KEDOKTERAN INDUSTRI
Disusun oleh :
Keke Tri Febrianti
(2011.1040.1011.047)
(2011.1040.1011.049)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
: Kerupuk bawang
2. Alamat
3. Jenis usaha
No.
1.
Unit kerja
Pengolahan
Bahan baku
Bahan
kerja
berbahaya
Bahan
Mentah
-Garam
Vetsin
pengaduk
Keterangan
(batasan unit
kerja)
Pengolahan
Bahan
Baku
Mentah
-Minyak ikan
- Vetsin
2.
3.
Pembentukan
-adonan
Mesin press
dan
kerupuk
Wadah kukus
Pengukusan
mentah
Pengukus
Pengeringan
-Adonan
Wadah
dan
Pengemasan
telah dikukus
Karung goni
Lingkungan Kerja
Pembentukan dan
Pengukusan
Pengeringan
Pengemasan
dan
No.
1.
2.
Unit kerja
Lingk.
Lingk.
Lingk.
Lingk.
Lingk.
fisik
Kimia
Biologi
sosekbud
Ergonomi
Pengolahan
Tata ruang
Pengolahan
Ling. yang
Proses
Bahan Baku
yang belum
bahan baku
pencucian
padat
pengadukan
Mentah
tersusun
dicampurkan
dan
penduduk
bahan baku
rapi dan
dengan
pengolahan
sehingga
dilakukan
kurang
pewarna
bahan baku
dapat
dengan
memadai.
makanan.
dibuang di
tanah
luang usaha
belakang
untuk
pabrik.
tetangga
dan jonkok.
dan
pencucian
Pengukusan
tersusun
pembentukan penduduk
dilakukan
dan
sehingga
dengan
posisi duduk
rapi
dilakukian
dan dengan
padat
pembentukan
kurang
menggunakan pengukusan
dapat
memadai.
kayu bakar
memberikan dan
-Disekitar
-Semua
dibersihkan
pengukusan pengaduk
dibuang
dan tanah
di untuk
tetangga
dengan cepat
dan
terdapat
bahan
tumpukan
alat
belakang
pengukusan
wadah
pembentukan
pabrik.
dilakukan
proses
penjemuran kerupuk
dengan
kerupuk
posisi berdiri
menggunakan
bakar
solar.
-alat
pengukusan
berdekatan
dengan
rumah
penduduk.
3
Ket
dan jonkok.
3.
Pengeringan
-Tata ruang
dan
yang belum
yang
Pengemasan
tersusun
digunakan
penduduk
dilakukan
oleh
sehingga
dengan
kurang
masyarakat
dapat
posisi berdiri
memadai.
untuk
makanan
ayam.
untuk
pengemasan
tetangga
dilakukan
rapi
Kerupuk
dan
rusak padat
pengeringan
dengan
posisi duduk
dan jongkok.
Karyawan
No.
1.
Unit kerja
Ny. SK
Populasi
L
P
P
Lama
Resiko
kerja
30 th
kesehatan
Kecelakaan kerja
Status
Keterangan
Kesehatan
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Ny. NG
40 th
tepung tapioka
Kecelakaan kerja
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Ny. FT
32 th
tepung tapioka
.Kecelakaan kerja
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Ny. ST
38th
tepung tapioka
Kecelakaan kerja
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Normal
5.
Tn. PJ
28 th
Kecelakaan kerja
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Tn TR
39 th
pengukusan.
Kecelakaan kerja
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Tn. SB
41 th
pengukusan.
Kecelakaan kerja
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel Sindrome,
ada keluhan
Normal
Tn. AM
34 th
bahan..
Kecelakaan kerja
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel
ada keluhan
Sindrome), Low
Back Pain karena
posisi duduk yang
tidak ergonomis
dan mengangkat
9.
Tn. SD
25 th
bahan..
Kecelakaan kerja
Normal
Tidak
berupa cedera
memeriksaan
pada pergelangan
kesehatan secara
tangan (Carpal
Tunnel
ada keluhan
Sindrome), Low
Back Pain karena
posisi duduk yang
tidak ergonomis
dan mengangkat
bahan..Back Pain
karena posisi
duduk yang tidak
ergonomis dan
mengangkat
10.
Tn. JN
21 th
bahan..
Low Back Pain
karena posisi
Normal
Tidak
memeriksaan
kesehatan secara
ergonomis dan
mengangkat
ada keluhan
bahan..Back Pain
karena posisi
duduk yang tidak
ergonomis dan
mengangkat
bahan..
4. Sistem Manajemen
Upaya atau kebijakan pimpinan pada kegiatan K3
No.
Komponen
1. Proses Industri/Kerja
Problem K3
Tidak memakai masker
Tidak memakai sarung
tangan
Proses
produksi
menggunakan mesin
Press,
pembentukan
dan pengadukan
terkena mesin
Pembuangan
sisa
pengolahan bahan baku
dan air sisa pengukusan
dilakukan di tanah lapang
belakang pabrik.
PPOK,
carpal
tunnel
syndrome, luka bakar,
LBP
2.
Lingkungan Kerja
3.
Karyawan
Regulasi/Undang-Undang
Kebijakan Manajemen
Menyediakan masker dan
sarung
tangan
untuk
karyawan.
Biaya
berobat
akibat
kecelakan kerja ditanggung
pemilik usaha
Penyediaan masker
II.
PPOK
Luka Bakar
Luka trauma
tajam
Carpal Tunnel
Syndrome
Low back
pain(LBP)
III. PEMBAHASAN
Produksi kerupuk tulan gurami merupakan salah satu bagian dari industri rumah
tangga yang bergerak di bidang produksi pangan. Menurut pedoman produksi pangan
yang baik untuk industri rumah tangga yang di keluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), Industri Rumah Tangga (disingkat IRT) adalah perusahaan pangan
yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis. Sedangkan produksi pangan adalah kegiatan atau proses
menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas
kembali dan atau mengubah bentuk pangan (SK BPOM, 2003).
Bahan bahan yang digunakan dalam proses produksi kerupuk tulang gurami berupa
bahan pangan yang beredar bebas dipasaran. Bahan bahannya berupa tulang ikan
gurami dan sedikit daging-daging yang menempel di duri sebagai bahan utama, tepung
tapioka, bawang putih, vetsin, garam dan gula pasir. Bahan bahan seperti tulang ikan
gurami, tepung tapioka, bawang putih, garam dan gula pasir merupakan bahan yang aman
untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan atau keselamatan manusia misalnya bahan yang dapat menimbulkan penyakit
atau keracunan. Sedangkan pemakaian campuran vetsin yang merupakan Monosodium
Glutamat (MSG) dalam pembuatan kerupuk ikan ini menurut Komite Ahli Gabungan
WHO menyimpulkan penggunaan MSG adalah aman dan batas konsumsi hariannya tidak
perlu ditetapkan, dan status MSG sebagai bahan tambahan pangan yang umumnya diakui
aman (Generally Recognized as Safe) yang ditetapkan sejak tahun 1958.
10
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit
akibat kerja (Dainur, 2010). Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut
segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek
penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan
teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah
tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap
tenaga kerja, dan masyarakat pada umumnya. Kecelakaan, adalah kejadian yang tak
terduga dan tak diharapkan. Tak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu tidak
terdapat unsure kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan
oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari
yang paling ringan sampai kepada yang paling berat dan tidak diinginkan (Desmayasari,
2011).
Proses pembuatan kerupuk bawang milik bapak Toni, ini memang masih
dikerjakan secara manual dan mesin, namun tidak menutup kemungkinan dalam proses
pengerjaannya juga dapat menimbulkan adanya masalah kesehatan bagi para pekerjanya.
Risiko kecelakaan kerja pada pekerja di bidang pengolahan bahan mentah adalah risiko
teriris pisau, karena dalam mengupas bawang putih alat yang dipakai adalah pisau.
Pekerja setiap harinya menyiapkan tepung tapioca sebanyak 3 kwintal dengan
dicampurkan
dengan
bumbu-bumbu
yang
terdiri
dari
bawang
putih,minyak
ikan,garam,terasi putih, dan pewarna makanan. Hal ini dapat mengakibatkan konsentrasi
pakerja berkurang dan dapat terluka oleh pisau yang dipakai. Gangguan kesehatan lain
yang dapat timbul pada proses produksi kerupuk bawang ini antara lain adalah nyeri
pada kedua pergelangan tangan dikarenakan proses pengolahan adonan kerupuk yang
menggunakan kedua tangan untuk menguleni adonan terus menerus selama 30 menit
hingga adonan memiliki kekenyalan yang tepat. Proses pengulenan inilah yang menjadi
faktor utama munculnya keluhan nyeri pada kedua pergelangan tangan atau carpal tunnel
syndrome.
Selain itu, penyakit lain yang terkait dengan pekerjaan di industri kerupuk ini
adalah nyeri punggung (low back pain). Kemungkinan timbulnya penyakit ini
dikarenakan dari salah satu cara kerja pekerja yang kurang memenuhi ergonomi. Yaitu
banyak pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan cara jongkok atau duduk di lantai.
11
Kebiasaan kerja seperti ini tidak sesuai dengan posisi ergonomi yang ideal sehingga
tumpuan beban pekerjaan menjadi lebih berat pada daerah pinggang (Setyaningsih,
2002).
Pihak pak Toni belum mengupayakan tindakan pencegahan gangguan kesehatan
dan keselamatan kerja dalam industrinya, antara lain yaitu : pengadaan kursi dan meja
yang sesuai ergonomis,Selain itu untuk masalah ruangan, sebaiknya pihak pak Toni
menyediakan ventilasi ruang produksi sehingga pekerja dapat bekerja lebih nyaman dan
suasana kerja lebih sehat dan proses produksi juga lebih produktif.
12
keluhan pekerja terjadi terus menerus, sebaiknya segera ke dokter untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Selain itu, sebaiknya pihak pak toni menyediakan meja dan kursi yang sesuai
dengan prinsip ergonomi agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan mngurangi
keluhan nyeri pinggang dan nyeri pergelangan tangan.
Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan masalah; tahap
awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Langkah selanjutnya adalah
menentukan prioritas masalah ; masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih
dahulu. Setelah analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus
diusulkan. Pada pengenalan/ rekognisi ada 3 hal yang harus diperhatikan, ketiganya
berinteraksi dalam penerapan ergonomic dengan fokus utama pada sumber daya
manusia (humancentered design)
o Ergonomi:
-
lingkungan kerja yaitu keseluruhan alat, perkakas, dan bahan yang dihadapi, metode
dalam bekerja. Tujuan akhir dari ergonomi ini adalah meningkatkan produktivitas,
keselamatan, kenyamanan, dan kualitas hidup. Chavalitsakulchai dan Shahnavaz (1993)
mengemukakan bahwa ergonomi dapat menurunkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (Setiawan, 2010).
Dalam hal ini permasalaha yang terkait ergonomi adalah pada unit kerja
adalah posisi bekerja yang berdiri statis dan membungkuk. Gangguan yang seringkali
muncul terkait posisi bekerja ini adalah LBP. Kerja dengan posisi berdiri lebih
melelahkan daripada posisi duduk dan energy yang dikeluarkan lebih banyak 10 15%
dibandingkan posisi duduk. Untuk posisi duduk berdiri mempunyai keuntungan
secara biomekanis dimana tekanan pada tulnag belakang dan pinggang 30% lebih
rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus (Samara,
2004).
-
Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko LBP adalah dengan
mengubah posisi kerja berdiri statis dengan posisi duduk berdiri yaitu dengan
menyediakan tempat duduk yang sesuai dengan prinsip ergonomi. Tempat duduk yang
sesuai adalah: Alas dan sandaran yang ideal membentuk sudut 1000 1100. Tinggi alas
harus sedemikian rupa sehingga orang dapat duduk dengan fleksi sempurna baik pada
sendi lutut dan panggul, sedangkan kaki tepat mendatar di ataslantai. Ketika duduk,
13
lutut ditekukkan pada sudut yang benar. Lutut tetap dijaga setinggi atau sedikit lebih
tinggi dari pinggul (penyangga kaki dapat digunakan bila perlu). Tungkai sebaiknya
tidak menyilang. Kaki dijaga tetap rata dengan lantai. Hindari duduk dengan posisi
yang sama lebih dari 30 menit. Dalam pekerjaan, ketinggian kursi dan tempat kerja
diatur sehingga dapat duduk dekat ke pekerjaan. Siku dan lengan diistirahatkan pada
kursiserta bahu dijaga agar tetap rileks. Bila berdiri dengan posisi duduk, bagiandepan
dari
kursi
digerakkan.
Berdiri
denganmeluruskan
kedua
tungkai.
15
tahun 1969, tentang ketentuan pokok Tenaga Kerja, UU no.1 tahun 1972 tentang
keselamatan Kerja yang menyatakan Keselamatan Kerja, UU no 23 tahun1992 tentang
kesehatan, UU no. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja, UU no. 4 tahun 1982
tentang ketentuan ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup. UU no. 1 tahun 1970
tentang keselatan Kerja. Keputusan preiden no.22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja
Sehingga penanganan masalah kesehatan kerja dapat diseleseikan secara
holistik dan intergratif agar tidak memunculkan masalah baru baik yang berkaitan
dengan kesehatan secara langsung ataupun secara tidak langsung.
Nama
: Tn TR
Umur
: 39 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat
: Jl. Tlogo RT 5 RW 2 Kec.Kanigoro Kab.Blitar
Status marital : menikah
Agama
: Islam
Tempat kerja : Pabrik kerupuk bawang bapak Toni
Jabatan/status sosial ekonomi:
Riwayat kerja:
17
Periode/lama kerja
5 tahun
Nama
(Inisial)
Pekerjaan
Hubungan
Keluarga
Status
Perkawinan
Sex
Usia
Tn.TR
39th
Buruh pabrik
Ayah
Kawin
Ny.RB
36th
IRT
Ibu
An.Y
14th
Pelajar
Anak I
An.P
10th
Pelajar
Anak II
Kawin
Belum
Kawin
Belum
Kawin
3
4
Keterangan
Domisili
Serumah
Ya Tdk
Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,
Ext: akral hangat (+), edema (-)
2
Ny.RB
An.Y
An.P
Keluhan (-)
T: 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 36,3C
Kepala: A/I/C/D : -/-/-/Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,
Ext: akral hangat (+), edema (-)
Keluhan (-)
T: 110/70 mmHg, N: 82 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 35,8C
Kepala: A/I/C/D : -/-/-/Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,
Ext: akral hangat (+), edema (-)
Keluhan (-)
N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, t: 35,8C
Kepala: A/I/C/D : -/-/-/Thorax : Thoraxs : vesikuler, Rh -/-, wz -/Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abd : flat, supel, nyeri tekan (-), Meteorismus (-), BU (+) normal,
Ext: akral hangat (+), edema (-)
Status Present
1. Anamnesa:
a. Keluhan: keluhan saat ini tidak ada
b. Riwayat keluhan:
1 bulan yang lalu pak TR pernah mengalami kecelakaan kerja luka
bakar. Pada saat proses pengukusan bahan mentah kerupuk bawang dengan
tidak menggunakan pelindung tangan, tangan bapak TR tersentuh alat
pengukusan. Dan pak TR juga pernah tersiram air sisa pengukusan yang
menyebabkan tangan kanan pak TR mengalami luka bakar.
c. Riwayat pengobatan: formal/informal
Riwayat pengobatan formal di Puskesmas dan mendapat perawatan luka dan
pengobatan
BB/TB: 55 kg/160cm
BMI : BB/TB (m2) : 18,3
d. Riwayat keselamatan dan kesehatan (K3)
Riwayat keselamatan : pak TR pernah kecelakaan akibat kerja yaitu luka bakar
saat proses pengukusan krupuk akibat kelalaian saat bekerja tidak
menggunakan pelindung tangan
Riwayat kesehatan : pak TR tidak pernah sakit akibat kerja,
19
Status present
(-)
Intervensi kesehatan*
Keterangan*
Pemeriksaan kesehatan rutin
1 bulan sekali
20
Faktor
resiko
Memberikan
penyuluhan
terhadap faktor resiko.
Penggunaan alat pelindung
medis yang tepat.
Upaya
Pemeriksaan kesehatan
rutin 1 bulan sekali.
Penggunaan
alat
pelindung medis yang
tepat.
LAMPIRAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Desmayasari,Andi Citra. 2011. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (online) Dikutip dari
http://ajago.blogspot.com/2007/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di.html
Fauci et al, 2008, Back and Neck Pain: Harrisonss Principle of Internal Medicine, ed.17,
United States, McGraw-Hill, chapter 16;254
Feuersteinet al, 2001, Working With Low Back Pain: Workplace and Individual Psychosocial
Determinants of Limited Duty and Lost Time, American Journal of Industry Medicine,
40:627-638
Hartiyah, 2008, SKRIPSI HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI
PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR, Program Studi DD IV
Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
http://etd.eprints.ums.ac.id/1859/1/J110040012.pdf
Klingensmith et al, 2008, Burns: The Washington Manual of Surgery, ed.5, Missouri,
Lippincott Williams & Wilkins, chapter 6;24
Krawciw, Atlas, 2013, Occupational low back pain: Evaluation
http://www.uptodate.com/contents/occupational-low-back-pain-evaluation
Kusumaratna. 2001. Occupational health profile of informal crispy (krupuk) and cow skin
crackers in South Jakarta. Diakses 10 November 2013. (http://www.univmed.org/wpcontent/uploads/2011/02/Vol.20_no.2_2.pdf).
22
Occupational Safety and Health administration (OSHA), 2009, Protecting Workersfrom Heat
Stress http://www.osha.gov/Publications/osha3154.pdf
Occupational Safety and Health administration (OSHA), 2004, diakses 10 November 2013.
(http://www.osha.gov/fedreg_osha_pdf/FED2004915.pdf)
Peraturan Kepala badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor: HK.03.1.23.04.12.2206 tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Tahun
1988
Nomor:
23