Pembelajaran Berpusat
Mahasiswa
(STUDENT CENTERED LEARNING)
Hakekat SCL
Mahasiswa memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan segenap potensinya
(cipta, karsa dan rasa), mengeksplorasi
bidang yang diminatinya, membangun
pengetahuan
serta
mencapai
kompetensinya secara aktif, mandiri dan
bertanggung jawab
melalui proses
pembelajaran yang bersifat kolaboratif,
kooperatif dan kontekstual serta difasilitasi
oleh dosen yang menerapkan Patrap
Triloka.
LANJUTAN:
4. Pembelajaran merupakan suatu
proses
pengembangan,
melalui
asimilasi,
akomodasi,
atau
penolakan terhadap informasi baru
5. Interaksi sosial mengenalkan
adanya berbagai macam perspektif
pembelajaran
6. Secara internal, pembelajaran
dikendalikan dan dimediasi oleh
mahasiswa itu sendiri
TYPES OF SCL
1. Individual learning
2. Collaborative learning
3. Cooperative learning
4. Autonomous learning
5. Competitive learning
6. Active learning
7. Self-directed learning
8. Case-based learning
9. Project-based learning
10.Problem-based learning
Collaborative
skill
Face to face
interaction
Positive
interdependence
Group
processing
Pretasi akademik
toleransi
Ketrampilan sosial
Enam langkah
Efek /manfaat
Prestasi akademis
Toleransi
Ketrampilan sosial
Refleksi Kobangdikal
Kekompakan, kerjasama, terfokus pada persoalan
Memberikan semangat, gembira dan sedih ketika belum
ketemu
Terfokus pada inti permasalahan, tidak cari alternatif
Melatih menghargai orang lain, dengan kelebihan dan
kekurangan
Kerjasama, mencari pemahaman, mencari solusi, dan
mendpatkan hasilnya
Menyenangkan, bisa berbaur, mengatasi hambatan
karena ingin perfek
Lingkungan belajar
Kelas demokratis
Mencerminkan masyarakat
Laboratorium kehidupan nyata
Interaktif
Experiential Learning
Manfaat/efek
Ketrampilan sosial
Hubungan sosial
Kerjasama
Pengelolaan waktu
Berpikir analitis
komunikasi
Toleransi
Mengurangi prasangka
Kepercayaan
Empati
Penghargaan
penerimaan
Prestasi akademis
belajar lebih dalam
pemahaman meningkat
Penguasaan bertambah
COLLABORATIVE
LEARNING
Gerdy, 1998:
Belajar akan lebih efektif dan bermakna
apabila dilakukan bersama kelompok
daripada belajar sendirian
Belajar yang baik, sebagaimana bekerja
yang baik, adalah bersifat kolaboratif dan
sosial, bukannya kompetitif dan terisolasi
Berbagai
gagasan
dan
tanggapan
terhadap pendapat orang lain akan
meningkatkan kemampuan berpikir dan
memperdalam pemahaman
Collaborative learning
Suatu filosofi pengajaran
Suatu istilah payung untuk berbagai
pendekatan pendidikan yang melibatkan
para mahasiswa dan dosen dalam hal
joint intellectual effort
Lazimnya, para
mahasiswa bekerja
bersama dalam satu kelompok, bersamasama mencari pemahaman, solusi atau
pemaknaan, atau menciptakan suatu
produk
Collaborative learning
Bekerja bersama
Membangun bersama
Belajar bersama
Saling tukar informasi / pendapat
Meningkatkan mutu secara bersama
Apabila berbagai orang yang berbeda latar belakang
belajar dan bekerja bersama di dalam kelas maka
mereka akan menjadi warga dunia yang lebih baik
Akan terjadi interaksi yang lebih mudah dan positif
dengan orang yang berbeda cara berpikirnya, bukan
hanya dalam skala lokal melainkan skala dunia
Cooperative learning
Cooperative learning merupakan model pembelajaran di dalam
kelompok kecil, para peserta didik bekerja bersama untuk
memaksimalkan pembelajaran baik sebagai individu maupun
kelompok (Smith, 1996)
Cooperative learning mendorong peserta didik untuk bekerja
bersama menyelesaikan suatu tugas, berbagi informasi dan
saling mendukung
Guru berperan ganda, sebagai pakar dan otoritas di dalam
kelas
Guru merancang tugas dan memberikannya kepada kelompok
peserta didik, mengelola waktu dan sumber informasi,
memantau pembelajaran peserta didik, memeriksa apakah
peserta didik menyelesaikan tugasnya dengan baik serta
apakah kelompok menyelesaikan tugasnya sesuai dengan
tujuan pembelajaran. (Cranton, 1996; Smith, 1996)
Collaboration and
Cooperation
Collaboration:
Menerapkan aktivitas kelompok kecil sebagai suatu strategi
untuk
mengembangkan
ketrampilan
berpikir
dan
meningkatkan kemampuan individual untuk menguasai
pengetahuan.
Mendorong
pendekatan
kebersamaan
dan
saling
menghargai
Berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan dibangun dengan
konstruksi sosial
Lebih cocok untuk diterapkan di pergurun tinggi
Cooperation:
Mendorong pendekatan eksploratif tetapi dalam bentuk
lebih terstruktur
Berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan dibangun dengan
konstruksi sosial tetapi metodologinya bersifat l bertahap
Lebih cocok diterapkan di sekolah dasar dan menengah
Collaborative learning
environment
Attention
Motivation
Collaborative Learning
environment
Retention
Participation
Collaborative evaluation
Self-directed evaluation
Self-evaluation
Peer evaluation
Instructor evaluation
Memberi peluang bagi peserta didik untuk mengendalikan
pembelajarannya dan bernegosiasi dengan kelompok dan guru
tentang bagaimana mengevaluasi proses collaborative learning
Evaluasi lebih demokratis dan komprehensif:
Tanggung jawab pembelajaran bergeser dari guru ke peserta didik
Pergeseran dari PAN ke PAP Shifts from the norm-referenced to
the criterion-referenced
Pergeseran dari tes sumatif murni ke kombinasi tes formatif dan
sumatif
Pergeseran dari evaluasi eksternal ke internal
Pergeseran dari evaluasi produk ke evaluasi proses
COMBINATION:
Explicit
Tacit
SOCIALIZATION:
INTERNALIZATION:
Tacit