Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai parameter pengendali pada respon tekanan.
Terdapat 2 percobaan yang praktikan lakukan yaitu, tanpa tangki peredam dan dengan tangki
peredam.
Pada percobaan dengan tangki peredam sama seperti perlakuan yang dilakukan sebelumnya.
Hal yang membedakannya yaitu ditambahkannya tangki tekan. Proses pertama yaitu menentukan nilai
PB yang cepat, tepat dan stabil. Nilai PB yang divariasikan antara lain 2, 5, 10, 30, 50 dan 100. Proses
pertama digunakan pengendalian proportional gain saja.
Pengendalian proportional gain (u = Kc*e) dengan nilai Kc sebagai konstannta. Nilai kc
berlaku sebagai penguat saja tanpa memberikan efek dinamik pada kinerja controller. Pengontrol
proportional memiliki keluaran yang sebanding dengan besarnya sinyal kesalahan.
Untuk nilai PB 2 hingga 10 terjadi kenaikan pada process variable (PV) menuju setpoint.
Tetapi pada saat PB 30, process variable (PV) tiba-tiba naik diatas setpoint dan pada PB 50 dan 100
nilai PV terbentuk secara horizontal tanpa ada kenaikan. Hal ini dikarenakan nilai PB (Kc semakin
kecil) yang bertambah besar menyebabkan respon sistem menjadi lambat (menambah rise time), maka
dari itu PV lambat menuju setpoint.
100
Kc . Sedangkan waktu integralnya di set sangat besar yaitu
100000 sekon. Hal ini bertujuan agar pengaruh waktu integral dianggap hampir tidak ada.
Nilai PB yang divariasikan adalah sebesar 50, 30, 10, 5 dan 2. Dari nilai-nilai parameter
tersebut praktikan dapat mengetahui kestabilan tekanan yang dihasilkan. Grafik yang
dihasilkan pada percobaan pertama ini praktikan dapat melihat pengaruh nilai PB pada
tekanan. Semakin kecil nilai PB maka osilasi akan semakin sering terjadi. Jika semakin besar
nilai PB maka akan semakin stabil aliran yang terkendali. Tetapi pengendalian Proporsional
ini tidak cukup akurat untuk menghasilkan Proses Variabel (PV) mendekati nilai Set Poin
(SP). Dengan menggunakan pengendalian Proporsional ini nilai-nilai PB harus besar agar
mencegah terjadinya osilasi. Tetapi, hal ini malah menyebabkan terjadinya penyimpangan
yang sering disebut offset.
Karakteristik kontroler on off ini hanya bekerja pada 2 posisi, yaitu on dan off. Kerja
kontroler on off banyak digunakan pada aksi pengontrolan yang sederhana karena
harganya murah. Karena sistem kerja yang digunakan adalah on off saja, hasil output dari
sistem pengendalian ini akan menyebabkan proses variabel tidak akan pernah konstan. Besar
kecilnya fluktuasi process variabel ditentukan oleh titik dimana kontroller dalam keadaaan
on dan off. Pengendalian dengan aksi kontrol ini juga menggunakan feedback.
b. Kontroler Aksi Proporsional Aksi kontrol proporsional memiliki karakteristik dimana besar
output
unit control P selalu sebanding dengan besarnya input. Bentuk transfer
function dari aksi pengendalian proporsional sbb :
Output = Gain * Input
Gain control proporsional dapat berupa bilangan bulat, bilangan
pecahan, positif atau juga negatif. Dengan syarat besarnya tetap, linier di
semua daerah kerja dan tidak bergantung pada fungsi waktu. Pengertian gain
disini dapat berbentuk bilangan pecahan bahkan negatif, sehingga nilai output
dapat lebih kecil dari input bahkan negatif. Oleh karena itu, istilah gain jarang
dipakai dan yang lazim dipakai adalah istilah proporsional band. Fungsi
transfer dari proporsional band (Pb)adalah sbb :
G Pb 100%% =
c. Kontroler Aksi Integral Berfungsi untuk menghilangkan offset sebagai hasil dari reset yang
dapat menghasilkan output walaupun tidak terdapat input, sehingga
dibutuhkan suatu pengendali yang dapat menghasilkan output lebih besar atau
lebih kecil pada saat error = 0.
Universitas Sumatera Utara
20
d. Kontroler Aksi Derivatif Memiliki karakteristik cenderung untuk mendahului atau bisa
disebut
anti pasif controlling. Oleh karena itu aksi kontrol ini sering diterapkan pada
sistem yang memiliki inersia tinggi yang bersifat lagging.
e. Kontroler Aksi Proporsional + Integral Pada pengontrolan proporsional dapat
menimbulkan offset pada
keluaran pengendali. Untuk proses-proses dimana offset tidak dapat ditolerir
maka perlu ditambahkan aksi pengontrolan integral. Aksi kontrol integral
dapat menghilangkan perbedaan pengukuran dan titik acuan yang dapat
mengakibatkan keluaran pengendali berubah sampai dengan perubahan
tersebut berharga nol.
f. Kontroler Aksi Proporsional + Integral + Derivatif Sistem pengontrolan derivatif
merupakan pengontrolan dengan proses
umpan balik yang berlawanan dengan cara pengendalian integral.
Penambahan aksi derivatif pada pengendalian proporsional + integral