Anda di halaman 1dari 4

Rumput laut Rp7.000 hingga Rp11.000 per kilogram (kering).

Budidaya laut merupakan salah satu subsektor perikanan budidaya yang


pengembangan berada dalam area terbatas. Biasanya letaknya di daerah
yang
memiliki
ketenangan
arus. Budidaya laut
seperti
halnya
pada budidaya air tawar dan air payau juga harus didukung dengan
fasilitas-fasilitas yang mendukung pembudidayaan ikan di laut.
Pembudidayaan ikan di laut selain memiliki ketenangan arus tertentu,
juga memperhatikan tingkat salinitas, kejernihan air , pencahayaan dan
kedalaman air lautnya.

Budidaya laut merupakan salah satu subsektor yang sampai dengan saat
ini merupakan unggulan perikanan budidaya dalam meningkatkan volume
produksinya. Volume produksi baik menurut komoditasnya ataupun
menurut daerah penghasilnya secara nasional didominasi oleh produksi
komoditas budidaya laut seperti rumput laut yang produksi mencapai
hampir 2/3 dari total produksi nasional.

Walaupun masih kalah dibandingkan subsektor budidaya air tawar namun


produksibudidaya laut tidaklah dapat dipandang sebelah mata. Apalagi
jika melihat data produksinya yang hampir didominasi oleh rumput laut
dari budidaya laut. Umumnya komoditas budidaya laut memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di pasaran baik dalam negeri maupun luar
negeri. Pasar untuk komoditas budidaya laut pun masih sangat terbuka
dan sebagian besar komoditas budidaya laut di ekspor keluar negeri
dengan nilai jual yang cukup tingggi. Ada beberapa komoditas yang sudah
dapat dibudidayakan dan dikembangakan oleh daerah-daerah yang ada di
Indonesia, antara lain yaitu :

1. RUMPUT LAUT
Rumput
laut
adalah
komoditas
unggulan
di
perikanan budidaya subsektor budidayalaut. Rumput laut selain dapat
di budidaya di laut juga dapat dibudidayakan di air payau, namun jenisnya
berbeda. Rumput laut yang sering dibudidayakan dan dikembangkan
diperairan laut selama ini memiliki nama ilmiah euchema cottonii.
Sedangkan untuk jenis yang dibudidayakan di air payau adalah Gracilari
sp. Rumput E. cottonii ini dikembangkan hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan rumput laut
begitu cepatnya. Bahkan data tahun 2009 rumput laut E. cottonii hampir
menembus tiga juta ton. Sentra budidaya rumput laut cottonii terdapat di
pulau sulawesi terutama di provinsi sulawesi selatan, sulawesi tengah dan
sulawesi tenggara. Diluar pulau sulawesi sentra budidaya rumput laut
jenis ini terdapat di provinsi nusa tenggara timur dan provinsi jawa timur.
Geliat pengembanganbudidaya rumput laut jenis ini sudah berkembang di

luar pulau sulawesi. Bahkan beberapa provinsi menunjukan peningkatan


volume produksi yang cukup tinggi.

2. BANDENG
Bandeng adalah komoditas budidaya laut yang dapat juga dibudidayakan
di tambak. Ikan ini memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan memiliki rasa
yang enak. Pada beberapa daerah ikan ini menjadi makanan khas daerah
tersebut. Tidak banyak daerah yang membudidayakan bandeng di laut.
Berdasarkan laporan dari daerah-daerah yang sampai ke pusat melalui
buku statistik provinsi hanya provinsi Bali dan Provinsi DKI Jakarta saja
yang mengembangkan budidaya ikan bandeng di laut. Memang jika
melihat sejarahnya ikan bandeng lebih dikenal sebagai ikonnya
ikan budidaya tambak. Padahal ikan bandeng yang dibudidaya di karamba
jaring apung di laut memiliki keunggulan yaitu tidak bau lumpur.
Sementara bandeng yang ada di tambak biasanya berbau lumpur .

3. KERAPU
Sama halnya dengan ikan bandeng, ikan kerapu juga dapat dibudidayakan
di tambak. Bedanya ikan kerapu lebih dikenal dan banyak di budidaya di
laut daripada di tambak. Kerapu memiliki tujuh genus yang dikenal di
Indonesia, yaitu Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis, Chromileptes,
Epinephelus, Plectropomus, dan Variola. Dari ketujuh genus tersebut yang
memiliki nilai komersial adalah genus Chromileptes yang diwakili oleh
jenis kerapu bebek, Plectropomus diwakili oleh jenis kerapu sunu, dan
Epinephelus yang diwakili oleh jenis kerapu macan. Ikan kerapu
dibudidayakan hampir di seluruh daerah di Inonesia. Sentra budidaya ikan
kerapu du laut terletak di provinsi Maluku, Sumatera Utara, Kepulauan
Riau dan Lampung.

4.
KAKAP

Ikan kakap juga dapat dibudidayakan di laut dan di tambak. Kakap yang
dibudidayakan ada dua jenis yaitu kakap putih dan kakap merah. Ikan
kakap termasuk ikan yang memiliki toleransi cukup besar terhadap kadar
garam. Ikan kakap juga merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis
baika
untuk
kebutuhan
dalam
negeri
maupun
untuk
pasar
internasional. Budidaya ikan kakap di laut terdapat di provinsi DKI Jakarta ,
Kepulauan Riau dan beberapa daerah di Indonesia timur. Pada tahun 2009
produksi tertinggi kakap dihasilkan oleh provinsi kepulauan riau.

5. BERONANG

Ikan beronang memiliki nama ilmiah Siganus sp. Ikan ini sebenarnya
cukup potensial untuk dikembangkan. Ikan ini termasuk ikan yang
memiliki daging yang gurih dan disukai banyak orang. Sifatnya primary
herbivor, suka memakan plankton dan makanan buatan. Ikan ini termasuk
komoditas yang mudah dibudidayakan karena mempunyai toleransi yang
tinggi terhadap kadar garam dan tingkat suhu. Ikan ini di alam tersebar di
berbagai daerah di Indonesia. Sementara lokasi budidayanya terletak di
provinsi kepulauan riau, papua dan maluku berdasarkan laporan data
statistik dari setiap provinsi yang ada di Indonesia.

6. TERIPANG
Teripang termasuk komoditas perairan laut yang memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi. Nama latinnya Holothuroidea. Teripang biasa disebut juga
sebagai timun laut. Komoditas ini biasa ditemukan di daerah pasang surut
air laut sampai dengan daerah laut dalam. Teripang yang dalam bahasa
inggrisnya disebut sea cucumber, memiliki manfaat antara lain dapat
dijadikan penyembuh luka, pencegah osteoporosis, anti kanker dan anti
tumor
serta
dapat
mengendalikan
kadar
gula
darah.
Sentra budidayakomoditas teripang sendiri terdapat di provinsi Maluku
dan Papua.

7. KUWE
Ikan kuwe memiliki nama ilmiah Caranx sexfasciatus ini memiliki
kebiasaan yang unik. Ia dikenal sebagai ikan yang senang bercengkerama
dengan teman sebayanya. Ikan ini termasuk dalam golongan ikan
predator yang hidup di daerah karang dangkal di perairan terbuka. Ikan
yang tergolong sebagai ikan buas ini hidup dengan membentuk
gerombolan. Ikan ini sudah dapat dibudidayakan. Daerah yang
mengembangkan ikan kuwe sebagai ikan budidaya adalah provinsi
Maluku, Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara Timur dan sebagian provinsi
yang ada di pulau Sulawesi.
8. KERANG
Kerang termasuk komoditas laut yang sudah dapat dibudidayakan. Kerang
masuk dalam kategori hewan bertubuh lunak atau mollusca walaupun ia
memiliki cangkang yang kerang. Ada berbagai macam jenis kerang yang
ada di perairan Indonesia. Namun kerang yang sering dibudidayakan
antara lain adalah jenis kerang darah, kerang hijau dan abalone. Kerang
merupakan komoditas dengan pangsa pasar yang masih sangat terbuka.
Komoditas ini dikenal sebagai makanan dengan nilai eksklusif tinggi.
Beberapa daerah yang mengembangkan budidaya kerang antara lain
provinsi Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

9. UDANG BARONG

Udang barong dikenal dengan nama lobster laut, mencari makanan pada
malam hari dan suka tinggal di dalam lubang-lubang. Udang yang
memiliki nama ilmiah Panulirus sp ini merupakan komoditas yang sangat
potensial. Sama halnya dengan udang yang lain, komoditas ini memiliki
nilai jual yang cukup lumayan. Komoditas yang memiliki nama inggris
Spiny lobster ini, pembudidayaannya terdapat di provinsi Maluku Utara,
Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur.
Sampai dengan saat ini, komoditas budidaya laut yang pengembangan
cukup
baik
adalah
seperti
tersebut
di
atas. Budidaya laut
selain budidaya air payau dan budidayaair tawar sangat diandalkan oleh
perikanan budidaya untuk terus berkembang dalam peningkatan produksi
baik dari sisi volume maupun dari sisi keberagaman jenis yang
dibudidayakan.
sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Anda mungkin juga menyukai