Anda di halaman 1dari 11

A.

Pendahuluan
Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja
untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti

sebagai

alat

untuk

mencapai

tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode

mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar
sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid
dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode
diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu
topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur
berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati
bersama. Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup
dalam suasana yang penuh

tanggung jawab, setiap orang yang berbicara mengemukakan

pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat diperanggungjawabkan. Jadi


bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati
pendapat orang lain, menerima pendapat yang enar dan menolak pendapatb yang salah
adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi
dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai,
maka diskusi dapat menggunakan variasi model-model pembela jaran menarik dan
memotivasi siswa.
B. Alasan Menentukan Metode
Metode pembelajaran adlah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan
pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok masalah)
sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa dalam menvapai sasaran dan tujuan pembelajaran
ialah mellaui cara ataau metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan
tujuan pembelajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memlilih/menetapkan suatu metode
dalam kegiatan pembelajaran adalah:

a. Metode

ini

sesuai

dengan

pokok

bahasan,

dalam

rangka

lebih

menjadi

mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.


b. Metode ini menjadi kegatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau
semangat belajar
c. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan sehingga
pemahaman siswa makin jelas
d. Metode dipilih guru dengan azas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional
dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
e. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat
digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu,
bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pembelajaran.
C. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran.
1. Metode Mengajar Menggunakan Metode Tanya Jawab
Pendekatan dalam mengajar umumnya menempuh dua macam cara, yaitu memberikan
stimulasi dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Banyak yang dapat kita bicarakan
mengenai teknik mengajar yang baik, antara lain teknik bertanya. Pertanyaan adalah pembangkit
motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir. melalui pertanyaan peserta didik
didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam mencari
dan menemukan itu ia berfikir menghubung-hubungkan bagian pengetahuan yang ada pada
dirinya dengan isi pertanyaan itu. Jawaban yang dapat segera diperoleh jika isi pertanyaan
banyak kaitan nya dengan pengetahuan yang ada pada dirinya. Jika jawaban yang diminta belum
siap dimilikinya, maka hal ini mendorong untuk menemukannya. Ia akan menjelajahi data-data
jawaban melalui berbagai cara yang tepat.
Proses yang dilakukan adalah dengan membaca meneliti atau diskusi. Membaca
informasi dari berbagai sumber adalah salah satu teknik untuk menemukan jawaban. Penelitian
di laboratorium, di lapangan, di museum, atau di tempat-tempat sumber belajar lainnya yang juga
merupakan cara untuk menemukan jawaban. Jika pencarian jawaban dilakukan melalui
penelitian atau membaca informasi atau berbagai sumber sebanyak-banyaknya, maka guru telah
berhasil menciptakan suasana belajar yang baik. Kegiatan belajar seperti itu sangat membantu
dalam membina manusia seutuhnya.

Jika kita hayati pengalaman kita mengajar di sekolah, kadang-kadang kita berintropeksi
apakah yang dilakukan itu telah cukup memberi stimulasi pada peserta didik untuk belajar
sesungguhnya, apakah peserta didik terbang atau mendorongnya untuk belajar yang baik di
sekolah atau di rumah. Kunci pokok kehadiran stimulasi belajar antara lain adalah pertanyaan
yang diajukan oleh gurunya. Orang berpendapat bahwa pendapat itu adalah membuka jalan ke
arah yang baik dalam belajar. Dengan pertanyaan itu peserta didik akan segera mulai belajar
sesungguhnya (meaningful learning).
Jika dilihat dari intensitasnya, pertanyaan itu ada yang baik dan ada yang jelek.
Pertanyaan yang baik ditandai oleh :
a. Adanya respon dari pihak peserta didik untuk menjawabnya, jika jawabannya sulit
ditemukan, peserta didik tidak putus semangat untuk mencarinya dari berbagai sumber.
Kadang-kadang melakukan penelitian atau membaca informasi dari buku, surat kabar,
atau majalah, jadi pertanyaan yang baik itu akan menumbuhkan berbagai respon untuk
mencari dan menemukan jawaban yang tepat.
b. Adanya rasa tidak puas atas pertanyaan yang diberikan. Dorongan yang menemukannya
adalah antara lain persaingan di antara mereka untuk memperoleh pujian dan nilai yang
baik, karenanya mereka selalu giat untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat.
c. Adanya pertanyaan yang tidak terlampau menghendaki jawaban ya atau bukan.
Pertanyaan seperti apakah ibukota Sumatera Utara ? akan lain fungsinya dengan
pertanyaan apa persyaratan bagi berdirinya suatu negara ?. Dari kedua pertanyaan itu
dapat dibedakan bahwa pertanyaan pertama hanya meminta jawaban berdasarkan ingatan,
jawabannya bersifat fakta dan untuk menjawabnya tidak memerlukan proses pemikiran
yang dalam, dan karenanya jawabannya mudah ditemukan. Lain halnya dengan
pertanyaan kedua. Pertanyaan ini banyak menuntut pikiran yang mendalam dalam
menjawabnya, selain harus membaca informasi sebanyak-banyaknya, peserta didik harus
menjelajahi pembuktian-pembuktian yang menunjang kebenaran jawaban tersebut. Jika
pertanyaan tersebut kita telaah secara mendalam, tampak bahwa pertanyaan kedua
mengundang banyak aktivitas belajar, dan.
d. Pertanyaan yang jelas dan mudah dipahami. Pertanyaan yang jelas biasanya ditandai oleh
pemakaian bahasa yang sederhana singkat dan padat.

Pertanyaan yang mudah ditandai oleh pertanyaan yang selalu berpusat pada tujuan. Dan
materi pelajaran ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan cukup menggambarkan keseluruhan
materi pelajaran. Pertanyaan itu harus bermakna, maksudnya:
a. Dapat membangkitkan aktivitas kegiatan belajar yang sesungguhnya.
b. Dapat membentuk pengetahuan sikap dan keterampilan yang dibutuhkan melalui
kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar dan mengajar pertanyaan yang baik bergantung
pada :
(1) Cara seseorang atau guru bertanya pada para siswanya mengenai hal pelajaran.
(2) Secret seseorang guru mengajukan pertanyaan adalah sikap yang edukatif dan.
(3) Cara memberi giliran dalam menjawab pertanyaan mengaju pada asas keadilan dan
demokrasi.
Cara seseorang mengajukan pertanyaan, hasil pengalaman menunjukkan bahwa cara
seseorang mengajukan pertanyaan itu banyak ragamnya. Caranya ialah ada yang dengan : (1)
Memberikan pengarahan ulang (redirecting),dan (2) Ada yang dengan membimbing untuk
memberikan jawaban (probing). Pada pertanyaan bentuk pengarahan ulang terdapat proses
pengalihan jawaban dari seseorang terhadap peserta didik lainnya, maksudnya untuk
memperoleh jawaban yang tepat dari para peserta didik. Secara diagramatik Ruslan (1993:69)
menggambarkan bahwa guru mengajukan pertanyaan terhadap seseorang atau peserta didik, dan
kemudian mengalihkan pertanyaan itu terhadap peserta didik lainnya untuk dikomentari dan di
beri penjelasan seperlunya.
Contoh pertanyaan
Guru : Amat, apakah yang terjadi bila logam dijatuhkan ke dalam air ?
Amat : Tenggelam Pak Guru
Guru : Amin, apakah kamu setuju dengan pendapat Amat itu? (atau bisa juga)
Amin, dapatkah kamu jelaskan dengan pendapat Amin itu?
Pada Pertanyaan yang bersifat mendidik, maka bagi peserta didik untuk menemukan
jawaban terdapat upaya untuk memberikan pengarahan, namun tidak sambil mengulang
(clarification), dan generalasi (generalization). Pertanyaan membentuk isyarat menolong peserta
didik agar jawabannya sampai kepada yang diharapkan atau sekurang kurangnya bisa sampai
jawaban yang tidak terlampau menyimpang dari yang sebenarnya. Pertanyaan berbentuk

penjelasan dapat berguna untuk para peserta didik dalam memberikan pendapatnya agar lebih
jelas daripada yang diungkapkan nya, terutama mengenai pengertian-pengertian
Pertanyaan-pertanyaan bentuk tunggu ini memerlukan waktu rata- rata 5 detik. Ia
berpendapat jika waktu ini secara konsekuen dilaksanakan akibatnya dapat membina kreativitas
peserta didik dalam menemukan jawaban. Kalimat-kalimat yang digunakan lambat laun akan
menjadi sempurna, dan peserta didik yang lambat pun akan dapat memberikan jawaban,
sehingga anak yang cepat menangkap pertanyaan dan yang lambat mendapat perhatian yang
sama. Contoh 3 jenis pertanyaan probing tersebut adalah sebagai berikut :
Pertanyaan probing dalam bentuk isyarat.
Guru : Amin, berapa 25 x 25 ?
Amin : (lama berpikir tidak menjawab). Tidak tahu!
Guru : Coba pikirkan berapa 20 x 25
Amin : (dengan mudah menjawab). 500
Guru : Berapa 5 x 25
Amin : 125
Guru : Sekarang jadi berapa 25 x 25
Amin : (Ia menghitungnya) 500 + 125 = 625
Pertanyaan probing dalam bentuk penjelasan
Guru : Tidak jauh dari sekolah kita akan didirikan pabrik obat, setujukah kamu semua?
Beberapa murid menjawab : tidak setuju
Guru : Mengapa tidak setuju Arif
Arif

: Sebab air yang mengalir di sungai kita akan mengandung racun

Guru : Apa yang dimaksud racun itu Arif


dan seterusnya
Pertanyaan probing dalam bentuk generalisasi. Guru: Ada tiga buah segitiga a, b, dan c,
ukurlah berapa besar sudutnya, ukurlah besar masing masing sudut segitiga itu, kemudian
tariklah kesimpulan berapa besar jumlah sudut suatu segitiga. Banyak hal yang kita lakukan
dalam mengajukan pertanyaan agar pertanyaan itu dapat dengan mudah dipahami, antara lain
dengan diikuti oleh pemantapan atau reinforcement yang tinggi yang dapat merangsang peserta
didik untuk berfikir. Pemantapan itu bisa dilakukan dalam bentuk : (1) verbal, yaitu
mengucapkan kata kata yang tidak monoton tetapi beralun disertai dengan tekanan yang

menegaskan seperti pada kalimat Siapa yang menemukan listrik. (2) gestural, yaitu
pengucapan pertanyaan yang disertai dengan gerak dan mimik tertentu tanda emosional. (3)
parsial, yaitu bagian bagian tertentu dalam pertanyaan seperti kapan proklamasi indonesia
diucapkan?, siapa yang mengucapkannya ?. Dimana dalam menjawab pertanyaan itu guru
perlu memperhatikan masa tunggu yang disarankan oleh dr Rowe itu. Sikap guru bertanya
kepada seseorang, berbeda sikap guru bertanya kepada kelompok atau kelas. Menurut teori sikap
guru kepada kelas lebih berhasil dalam menela'ah jawaban yang diminta, karena dorongan untuk
menjawabnya lebih besar jika dibandingkan dengan kepada perseorangan.
Para peserta didik banyak terlibat dalam menentukan jawabannya itu, oleh karena itu
pertanyaan sebaiknya diarahkan kepada seluruh kelas walaupun pertanyaan itu memerlukan
pertanyaan, dan dari perseorangan atau seorang peserta didik sikap lain dalam mengajukan
pertanyaan yang perlu dikembangkan ialah sebagai berikut : (1) pertanyaan yang pernah
diucapkan jangan sering diulang, pengulangan pertanyaan bisa membuat pertanyaan menjadi
kabur, apalagi jika kalimat yang pertama tidak sama strukturnya dengan kalimat kedua. (2) isi
pertanyaan hendaknya berkisar pada pokok bahasan tertentu, pertanyaan di luar bahasan akan
mengaburkan jawaban yang diminta dan akibatnya akan membuat antipati dari pihak peserta
didik. Dan, (3) selalu menuntun peserta didik dalam menjawab pertanyaan kepada pokok
pelajaran, tidak jarang peserta didik yang menjawab pertanyaan di luar pokok pelajaran. Cara
guru memberikan giliran cara guru memberikan giliran dalam memberikan menjawab pertanyaan
dapat berpengaruh dalam menciptakan kadar jawaban yang diharapkan. Kadar jawaban akan
lebih tinggi jika pertanyaan dapat dijawab oleh banyak peserta didik
Pertanyaan yang hanya dijawab oleh peserta didik jangan diharapkan jawaban pertanyaan
itu lengkap dan memadai. Maksud pertanyaan pada hakikatnya tidak ingin adanya jawaban yang
tepat. Tetapi juga agar pertanyaan itu dapat menciptakan proses belajar yang baik, untuk itu
maka diperlukan cara memberikan jawaban dengan bergilir cara memberikan giliran itu dapat
dilakukan sebagai berikut : (1) Dengan pertanyaan yang ditujukan kepada seseorang dan
gilirannya kepada orang lain. (2) Dengan pertanyaan yang diberikan kepada kelompok dan
gilirannya kepada kelompok lain. (3) Dengan pertanyaan yang ditujukan kepada siapapun dan
diarahkan secara tersebar pertanyaan itu tidak ditujukan kepada peserta didik atau kelompok
tertentu, tetapi kepada peserta didik yang bersedia menjawabnya semua bersedia menjawabnya
akan diberikan giliran secara teratur. Dan, (4) Dengan pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh

kelas dan dijawabnya secara spontan, oleh siapa saja yang menjawab. Mungkin hanya peserta
didik atau seseorang wakil dari kelas yang bersangkutan guru bisa memberikan giliran yang
lebih adil untuk menjawab pertanyaan yang diajukan melalui wakil kelompok itu.
2. Metode Mengajar Menggunakan Metode Diskusi
Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang
dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis. Pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide
atau pun dapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu, yang
diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya, dan untuk mencari kebenaran. Dalam
diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan, dalam percakapan itu diharapkan para
pembicara tidak menyimpang dari pokok pembicaraan, mereka harus selalu senang tiasa kembali
kepada pokok masalahnya. Pada hakikat nya diskusi berbeda dengan percakapan. Situasi lebih
santai kadang diselingi dengan humor dalam diskusi semua anggota turut berpikir dan diperlukan
disiplin yang ketat manfaat diskusi antara lain adalah sebagai berikut: (1) Peserta didik
memperoleh kesempatan untuk berpikir. (2) Peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan
pendapat sikap dan aspirasinya secara bebas. (3) Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap
teman temannya. (4) Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik. (5)
diskusi dapat mengembangkan sikap demokratis dapat menghargai pendapat orang lain, dan. (6)
dengan diskusi pelajaran menjadi relevant dengan kebutuhan masyarakat diskusi selalu dipakai
dalam pergaulan sehari hari dan karenanya merupakan sebagian dari kehidupan sehari hari.
Disamping

manfaat

menggunakan

metode

diskusi

tentu

terdapat

kelemahan-

kelemahannya. Adapun kelemahan-kelemahan yaitu antara lain adalah sebagai berikut : (1)
diskusi terlampau menyerap waktu kadang kadang diskusi larut dalam kasih karunia dan dapat
mengganggu pelajaran lain. (2) Pada umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan
diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik maka kecenderungannya mereka tidak
sanggup berdiskusi dan. (3) Kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan
diskusi, maka kecenderungannya diskusi menjadi tanya jawab. Kelemahan ini menunjukkan
bersumber dari guru yang kurang menguasai penggunaan dana manfaat metode diskusi dalam
membahas materi pelajaran. Kelemahan juga datang dari peserta didik, yaitu kurang mampu
melaksanakan diskusi dengan baik, karena terjebak dengan tanya jawab atau debat kusir,

sehingga makna diskusi sebagai suatu teknik untuk memahami mata pelajaran tidak terpenuhi
dengan baik
Usaha apa yang dapat dilakukan oleh guru supaya diskusi bisa berhasil dengan baik
antara lain adalah satu masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari
peserta didik. Masalah itu menarik perhatian mereka karena bertalian erat dengan pengalaman
mereka. Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi yang harus membagibagikan pertanyaan dan memberi petunjuk tentang jalannya diskusi. guru juga berperan sebagai
penangkis terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik dan. Guru hendaknya memberi
memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Beberapa jenis diskusi yang lazim dilakukan yaitu :
a. Diskusi panel, diskusi ini hanya dilakukan oleh beberapa orang yang terpilih sebagai
wakil orang banyak. Mereka adalah pakar di bidangnya masing masing dan memiliki
wawasan yang berbeda diskusi terjadi di antara diskusi panel dan diskusi melibatkan
peserta diskusi lainnya maka diskusi itu disebut forum.
b. Simposium, jalan diskusinya sama dengan panel namun diakhiri dengan sebuah
keputusan. Setiap pembicaraan mengubah mengemukakan pendirian dan pandangan yang
keputusan-keputusan tiap pembicaraan mengemukakan pendirian dan pandangan yang
berbeda. Pada diskusi ini peserta juga diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
forum.
c. Diskusi seminar, dalam seminar terdapat jenis pengarahan yang memberi garis
pembicaraan nanti dalam diskusi setelah pengarang disampaikan guru baru disajikan
kertas kerja oleh beberapa orang ahli. Bahan yang diterima dari pengarahan dan kertas
kerja menjadi bahan untuk didiskusikan.
d. Diskusi loka karya, konsep hasil seminar diturunkan kepada yang bersifat praktis seperti
pada kegiatan penulisan modul sebelum kegiatan ini dilakukan dibicarakan dulu dalam
lokakarya. Terutama cara-cara menulis modul bahan-bahan tulisan nya, serta pemakaian
bahasa yang cocok dengan perkembangan peserta didik. Kadang-kadang lokakarya
digabung dengan kegiatan penataran dan disebut panlok dan.
e. Diskusi formal, diskusi mengikuti cara cara yang dilakukan dalam rapat formal, seperti
rapat guru dan kepala sekolah atau pertemuan periodik antara guru dan kepala peserta

didik di kelas. Diskusi ini bisa juga dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) guru
menjelaskan permasalahan dihadapkan peserta didik untuk dipecahkan. (2) setelah
peserta didik memahami masalahnya diskusi dimulai dan setiap peserta didik diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan. (3) pengambilan kesimpulan. Bila
memungkinkan pimpinan diskusi diserahkan kepada peserta didik.
f. Diskusi kuliah, diskusi ini dilakukan setelah kuliah selesai dimulai dari sebuah urutan
singkat tentang pokok bahasan berbagai masalah dari uraian itu didiskusikan
g. Brainstorming, diskusi ini dimaksudkan untuk menampung sejumlah pendapat dari para
anggota diskusi sebagai bahan pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Semua
pendapat dapat tanpa didiskusikan lebih jauh ditampung saja pemimpin diskusi atau
pihak yang ditunjuk mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai
pendapat tadi diskusi ini jarang dipakai dalam mengajar.
3. Model Mengajar Menggunakan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan
metode-metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses
terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan
agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Metode ini
adalah yang paling pertama digunakan oleh manusia itu, tatkala manusia purba menambah kayu
untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan, dan
menurunnya metode demonstrasi ini barangkali lebih sesuai untuk mengajarkan bahan bahan
pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses, maupun hal-hal yang bersifat
rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik baru kesempatan mengembangkan kemampuan
mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses, serta dapat mengambil kesimpulankesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari
hal-hal yang di demonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur
yang benar dan dapat pula di mengerti materi yang diajarkan.
Meskipun demikian murid-murid perlu juga mendapatkan waktu yang cukup lama untuk
memperhatikan sesuatu yang didemonstrasikan itu dalam demonstrasi, terutama dalam rangka
mengembangkan sikap-sikap. Guru perlu merencanakan pendekatan secara lebih berhati-hati dan
yang memerlukan kecakapan untuk mengarahkan motivasi dan berpikir siswa. Dalam hal ini ada

dua macam demonstrasi yaitu : (1) demonstrasi formal dan (2) demonstrasi informasi, dari uraian
di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi dalam
mengajar dan mengajar ialah metode yang digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang
sengaja didatangkan, atau mulut sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan suatu
proses dengan prosedur yang benar, disertai keterangan-keterangan kepada seluruh peserta didik.
Dalam metode demonstrasi peserta didik mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan
penuh perhatian dan partisipasi
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan
proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar. Cara penyampaiannya dan kemudahan untuk
dipahami oleh siswa. Dalam pengajaran kelas metode demonstrasi mempunyai kebaikan
kebaikan antara lain adalah : (1) perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti, disamping itu
perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar, dan tidak kepada
yang lainnya. (2) dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama. (3) ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu
yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek, dapat
mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan,
karena menurut mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya karena gerakan dan
proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak dan
beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses
demostrasi.
Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut : (1)
derajat visibilitas nya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan
benda atau peristiwa yang di demonstrasikan. Kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak
terkontrol. (2) untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat yang khusus kadang-kadang
alat itu sukar didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tak wajar bila alat yang di
demonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama, dan dalam mengadakan pengamatan
terhadap hal-hal yang di demonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian, dalam hal ini banyak
diabaikan oleh murid murid. (3) tidak semua hal dapat di demonstrasikan. Di dalam kelas
memerlukan banyak waktu sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum. Kadangkadang proses yang di demonstrasikan di dalam kelas yang berbeda. Jika kita selesaikan dalam

situasi nyata sebenarnya dan agar demonstrasi mendapat hasil yang baik diperlukan ketelitian
dan kesabaran kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang
diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan mengatasi kelemahan-kelemahan metode
demonstrasi yakni : (1) tentukan lebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pertemuan itu
(2) guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga murid murid memperoleh
pengertian dan gambaran yang benar pembentukan sikap dan kecakapan praktis (3) pilih dan
kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan. (4) usahakan agar seluruh murid dapat
mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang
sama. (5) berikan pengertian yang sejelas jelasnya tentang landasan teori dari yang di
demonstrasikan hindari pemakaian istilah yang tidak dipahami murid. (6) sedapat mungkin
bahan pelajaran yang di demonstrasikan adalah hal hal yang bersifat praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari hari. (7) menetapkan garis garis besar langkah langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan dan sebaiknya demonstrasi itu dimulai guru telah mengadakan uji coba (try out)
supaya kelak dalam melakukannya tepat dan secara otomatis.

Anda mungkin juga menyukai