Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS ILMU KULIT DAN

KELAMIN
TINEA KRURIS ET KORPORIS

Hikmatul Maghfiroh
(201320401011119)
Pembimbing:
dr. Andri Catur Jatmiko Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
2015

tinea kapitis

tinea barbe

tinea korporis

tinea kruris

tinea pedis

tinea unguium

RPS

RPD

RPK

Status Generalis
Keadaan

Umum

Kesadaran
Hygiene:
Gizi
Nadi

: Baik

: Compos mentis

Cukup

: Cukup
dan RR : -

Kepala

: Anemis (-), Ikterus (-),

Leher

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Thorak

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Aksilla

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Ektremitas

Cyanosis (-), Dypsnea(-)

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Regio : Abdomen, Inguinal dextra sinistra, Femur sinistra

Effloresensi :

Makula eritematosa batas tegas bentuk tidak beraturan,


disertai skuama putih halus, tepi aktif, central healing et regio
abdomen.

Pada

kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan


penunjang.

Tinea Kruris et Korporis

a.

Tinea Kruris

Kandidiasis inguinalis

Eritrasma

Dermatitis Seboroik

b. Tinea Korporis
o
o
o

Dermatitis Seboroik
Psoriasis
Pitiriasis Rosea

Obat Oral
- Ketokonazole tablet 200 mg
- Loratadine
Obat topikal
- Ketokonazole krim 2x/hari.

Tinea kruris adalah dermatofitosis


pada lipat paha, daerah perineum,
dan sekitar anus. Kelainan ini dapat
bersifat akut atau menahun, bahkan
dapat merupakan penyakit yang
berlangung seumur hidup. Lesi
kulit dapat terbatas pada daerah
genito krural (lipat paha, genitalia
eksterna, sekitar anus dan dapat
meluas ke bokong dan perut bagian
bawah).

Pada pasien bercak merah


terdapat pada lipat paha dan
bersifat menahun karena
sudah berlangsung selama
20 tahun dan kumatkumatan. Keluhan pada
pasien ini juga sudah meluas
sampai paha dan perut.

ETIOLOGI
Penyebab dari Tinea kruris adalah Trichophyton rubrum
dan Epidermophyton floccosum. Dapat juga disebabkan
oleh Trichopyton mentagrophytes dan Trichopyton
verrucosum.

Penyakit ini banyak terjadi pada


daerah tropis dan ketika musim
panas dimana tingkat
kelembapannya cukup tinggi.
Penyakit ini lebih sering
mengenai laki-laki, terutama
pada individu dengan obesitas
atau pada individu yang sering
menggunakan pakaian ketat.
Penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada orang dewasa
dibandingkan dengan anak-anak.

Pasien tinggal di daerah


tropis, berjenis kelamin
laki-laki
dan
usia
dewasa

Cara penularan penyakit ini


dapat
secara
langsung
maupun tidak langsung.
Penularan langsung dapat
secara
fomite,
epitel,
rambut yang mengandung
jamur baik dari manusia,
binatang,
atau
tanah.
Penularan tidak langsung
dapat melalui tanaman,
kayu
yang
dihinggapi
jamur, pakaian dan debu.

Pada pasien cara


penularan terjadi secara
tidak langsung yaitu
dari penggunaan celana
dalam baru yang
langsung digunakan
oleh pasien tanpa di cuci
terlebih dahulu.

PATOGENESIS

Tinea kruris sering ditemukan pada


lipatan paha dan dapat meluas
hingga meliputi skrotum, bokong,
pubis, dan perut bawah. Mula-mula
lesi timbul sebagai bercak eritema
yang gatal, lama kelamaan meluas
secara sentrifugal dan membentuk
bangun setengah bulat dengan batas
tegas. Tepi lesi aktif (peradangan
pada tepi lebih nyata daripada
daerah tengahnya), bentuk polimorf,
ditutupi skuama dan kadang-kadang
dengan banyak papul maupun vesikel
di sekelilingnya

Pada pasien tampak


makula eritematosa
berbatas tegas,
berskuama halus, tepi
aktif, central healing.
Distribusi pada regio
inguinal D/S dan meluas
ke daerah femur serta
abdomen.

DIAGNOSIS BANDING

Penatalaksanaan untuk Tinea Kruris


dan Tinea Korporis :
a. Obat Topikal
1.Salep Whitfield (Asidum
Salisilikum 3% + Asidum Bensoikum
6% ) atau (Asidum Salisilikum 6% +
Asidum Bensoikum 12%) 2x/hari.
2. Salep 2-4 (Asidum Salisilikum 2%
+ Sulfur Presipitatum 4%) atau
(Asidum Salisilikum 3% + Sulfur
Presipitatum 10%) 2x/hari
3. Krim Mikonazole 2x/hari selama
minimal 3 minggu

b. Obat Oral
1. Griseofulvin
Anak
: 10 mg/KgBB/hari
(microsize) atau 5,5 mg/KgBB/hari (ultra
microsize)
Dewasa
: 500-1000 mg/hari
2. Ketokonazole
Anak
: 3-6 mg/KgBB/hari
Dewasa
: 1 tablet (200 mg)/hari
3. Itrakonazole
Anak
: 3-5 mg/KgBB/hari
Dewasa
: 1 kapsul (100 mg)/hari
4. Terbinafin (Fungisidal untuk
dermatofit)
Anak
: 3-6 mg/KgBB/hari
Untuk BB 10-20 Kg (62,5 mg atau
tablet)/hari
Untuk BB 20-40 Kg (125 mg atau
tablet)/hari
Dewasa
: 1 tablet (250 mg)/hari

Pada pasien diberikan obat Oral Ketokonazole tablet 200 mg


dan Loratadine serta obat topikal Ketokonazole krim 2x/hari.

Anda mungkin juga menyukai