Definisi
Rinitis Vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya
infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal ( kehamilan, hipertiroid) dan pajanan
obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat
topikal hidung dekongestan). Rinitis ini digolongankan menjadi non alergi bila
adanya alergi/alergen spesifik tidak apat diidentifikasi dengan pemeriksaan
alergi
yang sesuai (anenmnesis, tes cukit kulit, kadar antibodi IgE spesifik serum).
Kelaianan ini disebut juga vasomotor catarrd, vasomotor rinorhea, nasal vasomotor
instability atau juga non-allergic parennial rhinitis.
II. Etiologi dan Patofisiologi
Etiologi dan patofisiologi yang pasti belum diketahui. Beberapa hipotesis telah
dikemukakan untuk menerangkan patofisiologi rinitis vasomotor :
1.
yaitu :
1. Golongan bersin (sneezers), gelaka biasanya memberikan respon yang baik
dengan terapi antihistamin dan glukokortikoid topikal
2. Golongan rinore (runners), gejala dapat diatasi dengan pemberian anti
kolinergik topikal
3. Golongan tersumbat (blockers) kongesti umumnya memberikan respon yang
baik
IV. Diagnosa
Diagnosa umumnya ditegakkan dengan cara eksklusi, yaitu menyingkirkan adanya
rinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan akibat obat. Dalam anamnesi dicari
faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala.
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak gambaran yang khas berupa edema
mukosa hidung, konka bewarna merah gelap atau merah tua, tetapi dapat pula pucat.
Hal ini perlu dibedakan dengan rhinitis alergi. Permukaan konka dapat licin atau
berbenjol-benjol ( hipertrofi). Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya
sedikit. Akan tetapi pada golongan rinore sekret yang ditemukan ialah serosa dan
banyak jumlahnya.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis
alergi, kadang juga ditemukan oesinofil pada sektet hidung akan tetapi dalam jumlah
sedikit. Tes cukit kulit biasanya negatif. Kadar IgE spesifik tidak meningkat.
V.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada rhinitis vasomotor bervariasi, tergantung pada faktor
penyebab dan gejala yang menonjol, secara garis besar dibagi dalam :
1.
2.
propionat dan mometason furoad dengan pemakaian cukup satu kali sehari
dengan dosis 200 mcg. Pada kasus dengan rinore yang berat, dapat ditambahkan
antikolinergik topikal (ipatropium bromida). Sat ini sedang dalam penelitian
adalah terapi desensitisasi dengan obat capsaicin topikal yang mengandung lada.
3.
4.
VI. Prognosis
Prognosis pengobatan golongan onstruksi lebih baik dari pada golongan rinore. Oleh
karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi, perlu anamnis dan
pemeriksaan yang teliti untuk memastikan diagnosisnya.