas, uap. asap; daya racun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
Bahan-bahan tambahan selain kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu
pada pabrik ini adalah garam, Antoba, P.Bz, dan Salta 682.
Garam digunakan sebagai perasa bagi tahu. Antoba sendiri merupakan bahan
tambahan pangan yang berguna untuk menambah cita rasa produk pangan. Bahan ini
alergi terhadap bahan ini maka akan timbul reaksi inflamasi dan gatal pada kulit.
Lq.P.Bz dan Salta 682 merupakan bahan tambahan pangan yang berguna sebagai
pengawet makanan. Pada proses pembuatan tahu Lq.P.Bz diberikan sebagai
pengawet bersama sama dengan Antoba. Sama seperti antoba, sifat toksik dan
korosif bahan kimia ini tidak teridentifikasi. Namun teta harus kita pikirkan
kemungkinan efek inflamsi yang ditimbulkan pada pekerja yang alergi terhadap
bahan-bahan tersebut.
2.4.4.
Faktor Ergonomi
a. Pengambilan bahan baku dan perendaman
Posisi membungkuk 90o saat pengambilan kacang kedelai dalam karung yang
dilakukan selama rata-rata setiap harinya 11 jam kerja sesuai borongan pada
hari itu.
menggeret karung dan menuangkannya ke bak penampungan kacang
Dapat berisiko pegal-pegal bahkan hingga nyeri pinggang bawah/LBP, cedera
dimasak. Hal ini dilakukan terus menerus sampai bahan baku habis.
hal ini dapat beresiko keram otot kaki, keram tangan, sensoris tangan
berkurang akibat bahan yang masih panas. Posisi meja sudah memenuhi
Faktor Psikis
Pasokan bahan baku yang ada dipabrik tahu yang kami kunjungi hari jumat
tgl 9 juni dengan bahan baku kedelai yang sudah ada dan dibersihkan oleh karyawan
pabrik tersebut dengan air seadanya yang dari kran sampai kedelai bersih disini
karyawan melakukan sendirian seharusnya dilakukan oleh dua orang agar hasil nya
lebih bersih.
Dilanjutkan dengan perendaman dan penyaringan kedelai, perendaman
dilakukan oleh karyawan sendirian dengan waktu tertentu dan disini karyawan
melakukan nya dengan sendirian sembari menunggu perendaman karyawan
mengerjakan yang lain karyawan terlihat lelah, dan penyaringan dilakukan dengan
karyawan seorang, karyawan tersebut terlihat lelah karena menggunakan saringan
yang besar seharusnya saringan nya yang sedang saja supaya karyawan tidak lelah
dan pegal.
Penggilingan dilakukan satu orang karyawan menggunakan mesin molen yang
cukup besar seharusnya dilakukan lebih dari satu karyawan karena pekerjaan
menggiling kedelai itu harus cepat dan gesit agar tepat waktu dan karyawan tidak
kelelahan dan disini karyawan mulai bekerja dari pukul 03.00 pagi sampai jam 05.00
sore dan waktu istirahat diberi waktu setengah jam disini seharusnya memakai
waktu shift agar karyawan lebih baik karena memfosir tubuh karyawan dan waktu
istirahat seharusnya satu jam.
Penyaringan taji kedelai dilakukan satu karyawan juga disini karyawan cukup
lelah karena dengan hasil taji yang banyak Cuma dilakukan sendirian, seharusnya
karyawan lebih dari satu orang agar karyawan tidak kelelahan.
Perebusan taji dilakukan satu karyawan seharusnya lebih dari satu karyawan
apalagi dengan suhu di tempat perebusan sangat panas karyawan sangat tidak
nyaman.
Mixer dan perasan hasil kedelai tadi dilakukan dengan satu karyawan juga
seharusnya lebih dari satu orang karyawan agar mendapatkan hasil yang baik karena
memeras taji kedelai harus kuat disini karyawan sangat lelah.
Pengendapan taji disini dilakukan satu orang karyawan disini tidak perlu
banyak karyawan karena hanya menunggu tapi disini karyawan sambil menunggu
pengendapan taji melakukan pekerjaan yang lain nya jadi terlihat lelah karyawan
tersebut, dilingkungan pengendapan taji begitu tidak higienis begitu banyak lalat
yang menempel di pengendapan tahu tersebut seharusnya lingkungan produksi, itu
akan menghasilkan produksi yang tidak baik.
Pencetakan taji menjadi tahu disini maksud nya dari hasil pengendapan tahu
sudah menjadi tahu dilakukan satu karyawan seharusnya lebih dari satu orang karena
begitu banyak tahu yang harus di kerjakan yang akan di distribusi dan karayawan
sangat lelah karena harus mengangkat lagi ke bagian di distribusi
Bagian distribusi karyawan nya cukup disini tidak ada yang dikomentari
karena memang seperti itu bagian distribusi harus banyak agar tepat waktu untuk di
jual.