Bab 2
Bab 2
dan
menghasilkan
judgement,
maupun
untuk
melihat,
digabungkan
diartikan
mengamati
dengan
dengan
utuh,
atau
memeriksa.
peninjauan
Apabila
kembali
dapat
melihat/mengamati/memeriksa
perlu
diulangi.
Dalam
bahasa
Herziening.
Pada awalnya, herzeining diatur di dalam Reglement
of
de Strafvordering
yang
merupakan
singkatan
dari
di
Pulau
Jawa
dan
bagi
diberlakukan
Mahkamah Agung
sejak tanggal 1 Mei
57, dan
telah diundangkan
40 juncto
pada tanggal 14
pandangan
doktrina
upaya
hukum
pada
pokoknya bertujuan :
1 Diperolehnya
kesatuan
dan
kepastian
dalam
hal
menjalankan
peradilan.
4 Usaha dari para pihak, baik terdakwa maupun Jaksa
memberikan keterangan-keterangan baru (Novum).5
Secara profesional upaya hukum di sediakan oleh
hukum acara sebagai institusi yang dapat menguji suatu
putusan pengadilan. Dalam penanganan perkara pidana, baik
putusan
pengadilan
maupun
upaya
hukum,
keduanya
pidana
sebagai
hukum
materiil,
dalam
pelaksanaan
hukum
materil
sehingga
dapat
KUHAP
membolehkan
untuk
mengajukan
dan
dikemukakan
pada
waktu
sidang
pelbagai
putusan
terdapat
saling
dijadikan sebagai
yang
dinyatakan
terbukti
itu
saling
saja
terjadi
dalam
semua
tingkat
pengadilan.
putusan-putusan
yang
berlainan
dengan
ialah
adanya
suatu
keadaan
baru
yang
formil
dan
materil
pengajuan
Peninjauan
pendapat
dan
keadaan
yang
timbul
dalam
pemeriksaan
pemeriksaan
penyidikan,
sidang,
segala
berita
surat-surat
acara
yang
Agung
menjatuhkan
putusan
Peninjauan Kembali.
Dalam hal alasan Peninjauan Kembali tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan oleh perundang-undangan, maka
Mahkamah Agung akan menyatakan permintaan Peninjauan
Kembali tidak dapat diterima. Dengan demikian putusan
Mahkamah Agung dalam hal permintaan peninjauan kembali
akan berupa :
1 Pernyataan
tidak
dapat
diterimanya
permintaan
3 Membatalkan
putusan
sebelumnya
dan
menjatuhkan
putusan berupa :
a Putusan bebas;
b Lepas dari segala tuntutan hukum;
c Tidak dapat menerima tuntutan penuntut umum;
d Menerapkan pidana yang lebih ringan.
Hal-hal yang diuraikan di atas diatur dalam Pasal 266
ayat (1) dan (2) KUHAP, sedangkan ayat (3) nya berbunyi :
pidana yang dijatuhkan dalam putusan peninjauan kembali
tidak boleh melebihi pidana yang telah dijatuhkan dalam
pidana semula. Ketentuan ini menjadi berlebihan karena
permintaan peninjauan kembali hanya dimaksudkan untuk
meringankan atau membebaskan terpidana dari pidana yang
berat bukan sebaliknya.
Pemeriksaan dan putusan yang diambil Mahkamah
Agung
dalam
perkara
peninjauan
kembali,
hakekatnya
apakah
hukum
pengadilan
atau
tidak
bawahan
telah
dilaksanakannya
salah
hukum
putusan
menjadi
tetap
ataupun
putusan
itu
peraturan
system
peraturan
ketatanegaraan
perundang-undangan
Indonesia
merupakan
DPR-GR
mengenai
Sumber
Tertib
Hukum
UUD 1945;
Ketetapan MPR RI;
UU;
PERPPU;
Peraturan Pemerintah;
Keputusan Presiden dan
Peraturan Daerah.
Sementara itu bdengan berlakuknya Undang-undang
UUD 1945
UU/PERPPU
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah.
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undanan
yang
berlaku
di
UUD 1945
Ketetapan MPR
UU/PERPPU
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Undang-undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar
Permusyawaratan
Rakyat
Republik
Indonesia
dibentuk
persetujuan
oleh
bersama
Dewan
Perwakilan
Presiden.
Rakyat
Peraturan
dengan
Pemerintah
perundang-undangan
yang
ditetapkan
oleh
Peraturan
Daerah
Provinsi
adalah
peraturan
Daerah
Provinsi
dengan
persetujuan
bersama
dibentuk
oleh
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
uraian
diatas
tentang
hierarki
peraturan
Dasar
UU No. 10
UU No. 12
Hukum
XX/MPRS/19
III/MPR/2000
Th. 2004
Th. 2011
66
1.
Hierarki
1
2
Perunda
3
ng4
5
undanga
6
n
UUD1945
Tap MPR
UU/Perppu
PP
Kepres
Pelaksana
an
lainnya:
a Peraturan
1 UUD
2
3
4
5
6
7
1945
Tap MPR
UU
Perppu
PP
Kepres
Peraturan
1 UUD
1 UUD
1945
2 UU/Perpp 2
3
u
4
3 PP
5
4 Perpres
5 Perda.
1945
Tap MP
UU/Perpp
PP
Perpres
Peratura
n Daerah
Daerah
Propinsi
Mentri
b Instruksi
6 Peratura
Mentri
c Lain-lain.
n Daerah
Kabupate
n/Kota
demikian,
pemberlakuan
peraturan
perundang-
berpendapat
bahwa
norma-norma
hukum
itu
21 Hans Kalsen, General Theory of Law and State (Teori Umum tentang
Hukum dan Negara) diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusa
Media, 2010), hlm. 179.
staatsfundamentalnorm
(norma
fundamental Negara)
2 Kelompok II : staatsgrundgesezt (aturan dasar Negara)
3 Kelompok III : formell gesezt (undang-undang formal)
4 Kelompok IV : verordnung & autonome satzung (aturan
pelaksana dan aturan otonom).23
Asas hukum yan berlaku dalam teori Hans Nawiasky,
yaitu asas lex superior derogate legi inferior, yakni peraturan
perundang-undangan
yan
glebih
tinggi
tingkatannya
mengesampingkan
(menderogasi)
peraturan
perundang-
Staats-fundamentalnorm
Selanjutnya
Hans
Nawiasky
mengatakan norma
norma
fundamental
negara
itu
dapat
berubah
dianut
oleh
masyarakat
yang
bersangkutan.
Kelima
merupakan
kehidupan
cita
sila
yang
hukum
tercantum
rakyat
bermasyarakat,
di
dalamnya
Indonesia
berbangsa
dan
didalam
bernegara
kegiatan,
serta
memberi
isi
kepada
setiap
otonom,
seperti
peraturan
pemerintah
dan
oleh
Thomas
Aquinas.
Dengan
mengikuti
27
Wilk,
Peter
Mahmud
Marzuki
bagian.30
diperlukan
adanya
Untuk
pihak
melaksanakan
keadilan
ini
diperlakukan
tidak
sama;
persamaan
atau
terbentuk.
Akhirnya,
Radbruch
bahwa
keadilan
pemidanaan,
misalnya
apakah
pencuri
harus
pencuri
cukup
didenda
sedangkan
pembunuh
harus
dipenjarakan.33
Bentuk kedua keadilan oleh Kurt Wilk yang dikutip Peter
Mahmud Marzuki, yaitu keadilan komutatif terdapat pada
hubungan
tersebut,
persamaan
diartikan
bahwa
sebagai
keadilan
muncul
semenjak
adanya
gagasan
pemisahan
masyarakat
berkaitan
erat
dengan
yang
diperlukan
dalam
kehidupan
hukum
itu
sendiri,
berikut
akan
diuraikan
Radbruch
yang
mengemukakan
berhubungan
dengan
(empat)
makna
hal
kepastian
hukum, yaitu :
Pertama, bahwa hukum itu positif, artinya bahwa hukum
positif itu adalah perundang-undangan. Kedua, bahwa hukum
itu
didasarkan
pada
fakta,
artinya
didasarkan
pada
dan
mudah
diperoleh
aturan-aturan
hukum
(accesible),
yang
(pemerintahan)
tersebut
secara
37
menerapkan
aturan-aturan
hukum
tersebut
negara
dengan
rakyat
dalam
berorientasi
dan
Sudikno
Mertokusumo,
kepastian
hukum
bersifat
menyamaratakan,
sedangkan
keadilan
dengan
hukum
merupakan
bunyinya
sehingga
pelaksanaan
masyarakat
hukum
dapat
yang
positif
dan
peranan
negara
dalam
Nurhasan
kepastian
Ismail
hukum
berpendapat
dalam
peraturan
bahwa
penciptaan
perundang-undangan
hukum
perundang-undangan.
Artinya
ketentuan-
hukum
menghendaki
adanya
upaya
Fuller
dalam
bukunya
the
Morality
of
Law
sistem
peraturan,
hukum
tidak
yang
berdasarkan
terdiri
dari
peraturan-
putusan-putusan
sesat
asas-asas
yang
melandasi
urgensi
permintaan
hukum
Putusan
Mahkamah
Konstitusi
Nomor
teknis
dapat
meningkatkan
kualitas
putusan,
38 Dian Puspita, Kajian Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi No. 34/PUUXI/2013 Mengenai Pembatalan Pasal 268 Ayat (3) KUHAP, Tesis,
Universitas Brawijaya Malang. 2014
Konstitusi
No.
13/PUU-XI/2013.
Kedua,
PK,
merekomendasikan
yang
agar
mana
dalam
Mahkamah
skripsi
Agung
tersebut
untuk
Dengan
keluarnya
putusan
MK
tersebut
maka
perkembangannya,
Mahkamah
Agung
merespon
ini
penulis
membahas
tentang
kedudukan
dan
Pasal 24 (2) UU
No. 48/2009
Kekuasaan
Kehakiman
Pasal 66 (1) UU
No. 3 2009
Mahkamah Agung
Putusan MK
No. 13/PUUXI/2013
SEMA No. 7
Tahun 2014
Kedudukan SEMA
dalam tata perturan
perundang-
Pengaturan PK pasca
terbit SEMA No. 7
Tahun 2014