Anda di halaman 1dari 36

BAB III

TAP CHANGER
3.1

UMUM
Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen

(PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah


sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut maka pada salah satu kedua sisi
belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan belitan
(ratio) transformator.
Tap changer atau pengubah tapping adalah suatu alat pengubah tegangan
dengan mengubah rasio perbandingan belitan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder akibat adanya perubahan tegangan pada sisi primer.
Tegangan keluaran atau tegangan terminal konsumen dapat dikendalikan dengan
pemasangan tapping pada sisi primer atau pada sisi sekunder transformator.
Perubahan posisi tapping dikendalikan oleh tap changer.[5]
Pengguna transformator menggunakan tapping untuk beberapa alasan
seperti :

Untuk mengkompensasi perubahan tegangan yang diberikan oleh suplai


daya dan sistem transformator

Untuk mengkompensasi regulasi pada transfomator dan mempertahankan


tegangan agar tetap konstan pada jenis yang sama

Pada generator dan bus penghubung transformator untuk membantu pada


aliran Var pada sistem kendali
28

Untuk

memampukan

kompensasi

faktor

yang

belum

diketahui

ketepatannya pada saat perancangan sistem kelistrikan

3.2

Untuk memampukan perubahan pada kondisi sistem dikemudian hari


PRINSIP KERJA TAP CHANGER
Prinsip pengaturan tegangan sekunder berdasarkan perubahan jumlah

belitan primer atau sekunder. V1, N1 dan V2,N2 adalah parameter primer dan
sekunder.

V1 V2

N1 N 2

V2

Dimana :

V1
xN 2 ........................................ (3.1)
N1

V1 = Tegangan primer
V2 = Tegangan sekunder
N1 = Belitan primer
N2 = Belitan sekunder

Jika belitan primer berkurang tegangan per belitan akan bertambah


sehingga tegangan sekunder bertambah. Pada kondisi lain, belitan sekunder
bertambah sementara belitan primer tetap, tegangan sekunder akan bertambah
juga. Pengurangan belitan primer mempunyai pengaruh yang sama dengan
penambahan belitan sekunder.

29

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan sisi transformator


mana yang akan dibuat tappingnya :
1. Transformator dengan rasio belitan yang besar, disadap pada sisi tegangan
tinggi, karena pengendalian tegangan keluaran lebih halus.
2. Perubahan tapping pada sisi tegangan tinggi menangani arus yang kecil,
walaupun isolasi diperlukan lebih banyak.
3. Pada umumnya belitan tegangan rendah dililit setelah inti, dan belitan
tegangan tinggi dililit setelah belitan tegangan rendah. Oleh karena itu
membuat tapping pada belitan tegangan tinggi lebih mudah.
Tapping dapat dibuat di awal, di akhir dan di tengah belitan transformator
ditunjukkan Gambar 3.1 berikut[6].

Gaya aksial

Gaya radial

Gaya radial

Supply
Terminals
5
4
3

5
4
3

Gambar 3.1(a) Tapping Akhir

30

Gambar 3.1 (b)Tapping Tengah


Ketika arus pada belitan primer dan sekunder mengalir dengan arah yang
berlawanan, arus-arus ini berintraksi dengan fluks bocor diantara kedua belitan
dan menghasilkan gaya radial yang saling tolak-menolak. Gaya raidal ini menekan
belitan dalam ke inti dan mendorong belitan luar menjauhi inti. Gaya yang
berlawanan ini akan menimbulkan gaya aksial jika tapping dibuat pada belitan
transformator. Pada Gambar 3.1 diatas, belitan dengan tapping akhir menimbulkan
gaya aksial yang lebih besar dengan belitan dengan tapping tengah. Pada keadaan
hubung singkat, gaya aksial yang timbul akan sangat besar. Sehingga posisi
tapping yang sering dipakai adalah tapping tengah.[5]

31

Tapping transformator distribusi adalah 5% - 10% dari tegangan


nominalnya. Jadi tegangan pada sisi primer transformator distribusi mempunyai 5
tapping yaitu[5] :
Tapping 1

: VN + (0.1x VN)

Tapping 2

: VN + (0.05x VN)

Tapping 3

: VN

Tapping 4

: VN (0.05x VN)

Tapping 5

: VN (0.1x VN)

Jumlah belitan transformator distribusi tiga phasa :


a. Belitan primer dihubungkan Y :

N1

V
............................................................................................ (3.2)
3VT

Dimana : V/T = tegangan per lilitan


b. Belitan primer terhubung :

N1

V
............................................................................................... (3.3)
V
T

c. Jumlah belitan sekunder per kaki, jika belitan terhubung Z :

N1

V
................................................................................................ (3.4)
3V T

32

Jika tap changer didesain beroperasi, ketika transformator di luar rangkaian


disebut tap changer tanpa beban (Off load Tap Changer). Tap changer yang
didesain beropersai ketika transformator dalam rangkaian disebut tap changer
berbeban (On Load Tap Changer).

Gambar 3.2. Tap Changer yang dihubungkan pada belitan trafo


3.3

TAP CHANGER TANPA BEBAN


Tap changer ini biasanya digunakan pada transformator distribusi,

dimana tegangannya lebih stabil. Sehingga penagturan tappingnya dilakukan pada


saat pemasangan transfomator ke dalam system tenaga listrik dan dalam jangka
waktu yang lama.[5]

33

2
R

4
5

4
R

Gambar 3.3 Tap changer terhubung delta ()

3
2
1

3
2

4
R

3
2

4
R

4
R

Gambar 3.4 Tap changer terhubung Wye (Y)


Terdapat 6 stut dari stut 1 sampai dengan stut 6, balitan disadap dalam 6 titik,
sama dengan jumlah stut. Tap changer dihubungkan ke 6 titik sadapan melalui stut
yang berbebentuk lingkaran. Tap changer

transfotmator

dapat di tempatkan
34

dimana pada bagian transformattor distribusi. Jarum penunjuk R dapat diputar


mealalui pemutar yang ada di luar tangki.
Jika belitan di sadap pada interval 5%, maka dengan pemutaran jarum R
menyebabkan :
1. Pada stut 1,2 : belitan penuh dalam rangkaian
2. Pada stut 2,3 : 95% belitan dalam rangkaian
3. Pada stut 3,4 : 90% belitan dalam rangkaian
4. Pada stut 4,5 : 85% belitan dalam rangkaian
5. Pada stut 5,6 : 80% belitan dalam rangkaian
Stut S merupakan posisi akhir dan menjaga jarum penunjuk tidak berputar
penuh. Jika stut S tidak ada, jarum penunjuk R dapat tidak menghubungkan
belitan. Mengubah tap - tap hanya bisa dilakukan, ketika transformator tidak
terhubung dengan sumber. Seandainya jarum penunjuk R berada pada stut 1 dan
2. Untuk memindahkannya ke stut 2 dan 3, pertama transformator dilepas dari
rangkaian dan kemudian jarum penunjuk R diputar ke posisi stut 2 dan 3. Setelah
itu, transformator dihubungkan dengan sumber dan sekarang 95% saja belitan
pada rangkaian.
3.4

TAP CHANGER BERBEBAN


Pengubah tapping ini biasanya digunakan untuk perubahan tegangan dalam

periode waktu yang singkat. Tegangan keluaran dapat diatur dengan tap changer,
tanpa menyebabkan gangguan terhadap sistem. Selama operasi tap changer
berbeban,ada bebrapa hal yang perlu di perhatikan antara lain[5] :

35

1. Rangkaian utama tidak harus dilepas kecuali jika menyebabkan percikan


api.
2. Tidak ada bagian dari sadapan belitan yang akan terhubung singkat.
Salah satu bentuk tap changer berbeban diilustrasikan pada Gambar 3.5.
Dilengkapi dengan reaktor untuk menjaga sadapan belitan dari hubung singkat.
Tapping transformator dihubungkan ke segmen 1 sampai 5 secara terpisah. Dua
stut A dan B, terhubung dengan reaktor sadapan tengah C melalui saklar x dan y,
sehingga membuat hubungan dengan setiap segmen dalam operasi normal.

Gambar 3.5 Tap changer berbeban

36

Pada Gambar 3.5, kedua stut terhubung dengan segmen 1 dan seluruh
belitan dalam rangkaian. Saklar x, y ditutup. Setengah total arus mengalir melalui
x menuju setengah reaktor pada bagian bawah kemudian ke rangkaian luar.
Setengah total arus yang lain mengalir melalui y menuju setengah reaktor pada
bagian atas kemudian menuju rangkaian luar. Arus yang mengalir pada bagian
atas dan bagian bawah reaktor mengalir dalam arah yang berlawanan. Reaktor
dililit dengan dengan arah yang sama, sehingga ggm yang dihasilkan setengah
belitan berlawanan dengan ggm yang dihasilkan setengah belitan yang lainnya.
Gaya-gaya ini sama besarnya dan penjumlahannya nol. Reaktor hampir tidak
induktif dan impedansinya sangat kecil. Oleh karena itu, tegangan jatuh pada
reaktor sadapan tengah tidak ada.[8]

Gambar 3.6 Operasi dari segmen 1 ke segmen 2 pada Tap Changer On Load
37

Ketika perubahan tegangan dibutuhkan, stut A dan B dipindahkan ke


segmen 2 yang ditunjukkan Gambar 3.6 dengan urutan operasi sebagai berikut:
a.

Buka saklar y, gambar ( b.I ). Arus masuk melalui reaktor pada bagian
bawah. Reaktor menjadi sangat induktif dan tegangan jatuhnya besar. Oleh
karena itu, reaktor harus didisain menahan arus beban penuh sesaat.

b. Stut B tidak dialiri arus, sehingga bisa dipindahkan ke segmen 2 tanpa


percikan api.

c. Tutup saklar y, gambar ( b.III ). Belitan transformator antara sadapan 1


dan 2 terhubung melalui reaktor. Impedansi reaktor besar, pada saat arus
mengalir dalam satu arah, arus sirkulasi yang mengalir melalui reaktor dan
sadapan belitan sangat kecil. Pada keadaan ini, reaktor melindungi sadapan
belitan dari hubung singkat.

d. Buka saklar x. Arus masuk mengalir hanya melalui reaktor pada bagian
atas, menyebabkan tegangan jatuh yang besar.

e. Pindahkan stut A dari segmen 1 ke segmen 2 dan tutup saklar x. pada saat
ini perpindahan sadapan 1 ke 2 telah selesai.

Jenis tap changer berbeban yang lain, juga dilengkapi dengan reaktor sadapan
tengah, diilustrasikan pada gambar dibawah ini. Fungsi reaktor adalah melindungi

38

sadapan belitan dari hubung singkat. Saklar 1, 2, 3, 4 dan 5 dihubungkan dengan


sadapan belitan.

Gambar 3.7 Tap Changer Berbeban


Saklar S pada gambar diatas ditutup selama operasi normal, dengan saklar 2,
3, 4, 5 dibuka dan saklar 1 ditutup. Pada saat ini, arus mengalir melalui reactor
bagian atas dan reaktor bagian bawah dengan arah yang berlawanan. Perubahan
sadapan 1 ke sadapan 2, dilakukan dengan urutan operasi sebagai berikut :

1. Buka saklar S. Sekarang arus total mengalir melalui reaktor pada bagian
atas dan tegangan jatuhnya besar.
2. Tutup saklar 2. Belitan antara sadapan 1 dan sadapan 2 terhubung melalui
reaktor.
3. Buka saklar 1. Sehingga arus mengalir melalui reaktor pada bagian bawah
dan tegangan jatuhnya besar.
39

4. Tutup saklar S. Arus mengalir melalui kedua bagian reaktor .

3.5

VARIASI TEGANGAN SELAMA PERUBAHAN TAPPING


Asumsikan tapping dibuat pada sisi primer. Pada Gambar 3.4 ketika semua

belitan primer dalam rangkaian tegangan sekundernya adalah :

Vs1

V2
xN s ..................................................................................................... (3.5)
N2

Untuk Gambar 3.5 (I) dan (II), tegangan sekundernya :

Vs 2

V1 IX r
xN s ............................................................................................ (3.6)
N1

Untuk Gambar 3.5 (III), tegangan sekundernya :

Vs3

2V1
xN s ............................................................................................ (3.7)
N1 N 2

Untuk Gambar 3.5 (IV), tegangan sekundernya :

Vs 4

V1 IX r
xN s ............................................................................................ (3.8)
N2

Untuk Gambar 3.5 (V), tegangan sekundernya :

Vs 5

V1
xN s ..................................................................................................... (3.9)
N2

Dimana :
N1 = Jumlah belitan antara tegangan terminal dengan sadapan 1
N2= Jumlah belitan antara tegangan terminal dengan sadapan 2
40

Ns = Jumlah belitan ssekunder, diasumsikan lebih kecil dari

dan

Vsp = Tegangan primer


I

= Arus Primer

Xr = Tahanan reactor ketika arus mengalir pada setengah bagian reactor

Gambar 3.7 Variasi tegangan selama perubahan tapping

Perubahan tegangan sekunder

ke

yang di tunjukan pada gambar 3.6

menjelaskan tegangan sekundernya, pertama tama berkurang dari oa ke ob


sampai akhirnya bertambah ke oe. Tegangan berubah dari ab, bc, cd, de, ke de, .
de dalam gambar 3.6 merupakan tegangan yang paling besar.

41

BAB IV
PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA
PHASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER

IV.1. UMUM
Tap changer pada transformator distribusi berguna untuk mejaga tegangan
tetap konstan pada sisi sekunder meskipun terjadi perubahan tegangan pada sisi
tegangan tinggi (sisi primer).
Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan perbandingan
belitan tap changer pada transformator distribusi. Hal hal yang perlu
diperhatikan adalah penentuan jumlah belitan pada stiap variasi tegangan,
penggulungan kumparan, penyambungan hubungan antar kumparan, serta
pemasangan tap changer.
Peneliatian ini dilakukan di PT. MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA.
Dari hasil penelitian ini diperoleh mengenai langkah langkah penentuan dan
perhitungan jumlah kumparan setiap variasi tap pada tap changer, penyambungan
hubungan antar kumparan.

IV.2. BELITAN TRANSFORMATOR


IV.2.1 Belitan pada sisi Sekunder
Misalkan pada salah satu transformator 3 phasa dengan spesifikasi sebagai
berikut : kapasitas 160 kVA, hubungan Y Z, 20 kV/400 volt, rapat fluksi adalah
: 1,65 Tesla dan Rugi rugi = 442 Watt; Volt / Turn = 5.56.

42

Untuk menentukan Jumlah belitan, dapat kita hitung sebagai berikut :


1. Hubungan belitan zig zag pada sisi sekunder. Dari data telah diperoleh
volt / turn = 5.56
2. Tegangan nominal line to line pada sisi sekunder = 400 volt
3. Tegangan nominal lone to netral sisi sekunder = 400/ 3 volt
400

4. Tegangan nominal per kaki sisi sekunder =

3
3

400
volt
3

Seperti Gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Belitan transformator 3 phasa


Terminal A, B, C, adalah pada sisi primer dan a, b, c, n pada sisi sekunder
dengan n ditarik keluar.

N2

tegangan no min al perKaki


tegangan persatuan beli tan

43

400
N2

5.56

3 24beli tan

Dimana: N = jumlah belitan

Gambar 4.2 Jumlah belitan tiap kaki pada transformator

Jadi belitan per phasa sisi sekunder terbagi menjadi 2 bagian pada setiap
kaki seperti pada Gambar 4.2, dengan belitan tiap kaki adalah 24 lilitan,
sedangkan tiap bagian terbagi menjadi 2 lapis dengan masing-masing 12 belitan,
sehingga jumlah lapisan seluruhnya pada sisi sekunder menjadi 4 lapis.

44

IV.2.2 Belitan pada sisi Primer


Pada beban yang lebih kecil dipilih transformator yang memiliki tapping 3,
yaitu seperti Gambar 4.3 :

Gambar 4.3 Posisi sadapan pada 3 Tap

Untuk 2,5%/tap:

Tapping 1 = Terminal 1 2 ( 20,5 kV )


Tapping 2 = Terminal 2 3 ( 20 kV )
Tapping 3 = Terminal 3 4 ( 19,5 kV )

Untuk 5%/tap:

Tapping 1 = Terminal 1 2 ( 21 kV )
Tapping 2 = Terminal 2 3 ( 20 kV )
Tapping 3 = Terminal 2 3 ( 19 kV )

45

Pemilihan ini didasarkan pada efisiensi dari jumlah belitan transformator


tersebut, untuk tapping 3 jumlah belitannya akan lebih sedikit dibandingkan
dengan transformator yang memiliki tapping 5, dan juga ukuran trafo yang
memiliki tapping 3 akan lebih kecil dibandingkan dengan trafo yang memiliki
tapping 5.
Dan untuk jaringan distribusi yang lebih panjang serta beban yang lebih
besar akan dipilih jumlah 5 tapping, dengan variasi 2,5%/tap dan 5% tap seperti
Gambar 4.4:

Gambar 4.4 Posisi sadapan pada 5 Tap

Untuk 2,5%/tap:

Tapping 1 = Terminal 1 2 ( 21 kV )
Tapping 2 = Terminal 2 3 ( 20.5 kV )
Tapping 3 = Terminal 3 4 ( 20 kV )

46

Tapping 4 = Terminal 4 5 ( 19.5 kV )


Tapping 5 = Terminal 5 6 ( 19 kV )

Untuk 5%/tap:

Tapping 1 = Terminal 1 2 ( 22 kV )
Tapping 2 = Terminal 2 3 ( 21 kV )
Tapping 3 = Terminal 3 4 ( 20kV )
Tapping 4 = Terminal 4 5 ( 19 kV )
Tapping 5 = Terminal 5 6 ( 18 kV )

Data yang di peroleh dari PT. Morawa Elektrik Transbuana:


Table 4.1 Jumlah belitan sekunder pada masing-masing trafo

Kapasitas
Transformator

Jumlah
belitan
sekunder

( kVA )
50
100
160
200
250

( Turn )
48
30
16
34
40

Pada kapasitas 50 kVA, 20 kV , 400/231 V, Ns = 48 Turn, maka jumlah belitan


pada tiap tap masing-masing phasa adalah :
Tapping 1 =

22000
x 48
231

= 4571

47

Tapping 2 =

21000
231

Tapping 3 =

Tapping 4 =

Tapping 5 =

Belitan

per

x 48

= 4363

x 48

= 4156

19000
231
18000
231

phasa

x 48
x 48

= 3948

= 3740

pada kumparan primer dibagi menjadi 2 bagian yang

dihubungkan seri dengan tiap-tiap bagian adalah 4364 / 2 = 2182 belitan.


Tiap-tiap bagian kumparan primer ini digulung dengan tapping-tapping
yang ditarik keluar (sadapan) untuk dihubungkan ke tap changer seperti Gambar
4.5:

Gambar 4.5 Posisi sadapan tap changer Kumparan Primer

48

Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
analisa data sebagai berikut :
Table 4.2 Analisa perhitungan jumlah belitan pada tiap tapping
BELITAN

Jumlah belitan tiap Tapping

KVA

IV.3

SEKUNDER

Tap 1

Tap 2

Tap 3

Tap 4

Tap 5

50

48

4571

4364

4156

3948

3740

100

30

2857

2727

2597

2468

2338

160

16

1524

1455

1385

1316

1247

200

34

3238

3091

2944

2797

2649

250

40

3810

3636

3463

3290

3117

HUBUNGAN ANTAR KUMPARAN


Kumparan yang telah selesai digulung, kemudian disambungkan antara

kumparan yang satu dengan yang lain. Misalnya trafo 160 kVA, 3 phasa, Y-Zn5
(seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6).

49

Gambar 4.6 Penyambungan Hubungan Antar Kumparan


Dimana:
A-B-C

Terminal Primer

a-b-c-n

Terminal Sekunder

Awal kumparan

II

Akhir kumparan

Untuk membandingkannya dengan kumparan yang telah siap dikerjakan dapat


dilihat pada Gambar 4.7:

50

Gambar 4.7 Kumparan yang telah selesai dihubungkan


Sedangkan untuk Tapping ditunjukkan pada Gambar 4.8:

Gambar 4.8 Tapping Sisi Primer

51

Misalnya pada Transformator kapasitas 50 kVA, 20 kV , 400/231 V, Ns = 48,


posisi tap chnger dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.3 Posisi Tap Changer

IV.4

POSISI SWITCH
TAP CHANGER

JUMLAH
BELITAN

V line to
line (kV)

4571

22

4364

21

4156

20

3948

19

3740

18

ANALISA PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR


Alat yang digunakan yaitu Transformer Turn Ratio Test. Test ini

dilakukan untuk mengetahhui apakah perbandingan belitan dari masing masing


kumparan telah sesuai atau belum. Pada alat ini terdapat 4 kawat, dimana 2
dihubungkan ke primer dan 2 lagi ke sekunder. Dengan memutar handle dan
mengatur tap, maka angka turn ratio dapat dilihat. Pengukuran ini dilakukan
uuntuk berbagai taping, sehingga diperoleh perbandingan belitan trafo untuk tiap
tapping. Berdasarkan IEC, penyimpangan angka pebandingan trafo terhadap harga
nominal yang diizinkan mempunyai toleransi 1%.
Untuk trafo 3 phasa 50 Hz 50 kVA, 20kV 400/231 Volt, memiliki tapping
pada sisi primer sebagai berikut :
Tapping 1

: 22000

Tapping 2

: 21000

52

Tapping 3

: 20000

Tapping 4

: 19000

Tapping 5

: 18000

Pada sisi sekunder adalah tanpa tapping yaitu 231 volt, sehingga angka
perbandingan belitan transformasi dapat ditulis sebagai berikut :
Tapping 1

: 22000 : 231 = 95.238

Tapping 2

: 21000 : 231 = 90.909

Tapping 3

: 20000 : 231 = 86.580

Tapping 4

: 19000 : 231 = 82.251

Tapping 5

: 18000 : 231 = 77.922

Dengan toleransi 1% maka dapat ditulis perbandingan transformasi


adalah :
Tapping 1

Tapping 2

Tapping 3

Tapping 4

Tapping 5

: Maksimal

: 95.238+ (95.238 x 1% )

= 96.281

Minimal

: 95.238- (95.238 x 1% )

= 94.285

: Maksimal

: 90.909+ (90.909 x 1% )

= 91.818

Minimal

: 90.909- (90.909 x 1% )

= 89.999

: Maksimal

: 86.580 + ( 86.580 x 1% )

= 87.445

Minimal

: 86.580 - ( 86.580 x 1% )

= 85.715

: Maksimal

: 82.251 + (82.251 x 1% )

= 83.073

Minimal

: 82.251 - (82.251 x 1% )

= 81.428

: Maksimal

: 77.922+ (77.922 x 1% )

= 78.701

Minimal

: 77.922 - (77.922 x 1% )

= 77.143

53

Maka jumlah belitan tap pada toleransi 1% adalah :


Tapping 1

Tapping 2

Tapping 3

Tapping 4

Tapping 5

: Maksimal

: 96.281 x 48 = 4621 lilitan

Minimal

: 94.285 x 48 = 4526 lilitan

: Maksimal

: 91.818 x 48 = 4407 lilitan

Minimal

: 89.999 x 48 = 4320 lilitan

: Maksimal

: 87.445 x 48 = 4197 lilitan

Minimal

: 85.715 x 48 = 4114 lilitan

: Maksimal

: 83.073 x 48 = 3988 lilitan

Minimal

: 81.428 x 48 = 3909 lilitan

: Maksimal

: 78.701 x 48 = 3778 lilitan

Minimal

: 77.143 x 48 = 3703 lilitan

Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga


didapat Tabel 4.4 :
Tabel 4.4 Batas jumlah belitan pada tiap tapping dengan toleransi 1%
Daya
(kVA)
50
100
160
200
250

Tapping 1
Max Min

Tapping 2
max
Min

Tapping 3
Max Min

Tapping 4
Max Min

Tapping 5
Min
Max

4621
2888
1540
3274
3851

4407
2755
1469
3122
3673

4197
2623
1399
2973
3498

3988
2492
1329
2824
3323

3778
2361
1259
2676
3148

4526
2829
1509
3206
3771

4320
2700
1440
3060
3600

4114
2571
1371
2914
3429

3909
2443
1303
2769
3257

3703
2314
1234
2623
3086

Dari hasil pengukuran (Hasil TTR) perbandingan belitan transformator


distribusi 3 phasa, diperoleh data berikut :

54

1. Transformator : 3 phasa ; 50 kVA ;20 kV

Ns : 48

Tabel 4.5 Data perbandingan belitan pada Transformator 50 kVA


Tapping

Tapping 1

90,975

90,985

90,97

Tapping 2

86,65

86,645

86,63

Tapping 3

82,305

82,305

82,297

Tapping 4

77,97

77,97

77,963

Tapping 5

73,645

73,655

73,625

2. Transformator : 3 phasa ; 100 kVA, 20 kV,

Ns : 30

Tabel 4.6 Data perbandingan belitan pada Transformator 100 kVA


Tapping

Tapping 1

95,246

95,243

95,243

Tapping 2

90,93

90,931

90,92

Tapping 3

86,634

86,631

86,63

Tapping 4

82,247

82,247

82,234

Tapping 5

77,928

77,926

77,971

55

3. Transformator : 3 phasa ; 160 kVA, 20kV, Ns : 16


Tabel 4.7 Data perbandingan belitan pada Transformator 160 kVA
Tapping

Tapping 1

95,28

95,284

95,298

Tapping 2

90,918

90,916

90,912

Tapping 3

86,584

86,582

86,575

Tapping 4

82,248

82,244

82,241

Tapping 5

77,915

77,911

77,906

4. Transformator : 3 phasa ; 200 kVA, 20kV, Ns : 34


Tabel 4.8 Data perbandingan belitan pada Transformator 200 kVA
Tapping

Tapping 1

90,905

90,915

90,94

Tapping 2

86,573

80,58

86,58

Tapping 3

82,258

82,265

82,26

Tapping 4

77,924

77,94

77,92

Tapping 5

73,594

73,594

73,604

56

5. Transformator : 3 phasa ; 250 kVA, 20kV, Ns : 40


Tabel 4.9 Data perbandingan belitan pada Transformator 250 kVA
Tapping

Tapping 1

90,145

90,152

90,116

Tapping 2

88,007

88,815

87,983

Tapping 3

85,85

85,85

85,815

Tapping 4

83,685

83,682

83,642

Tapping 5

81,55

81,551

81,505

Dari hasil pengukuran transformasi belitan di atas dapat dihitung jumlah


belitan tiap tapping :
1. Transformator : 3 phasa ; 50 kVA ;20 kV

Ns : 48

Tabel 4.10 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan


Transformator 50 kVA

Pengukuran
S

Tapping
1

4367

4367

4367

4621

4526

Tapping
2

4159

4159

4158

4407

4320

3951

3951

3950

4197

4114

3743

3743

3742

3988

3909

3535

3535

3534

3778

3703

Tapping

Tapping
3
Tapping
4
Tapping
5

Perhitungan
Max
Min

57

2. Transformator : 3 phasa ; 100 kVA, 20 kV,

Ns : 30

Tabel 4.11 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan


Transformator 100 kVA

Pengukuran
S

Tapping
1

2857

2857

2857

2888

2829

Tapping
2

2728

2728

2728

2755

2700

Tapping
3

2599

2599

2599

2623

2571

Tapping
4

2467

2467

2467

2492

2443

Tapping
5

2338

2338

2339

2361

2314

Tapping

Perhitungan
Max
Min

3. Transformator : 3 phasa ; 160 kVA, 20kV, Ns : 16


Tabel 4.12 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan
Transformator 160 kVA

Pengukuran
S

1524

1525

1525

1540

1509

1455

1455

1455

1469

1440

1385

1385

1385

1399

1371

Tapping
4

1316

1316

1316

1329

1303

Tapping
5

1247

1247

1246

1259

1234

Tapping
Tapping
1
Tapping
2
Tapping
3

Perhitungan
Max
Min

58

4. Transformator : 3 phasa ; 200 kVA, 20kV, Ns : 34


Tabel 4.13 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan
Transformator 200 kVA

Pengukuran
S

Tapping
1

3091

3091

3092

3274

3206

Tapping
2

2943

2740

2944

3122

3060

Tapping
3

2797

2797

2797

2973

2914

Tapping
4

2649

2650

2649

2824

2769

Tapping
5

2502

2502

2503

2676

2623

Tapping

Perhitungan
Max
Min

5. Transformator : 3 phasa ; 250 kVA, 20kV, Ns : 40


Tabel 4.14 Jumlah belitan pada pengukuran dan perhitungan
Transformator 250 kVA

Pengukuran
S

3606

3606

3605

3851

3771

3520

3553

3519

3673

3600

3434

3434

3433

3498

3429

Tapping
4

3347

3347

3346

3323

3257

Tapping
5

3262

3262

3260

3148

3086

Tapping
Tapping
1
Tapping
2
Tapping
3

Perhitungan
Max
Min

59

Jadi hasil pengukuran harus berkisar antara harga minimum dan


maksimum. Jika tidak dipenuhi hasil pengukuran diatas, maka transformator
tersebut harus diperbaiki dengan cara menambah atau mengurangi jumlah belitan
pasa sisi primer. Tidak sesuainya jumlah belitan pada hasil pengukuran dengan
ketentuan yang ditetapkan pada analisa perhitungan disebabkan oleh kesalahan
pembacaan pada alat penggulungan belitan pada saat penggulungan belitan
transformator.
Pada saat penggunaan transformator distribusi 3 phasa 50kVA, 20kV,
400/231V, ternyata tegangan masukannya adalah 20.800 Volt. Maka dipilih
tapping yang lebih sesuai untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih
mendekati besarnya tegangan keluaran yang ditetapkan sebelumnya. Tapping
yang akan dipilih adalah tapping 2 atau tapping 3. Untuk megetahui tapping mana
yang akan dipakai maka dilakukan analisa sebagai berikut.

Pada tap 2,

besarnya tapping adalah 5%, perbandingan belitannya =

90,909. Jika tegangan primernya adalah 20.800 V, maka berdasarkan


rumus

Diperoleh :

90,909

N 1 V1

N 2 V2

20.800
V2

V2 228,8Volt

Pada tap 3, besarnya tapping adalah 5%, perbandingan belitannya 86,58.


Jika tegangan primernya adalah 20.800V, maka :

60

V2

20.800
86,58

V2 240,24Volt

Dalam hal ini, tapping yang dipakai adalah taping 2. Dimana tegangan keluaran
dari tapping 2 lebih mendekati tegangan nominal yang sudah ditentukan
sebelumnya jika dibandingkan dengan tapping 3. Selain itu, alasan pemilihan tap
2 adalah untuk keamanan isolasi. Suatu isolator dapat rusak jika tegangan yang
ada melebihi batasan tegangan yang diperbolehkan untuk suatu isolator.
Demikian juga untuk transfotmator daya 100kVA, 160kVA, 200kVA, dan
250kVA. Jika tegangan masukannya tidak sesuai dengan tegangan primer yang
sudah ditentukan sebelumnya (tegangan primer pada tiap tap), maka harus diplilih
tap mana yang menghasilkan tegangan keluaran yang lebih mendekati tegangan
keluaran yang sudah ditentukan.

61

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan hasil analisa pada bab bab sebelumnya, untuk

beberapa transformator yang diteliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :


1. Untuk suatu perbandingan belitan, semakin besar jumlah lilitan sekunder
pada transformator distribusi semakin besar juga jumlah lilitan primernya.
2. Dikarenakan kesalahan pembacaan pada alat penggulungan belitan
transformator pada saat penggulungan belitan transformator, pada hasil
TTR masing-masing trafo, jumlah lilitan primer tidak sesuai dengan hasil
perhitungan, maka dilakukan pengurangan atau penambahan jumlah lilitan
yaitu :
a. Pada transformator 50 KVA dilakukan penambahan minimal
169 lilitan, maksimal 254 lilitan.
b. Pada transformator 200 KVA dilakukan penambahan 114
lilitan, maksimal 182 lilitan.
c. Pada transformator 250 KVA dilakukan penambahan 166
lilitan, maksimal 246 lilitan.
Sedangkan pada trafo distribusi 3 phasa pada kapasitas 100 dan 160 KVA
memiliki jumlah lilitan primer yang sesuai dengan batas toleransi yaitu
1% .

62

3. Jika didapati tegangan masukan pada transformator distribusi yang


menggunakan tap changer tidak sesuai dengan tegangan primer yang
ditentukan untuk tiap tapping, maka harus dipilih salah satu tap yang akan
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih mendekati tegangan keluaran
yang ditetapkan atau tegangan keluaran yang diinginkan.

5.2

SARAN

1. Untuk mendapatkan jumlah belitan yang sesuai dengan batas toleransi yang
diberikan, penggulungan belitan transformator yang lebih teliti sangat
dibutuhkan.
2. Dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut bila ditemukan kondisi dimana
pengerjaan sudah teliti tetapi masih terdapat selisih belitan dari batas-batas
perhitungan

63

Anda mungkin juga menyukai