Korupsi Bus Transjakarta
Korupsi Bus Transjakarta
Disusun oleh :
LONGUINOS DA CUNHA
(10612106 )
ABSTRAK
Transjakarta merupakan pelopor pengadaan BRT (Bus Rapid Transit) di
Indonesia. Kota diakibatkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan jumlah
pengguna dengan optimalisasi layanan. Maka dari itu diperlukan adanya
peningkatan pelayanan bus transjakarta berdasarkan preferensi pengguna. Analisa
untuk mengetahui preferensi pengguna akan menggunakan analisa service quality,
sehingga didapat prioritas layanan transjakarta dengan tingkat ketidakpuasan
tinggi. Setelah itu dapat disusun arahan peningkatan layanan berdasarkan prioritas
layanan menggunakan triangulasi dengan membandingkan keadaan eksisting,
harapan pengguna, dan peraturan standarisasi setiap layanan. Penyusunan arahan
penelitian adalah arahan layanan faktor insternal dan eksternal.
Kata Kunci : preferensi pengguna, pelayanan transjakarta.
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah yang kronis di wilayah DKI
Jakarta. Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah melakukan berbagai usaha
untuknmengatasi kemacetan, tetapi hal tersebut belum mnembuahkan hasil.
Bahkan, saat ini kernacetan di Jakarta justru bertambah parah. Jika sebelumnya
kemacetan hanya terjadi saat pagi dan sore hari, yaitu pada jam berangkat kerja
dan jam pulang kerja, saat ini kemacetan hampir terjadi sepaniang hari di banyak
titik di jalan-jalan di Jakarta.
Berdasarkan artikel yang dikutip dan www.allworldcars.com/wordpressi
yang diakses tanggal 26 November 2011, Jakarta menempati posisi ke 14 sebagai
kota paling macet di dunia (The world's, 2008). Sedangkan menurut penelitian
yang dilakukan oleh IBM, yang dikutip dan artikel Top 10 cities with the worst
commute, global edition yang diakses pada tanggal 29 November 2011, Jakarta
justru tidak termasuk dalam 20 kota paling macet di dunia (Nusca, 2010).
Kemacetan adalah kondisi dirnana terjadi penumpukan kendaraan di jalan.
Abadi tersebut tidak menjadi pemenang tender dan ternyata bus yang dikirimkan
hanya bus bekas yang dijadikan bus baru bertaraf internasional. Dengan kasus
transjakarta seperti ini seharusnya pemerintah sebelum menerima barang harus
terlebih dahulu dicek kualitasnya dan untuk anggota KPK seharusnya tidak
mengulur-ulur waktu untuk menanggani kasus ini karena kalau kasus ini lama
kelamaan ditanggani maka kasus ini tidak akan cepat terselesaikan. Anggota KPK
haruslah cepat tangkap dalam menanggani kasus transjakarta tersebut agar tidak
menimbulkan banyak fitnah seperti yang dilontarkan oleh para pejabat-pejabat
seperti wakil sekretaris jenderal partai keadilan sejahtera. Seharusnya dari pihak
china tidak melakukan hal seperti ini karena bisa menyebabkan kerusakan
hubungan internasional antara Negara Indonesia dan Negara china tersebut.
PEMBAHASAN
Dari kasus diatas maka mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta,
dapat dikenakan pasal berlapis terkait kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta.
Pertama, Udar dianggap secara bersama-sama merugikan negara dengan total
kerugian sebesar Rp 392 miliar dalam proyek pengadaan bus Transjakarta tahun
2013. Udar disangkakan dengan dakwaan primer dengan ancaman Pasal 2 Ayat
(1) joncto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi
yang diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP
juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHP. Sementara pada dakwaan subsidernya, jaksa
penuntut umum mengancam terdakwa Udar dengan Pasal 3 juncto pasal 18 UU
Nomor 31 Tahun 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi yang diubah UU
Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 Ayat
(1) KUHP. Dakwaan kedua disebutkan, dalam pengadaan bus Transjakarta paket
II tahun 2012 senilai Rp 66 miliar, rupanya tak memenuhi spesifikasi dan
kelayakan sebagaimana telah ditetapkan di kontrak. Kerugian negara yang
ditimbulkan dari proyek pengadaan bus paket II itu diketahui sebesar Rp 9,57
miliar. Kerugian itu belum ditambah dengan upah yang Udar bayarkan untuk
sejumlah pegawainya yang secara teknis tak bekerja sebagaimana mestinya
dengan total pembayaran upah sebesar Rp 623 juta. Atas kasus itu Udar diancam
Pasal 12B Ayat (1) dan Ayat (2) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Korupsi yang diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 64
Ayat (1) KUHP dan Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Korupsi yang diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal juncto Pasal 64 Ayat
(1) KUHP. Dakwaan ketiga, Udar dikenai pasal pencucian uang. Udar dituduh
menyamarkan aset-aset kekayaan yang dimiliki selama menjabat sebagai
Kadishub DKI tahun 2010-2014. Terkait dengan jabatannya, Udar disebut
menerima uang suap Rp 6 miliar. Atas perbuatannya tersebut, Udar didakwa
melanggar Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHP.
KESIMPULAN
Dalam proses perwujudannya, Megaproyek TransJakarta ini juga tidak
lepas dari berbagai permasalahan. Baik dari pembangunan insfrastrukturnya yang
terkendala, para pejabat terkait yang melakukan penyelewengan dana, dan sikap
pesimisme, bahkan penolakan dari masyarakat
Sebenarnya, untuk menuju suatu kota yang moderen, DKI Jakarta sudah
sepantasnya memiliki infrastruktur yang moderen pula. Hal inilah yang menjadi
prioritas pemerintahnya. Rakyatpun kiranya boleh mendukung perealisasiannya
dari Pemerintah.
SARAN
Saran penulis dalam kasus Megaproyek TransJakarta ini, pemerintah
khususnya Pemda DKI Jakarta kiranya dapat memberikan penjelasan dan
keterangan yang sesuai dengan masalah menyangkut perampungan busway ini.
Jika ada penolakan dalam masyarakat, kiranya Pemda DKI telah siap dengan
argumen yang masuk akal, dan siap dengan jalur solusi alternatif lainnya yang
dapat ditawarkan. Sehingga, dalam berbagai pihak tidak ada lagi yang merasa
dirugikan.