diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk
mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu
yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun
peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata dan
seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar
membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis
namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan
ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.
Ilmu adalah panduan atau petunjuk yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia sebagai
bekal untuk menjadi khalifah dalam mengelola dunia, ibarat ketika kita membeli suatu
barang elektronik maka dibekali buku panduan oleh produsenya untuk dipelajari sehingga
dapat menemukan cara terbaik dalam menggunakan, merawat dan memperbaiki barang
elektronik tersebut.
2.
Ilmu adalah cahaya sebagai penerang langkah kehidupan serta bekal untuk mengenal
Tuhan.
3.
Ilmu merupakan alat untuk membedakan antara orang yang mengetahui dengan tidak
mengetahui.
4.
5.
Sumber-sumber ilmu
Intuisi
Jenis-jenis ilmu
1.
Ilmu abadi yaitu pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia dalam bentuk
kitab suci alquran dan hadist yang disampaikan kepada manusia melalui perantara rasul
sebagai utusan Tuhan, ilmu jenis ini merupakan suatu bentuk yang sudah pasti benar dan
tidak berubah serta dapat dibuktikan dalam situasi,kondisi dan zaman apapun.
2.
Ilmu yang dicari yaitu pengetahuan yang didapat oleh manusia sebagai hasil dari usaha
mencari suatau definisi alam semesta, ilmu jenis ini dapat berubah entah itu bertambah
maupun berkurang sesuai dengan hasil riset penemuan manusia sebagai makhluk yang
dibekali akal. sebuah ilmu bisa dianggap benar dimasa lalu namun bisa jadi sudah tidak
cocok dimasa depan ketika dilakukan penelitian baru.
secara sedar. Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi
kebaikan manusia.
Biasanya, ilmu adalah hasil daripada kajian trhadap sesuatu perkara. Dalam hal
ini, ilmu sendiri juga boleh menjadi sasaran kajian dan menghasilkan apa yang dikenali
sebagai "ilmu mengenai ilmu", yakni epistemologi.
Ciri-ciri Ilmu adalah sebahagian daripada aspek kognitif yang terdapat dalam
diri manusia. Maka dengan itu ilmu adalah berkaitan dengan aspek kognitif manusia
yang lain seperti pengetahuan, pengalaman, dan juga perasaan. Tetapi pada masa
yang sama, ilmu adalah berbeza dengan perkara-perkara ini dan ciri-cirinya adalah
seperti berikut:
Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan pengalaman. Contohnya,
sesetengah "pengalaman diri" seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui
bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat dipertuturkan melalui
bahasa.
Ilmu mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri ini membezakan
pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsurunsur tahayul.
Ilmu adalah objektif. Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang tidak
dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan seseorang individu.
Ilmu diperolehi melalui kajian
Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara
memeroleh ilmu itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Kandungan Ilmu sentiasa bertambah
Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertemabahan, pemantapan dan
penyempurnaan.
ilmu adalah sesuatu yang membedakan kita dengan mahluk tuhan lainnya
seperti tumbuhan dan hewan..
dengan ilmu kita dapat melakukan,membuat,menciptakan sesuatu yang dapat
membawa perbedaan yang lebih baik bagi diri kita sendiri.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana
seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih
dahulu.
1.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah
harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal
dari kata Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
4.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmuilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai
tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Sifat-sifat ilmu
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita dapat
melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu
bidang tertentu yang...
1.
Berdiri secara satu kesatuan,
2.
Tersusun secara sistematis,
3.
Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan
disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
4.
Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
5.
Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat
dimengerti dan dipahami maknanya.
6.
Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana
saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
7.
Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan
penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiranpemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi,hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi
dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini
bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan danpengamatan yang dilakukan secara
empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala
ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga
bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali.
Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya
akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal
budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan
pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya
pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan
didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah
pemikiran logis akal budi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam
hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan
perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum
dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu
alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau
ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu)
PERBEDAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN
Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip
umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang
segala sesuatu secara umum dan keseluruhan. Segi-segi yang dipelajari
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu pengetahuan
adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.
Menilai obyek renungan dengan suatu makna, misalkan , religi, kesusilaan,
keadilan dsb. Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu. Ilmu
pengetahuan adalah definisi eksperimental.
Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu. Bertugas memberikan jawaban. Ilmu
pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari
pengamatan empiris.
PERSAMAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya sampai keakar-akarnya.
Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan
sebab-sebanya.
Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan.
Ketiganya mempunyai metode dan siStem.
Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang lebih
mendasar.