Anda di halaman 1dari 52

PESANTREN MODERN DI MEDAN

BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1

Tinjauan Umum

2.1.1

Pengertian Judul
Pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri

berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansekerta) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru,
yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang
disebut Pawiyatan. Istilah santri juga ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji,
sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam
bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli
kitab suci agama Hindu.Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik)
dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat
pendidikan manusia baik-baik
kata pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe dan akhiran
an yang berarti tempat tinggal santri (Zamakhsyari Dhoefier, 1984, hal 18, Tradisi
Pesantren, studi Tentang Pandangan Hidup Kyai). Secara definitif KH. Imam Zarkasyi
(pendiri Pondok Modern Daarussalam Gontor), mengartikan pesantren sebagai lembaga
pendidikan Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kiyai sebagai figur sentralnya,
mesjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah
bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.
Secara singkat pesantren bisa juga dikatakan sebagai laboratorium kehidupan, tempat
para santri belajar hidup dan bermasyarakat dalam berbagai segi dan aspeknya secara teknis,
pesantren adalah tempat di mana santri tinggal. (Abdurrahman Wahid, Menggerakkan
Tradisi; Esai-esai Pesantren, (Yogyakarta: LKIS,2001,cet-ke-1,h,17).
gretz (1960, hal 178) mengartikan dalam bahasa sanskerta shastri yang telah di
tetapkan menjadi sastri bermakna:

Dalam arti sempit: seorang pelajar ekolah agama yang bermukim pada suatu tempat
yang di sebut pondok

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Dalam arti luas: identitas seseorang sebagai bagian dari varian komunitas penduduk
jawa yang menganut Islam secara konsekuen
Mahmud Yunus (Mahmud Yunus, Op.Cit, h, 231), mendefinisikan sebagai tempat

santri belajar agama Islam.


Definisi pesantren yang dikemukakan oleh Imam Zarkasyi (pendiri Pondok Modern
Daarussalam Gontor) sama dengan definisi yang dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofier
dalam menentukan elemen-elemen pesantren, seperti: Kiyai, santri, masjid, pondok, dan
pengajaran agama Islam.
Walaupun sama dalam menentukan elemen-elemen pesantren, namun keduanya
mempunyai perbedaan dalam menentukan materi pelajaran dan metodologi pengajaran.
Zamakhsyari menentukan materi pelajaran pesantren hanya terbatas pada kitab-kitab klasik
dengan metodologi pengajaran tradisional, yaitu sorogan dan wetonan,7 sedangkan Imam
Zarkasyi tidak membatasi materi pelajaran pesantren dengan kitab- kitab klasik serta
menggunakan metodologi pengajaran sistem klasikal (madrasi).
Demikianlah pesantren didefinisikan oleh pengamatnya baik yang barasal dari dalam
maupun dari luar pesantren, di mana variasi yang dihasilkan merupakan suatu keniscayaan
yang tidak dapat dipungkiri. Hal tersebut disebabkan perbedaan semacam itu, jusrtu semakin
menambah khazanah dan wacana yang sangat diharapkan secara akademis
kata modern berkaitan dengan sIstem dan metode pengajaran serta kurikulum pada
pesantren. Dari uraian diatas, maka yang dimaksud pesantren modern adalah lembaga
pendidikan Islam yang berusaha mengintegrasikan secara penuh system klasikal dan sekolah
ke dalam pondok pesantren dengan menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal
dengan pola fisik pondok pesantren yang telah berkembang. Dimana para santri/ah tinggal
bersama dibawah bimbingan para kyai, ustad atau guru.
kata Medan merupakan suatu tempat atau lokasi yang berada d sumatera utara, dan
merupakan ibu kota dari propinsi ini. Medan merupakan kota tempat berdirinya pesantren
ini.

2.1.2

Asal Usul Pesantren Dan Sejarah Perkembangan Pesantren


Pesantren atau yang lebih dikenal dengan pondok pesantren adalah lembaga

pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Menurut para ahli, lembaga pendidikan ini
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

sudah datang sebelum Islam datang ke Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh I. J. Brugman
dan K. Meys, yang menyimpulkan dari tradisi pesantren seperti, penghormatan santri kepada
kiyai, tata hubungan keduanya yang tidak didasarkan kepada uang, sifat pengajaran yang
murni agama dan pemberian tanah oleh negara kepada para guru dan pendeta. Gejala lain
yang menunjukkan azas non-Islam pesantren tidak terdapat di negara-negara Islam.
Pesantren dilihat dari segi bentuk dan sistemnya, berasal dari India. Sebelum proses
penyebaran Islam di Indonesia sistem tersebut telah dipergunakan secara umum untuk
pengajaran dan pendidikan agama Hindu di Jawa. Kemudian pendidikan ini diislamisasikan
tanpa meninggalkan tradisi yang ada. Perbedaan yang mendasar ialah pada masa Hindu
pendidikan tersebut hanya milik kasta tertentu, sedang pada masa Islam, pendidikan tersebut
milik setiap orang tanpa memandang keturunan dan kedudukan, karena dalam pandangan
Islam seluruh manusia merupakan umat yang egaliter.
Karena itu Islam dapat diterima oleh masyarakat dan pesantren dapat berkembang,
oleh karena itu pesantren merupakan salah satu bentuk kebudayaan asli Indonesia.
Tentang kehadiran pesantren secara pasti di Indonesia pertama kalinya, di mana, dan
siapa pendirinya tidak dapat diperoleh keterangan yang pasti. Ada pendapat yang
maengatakan, pesantren pertama kali didirikan oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim. Beliau
adalah ulama yang berasal dari Gujarat, India agaknya tidak sulit baginya untuk mendirikan
pesantren karena sebelumnya sudah ada perguruan Hindu-Budha dengan sistem biara asrama
sebagai tempat belajar mengajar. Dan mempunyai persamaan dengan pendidikan di India.
Meski begitu, tokoh yang dianggap berhasil mendirikan dan mengembangkan pesantren
dalam arti yang sesungguhnya adalah Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Ia mendirikan
pesantren di Kembang Kuning, yang pada waktu didirikan hanya memiliki tiga orang santri,
yaitu: Wiryo Suroyo, Abu Hurairah, dan Kyai Bangkuning. Kemudian ia pindah ke Denta,
Surabaya, dan mendirikan pesantren di sana, dan akhirnya beliau dikenal dengan sebutan
Sunan Ampel. Sunan Ampel diambil menantu oleh penguasa Tuban bernama Ario Tejo. Di
sini dapat disimpulkan adanya hubungan yang mesra antara ulama dan umara. Hubungan ini
dijalin dengan dawah, selain itu Ario Tejo membutuhkan bantuan sunan Ampel untuk
mengamankan daerah Tuban, Gresik, dan Surabaya, sebagai kunci kemakmuran negara.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan Pesantren Ampel Denta pada dasarnya
didukung oleh beberapa faktor, Pertama, letaknya yang strategis di pintu gerbang utama
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Majapahit, sehingga mau tidak mau mesti bersinggungan langsung dengan sirkulasi
perdagangan Majapahit, karena seluruh kapal dari dan ke Majapahit mesti melewati
pelabuhan Surabaya.
Kedua, lembaga pendidikan tersebut mirip dengan pendidikan sebelumnya. Ketiga,
lembaga pendidikan tersebut dapat diikuti oleh setiap orang tanpa memandang keturunan dan
kedudukan.
Pada awal berkembangnya, ada dua fungsi pesantren, pertama, sebagai lembaga
pendidikan. Kedua, sebagai lembaga penyiaran agama. Kendati kini telah banyak perubahan
yang terjadi namun inti fungsi utama itu masih melekat pada pesantren. kurang dari 1.853
buah dengan jumlah santri tidak kurang 16.500 orang. Kemudian suatu survai yang
diselenggarakan oleh kantor Shumubu ( Kantor Urusan Agama ) pada masa Jepang tahun
1942 jumlah pesantren bertambah menjadi 1.871 buah, jumlah tersebut belum dijumlah
dengan pesantren di luar Jawa dan pesantren-pesantren kecil. Pada masa kemerdekaan jumlah
pesantren terus bertambah, berdasarkan laporan Departemen Agama RI tahun 2001 jumlah
pesantren di Indonesia mencapai 12.312 buah.
Perkembangan pesantren terhambat ketika Bangsa Eropa datang ke Indonesia untuk
menjajah. Hal ini terjadi karena pesantren bersikap non-kooperatif bahkan mengadakan
konfrontasi terhadap penjajah. Akibat dari sikap tersebut maka pemerintah kolonial ketika itu
mengadakan kontrol dan pengawasan yang ketat terhadap pesantren. Setelah Indonesia
merdeka, pesantren tumbuh dan berkembang dengan pesat. Ekspansi pesantren juga bisa
dilihat dari pertumbuhan pesantren yang semula hanya rural based institution kemudian
berkembang menjadi pendidikan urban. Lihatlah kemudian pesantren tumbuh di Ibukota
Jakarta seperti Pondok Pesantren Darun Najah, Darul Rahman, As-Shiddiqiah, dan lain-lain.
Bahkan kini pesantren bukan hanya milik organisasi tertentu tetapi milik umat Islam
Indonesia.
Adapun Faktor Penyebab Timbulnya Pesantren adalah:
Pada kenyataannya, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan ciri khas
Indonesia. Di negara-negara Islam lainnya tidak ada lembaga pendidikan yang memiliki ciri
dan tradisi persis seperti pesantren, walau mungkin ada lembaga pendidikan tertentu di
beberapa negara lain yang dianggap memiliki kemiripan dengan pesantren, seperti ribth,
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

sakan dkhil, atau jamiyyah. Namun ciri pesantren yang ada di Indonesia jelas khas
keindonesiaannya karena berhubungan erat dengan sejarah dan proses penyebaran Islam di
Indonesia.
Sejak tahap-tahap awal pengembangan Islam di Nusantara, para ulama pelaksana misi
dakwah Islam (dut ilallh), termasuk Wali Songo, telah melakukan dakwah di tengah
bangsa kita melalui pendekatan beraneka ragam: ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, dan
lain sebagainya. Pelaksanaan dakwah ini, pada mulanya mereka lakukan dengan cara
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (as-safar wat-tajwwul). Dengan cara
ini, mereka mampu menangani langsung problem umat secara kondisional dan regional,
sehingga Islam kemudian dikenal dan dipeluk oleh berbagai lapisan masyarakat dan suku di
Nusantara.
Tetapi cara ini tidak bisa terus mereka lakukan. Seiring dengan usia yang semakin
menua, para dut itu pun mulai menetap di suatu tempat guna melakukan pembinaan umat
dan kaderisasi calon-calon dut di tempat mereka masing-masing. Mereka berdomisili,
melaksanakan dakwah dan pendidikan. Para dut yang memilih jalur pendidikan ini
kemudian melahirkan banyak lembaga yang bernama pesantren, dan mereka pun mulai
disebut Kiai.
2.1.3

Perkembangan Pesanten Di Sumatera Utara


Pesanten tertua di sumatera utaraadalah Musthofawiyah, purba baru, Tapanuli Selatan

yang didirikan antara tahun 1915-1920. Pada tanggal 15 mei 1918, masyarakat tapanuli sudah
mendirikan sekolah untuk pendidikan agama yaitu Maktab Islamiyah Tapanuli, kemudian
mendirikan debating club (1928). Anggota-anggotanya mendirikan Jamatul Wasliyah di
medan sebagai badan umum bagi kegiatan dibidang Agama dan sosial dengan tokohnya yang
paling penting bernama: Mohammad Yunus
Melalui debating club, yang di dalamnya sudah terjalin hubungan antara madrasah
dan sekolah, maka beberapa diantara mereka menggabungkan diri dengan Jamatul Waliyah di
medan. Demikian juga bebrapa tokoh yang berasal dari luar kota medan yang sudah memiliki
lembaga pendidikan, sehingga dengan adanya penggabungan ini berarti madrasah melakukan
re-organisasi kurikulum dengan memasukkan system klasikal.
Pada tahun 1934 disusun peraturan umum untuk melakssanakan inspeksi terhadap
madrasah, serta sebelum tahun 1940 sudah disusun peraturan pusat untuk mengadakan ujian
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

dan pemberian ijazah yang dikeluarkan kantor pusat di Medan. Perkembangan ini
menggunakan 2 sistem pendidikan sebagai berikut:
1. Mendirikan sekolah swasta dengan system Gubernemen, disamping pelajaran umum,
serta ditambah dengan pelajaran agama
2. Mendirikan sekolah agama yang hanya sedikit menambah pelajaran umum.
Jadi dengan melihat sejarah perkembangannya maka dapat dikatakan ke-2 sistem pendidikan
tersebut sudah sikembangkan sebelum tahun 1940 (K.A Steen Brink, 1994, 97)
Pesantren di sumatera utara tergolong masih muda usianya bermula sekitar abad ke
20. Saat ini pesantren di Sumatera Utara semakin berkembang, dimana jumlah yang terdaftar
di Departemen Agama Propinsi Sumatera Utara tahun 2007 sebanyak 211 buah pesantren
(data pemko medan 2007)
Pesantren di Sumatera Utara umumnya adalah pesantren khalafi atau pesantren
modern. Pesantren di sumatera utara memiliki hubungan dengan pesantren yang lain, karena
dari sejak awal berdiri tidak mengenal santri pengelana.
2.1.4

Sistem Pendidikan Pesanten


Arifin (Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Biona Aksara.1995)

Cet, ke-3, h,257, 1993:3) yang dikutip dari syarif (1993:3) mengemukakan bahwa pada
dasarnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang dilaksankan dengan
system asrama (pondok) dengan kyai sebagai sentral utama serta mesjid sebagai pusat
lembaganya. Pada awalnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran
agama Islam dengan cara non klasikal, yaitu kyai mengajar para santri/ahnya berdasarkan
kitab-kitab yang di tulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar abad 12 sampai abad 16.
Dewasa ini, pesantren telah berkembang dan merupakan gabungan antara system pondok dan
pesantren yang memberikan pengajaran dengan system non klasikal. Pondok pesantren ini
akhirnya menyelenggarakan system pendidikan klasikal (sekolah), baik yang bersifat
pendidikan umum (formal) maupun agama yang lazim di sebut Madrasah (Arifin, 1993:3)
yang dikutip dari sarijo (1985:10)
Elemen-elemen Pesantren

Kiayi sebagai tokoh sentral dalam pesantren yang memberi pengajaran.

Santri, merupakan unsur pokok dari suatu pesantren.

Masjid, sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan dan ibadah.

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Pondok atau asrama, sebagai tempat tinggal kiayi bersama para santrinya.

Kitab-kitab Islam klasik sebagai nara sumber atau bahan pelajaran.

Bentuk-bentuk Pembaharuan Pesantren

Pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi pada pola pendidikan modern di


Barat, yakni mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan.

Unsur-unsur sistem pendidikan pesantren menurut Mastuhu dapat dikelompokkan


sebagai berikut:
Aktor atau pelaku, seperti: kiyai, santri, Sarana perangkat keras, seperti Masjid, asrama, atau
pondok, rumah kyai dan sebagainya. Sarana perangkat lunak, seperti: tujuan, kurikulum,
metodologi pengajaran, evaluasi, dan alat-alat pendidikan lainnya.
Unsur-unsur pesantren berbeda antara satu pesantren dengan pesantren lainnya, hal
ini dapat dilihat dari besar kecilnya pesantren bersangkutan. Untuk pesantren kecil unsurunsurnya cukup dengan kyai, santri, asrama atau pondok, kitab-kitab keagamaan, dan metode
pengajaran, akan tetapi untuk pesantren besar perlu ditambah dengan unsur- unsur lain,
seperti : Ustadz sebagai pembantu kyai dalam pengajaran, gedung sekolah atau madrasah,
pengurus, tata tertib dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan pesantren.
Kyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang sangat esensial dari
suatu pesantren. Ia seringkali merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan
pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan kyainya.
Menurut asal usulnya perkataan kiyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis
gelar yang saling berbeda: Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap
keramat, umpamanya: kiyai Garuda Kencana dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada
di Kraton Yogyakarta. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya. Gelar yang
diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi
pimpinan pesantren.
Kiyai dalam pembahasan ini mengacu kepada pengertian yang ketiga. Istilah kiyai
dipakai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di Jawa Barat istilah tersebut dikenal dengan
Ajengan, di Aceh Tengku, di Sumatra Utara Buya. Gelar kyai saat ini tidak lagi hanya
diperuntukkan bagi yang memiliki pesantren. Gelar tersebut kini digunakan untuk seorang
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

ulama yang mumpuni dalam bidang keagamaan walau ia tidak mempunyai pesantren, seperti
: Kyai Haji Ali Yafie, Kyai Haji Muhith Muzadi, dan lainnya. Bahkan gelar kyai digunakan
untuk sebutan seorang Dai atau Muballigh.
Santri adalah siswa yang belajar di pesantren, Zamakhsyari Dhofier membagi santri
membagi dua kelompok: Santri mukim dan santri kalong, santri mukim adalah santri yang
berasal dari daerah dan menetap dalam kelompok pesantren. Sebagai santri mukim mereka
mempunyai keewajiban-kewajiban tertentu. Santri kalong adalah santri yang berasal dari
masyarakat sekitar pesantren atau yang biasanya tidak menetap di pesantren. Untuk
mengikuti pelajarannya di pesantren, mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri.
Selain dua istilah santri diatas, dalam dunia pesantren dikenal juga istilah santri
kelana. Santri kelana adalah santri yang pindah belajar dari satu pesantren ke pesantren lain
untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang menjadi keahlian dari seorang kyai. Setelah
pesantren mengadopsi sistem madrasah tradisi santri kelana kini mulai ditinggalkan.
Kedudukan mesjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan
manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Hal ini telah terjadi sejak
zaman Nabi Muhamad kemudian diteruskan oleh para sahabat, kholifah Islamiyah hingga
sampai sekarang.
Secara etimologis, masjid berasal dari kata sajada, yang berarti patuh, taat, serta
tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Sedangkan secara terminologis, masjid adalah
tempat melaksanakan aktifitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah. Upaya
menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan berimplikasi pada tiga hal:
Pertama, mendidik anak agar tetap beribadah kepada Allah. Kedua, menanamkan rasa
cinta pada ilmu pengetahuan dan solidaritas sosial, serta menyadarkan hak-hak dan
kewajiban. Ketiga, memberikan ketentraman, kemakmuran, potensi-potensi melalui
pendidikan kesabaran, keberanian kesadaran optimisme.
Kendatipun saat sekarang kebanyakan pesantren telah melaksanakan proses belajar
mengajar di dalam kelas dengan gedung tersendiri, namun mesjid tetap difungsikan sebagai
tempat belajar. Hingga saat ini kyai sering mempergunakan masjid sebagai tempat membaca
dengan metode bandongan. Disamping itu pula para santri memfungsikan masjid sebagai

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

tempat belajar yang utama, karena kondisi masjid relatif lebih tenang serta mempunyai nilai
ibadah.
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional
di mana para siswanya tinggal bersama-sama dan belajar dibawah bimbingan seorang kiyai.
Ada tiga alasan utama mengapa pesantren harus menyediakan asrama bagi santrinya.
Pertama, kemashuran seorang kiyai dan kedalaman pengetahuannya tentang Islam,
menarik santri-santri dari jauh untuk dapat menggali ilmu dari kiyai tersebut secara teratur
dan dalam waktu yang lama , untuk itu ia harus menetap. Kedua, hampir semua pesantren
berada di desa-desa di mana tidak tersedia perumahan (akomodasi) yang cukup untuk
menampung santri-santri, dengan demikian perlulah adanya asrama khusus para santri.
Ketiga, ada timbal balik anrtara santri dan kiyai, di mana para santri menganggap kiyainya
seolah-olah seperti bapaknya sendiri, sedang para kiyai menganggap para santri sebagai
titipan Tuhan yang harus senantiasa dilindungi.
Disamping alasan-alasan diatas, kedudukan pondok sebagai salah satu unsur pokok
pesantren sangat besar sekali manfaatnya diantaranya adalah santri dapat dikondisikan dalam
suasana belajar sepanjang hari.Kehidupan berasrama para santri juga sangat mendukung bagi
pembentukan kepribadian. Di dalam asrama memungkinkan untuk mempraktekkan apa-apa
yang telah dipelajari. Nilai-nilai agama yang secara normatif dipelajari di kelas, dapat
dilatihkan untuk disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan begitu dimungkinkan
mereka tidak hanya menjadi having tetapi being.
Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi kepada kepada kekuatankekuatan dan latar belakang historis atau pengembangan sumber daya nasional atau bangsa
masing-masing.ditekankan kepada pelajaran agama saja. Implikasi yang mungkin terjadi dari
gerakan pembaharuan pesantren.
Sistem penyelenggaraan sekolah-sekolah modern klasikal mulai masuk kedunia
pesantren yang sebelumnya masih belum dikenal. Metode halaqoh berubah menjadi sistem
klasikal sebagaimana terdapat disekolah-sekolah, juga pesantren mempergunakan meja dan
kursi dan buku pelajaran, dengan tambahan ilmu pengetahuan umum. Sementara itu
dibeberapa pesantren mulai memperkenalkan sistem madrasah sebagaimana sistem yang
berlaku disekolah-sekolah umum, tetapi pelajarannya ditekankan kepada pelajaranagama
saja. Kemudian pada perkembangan berikutnya, madrasah-madrasah yang mengajurkan.
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

2.1.5

Tujuan Pendidikan Pesantren


Amat sulit untuk menggambarkan tujuan pendidikan pesantren sacara pasti dan

seragam. Hal ini disebabkan karena pesantren mempunyai kebiasaan untuk tidak mempunyai
kebiasaan untuk tidak merumuskan dasar dan tujuan pendidikannya secara eksplisit. Hal ini
karena sifat kesederhanaan pesantren, sesuai dengan dorongan berdirinya, di mana kiyai
mengajar dan santri belajar, semata-mata untuk ibadah lillahitaala, dan tidak pernah
dihubungkan dengan tujuan tertentu dalam lapangan kehidupan atau tingkat jabatan tertentu
dalam hirarki sosial.
Adapun tujuan didirikannya pesantren menurut M.Arifin pada dasarnya terbagi
menjadi dua hal, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Khususnya adalah
mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan
oleh kiyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat. Sedangkan tujuan
umumnya adalah membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam
yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar
melalui ilmu dan amalnya.
Untuk mengenal tujuan pendidikan pesantren ada baiknya dikemukakan beberapa
pernyataan para pendiri pesantren, KH. Ahmad Sahal misalkan, salah seorang pendiri Pondok
Modern Gontor menyatakan: "amanak-anakku nanti harus menjadi orang yang a'lim, sholeh,
sugih supaya tidak tamak" dalam kesempatan lain juga beliau sampaikan: " di pesantren ini
(Gontor) anak-anak akan diajari bahasa Arab- bahasa Inggris dan tonil (drama)
Dari dua pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pendirian pesantren adalah
untuk mendidik generasi muda Islam dengan pendidikan sehingga nantinya menjadi anak
yang alim (memiliki ilmu pengetahuan) dan sholeh dalam artian menjalankan
pengetahuannya tersebut, serta bisa menjadi kaya (kaya harta dan hati) supaya tidak tamak.
Oleh karena itu muncul pernyataan kedua yang berarti harus menzaman, sesuai dengan
kebutuhan zaman dan kecakapan yang dimiliki sesuai dengan zamannya. Konon ungkapan
kedua ini muncul setelah pertemuan ulama yang saat itu membutuhkan delegasi muslim
Indonesia untuk di kirim ke dunia Internasional, yang dibutuhkan adalah yang mahir dalam
bahasa Arab dan Inggris, tapi yang tersedia waktu itu hanya menguasai bahasa Arab saja dan
tidak menguasai bahasa Ingris, dan sebaliknya. Jadi tujuan penyusunan materi pelajaran
disesuaikan dengan tantangan kebutuhan ummat. Sama halnya dengan semboyan perekat
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

ummat yang muncul sebagai jawaban atas kondisi ummat Islam pada tahun 1920 an;
pertentangan khilafiyah dan konflik internal.
Selain melalui pernyataan para pendirinya tujuan pendidikan pesantren juga bisa
diketahui dengan melihat semboyan dan motto yang dikembangkan suatu pesantren,
semboyan-semboyan yang senantiasa didengungkan oleh pimpinan pesantren (kyai) itu
biasanya merupakan "kerangka nilai" yang diharapkan dapat dicerna oleh para santri dan
menjadi pedoman hidup mereka dalam kehidupannya kelak Seperti pepatah dalam dunia
pesantren yang sangat populer, al muhafadhatualal qadimis shalih wal akhdu alal bil jadidil
ashlah. Dalam hal ini pesantren merupakan lembaga pendidikan yang gigih mempertahankan
tradisi. konservasi terhadap tradisi dilakukan tanpa sikap reserve, bahwa tradisi
mengandung segala yang baik, sehingga kebutuhan untuk mengadopsi yang modern
dimungkinkan sejauh itu lebih baik dari apa yang terdapat dalam tradisi itu sendiri.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan pesantren, bagi pesantren-pesantren baru yang
lebih modern biasanya telah merumuskan tujuannya dalam bentu visi dan misi pesantren,
rumusan biasanya sekitar hal-hal berikut:

Membangun masyarakat melalui pendidikan

Dakwah Islamiyah

Mempersiapkan generasi muda muslim dengan membekali mereka pengetahuan agama


dan umum.
Secara tegas KH Imam Zarkasyi menyatakan tujuan pendidikan di pesantrennya

adalah untuk "kemasyarakatan dan dakwah Islamiyah" artinya pendidikan diarahkan pada
kebutuhan masyarakat muslim pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya serta
kepentingan dakwah Islamiyah.

2.1.6

Kurikulum Pendidikan Pesantren

A. Literatur Pesantren
1. Asal-usul dan jenis
Satu hal penting yang jarang disebut para ahli ketika mengidentifikasi ciri-ciri fisik
pesantren ialah kitab kuning sebagai literatur khas pesantren. Kitab kuning sebetulnya
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

merupakan ciri penting yang tidak dapat dibuang dari pesantren, setidaknya hingga hari ini.
Seseorang disebut kyai antara lain karena ia dianggap menguasai keilmuan keislaman yang
berhubungan erat dengan kitab kuning. Sistem pengajian pesantren yang diselenggarakan di
masjid juga cocok karena yang diaji adalah kitab kuning. Pendek kata, masjid, kyai, santri
dan pondok yang merupakan elemen penting pndok pesantren, tidak dapat dipisahkan dari
kitab kuning.
Kitab kuning sering disebut al-kutub al-qadimah. Disebut demikian karena kitabkitab tersebut dikarang lebih dari seratus tahun yang lau. Ada juga yang menyebutkannya
sebagai al-kutub al-shafra atau kitab kuning karena biasanya kitab- kitab itu dicetak di atas
kertas berwarna kuning, sesuai kertas yang tersedia waktu itu. Ciri lain dari literatur yang
dipergunakan di pesantren itu ialah beraksara Arab Gundul (huruf Arab tanpa harakat atau
syakal). Keadaannya yang gundul itu pada sisi lain ternyata merupakan bagian dari
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran kitab-kitab gundul itu keberhasilannya antara lain
ditentukan oleh kemampuan membuka kegundulan itu dengan menemukan harakat-harakat
yang benar, dan mengucapankannya secara fasih Al-kutub al-qadimah itu jumlahnya sangat
banyak. Akan tetapi, yang banyak dimiliki para kyai dan diajarkan di pesantren di Indonesia
adalah kitab-kitab yang umumnya karya ulama-ulama madzhab Syafii (Syafiiyyah).
Menurut Martin van Bruinessen, seorang peneliti dari Belanda, pada akhir abad ke-20 ini
judul kitab-kitab kuning yang beredar dikalangan kyai di pesantren-pesantren Jawa dan
Madura jumlahnya mencapai 900 judul. Padahal L.W.C. van den Berg dalam penelitian
sebelumnya, pada akhir abad 19, hanya menemukan 54 judul saja.
Meningkatnya jumlah judul kitab itu sebetulnya disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, banyak kiyai yang mulai menulis kitab sendiri, baik dengan menggunakan Bahasa
Arab, maupun dengan menggunakan bahasa lokal yang ditulis dengan huruf Arab Melayu
(pegon). Kedua, beberapa ulama atau kyai di Nusantara mulai menyusun kitab sendiri.
Bentuknya bermacam-macam. Ada yang merupakan tashnif (karangan sendiri) dengan kitabkitab yang berasal dari Timur Tengah sebagai rujukan, ada yang menyusun sendiri tetapi
merupakan penggabungan dari topik-topik atau bidang-bidang yang sudah ada (iqtibas), dan
ada yang melakukan penyederhanaan (mukhtashar) terhadap kitab-kitab yang ada dalam
rangka penyesuain materi, topik, bahasa, maupun pembahasannya.
Ketiga, mulai diadopsinya kitab-kitab yang tadinya dianggap tabu karena tidak
sealiran dengan faham pesantren, misalnya kitab-kitab di luar madzhab Syafii. Keempat,
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

pesantren juga mulai mengaji kitab-kitab al-ashriyyah, karya ulama modern. Kitab- kitab alashriyyah ini mulai masuk ke Indonesia, sejalan dengan perkembangan teknologi pada awal
abad 20, yang ditandai oleh kemudahan orang-orang Indonesia untuk melakukan ibadah haji
dan belajar, baik di Makkah, Madinah, Kairo, Baghdad, Yaman dan pusat-pusat belajar lain
di Timur Tengah. Banyak diantara mereka yang mengaji ataupun berhaji kemudian mengirim
dan membawa pulang kitab-kitab al- ashriyyah yang memang beredar di tempat-tempat itu.
Kitab kuning yang di-aji di pesantren itu pada dasarnya adalah kitab-kitab yang
materinya dianggap relevan dengan tujuan pesantren sendiri, yakni mendidik dan
mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam, sebagai upaya mewujudkan manusia yang tafaqquh fi
al-din. Kendati pola pendidikan yang diselenggarakan di pesantren cukup beragam, fungsi
yang diemban pesantren tidak keluar dari itu. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari jenis-jenis
bidang aji (bidang kajian) yang diajarkan di pesantren. Hampir seluruh pesantren di tanah air
mengajarkan bidang aji yang sama, yang dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman. Bidang
kajiannya meliputi ilmu-ilmu terapan, yang sering digolongkan ilmu-ilmu yang fardlu ain,
yang mencakup: Aqidah, Tajwid (al-Quran), Fiqih, Akhlaq-Tasawuf, dan Ilmu Alat (Bahasa
Arab, yang biasanya mencakup: Nahwu atau sintaksis, Sharaf atau morfologi, dan Balaghah);
dan ilmu-ilmu yang berguna dalam mengembangkan wawasan seperti: Mantiq, Ushul Fiqh,
Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits , dan Tarikh Islam. Hanya saja perhatian terhadap
kelompok ilmu yang terakhir ini memang masih terbatas dan belum merata.
Cara pesantren yang umumnya mengandalkan pada kitab kuning sesengguhnya
memiliki kelemahan tersendiri. Kitab-kitab kuning umumnya bukan disusun oleh ulama
Indonesia, atau setidaknya disusun pada masa lalu . Karena itu, kuantitas materi, relevansi
materi, dan tingkat pembahasannya belum tentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan
kemampuan santri di Indonesia saat ini.
Menyadari itu, beberapa pesantren yang telah melakukan pembaharuan melakukan
langkah-langkah akomodatif, antara lain: Pertama, tidak mengambil secara keseluruhan
materi-materi yang ada pada suatu kitab dari kitab-kitab kuning itu, melainkan
menyesuaikannya dengan menangguhkan materi-materi yang belum dianggap perlu dan
menambahnya dengan muatan-muatan baru berdasarkan kekhususan dan kebutuhan tertentu.
Kedua, memberikan perhatian yang memadai terhadap ilmu- ilmu yang berpotensi
memperluas wawasan, dan Ketiga,menambah materi pembelajaran dengan ilmu-ilmu umum

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

serta ketrampilan-ketrampilan khusus, seperti pertanian, peternakan, koperasi dan bisnis,


qiraat, kaligrafi, komputer dan lain sebagainya.
2. Pola Penyajian dan Penulisan
Kitab-kitab yang menjadi bahan kajian di pesantren tidak ditulis pada masa yang
sama. Penulisnya pun memiliki latar belakang yang beragam. Penulisan kitab yang dilakukan
pada masa yang lebih tua (salaf) biasanya menggunakan bahasa yang lebih rumit dari yang
ditulis belakangan (khalaf), sesuai dengan perkembangan bahasa Arab itu sendiri. Latar
belakang penyususn (mushannif) juga akan menyebabkan perbedaan cara pandang dan cara
penyajiannya, walaupun berada pada masa yang sama dan dalam madzhab yang sama pula.
Hal ini menjadikan kitab-kitab di pesantren merupakan khazanah ilmu yang unik dan
sekaligus kaya. Namun, pada saat yang sama juga berpotensi menimbulkan banyak masalah.
Bila dilihat dari gaya penyajian atau pemaparannya, kitab kuning dapat dikelompokkan
menjadi
a) Kitab-kitab natsr (esai)
Kitab natsr ialah kitab yang dalam menyajikan atau memaparkan materinya
menggunakan essai (natsr). Keuntungannya ialah bahwa materi dapat dipaparkan dengan
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Walaupun perlu diketahui bahwa pola tulis
bahasa Arab pada kitab-kitab tua sebetulnya cukup rumit, tidak seperti sekarang. Bentuk
kalimatnya biasanya panjang, dengan menggunakan kata ganti (dhamir) yang berulang
sehingga sulit mencari rujukanya (aaid), disamping belum berkembangnya atau mungkin
belum dimanfaatkannya secara baik tanda-tanda baca (adawat al-tarqim). Kitab kuning jenis
ini adalah yang paling umum.
b) Kitab-kitab nadzam
Cara penyajian materi yang lain ialah dengan menggunakan nadzam atau syiir (sair).
Kitab-kitab kuning yang memanfaatkan gaya ini cukup banyak. Dan itu dilakukan tidak
terbatas pada kitab-kitab untuk pemula saja. Pada umumnya tujuan pemaparan dengan cara
ini ialah untuk mempermudah, terutama bagi pemula dengan asumsi bahwa santri-santri
pemula lebih senang terhadap nyanyian dan pada sat yang bersama penghafalan lewat lagu
itu juga lebih mudah. Contoh kitab ini misalnya

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Hidayat al-Shibyan. Untuk tingkat lebih atas, penyajian dengan menggunakan nadzam ini
lebih bertujuab untuk meringkas dan memudahkan menghafalnya juga. Termasuk dalam
kategori ini misalnya kitab al-Maqshud, Imrithi, atau Alfiyah ibn Malik.
Dibanding dengan pola natsr, pola nadzm ini memiliki kesukaran tersendiri, yaitu
untuk memahaminya memerlukan kemampuan bahasa yang lebih tinggi karena nadzam
dalam pembuatannya tidak jarang memerlukan variasi, jika buka penyimpangan, dari pola
tata bahasa yang biasa digunakan dalam natsr. Itulah sebabnya pola natsr dikatakan lebih
mudah dan sederhana.
Variasi gaya pemaparan, kelihatannya tidak dapat dilepaskan dari ikhtiar para
penulisnya agar kitab-kitabnya dapat berfaidah, baik karena menarik dan mudah difahami,
atau karena memberikan informasi atau pengetahuan yang lebih banyak. Dalam semangat
seperti itulah maka rupanya kitab kuning juga memiliki variasi dalam format penyajiannya.
Bila dikaji dari Format penyajian, maka Kitab Kuning dibagi menjadi :
1. Kitab Matn
Kitab matn pada dasarnya adalah kitab asal atau kitab inti. Sebetulnya nama matn itu baru
terjadi ketika pada kitab itu dilakukan pengembangan, baik menjadi syarh maupun dalam
bentuk hasyiah. Karena itu kitab matn dapat berupa kitab natsr maupun kitab nadzm. Contoh
kitab kuning yang termasuk kelompok ini adalah: kitab matn al- Ajurumiyah, matn Taqrib,
matn Alfiyah, Shahih Bukhari, al-Jami al-Shahih karya Imam Muslim dan seterusnya.

2. Kitab Syarh atau Hasyiyah


Kitab jenis kedua ini merupakan kitab yang secara khusus mengulas, memberi
komentar atau memperluas penjelasan dari suatu kitab matn. Kitab syarh adalah kitab
perluasan (komentar) tingkat pertama, sedangkan kitab yang memperluas lebih lanjut kitab
syarh disebut hasyiah. Kitab kuning yang masuk ke dalam kelompok syarh misalnya adalah
kitab Asymawi yang menjelaskan lebih jauh isi teks kitab al-Ajurumiyah, kitab Hall al-Maqal
min Nadzam al-Maqshud yang memberi komentar da penjelasan atas kitab al-Maqshud,
Dahlan Alfiyyah yang mengomentari Alfiyah ibn Malik serta kitab Kaylani yang mengulas
kitab al-Izz dan kitab al-Iqna yang men-syarah kitab al-Taqrib. Dapat dikategorikan hasyiah
ialah al-Shabban yang merupakan komentar dari al-Asymuni, karena yang terakhir ini
sesungguhnya merupakan kitab komentar atas Alfiyah Ibn Malik.
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Kitab kuning secara umum ditulis dengan menggunakan format (lay out) yang terdiri
dari dua bagian: matn dan syarh. Matn merupakan teks inti dari sebuah kitab yang ditulis
pada bagian pinggir (margin) sebelah kanan dan kiri. Sedangkan syarh merupakan teks
penjelas atau komentar terhadap matn yang terletak di bagian dalam atau tengah dari setiap
halaman kitab. Karena sifatnya sebagai penjelas, maka teks syarh lebih banyak dan panjang
dari teks matn. Pemisahan antara teks matn dan syarh dilakukan dengan memberi tanda
kurung yang membingkai teks syarh, sedangkan matn berada di luar kurung bingkai ini. Akan
tetapi, pola penyajian seperti ini tidak berlaku secara keseluruhan. Pada beberapa kitab lain,
penyajian materi dibedakan antara teks matn dan teks syarh ke dalam kitab sendiri-sendiri
tidak disatukan dalam satu kitab sebagaimana pola penyajian yang dilakukan di atas.
c) Kitab Mukhtashar
Kitab Mukhtashar adalah kitab kuning yang menyajikan materinya dengan cara
meringkas materi suatu kitab yang panjang lebar untuk dijadikan karangan singkat tetapi
padat. Karena sifatnya yang demikian, kitab ini dengan kata lain merupakan kitab ringkasan
yang hanya memuat pokok-pokok masalah. Kitab kuning yang termasuk kelompok ini
misalnya adalah kitab Alfiyah ibn Malik yang merupakan ringkasan dari kitab al-Kafiyah,
atau kitab Lubb al-Ushul yang meringkas kitab Jam al-Jawami karya as-Subki. Atau karya
paling akhir dari jenis ini ialah Mukhtashar Ibn Katsir karya Ali al-Shabuni yang merupakan
ringkasan dari kitab tafsir Ibn Katsir. Dengan melakukan ringkasan ini, hal lain yang
biasanya dilakukan ialah menyederhanakan kalimat, memperbaharui istilah, menyaring
informasi atau melengkapi data.
Adapun bila dilihat dari kandungan maknanya, kitab kuning dapat dibagi menjadi
dua: pertama, kitab kuning yang berbentuk penawaran atau penyajian ilmu secara polos
(naratif), seperti kitab kuning yang menyajikan materi sejarah, tafsir, dan hadits; kedua, kitab
kuning yang menyajikan materi berbentuk kaidah-kaidah keilmuan seperti kitab-kitab yang
membahas nahw, ushul al-fiqh, mushthalah al-hadits, dan sejenisnya.
Kurikulum yang diajarkan pada Pesantren dari Depatremen Agama, Materi yang diajarkan :
1. Kurikulum Departemen Agama, (dengan pengembangan dan perpaduan kurikulum timur
tengah)

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Ilmu Agama : Tafsir, Hadist, Fiqih Ibadah, Fiqih Muamalah, Fiqih Jinayah, Aqidah
(Tauhid), Akhlaq, Sejarah Islam.

Ilmu Umum : Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, PPKN, Sejarah,
Ekonomi, Akutansi.

2. Kurikulum Ekologi dan Ekosistem

Kewirausahaan : Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan.

Ecology dan Ecosystem : Konsep pengolahan Sampah, Konsep Daur Ulang Air,
Konsep Energi Listrik, Konsep Energi Angin, Pemanfaatan Bio Diesel.

3. Kurikulum Internasional Islamic High School

Bahasa Inggris, Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar sehari-hari

Pertukaran pelajar ke berbagai negara melalui AFS (American Fundation School),


YES (), timur tengah.

Metode pembelajaran dalam pesantren


1. Kuliah Kolosal
2. Learning by Doing
3. Simulasi dan Game
4. Muhasabah

Karakteristik penanaman pembelajaran di Pesantren

Penanaman Pendidikan Beruswah Rosulullah


Segala ibadah, aktifitas akademik dan ekstra kurikuler sesuai dengan tuntunan ajaran
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Komunitas santri mandiri


Santri dilatih untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi sendiri dari lahan dan
pendidikan yang disediakan pesantren, sehingga pesantren dapat hidup mandiri.

Organic Food Farming (Non chemical substances)


Penggunaan bahan makanan organik, tanpa bahan pengawet dan bahan kimia

Water recycling (Closed loop in water usage)


Pengolahan kembali air buangan kawasan sehingga tidak mencemari kawasan dan dapat
digunakan kembali seoptimal mungkin untuk fungsi-fungsi kehidupan pesantren

Waste recycling

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Pendaur-ulangan sampah kawasan (baik organik maupun non-organik) dengan


memanfaatkan teknologi biogas, kompos, dan lain sebagainya.

Kendaraan ramah lingkungan


Dalam rangka penghematan energi dan pengurangan polusi maka digunakan kendaraan
yang ramah lingkungan untuk transportasi, seperti Marlip, sepeda dan kendaraan sejenis
lainnya.

2.1.7

Prinsip Desain Pesantren

1. Pelaku

Pengelola
Tugas : Mengelola dan mengatur segala jenis kegiatan dan jadwal kegiatan yang
berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar

Pelajar (santri dan santriwati)


Tugas : Mengikuti jalannya acara dan mematuhi perturan

Pengunjung
Tugas: :mematuhi peraturan

Service
Tugas: membantu pengelola menjalankan aktifitas pesantren

2. Jenis Kegiatan Pendukung


Akan ada kegiatan pendukung yang ada pada bangunan Pesantren. Jadi akan didirikan
fasilitas-fasilitas pendukung seperti masjid, taman, lahan bertani, dan lain-lain.
3. Program Departemen Internasional pesantren
Pembagian departemen di Internasional Pesantren yaitu:
Departemen Pendidikan
Departemen Pendidikan Pesantren Internasonal dipersembahkan untuk santri tingkat
menengah atas atau SLTA.
Departemen Pelatihan

Motivation Training

Leadership Training

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Spiritual Training

Emosional Training

Brain Power Training

Management Qolbu Training

Departeman Wirausaha
Bergerak dibidang pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan perdagangan.
Ada beberapa jenis kegiatan yang akan berlangsung pada Medan Modern Pesantren yaitu:
Sarana Peribadatan
Masjid sebagai sentral kegiatan kepesantrenan, masjid sebagai sarana utama peribadatan
untuk semua akivitas akademik.
Sarana Pendidikan yang bertaraf Internasional

Kelas

Laboratorium Bahasa

Laboratorium Fisika dan Kimia

Laboraorium Biologi

Laboratorium Pertanian dan Perkebunan (Padi, Jagung)

Laboratorium Peternakan (Kerbau, Sapi, Kambing, Ayam petelur, Ayam potong, Itik)

Laboratorium Perikanan (Patin, Udang Windu, Lele, Gurami)

Laboratorium Kehutanan (Ambon , Akasia Mangium)

Laboratorium Tanaman Hias (Macam-macam bunga)

Laboratorium pengolahan Sampah

Sarana Pelatihan

Auditorium

Area Outbond (Flying fox, Rafling, Penyebrangan 2 tali, Halang Rintang dan lain-lain)

Gedung dan Lapangan Olah Raga (Senam (Putri), Badminton, Tenis, Basket, Volly)

Asrama dan Perumahan

Asrama Putra

Asrama Putri

Perumahan Pimpinan, Pengurus dan Pengasuh

Perumahan Guru

Perumahan Karyawan

Sarana Umum
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Dapur Umum

Kamar Mandi

Sarana Kesehatan

Balai kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi santri, guru, karyawan,
masyarakat yang sakit.

Sarana Penunjang

Sekretariat sebagai pusat informasi yang mudah akses

Lahan wakaf penunjang wirausaha

KEGIATAN SISWA PESANTREN SMA/ ALIYAH


Hari Senin
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.15 - 08.00
08.00 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

15
16
17
18

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Upacara bendera
Masuk
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Olah raga sore
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan upacara
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Lapangan olah raga
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Selasa
No
1
2
3
4
5
6

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Lari pagi dan senam

Nurtia Rahmat (070406012)

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan olah raga

PESANTREN MODERN DI MEDAN


7
8
9
10
11
12
13
14
15

08.00 - 08.30
08.30 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

16
17
18
19

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Bersih-bersih
Masuk kelas
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Latihan pidato B. Inggris
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Asrama
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Pondok belajar
Asrama
Masjid

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Lari pagi dan senam
Bersih-bersih
Masuk kelas
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Latihan pidato B. Arab
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan olah raga
Asrama
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Pondok belajar
Asrama
Masjid

R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Rabu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00
08.00 - 08.30
08.30 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

16
17
18
19

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Kamis
No
1
2
3
4
5

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi

Nurtia Rahmat (070406012)

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan

PESANTREN MODERN DI MEDAN


6
7
8
9
10
11
12
13
14

07.00 - 08.30
08.30 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

15
16
17
18

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Latihan pidato B. Indonesia


Masuk kelas
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Olah raga sore
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Pondok belajar
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Lapangan olah raga
Asrama
Masjid

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Morning conversation
Masuk kelas
Sholat jumat berjamaah (bagi laki-laki)
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Ekskul
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan upacara
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
R. Ekskul dan lapangan
Asrama
Masjid

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Lari pagi dan senam

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan olah raga

R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Jumat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00
08.00 - 11.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 18.00
18.00 - 18.30
18.30 - 19.15

15
16
17
18

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Sabtu
No
1
2
3
4
5
6

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

9
10
11

08.00 - 08.30
08.30 - 11.00
11. 00 - 12.30
12.30 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30

Bersih-bersih
Kelas terbuka
Belajar indoor terbuka
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas laboratorium

12
13
14
15

15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

16
17
18
19

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Sholat ashar berjamaah


Istirahat
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

7
8

Asrama
Pondok belajar
Masjid
Masjid
R. makan
Area bertani dan bercocok
tanam
Masjid
Asrama
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

KEGIATAN SISWA SMP/ M. TSANAWIYAH


Hari Senin
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.15 - 08.00
08.00 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

15
16
17
18

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Upacara bendera
Masuk
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Olah raga sore
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Nurtia Rahmat (070406012)

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan upacara
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Lapangan olah raga
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

PESANTREN MODERN DI MEDAN


Hari Selasa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.30
08.30 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

15
16
17
18

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Latihan pidato B. Inggris
Masuk kelas
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Olah raga sore
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Pondok belajar
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Lapangan olah raga
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Rabu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.30
08.30 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

15
16
17
18
19

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Latihan pidato B. Arab
Masuk kelas
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Olah raga
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Nurtia Rahmat (070406012)

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Pondok belajar
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Lapangan olah raga
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

PESANTREN MODERN DI MEDAN


Hari Kamis
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00
08.00 - 08.30
08.30 - 12.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

16
17
18
19

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Lari pagi dan senam
Bersih-bersih
Masuk kelas
Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Latihan pidato B. Indonesia
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan olah raga
Asrama
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
Pondok belajar
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Hari Jumat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00
08.00 - 11.30
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 18.00
18.00 - 18.30
18.30 - 19.15

15
16
17
18

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Morning conversation
Masuk kelas
Sholat jumat berjamaah (bagi laki-laki)
Makan siang
Masuk kelas sore
Sholat ashar berjamaah
Ekskul
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Nurtia Rahmat (070406012)

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan upacara
Kelas (sekolah)
Masjid
R. makan
Kelas (sekolah)
Masjid
R. Ekskul dan lapangan
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

PESANTREN MODERN DI MEDAN


Hari Sabtu
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Waktu
04.00 - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 05.30
05.00 - 06.15
06.15 - 07.00
07.00 - 08.00
08.00 - 08.30
08.30 - 11.00

Kegiatan
Tahajud
Persiapan (mandi dan bersih-bersih)
Sholat subuh berjamaah
Membaca dan Menghapal Al-Quran
Sarapan pagi
Lari pagi dan senam
Bersih-bersih
Masuk kelas laboratorium

9
10
11
12
13
14
15
16

11. 00 - 12.30
12.30 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.30
15.30 - 16.30
16.30 - 17.30
17.30 - 18.15
18.15 - 19.15

17
18
19
20

19.15 - 20.00
20.00 - 20.30
20.30 - 22.00
22.00 - 04.00

Belajar indoor terbuka


Sholat zuhur berjamaah
Makan siang
Kelas terbuka
Sholat ashar berjamaah
Istirahat
Bersih-bersih
Sholat maghrib berjamaah dan membaca
Al-Quran
Makan malam
Sholat isha berjamaah
Mengulang pelajaran
Tidur

Tempat
Asrama
Asrama
Masjid
Masjid
R. makan
Lapangan olah raga
Asrama
Area bertani dan bercocok
tanam
Masjid
Masjid
R. makan
Pondok belajar
Masjid
Asrama
Asrama
Masjid
R. makan
Sholat isha berjamaah
Asrama
Asrama

Tabel 2.1 Kegiatan Harian Santri


Sumber: Hasil Olah Data Primer
2.2.

analisa pemilihan lokasi

a. alternatif lokasi
lokasi A

Lokasi A berada di jalan Karya wisata, Medan Johor

Luas site adalah 6,00 ha (60000 m2)

Kondisi eksisting berupa lahan kosong

KDB 58 % dari bagunan

Kecamatan: medan johor

Kondisi tanah: tidak berkontur

Kekurangan. Terdapat d kawasan pinggir landasan polonia

Kelebihan:

site terletak di simpang tiga

akses mudah, dilewati oleh kendaraan dan angkutan umum

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Kecamatan Medan Johor terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai
berikut: :
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia
Kecamatan Medan Johor dengan luas wilayahnya 12,81 KM , Kecamatan Medan
Johor adalah merupakan daerah pemukiman di Kota Medan di sebelah Selatan, dan
merupakan daerah resapan air bagi Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 113.593
Jiwa (2006) .
Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan
mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate,
disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan.
Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar
dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara
Nasional. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Johor ini juga
terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan.
Sumber : Medan Dalam Angka 2007

Gambar 2.1 : Peta Kawasan Johor


Sumber: Google Eart
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Batas site:

Utara

Selatan

Timur

Barat

Gambar 2.2 : Foto Batasan Site A


Sumber: Dokumentasi Pribadi

lokasi B

Lokasi B berada di jalan Tj. Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang, Medan

Luas site adalah 1,7 ha (17000 m2)

Kondisi eksisting berupa lahan kosong

Kecamatan: sunggal

Kondisi tanah: tidak berkontur

Kekurangan
Hanya memiliki satu jalan untuk akses ke lokasi
Site di keliligi hutan

Kelebihan:

site terletak kawasan yang minim kebisingan

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Utara

Timur

Selatan

Barat

Gambar 2.3 : Foto Batasan Site B


Sumber: Dokumentasi Pribadi
lokasi C

Lokasi C berada di jalan Desa glugurimbun kecaman pancur batu, medan

Luas site adalah 1,5ha (15000 m2)

Kondisi eksisting berupa lahan kosong

Kecamatan: pancur batu

Kondisi tanah: tidak berkontur

Kekurangan
Hanya memiliki satu jalan untuk akses ke lokasi
Site di keliligi hunian penduduk

Kelebihan:

site terletak kawasan yang minim kebisingan

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Utara

Timur

Selatan

Barat

Gambar 2.4 : Foto Batasan Site C


Sumber: Dokumentasi Pribadi

no
1

Kriteria lokasi
Tataguna lahan

Lokasi A
(medan johor)
Pusat bisnis, pusat
pemerintahan, hutan
kota, pusat
pendidikan
(3)

Lokasi B
(tj. Slamet)
Pemukiman,
peribadatan

Lokasi C
(glugur rimbun)
Pemukiman,
peribadatan

(2)

(2)

6.0 ha
(3)

1.7 ha
(2)

1.6 ha
(2)

Kendaraan pribadi,
kendaraan umum,
pejalan kaki
(3)

Kendaraan pribadi,
kendaraan umum,
pejalan kaki
(3)

Luas lahan

Aksesibilitas

Kendaraan pribadi,
kendaraan umum,
pejalan kaki
(3)

pencapaian

Melalui 2 jalur
jl. Karya wisata
jl. Eka surya
(2)

Nurtia Rahmat (070406012)

Melalui 1 jalur
Melaui 1 jalur
jl. Besar tj. Slamet jl. Besar glugur
rimbun
(1)
(1)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

citra

Positif untuk
permukiman, jasa
dan pendidikan.
(3)

Positif untuk
permukiman, dan
pendidikan.
(2)

Positif untuk
permukiman, dan
pendidikan.
(2)

strategis

Relatif strategis
(2)

Relatif strategis
(2)

Relatif strategis
(2)

Tingkat
kemacetan

Sedang
(2)

Kecil
(3)

Kecil
(3)

Fasilitas
pelayanan

Pemukiman,
penduduk,
pendidikan,
perkantoran, tempat
ibadah, sekolah,
retail ruko
(3)

Pemukiman
penduduk, tempat
ibadah, sekolah, retail
ruko

Pemukiman
penduduk, tempat
ibadah, sekolah

(2)

(2)

Tingkat
kebisingan

Tinggi
(2)

Sedang
(3)

Sedang
(3)

10

Total nilai

23

20

20

Tabel 2.2 Perbandingan Lokasi


Sumber: Hasil Olah Data Primer

2. 3 studi kelayakan proyek


2.3.1

Tinjauan Umum Kota Medan

Kota

Medan

dimekarkan

kembali,

dibagi

atas

21

Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan


perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian
tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.
Tabel Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan
Penduduk Di Kota Medan Tahun 2005 2007

Nurtia Rahmat (070406012)

Gambar 2.5 : Peta Kota Medan


Sumber: www.wikipedia.com

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Laju
Tahun

Jumlah Penduduk

Luas Wilayah

Pertumbuhan

(KM)

Penduduk

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/KM)

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

2005

2.036.185

1,50

265,10

7.681

2006

2.067.288

1,53

265,10

7.798

2007*

2.083.156

0,77

265,10

7.858

Tabel 2.3 Tabel Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan


Penduduk Di Kota Medan Tahun 2005 2007
Sumber: BPS Kota Medan Keterangan : * Angka Sementara
Pertengahan Tahun 2007
Melalui data tabel diatas diketahui, jumlah penduduk Kota Medan mengalami
peningkatan dari 2,036 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,067 juta jiwa pada tahun 2006
dan 2,083 juta jiwa pada tahun 2007. Dari tahun ke tahun laju pertumbuhan mengalami
peningkatan dari 1,50 persen pada tahun 2005 meningkta menjadi 1,53 persen pada tahun
2006, dan menurun
Statistik Sosial Pembangunan Kota Medan Tahun 2005 - 2007
No. INDIKATOR

SATUAN

TAHUN
2005

2006*)

2007**)

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

Jumlah Penduduk

Jiwa

2.036.185

2.067.288

2.083.156

Pertumbuhan Penduduk

Persen (%)

1,50

1,53

0,77

APK
- SD/MI

Persen (%)

104,28

111,51

112,18

- SMP/MTs

Persen (%)

99,79

94,53

98,36

- SMA/MA

Persen (%)

89,04

81,09

89,34

- SD/MI

Persen (%)

91,36

91,04

91,79

- SMP/MTs

Persen (%)

78,49

73,83

76,18

- SMA/MA

Persen (%)

71,90

62,91

64,71

APM

APS

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

- 07-12

Persen (%)

99,06

99,15

99,31

- 13-15

Persen (%)

95,04

92,19

94,04

- 16-18

Persen (%)

78,11

72,17

79,21

- 19-24

Persen (%)

24,09

22,90

24,19

- Penduduk Minimal Tamat Persen (%)

47,57

48,69

49,78

Pendidikan

SLTA
- Buta Huruf

Persen (%)

0,62

0,91

0,82

Angka Kelahiran Total (TFR)

Persen (%)

2,19

2,16

2,13

Umur Harapan Hidup

Tahun

70,7

71,10

71,10

Angka Kematian Bayi (IMR)

15,84

15,10

13,80

10

Rata-rata Anak Lahir Hidup

Orang

1,50

1,39

1,34

11

Rata-rata Anak Masih Hidup

Orang

1,44

1,33

1,29

12

Anak Kesakitan Umum

Persen (%)

15,81

20,43

20,13

13

TPAK

Persen (%)

66,91

62,21

58,62

14

TPT

Persen (%)

12,46

15,01

14,49

15

IPM

75,4

74,60

75,80

16

Penduduk Miskin

Persen (%)

8,62

7,77

7,09

Tabel 2.4 Tabel Statistik Sosial Pembangunan Kota Medan 2005 2007
Sumber: BPS Kota Medan dan Instansi Terkait : * Angka Perbaikan
Pertengahan Tahun 2007
Kepadatan penduduk kota medan
Tahun

Jumlah
Penduduk

[1]

[2]
1.926.052
1.963.086
1.993.060
2.006.014
2.036.018
2.067.288
2.083.156

2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007*

INDIKATOR

Laju
Pertumbuhan
Penduduk
[3]
1,17
1,94
1,51
0,63
1,50
1,53
0,77

Luas Wilayah
(KM)
[4]
265,10
265,10
265,10
265,10
265,10
265,10
265,10

SATUAN

TAHUN
2006

Nurtia Rahmat (070406012)

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/KM)
[5]
7.267
7.408
7.520
7.567
7.681
7.798
7.858

2007 *)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

[1]
[2]
[3]
[4]
Jiwa
2.067.288
2.083.156
Jumlah Penduduk
Persen (%)
1,53
0,77
Laju Pertumbuhan
Penduduk
KM
265, 10
265,10
Luas Wilayah
Jiwa
7.798
7.858
Kepadatan Penduduk
Tabel 2.5 Jumlah Laju Pertumbuhan Dan Kepadatan Penduduk
Di Kota Medan Tahun 2001 2007
Sumber: BPS Kota Medan dan Instansi Terkait : * Angka Perbaikan Pertengahan Tahun 2007
PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN
MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2007
GOLONGAN
UMUR

LAKI-LAKI
JIWA
PERSEN
(%)

PEREMPUAN
JIWA
PERSEN
(%)

JUMLAH
JIWA
PERSEN
(%)

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

0-4
5-9
10 - 14
16 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 +
Jumlah

89.206
96.559
98.519
111.263
116.164
99.499
83.325
75.482
70.091
57.837
47.054
30.879
26.468
32.350
1.034.696

8,62
9,33
9,52
10,75
11,23
9,62
8,05
7,30
6,77
5,59
4,55
2,98
2,56
3,13
100,00

92.853
91.885
100.590
105.426
121.385
102.041
75.926
83.180
75.926
53.680
47.393
31.434
22.246
44.495
1.048.460

8,86
8,76
9,59
10,06
11,58
9,73
7,24
7,93
7,24
5,12
4,52
3,00
2,12
4,24
100,00

182.059
188.444
199.109
216.689
237.549
201.540
159.251
158.662
146.017
111.517
94.447
62.313
48.714
76.845
2.083.156

8,74
9,05
9,56
10,40
11,40
9,67
7,64
7,62
7,01
5,35
4,53
2,99
2,34
3,69
100

Tabel 2.6 Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2007
Sumber: BPS Kota Medan Tahun 2007
Berdasarkan tabel - tabel diatas diketahui bahwa ada kecenderungan peningkatan
jumlah penduduk Kota Medan dari 2.067.288 jiwa pada tahun 2006 menjadi 2.083.156 jiwa
pada tahun 2007. Laju pertumbuhan berkisar 1,53% pada tahun 2006 dan 0,77% pada tahun
2007. Walaupun meningkat namun tidak terlalu mencolok, bahkan laju pertumbuhan
penduduk cenderung lebih rendah tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Faktor alami yang
diperkirakan mempengaruhi peningkatan laju pertambahan penduduk adalah seperti tingkat
kelahiran, kematian, dan arus urbanisasi. Upaya-upaya pengendalian kelahiran melalui
program Keluarga Berencana (KB) perlu terus dipertahankan untuk menekan angka
kelahiran.
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka pada tahun 2006 menjadi 7.858
jiwa/KM pada tahun 2007. Tingkat kepadatan tersebut relatif tinggi, sehingga termasuk salah
satu permasalahan yang harus diantisipasi. Apalagi dengan luas lahan yang relatif terbatas,
sehingga berpeluang terjadi ketidak seimbangan antara daya dukung dan daya tampung
lingkungan yang ada.
Faktor lain yang juga secara berarti mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan
penduduk adalah meningkatnya arus urbanisasi dan commuters serta kaum pencari kerja ke
Kota Medan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, faktor utama yang menyebabkan
komutasi ke Kota Medan adalah adanya pandangan bahwa : (1) bekerja di kota lebih
bergengsi (2) di kota lebih gampang mencari pekerjaan, (3) Tidak ada lagi yang dapat diolah
(dikerjakan) di daerah asalnya, dan (4) upaya mencari nafkah yang lebih baik. Besarnya
dorongan untuk menjadi penglaju tentunya berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi,
dan

pelayanan

umum

yang

harus

disediakan

secara

keseluruhan.

Faktor lain yang secara umum mempengaruhi semakin menurunnya angka pertumbuhan
penduduk pada periode 2006 - 2007 adalah peningkatan derajat pendidikan masyarakat Kota
Medan. Pada umumnya peningkatan derajat pendidikan masyarakat secara langsung
meningkatkan rata-rata pendidikan generasi muda, yang merupakan calon orang tua yang
memasuki kehidupan rumah tangga. Melalui tingkat pendidikan yang semakin memadai,
apresiasi, dan pandangan masyarakat terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan
2.4

Studi Banding Proyek Sejenis

2.4.1

Pondok Modern Gontor, Ponorogo Jawa Timur


Pondok Modern Gontor terletak di sebuah desa kecil yang bernama Gontor yang

berada

di

wilayah

Kecamatan

Mlarak,

Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo Jawa


Timur. Pada tanggal 9 Oktober 1926, Pondok
Darussalam Gontor didirkan oleh tiga orang
bersaudara yaitu, KH Ahmad Sahal, KH
Zainuddin Fanani dan KH Imam Zarkasyi.
(Basyir, 1999:53)Pondok Modern Gontor
berkembang sangat pesat, dan sekarang
jumlah santrinya sudah sesuai kapasitas
Nurtia Rahmat (070406012)

Gambar 2.6 : Pesantren Modern Gontor


Sumber: www.wikipedia.com

PESANTREN MODERN DI MEDAN

maksimal, yaitu 3,200 santri putra. Para santri tersebut berasal dari seluruh Indonesia bahkan
dari luar negeri, antara lain Somali, Malaysia dan Singapura. Dibangun di atas tanah seluas
8,5 hektar berdiri mesjid utama Pondok Modern Gontor yang menampung sekitar 4,000
jemaah. Selain fasilitas tersebut, Pondok Modern Gontor juga memiliki berderet bangunan
gedung sekolah, asrama, perpustakaan, aula dan perkantoran yang minimal dua lantai dan
usaha pertanian di atas tanah wakaf seluas lebih dari 250 hektar. Pondok Modern Gontor juga
memiliki pondok khusus santri putri yang terletak di Mantingan, Kabupaten Ngawi dengan
1,280 santri putri. Tetapi perkembangan pondok bukan hanya dalam hal fisik. Hadirnya lebih
dari 135 pondok alumni dan pondok cabang yang dikembangkan oleh sebagian dari sekitar
18,000 alumni.
Perbedaan utama di antara sistem baru KMI ini dan sistem pendidikan tradisional
yang diajar di pondok pesantren lain adalah sistem modern ini tidak menggunakan sistem
pengajaran wetonan (massal) dan sorogan (individual). Para santri dididik dan diajarkan pada
madrasah KMI yang berjenjang dari kelas satu sampai kelas enam, setaraf SMTP dan SMTA.
Kini santri kelas enam bisa mengikuti ujian persamaan dengan madrasah aliyah dibawah
Department Agama.
Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo (Jatim) sampai berumur 70
tahun semakin kuat jati dirinya, dan berkembang pesat dengan 3.200 santri - sesuai kapasitas
maksimal. Santri pondok berasal dari seluruh Indonesia bahkan dari luar negeri, antara lain
Somalia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia. Para santri diasuh lebih 200 ustadz
(guru), sebagian besar bergelar
master lulusan luar negeri seperti
Mesir, Arab Saudi, Pakistan.
Di atas tanah 8,5 hektar itu
berdiri mesjid utama dua lantai
yang menampung sekitar 4.000
jemaah. Berderet bangunan gedung
sekolah, asrama, perpustakaan, aula
dan perkantoran yang minimal dua
lantai. Kini juga berdiri kompleks

Gambar 2.7 : Masjid Pesantren Modern Gontor


Sumber: www.wikipedia.com

pondok kedua seluas dua hektar di Siman, selain kampus baru Institut Studi Islam
Darussalam (ISID) di atas tanah lima hektar dengan deretan gedung berlantai tiga.

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Aset pondok lainnya adalah 25 unit usaha yang dikelola oleh Koperasi La Tansa,
antara lain berupa penggilingan padi, toko buku, apotek, balai kesehatan, toko, depot bakso,
warung ayam panggang, Wartel, dan usaha pertanian di atas tanah wakaf seluas lebih dari
250 hektar.
Dalam perkembangan dibangun pondok khusus santri putri di Mantingan, Kabupaten
Ngawi - 1.280 orang santri. Pondok putri memiliki dua cabang - Pondok Modern Darul
Ma'rifah di Kediri dan Darul Muttaqin di Banyuwangi.
Perkembangan pondok bukan cuma dalam hal fisik. Ada yang lebih berarti dan
memberikan kontribusi yang besar bagi umat, masyarakat serta bangsa. Hadirnya 135 pondok
alumni yaitu pondok model Darussalam Gontor yang dikembangkan oleh sebagian dari
sekitar 18.000 alumni.
Kontribusi lain yang tak kalah pentingnya adalah pengembangan sistem budaya di
kalangan santri dan umat Islam. Dr Nurcholish Madjid, alumnus Gontor, menunjuk
kebebasan berpikir dan sikap toleransi sebagai kontribusi besar. Dalam kebebasan berpikir
itulah alumni Gontor terus terpanggil melakukan ijtihad (pembaruan), tidak mudah terpola
secara jumud (lamban). Sekaligus mendobrak tradisi sami'na wa atha'na (mendengar dan
patuh) pada kiai. "Sami'na wa atha'na para santri adalah kepada aturan, sistem pondok
modern. Santri tidak dididik mengkultuskan individu, sekalipun itu kiainya," ujar Amal
Fathullah Zarkasyi MA, anggota Dewan Wakaf Gontor. Gontor telah memberi makna bagi
masyarakat sekitarnya. Bupati Ponorogo Markum Singodimejo mengakui, Gontor membawa
Ponorogo go internasional. Mengalirnya uang
ke Ponorogo melalui kiriman untuk para santri
ikut

mendinamisasi

perekonomian

dan

menambah pendapatan warga sekitar pondok.


Pemda bisa bekerja sama untuk pelbagai
macam kegiatan pelatihan. Sumbangan paling
nyata, Gontor menyumbagkan sumber daya
manusia yang menjadi pionir pembangunan.
2.4.2

Raudhatul Hasanah Medan


Model Pengajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi

pada

Pesantren

Nurtia Rahmat (070406012)

Raudhatul

Gambar 2.8 : Masjid Pesantren Modern Raudhatul


Hasanah
Sumber: www.wikipedia.com

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Hasanah Medan. Sesuai dengan perkembangan pendidikan modern di berbagai lembaga


pendidikan, termasuk di lingkungan pesantren sekarang ini dikembangkan Kurikulim
Berbasis Kompetensi (KBK). KBK dikembangkan untuk meningkatkan kualitas lulusan agar
lebih memiliki daya saing (Competitiveness). Lulusan Pesantren yang Competitiveness
tercermin dari perilaku santri yang berakhlaqul karimah, yang tidak hanya sekedar santri
dapat membedakan baik-buruk tetapi lebih dari pada itu akhalaqul karimah dapat tercermin
dalam pribadi yang mandiri, luhur, jujur, disiplin, bertanggung jawab, tidak pamrih, cinta
ilmu, cinta kemajuan, kritis, dan suka bekerja keras.
Kurikulum 2004 sering disebut dengan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum Berbasis Kompetensi ini merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan
nasional yang diharapkan dalam implementasinya dapat menjawab permasalahan yang
dihadapi dunia pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Dasar (SD), Pendidikan Menengah
(SMU), dan Perguruan Tinggi termasuk di dalamnya pendidikan Pesantren.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh santri, penilaian
kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dikembangkan untuk
memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan pertentangan,
ketidak pastian, dan kerumitan
dalam kehidupan.
Sudah menjadi tekad
pemerintah

dalam

melaksanakan

hal

ini

kurikulum

tersebut sebagai suatu upaya


meningkatkan
pwendidikan

kualitas
nasional

yang

jauh tertinggal dengan negaranegara lain. Hal tersebut dapat


dibuktikan

dari

imformasi

yang disampaikan oleh United

Gambar 2.9 : Masjid Pesantren Modern Raudhatul Hasanah


Sumber: www.wikipedia.com

Nation Development Program (UNDP: 2000), dimana Human Development Index (HDI)
Indonesia berada pada tingkat 109, telah didahului oleh Vietnam yang berada di peringkat
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

108, sementara Cina di peringkat 99, Sri Langka 84, Pilipina 77, Thailand 76, Malaysia 61,
dan Singapura 24, dalam HDI ini, negara Kanada berada pada posisi paling atas di dunia, dan
Jepang terbaik di Asia (Agustiarsyah Nur, 2000).
Sejalan dengan pendapat di
atas, menurut Nurahadi (2003: 1),
menyatakan

bahwa

pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching


and Learning) merupakan konsep
belajar

yang

membantu

guru

menghubungkan antara materi yang


akan diajarkan dengan situasi dunia
nyata

dan

mendorong

siswa

Gambar 2.10 : Plank Raudhatul Hasanah


Sumber: www.wikipedia.com
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
membuat

hubungan

antara

anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep tersebut, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi santri. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk
kegiatan santri bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke santri
tersebut. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari
pada hasil. Dalam konteks itu, santri perlu mengerti
dengan baik makna belajar, apa manfaatnya, dalam status
apa mereka, dan bagaimana mencapainya.
Hasil pengamatan peneliti pada lokasi penelitian,
terungkap

bahwa

hambatan-hambatan

guru

dalam

melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


ini, adalah: (1) pengetahuan dan pengelaman tentang

Gambar 2.11 : Logo Raudhatul


Hasanah
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) masih sangat
Sumber: www.wikipedia.com
terbatas, (2) kebanyakan guru masuh terbiasa mengajar dengan sistem memindahkan atau
transfer pengetahuan, (3) santri belum terbiasa melakukan kompetensi-kompetensi yang akan
dituju, (4) kepala sekolah dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan tidak mendukung
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), (5) kompetensi guru masih sangat
rendah, (6) terbatasnya sumber dan dana pendidikan yang akan mengakibatkan kurangnya
sarana dan prasarana pendidikan yang dipergunakan di dalam proses belajar mengajar. (7)
Model pengajaran yang belum mapan untuk mendukung konsep KBK.
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Tingkatan santri dalam belajar di bagi menjadi dua bagian, yaitu: Kelas 4, 5 dan 6
(sebanding dengan kelas 1, 2, dan 3 tingkat Tsanawiyah). Dan kelas 7, 8, dan 9 (sebanding
dengan kelas 1, 2, dan 3 tingkat Aliyah). Guru-guru yang mengajar pada tingkat Tsanawiyah
juga mengajar pada tingkat Aliyah. Pembelajaran dilaksanakan setiap hari senin sampai
dengan minggu mulai pukul 07. 30 sampai dengan 12.15, kecuali hari jumat mereka libur.
Kegiatan ekstra kurikler
dilaksanakan

dimulai

setelah

sholat dzuhur sampai dengan sore


hari. Semua guru aktif mengajar
sesuai dengan tugas dan jadwal
yang telah ditentukan. Pembinaan
disiplin, bahasa dan ibadah serta
pengawasan

santri

melibatkan

santri yang lebih senior. Santri


Gambar 2.12 : Masjid Pesantren Modern
yang akan keluar kampus harus terelbih
Raudhatul Hasanah
Sumber: www.wikipedia.com
dahulu memperoleh izin tertulis dari salah
seorang guru.
Oleh
masalah

karena

itu,

masalah-

yang berhubungan dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)


dan hal-hal yang berkaitan dengan
teknik operasionalnya di lapangan perlu
dikaji lebih lanjut, agar pelaksanaan
KBK ini dapat berjalan dengan baik dan
pada
Gambar 2.13 : Pintu Masuk Raudhatul
Hasanah
Sumber: Data Khairunni, Zhilli I

akhirnya

dapat

meningkatkan

kualitas pendidikan nasional kita.


Pondok

Pesantren

Raudhatul

Hasanah

Medan, Pada tanggal 18 Oktober 1982 bertepatan dengan dengan 1 Muharram 1403 diadakan
pengajian pertama di rumah ustadz Usman Husni di dalam komplek Pesantren yang dihadiri
oleh anggota pengajian tafsir beserta seluruh anak-anak yang menjadi santri pesantren. Di

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

saat itulah diikrarkan berdirinya Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dengan jumlah santri
sebanyak 16 orang (Assabiqun al awwalun).
Adapun para pendiri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah: H. Hasan Tarigan
(alm)., H. M. Arsyad Tarigan (alm)., H. Abdul Muthalib Sembiring, S.H., Drs. H. M. Ardyan
Tarigan., Drs. H. M. Ilyas Tarigan., H. Goman Rusydi Pinem., Ir. H. Musa Sembiring (alm).,
dr. H. Hilaluddin Sembiring., H. Panji Bahrum Tarigan (alm)., Prof. Dr, Hj. Mundiyah
Mochtar., dr. H. Jafar Tarigan., Ir. H. Sehat Keloko., H. Raja Syaf Tarigan., dr, H. M.
Nurdin Ginting., dr, H. Benyamin Tarigan., dan Drs. H. Syaad Afifuddin Sembiring, M. Ec.
Meskipun dalam jumlah santri/wati yang sangat terbatas dan belum ada yang menetap
di Pesantren, namun kegiatan belajar mengajar terus meningkat. Karena belum cukup maka
santri/wati menetap (mukin) di rumah keluarga Paya Bundung.

Gambar 2.14 : Ground Plan Raudhatul Hasanah


Sumber: Data Khairunni, Zhilli I
Pesantren ini didirikan di atas lahan 80.000 M2 yang berlokasi di jalan Jamin
Ginting Km. 11 Paya Bundung Simpang Selayang Medan Sumatera Utara 20135 Telp. (061).
Struktur Organisasi Pesantren Raudhatul Hasanah
Pengurus Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhahtul Hasanah Medan Sumatera
Utara berlandaskan Surat Keputusan Badan Wakaf Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Nomor
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

02 Tahun 1999, Surat Keputusan Pimpinan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Nomor 06


Tahun 2004 dan Anggaran Rumah Tangga Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul
Hasanah. Pengurus Pesantren yaitu:

Pimpinan :Drs. H.M. Ardyan Tarigan, MM

Wakil Pimpinan

Bidang Pendidikan : Drs. H. M. Ilyas Tarigan

Bidang Keuangan : Drs. M.Amin Tarigan, Ak

Direktur : Drs. Syahid Marqum

Wakil Direktur : Drs. Junaidi

Majlis Guru : Drs. Syahid Marqum ,Drs. Basron Sudarmanto, Drs. Maghfur Abdul Halim,
Drs. Rasyidin Bina, Drs. Junaidi, H. Solihin Addin, S. Ag, H. Abdul Wahid Sulaiman, Lc,
Agis Nirodi Hasbullah, S. Ag

Sekretaris : Carles Ginting, B. Hsc, Mukhlis Ihsan, Amd, Yenni Kurniawi

Bendahara : Supar Wasesa, SE., MM, Evi Nora J. Lingga, SE

Koordinator
1. Bidang Pendidikan :H. Abdul Wahid Sulaiman, Lc
2. Bidang Pengasuhan : Drs. Rasyidin Bina
1. Bidang Kesejahteraan : Drs. Basron Sudarmanto
2. Bidang Usaha Milik Pesantren: Agis Nirodi Hasbullah, S. Ag
3. Bidang Litbang : M. Subhan, S. Ag

Proses Belajar Mengajar Di Pesatren


Sebagaimana dikatakan oleh M. Arifin (1993), menyatakan bahwa proses belajar
mengajar di sekolah pada hakikatnya adalah merupakan rangkaian proses komunikasi antara
siswa dengan guru yang berlangsung atas dasar minat, bakat, dan kemampuan diri masingmasing siswa.
Demikian juga halnya dengan proses belajar mengajar yang terjadi di Pesantren ArRaudhatul Hasanah Paya Bundung Medan. Pendidikan dan pengajaran menekankan pada
aspek

kemampuan

siswa untuk

berkembang sesuai

dengan

minat,

bakat

yang

dikomunikasikan oleh guru dengan cara yang mengedepankan potensi serta partisipasi dari
siswa itu sendiri. Secara umum, proses belajar mengajar demikian dinamakan dengan transfer
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi.
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Kurikulum
Dalam sistem pendidikan di pesantren terdapat dua istilah kurikulum, yakni: (1)
Kurikulum pesantren, dan (2) kurikulum SKB 3 Mentri dalam hal ini dikeluarkan oleh
Departemen Agama.
Yang dimaksud dengan kurikulum pesantren adalah kurikulum yang dirancang dan
ditetapkan oleh pihak pengurus pesantren yang nota benenya didominasi oleh ilmu-ilmu
agama. Biasanya penetapan kurikulum pesantren didasarkan kepada tujuan dari pesantren
tersebut yang tertulis dalam visi, misi, maupun tujuan dari program jangka pendek dan
menengah. Sedangkan kurikulum SKB 3 Mentri adalah kurikulum nasional yang dikeluarkan
oleh Departemen Agama dengan memiliki muatan pelajaran agama ditambah dengan
pelajaran umum. Mengenai perbandingan jumlah antara pelajaran agama dan umum pada
suatu lembaga pendidikan Islam tergantung dari institusi yang bersangkutan, misalnya 30 :
70., 40 : 60., dan 50 : 50.
Berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan bahwa sebenarnya pihak
pesantren secara lebih khusus semua guru yang mengajar di lembaga tersebut belum banyak
mengenal KBK, namun disadari atau tidak sebenarnya mereka telah menerapkannya di dalam
proses belajar dan mengajar. Untuk itu, berikut ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan:
1. Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Yang Dikembangkan Guru
Secara umum tujuan pembelajaran di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung
Medan mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang berlaku, khususnya pada jenjang
pendidikan lanjutan pertama dan menengah dengan penekanan khusus pada upaya
mempersiapkan santri yang: (a) Menguasi bekal-bekal kemampuan dasar keulamaan
/kecendikaan, kepemimpinan dan keguruan. (b) Mau dan mampu mengembangkan bekalbekal dasar tersebut secara mandiri (long life education). Dan (c) Siap mengamalkannya di
tengah-tengah masyarakat dengan ikhlas, cerdas, dan beramal.
2. Pengembangan Materi Pelajaran
Mata pelajaran yang disajikan di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung
Medan secara umum dapat diklasifikan menjadi dua bagian, yaitu: Mata pelajaran yang
bercirikan agama, dan mata pelajaran yang bercirikan umum. Mata pelajaran agama berbasis
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

kepada pelajaran-pelajaran Kitab Kuning dan kitab-kitab sejenis lainnya. Sementara mata
pelajaran umum pada hakikatnya sama dengan mata pelajaran yang diberikan di tingkat
sekolah menengah atas (SMA dan MA). Namun yang perlu diperjelas adalah baik mata
pelajaran agama maupun mata pelajaran umum diajarkan dengan menggunakan kurikulum
Menurut Martinis Yamin (2005: 133), menjelaskan bahwa kemampuan atau
kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran mencakup beberapa aspek, seperti mata
pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Aspek-aspek tersebut sebaiknya mendapat
porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Kemampuan dasar, materi pokok,
indikator yang dicantumkan dalam komptensi standar merupakan bahan minimal yang harus
dikuasai oleh siswa. Kemampuan dasar adalah tujuan pembelajarn dari suatu materi yang
akan diberikan kepada siswa sesuai dengan taksonomi Bloom.
3. Metode Pembelajaran
Salah satu ciri yang menonjol dalam pembelajaran berbasis kompetensi adalah bahwa
para siswa dihadapkan dengan dunia nyata dan dengan dunia nyata yang dihadapinya tersebut
para siswa tersebut mampu berbuat dengan yang sebenarnya. KBK yang diterapkan pada
tahun 2004 memiliki 10 karakteristik pokok (Tim Penyusun Buku Bahasa Inggris Untuk
Kelas 2 SMA, hlm. x xi), yaitu:
1. Berpusat pada siswa.
2. Belajar dengan melakukan. 3. Mengembangkan Kemampuan Sosial.
4. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Bertuhan.
5. Mengembangkan Keterampilan Memecahkan Masalah.
6. Mengembangkan Kreativitas Siswa.
7. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi.
8. Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara Yang Baik.
9. Belajar Sepanjang Hayat..
10. Perpaduan Kompetisi, Kerjasama dan Solidaritas.

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Sementara itu, penerapan metode diskusi dalam pembelajaran merupakan hal yang
positif bagi santri dan Ustadz. Metode diskusi dilakukan untuk merangsang siswa agar
dapat/mampu memberikan pokok-pokok pikiranya dengan cara-cara yang sistematis dan
logis. Menurut Martinis Yamin (2005: 69) metode diskusi merupakan interaksi antara siswa
dengan siswa, atau siswa denga guru untuk menganalisis, memecahlan masalah, menggali
atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Metode diskusi ini digunakan oleh
guru apabila:
1. Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan didiskusikn.
2. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan studi khusus
kepada siswa sebelum menyelenggarakan diskusi.
3. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan meringkas pelajaran.
4. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah.
5. Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya.
6. Waspada terhadap kelompok yang kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu.
7. Melatih siswa dengan menghargai pendapat orang lain.
Berdasarkan kenyataan yang ditemui peneliti di lapangan menunjukkan kemampuan
bahasa Arab dan bahasa Inggris yang dimiliki oleh para santri memang cukup
menggembirakan, di mana dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan bahkan di dalam
proses belajar mengajar mereka tetap menggunakan kedua bahasa tersebut sebagai alat
komunikasi. Kemampuan bahasa yang dimiliki oleh para santri tidak terlepas dari peranan
semua unsur civitas akademika pesantren terutama Pembimbing Bahasa yang tugas dan
kewajibannya tertuang dalam Pasal 14 (Tata Tertib Pengurus Pesantren Tarbiyah Islamiyah
Ar-Raudhatul Hasanah), yaitu:
1. Mengontrol pelaksaaan muhadatsah.
2. Mengontrol pelaksanaan pemberian kosa kata pagi hari.
3. Mengadakan lomba cerdas cermat dengan bahasa resmi.
4. Mengadakan tasyful lughah.

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

5. Berusaha meningkatkan bahasa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung


Medan.
6. Mengadakan perbaikan bahasa yang salah.
7. Mengadakan lomba drama antara asrama dengan bahasa resmi.
8. Bekerjasama dengan pengasuhan dalam menentukan pengurus penggerak bahasa.
9. Membuat etalase khusus dan mengisinya dengan istiah-istilah/perbaikan bahasa.
10. Memanggil kelas Vdan VI yang melanggar bahasa dan memberikan sanksinya.
11. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan bahasa, seperti lomba
baca Kitab Kuning.
12. Menyusun kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris dengan sepengetahuan
koordinator bidang penelitian dan pengembangan.
13. Mengkoordinir pengembangan bahasa resmi bagi para guru.
14. Bertanggung jawab terhadap kursus bahasa.
Media Pembelajaran Yang Digunakan Guru
Pembelajaran

yang

menggunakan

Kurikulum

Berbasis

Kompetensi

(KBK)

menyandarkan kepada suatu model pembelajaran yang tidak dibatasi oleh dinding-dinding
sekolah, namun harus dapat melibatkan dan memanfaatkan seluruh sumber belajar yang
mungkin dapat digunakan baik itu orang, benda, peristiwa, objek, fakta, dan lain sebagainya.
Meskipun hanya media buku (kitab) yang digunakan dalam pembelajaran tetapi sebaiknya
proses pembelajaran tersebut mengedepankan ciri-ciri dari penerapakan kompetensi.
Adapun yang menjadi ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebagai
berikut:
1. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi


(variatif).
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lainnya yang memenuhi
unsur eduakatif.
5. Penilaian menekankan kepada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002).
Evaluasi Pembelajaran
Pengukuran ini dapat dilakukan dalam bentuk ujian lisan, kuis, ulangan harian,
pekerjaan rumah, ulangan semester, ujian akahir. Penentuan teknik ujian yang digunakan
berdasarkan kompetensi dasar yang ingin dinilai an harus ditelaah oleh sejawat dala bidang
studi yang sama. Hasil ujian yang telah didapatkan, selanjutnya dianalisis untuk menentukan
tindakan perbaikan, berupa program remedial. Apabila nanti ditemui sebagian besar siswa di
atas 75 % belum menguasai suatu kemampuan dasar, maka dilakukan lagi proses
pembelajaran, sedangkan yang telah menguasai diberi tugas pengayaan untuk masing-masing
siswa. sistem dalam pengujian kompetensi dasar siswa, yang berkaitan dengan kognitif
ataupun psikomotorik, antara lain:
a. Pertanyaan lisan di kelas
b. Kuis
c. Ulangan Harian
d. Tugas individu
e. Tugas kelompok
f. Ulangan semester
g. Ulangan kenaikan kelas
h. Laporan kerja praktik atau laporan
praktikum
i. Responsi atau ujian pratik
j. Ujian Akhir

Nurtia Rahmat (070406012)

Gambar 2.15 : Gedung SMP Putri Darul


Arafah
Sumber: Dokumentasi Darul Arafah

PESANTREN MODERN DI MEDAN

2.4.3

Pondok pesantren Darul Arafah Raya


Pesantren Darul Arafah adalah Pesantren yang didirikan atas dasar ketulusan dan

kemurnian cita-cita islam untuk menghasilkan para kader pemimpin bangsa dan agama yang
berkualitas dalam menghadapi era
gobalisasi

yang

penuh

dengan

tantangan dan hal-hal baru yang kita


jumpai saat ini, ajaran islam akan
tetap update hingga akhir zaman,
namun sebuah tantangan bagi umat
islam

adalah

bagaimana

kita

menciptakan dan menjadi muslim


yang mampu menetralisir tantangan
Gambar 2.16 : Gedung SMA Putra Darul Arafah Raya
Sumber: Dokumentasi Darul Arafah

dan hal yang baru menjadi warna


dan tanpa merubah syariat islam

yang sudah di wasiatkan kepada umat.


Pendiri Pondok Pesantren Darul arafah
adalah Bapak H. Amrullah Naga Lubis,
yang pada saat itu sering mengunjungi
anaknya yang sedang belajar di Pondok
Modern Gontor, saat itulah muncul ide
beliau untuk medirikan pesantren di tanah
Sumatra ini, sebelumnya beliau sempat
berinteraksi dengan pimpinan Gontor K. H

Gambar 2.17 : Fasilitas Darul Arafah Raya


Sumber: Dokumentasi Darul Arafah
Imam Zarkasyi, dalam dialog singkat
tersebut diketahui bahwa santri

yang

belajar dari Sumatera utara hanya 200


orang saja. Secara factual jumlah ini terlalu
kecil bila dibandingkan dengan jumlah
siswa didik disumatra utara yang beragama
Islam.
Gambar 2.18 : Asrama Putri Darul Arafah Raya
Sumber: Dokumentasi Darul Arafah
Nurtia Rahmat (070406012)

Pesantren

Darul

arafah

sendiri

PESANTREN MODERN DI MEDAN

didirikan pada tanggal 17 agustus 1985. Bapak H. Amrullah Naga Lubis dan keluarga
bersama Drs. Ikromi Saputra, alumni alumni Pondok Modern Gontor 1982-1983, meletakan
batu pertama pembangunan gedung asrama
17 agustus Pesantren Darul Arafah dengan
sangat sederhana.
Asrama

17

Agustus,

Asrama

pertama kali yang di dirikan. saya sendiri


tidak

tau

persis

bagaimana

bentuk

bangunan asrama tersebut pada awal


pendirian. yang saya ketahui saat saya
Gambar 2.19 : Fasilitas TK Darul Arafah Raya mulai mondok di pesantren darul arafah,
Sumber: Dokumentasi Darul Arafah
asrama saya yang pertama adalah asrama 17
Agustus. Asrama ini sendiri memiliki 10 Ruangan, yang masing masing ruangan tersebut di
huni oleh 20 orang. dan asrama asrama
yang lain juga tidak jauh berbeda.
Pada

awalnya

sempat

timbul

keraguan dalam diri Bapak H. Amrullah


Naga

Lubis

ditambah

lagi

dengan

keterbatasan kemampuan yang dimiliki.


Namun dengan keyakinan yang penuh
akan adanya pertolongan dari Allah SWT.

Gambar 2.20 : Fasilitas Lapangan Bdminton


Darul Arafah Raya
Sumber: Dokumentasi Darul Arafah
Maka

dengan

mengucapkan.

Bismillahirrohmanirrohim

maka

di

mulailah pembangunan pesantren Darul


Arafah.
Dengan

penuh

rasa

syukur

kepada Allah SWT. Pada tanggal 8 mei


1986 pertepatan 26 Syakban 1406 H
Gambar 2.21 : R. Makan Bersama Darul
dibukalah pendaftaran santri untuk
Arafah Raya
pertama kali di Pesantren Darul Arafah.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Impian
kenyataan

tersebut

dengan

menjadi

melihat

facta

bahwa saat ini Pesantren Darul


Arafah menjadi salah satu pesantren
terbesar disumatra sehingga tidak
perlu

lagi

berhijrah

bagi
keJawa

pelajar
untuk

Sumatra
belajar

agama. Peningkatan yang dicapai oleh


Darul Arafah tidak terlepas dari
dorongan Pesantren Modern Gontor
yang besedia munyuplai alumninya
Gambar 2.22 : Lap. Bola Darul Arafah Raya
Sumber: Dokumentasi Pribadi
untuk mengajar di Pesantren Darul Arafah,
hingga akhirnya seiring dengan waktu berlalu Pesantren Darul Arafah mampu menciptakan
alumni yang berkualitas dan mampu memberikan dedikasi tinggi bagi masyakat umum, dan
dengan demikian Pesantren Darul Arafah dapat melahirkan pengajar sendiri bahkan juga
mampu menyuplai tenaga pengajar untuk di kirim kepesantren lain di tanah sumatra
kuhusnya.
Pondok Pesantren Modern Darul Arafah saat ini telah berganti nama menjadi Pondok
pesantren modern Darul Arafah Raya. dan penambahan "RAYA" sendiri di berikan oleh Bpk.
Syamsul Arifin. selaku Gubernur Sumatera Utara.

Badan Pendiri

Ketua Umum
Ketua
Sekretaris
Bendahara

Struktur Kepengurusan Pesantren Darularafah Raya


Tahun 2010 -2011
: 1. H. A.Naga Lubis
2. Hj. Nurhayati Hasibuan
3. IR. Hj. Duma Sari Lubis
4. H. Indra P. Lubis, MA
: H. Indra P. Lubis, MA
: Harun Lubis, ST
: H. Ikromi Saputra, M.Hum
: IR. Hj. Duma Sari Lubis

Ka. Biro Pengawas Pendidikan & Pengajaran


Wa. Ka. Biro Pendidikan & Pengajaran I
Wa. Ka. Biro Pendidikan & Pengajaran II

: Idat Darussalam, MA
: H. Rahmad Asril Pohan, Lc
: Drs. Zulfan Arifin

Ka. Biro Pengasuhan Santri dan Dyah


Wa. Ka. Biro Pengasuhan Bidang Disiplin
Wa. Ka. Biro Pengasuhan Bidang Bahasa

: Ahmad Rifai, S.Ag


: Faisal Pandiangan, S.Ag
: Ardian Ginting, S.Ag

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Wa. Ka. Biro Pengasuhan Bidang Eskul


Sekretaris Biro Pengasuhan Santri/Dyah

: Surya Darmawan, S.Ag


: Adli asnin

Ka. Biro Administrasi dan Tata Usaha


Wa. Ka. Biro Administrasi

: Muh. Daroini, S.PdI


: Nurlela Nahar, SS

Ka. Sekolah MAS Darularafah


PKM I MAS Darularafah
PKM II MAS Darularafah
PKM III MAS Darularafah

: Drs. Ali Sahbana Dly


: Masud Muhajir, S.Ag
: Budiawan, S.P
: Deni Fitriadi, S.PdI

Ka. Sekolah SMA Galih Agung


PKS I SMA Galih Agung
PKS II SMA Galih Agung
PKS III SMA Galih Agung

: Moh. Muhni, S.Ag


: Safriadi, S.PdI
: M. Syamsuddin, S.Ag
: Zulkarnaen, S.PdI

Ka. Sekolah MTs Darularafah


PKM I MTs Darularafah
PKM II MTs Darularafah
PKM III MTs Darularafah

: Moh. Dahlan, S.Ag


: Agus Susanto, S.PdI
: Syahrul Fuad, S.Pd
: Misdan, S.Ag

Ka. Sekolah SMP Galih Agung


PKS I SMP Galih Agung
PKS II SMP Galih Agung
PKS III SMP Galih Agung

: Bambang WidoWasono, S.Ag


: Novi Alfan, SE
: Hotnida Pohan, S.Pd
: Ahdor Muslim, S.PdI

STRUKTUR PENGASUHAN SANTRI


Pesantren Darularafah Raya
Tahun 2010 2011
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
P.U
Bagian bahasa Ketua

: Marwaan Halim, S.PdI


: Suharto, S.PdI
: Taqwa Ritopnga, S.Pd
: Indra Bahri, S.Pd

: Basr Rangkuti, S.Pd


: Mismaruddin, S,PdI
: Aulia Rahman
: Imam rinaldi
: Mahmud
Bagian Ibadah Ketua
: Supriono, S.PdI
Anggota
: Prayogianto, S.Pd
: Eko Prayogi
: Hazairin Adha
: Waiji Samiono, S.PdI
: Sahnan
Bagian Kebersihan & Pertaman
: Tirta Yogi Aulia
Wali Asrama Kelas I
: Abdul Rasyid, S.PdI
Anggota

Nurtia Rahmat (070406012)

PESANTREN MODERN DI MEDAN

Wali Asrama Kelas II


Wali Asrama Kelas III
Wali Asrama Kelas IV
Wali Asrama Kelas V
Wali Asrama Kelas VI

: Hendra Saputra
: M. Kamil
: Ali Akbar
: Mahadi Maulana
: Indra Bakhri, S.PdI
: Sholehan, STp

STRUKTUR PENGASUHAN DYAH


Pesantren Darularafah Raya
Tahun 2010 2011
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
P.U

: Fauzan Azhari, S.PdI


: Hasnida Wati, S.Pd
: Sufrida Lubis, S.EI
: Maulana Malik Bukhori, S.Pd

Bagian bahasa Ketua

: Suprapto, S.PdI
: H. Ahmad Zalik, Lc
: Mahmud El-Khudri, S.PdI
: Rizki Fitriani
: Raniyati Alamsyah Nst, S.PdI
: Febbi Wulandari

Anggota

Bagian Ibadah Ketua

Anggota

Wali Asrama Kelas I


Wali Asrama Kelas II

Wali Asrama Kelas II I


Wali Asrama Kelas IV
Wali Asrama Kelas V
Wali Asrama Kelas VI

Nurtia Rahmat (070406012)

: Nirwansyah, S.Ag
: Abdul Fathah, S.PdI
: Susilawati, S.Pd
: Ana Rizka, S.Pd
: Sarina
: Yuli Yunus
: Marliah Hafni
: Cut Fitri Ramadhani
: Hermiana Nazania
: Ratna Balkis
: Zehan Nofalia

Anda mungkin juga menyukai