Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TRANSMISI

Konstanta Primer Dan Konstanta Sekunder Saluran Transmisi

Tanggal percobaan

: 26 Maret 2014

Nama

: Rahayu Rahmatunisa (131331022)

Partner

: Rizki Maulana Malik I (131331024)


Rustam Azis Sopandi (131331026)

Kelas

: 2 TC A2

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

I.

Tujuan Praktikum
1. Tujuan Pembelajaran Umum :
Mempelajari konstanta-konstanta primer dan sekunder saluran koaksial.
2. Tujuan Pembelajaran Umum :
Memahami bahwa saluran memiliki resistansi, induktansi, kapasitansi, dan

konduktansi persatuan panjang.


Mengukur resistansi, induktansi, kapasitansi, dan konduktansi saluran koaksial
dengan menggunakan jembatan Wheatstone dan MaxWell sebagai alat bantu

II.

dan menentukan impendansi karakteristik saluran.


Mengamati pengaruh frekuensi terhadap resistansi, induktansi, kapasitansi, dan

konduktansi saluran.
Menentukan model rangkaian dari saluran transmisi.

Landasan Teori
Walaupun tidak berlaku umum, saluran transmisi dapat dimodelkan sebagai berikut:

Dengan : R = resistansi per satuan panjang (Ohm/meter)


L = induktansi per satuan panjang (Henry/meter)
G = konduktansi per satuan panjang (Siemens/meter)
C = kapasitansi per satuan panjang (Farad/meter)
R,L,G, dan C merupakan konstanta-konstanta primer saluran transmisi. Setiap saluran
transmisi memiliki konstanta primer yang berbeda beda, bergantung pada dimensi
fisik saluran, bahan pembuat saluran yang terdiri dari konduktor dan bahan dielektrik
dan frekuensi operasi saluran transmisi. Sebagai contoh saluran koaksial, geometri
dari saluran ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Konduktor
Luar

Dielektrik

Konduktor
dalam

b
c

Dilihat dari gambar tersebut diatas, saluran koaksial memiliki dua konduktor, yaitu
konduktor dalam (inner conductor) dengan jari-jari a dan konduktor luar (outer
conductor) dengan jari-jari b. Konstanta primer dari saluran koaksial adalah sebagai
berikut :
1. Resistansi Saluran Per Satuan Panjang
Resistansi saluran per satuan panjang dari saluran koasial terdiri dari resistansi
dalam per satuan panjang dan resistansi luar per satuan panjang. Atau :

R ' R ' konduktordalam R ' konduktorluar


Resistansi saluran per satuan panjang untuk konduktor dalam dari saluran koasial
dalam memenuhi persamaan berikut:

R'

1
2. .a. .

Resistansi per satuan panjang untuk konduktor luar dari saluran koasial memenuhi
persamaan berikut :
R'

1
2. .b. .

dengan asumsi bahwa konduktivitas (

) kedua konduktor dan harga efek kulit ( )

sama.
Disini :
merupakan konduktivitas konduktor dalam siemens/meter dan merupakan skin
depth atau kedalaman kulit yang dirumuskan sebagai berikut :

f r o

Untuk mengukur resistansi saluran dapat digunakan alat bantu berupa


rangkaian jembatan Wheatstone, dimana kondisi saluran untuk mengukur resistansi
total (resistansi konduktor dalam + resistansi konduktor luar),

Sedangkan untuk

mengetahui besar resistansi konduktor luar adalah resistansi konduktor total dikurangi
resistansi konduktor dalam. Dengan mengatur potensiometer dari jembatan, sehingga
jembatan setimbang (Uy1 = 0), kita dapat mengetahui nilai resistansi saluran (Rx)
dengan menggunakan persamaan berikut :
R3
R
4
RX
R2

Tetapi pada prakteknya sangat sulit sekali memperoleh Uy1 =0.


Resistansi Rx ini merupakan resistansi untuk panjang saluran 100meter
(karena saluran koasial yang digunakan panjangnya 100 meter). Sehingga resistansi
per satuan panjang dari saluran , R diberikan oleh :
R '

Rx
100meter

Atau secara umum untuk panjang saluran sembarang, resistansi saluran per satuan
panjang dinyatakan dalam :
R'

RX
l

2. Induktansi Saluran Per Satuan Panjang


Induktansi per satuan panjang dari saluran koasial dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :
L'

ln( b / a)
2.

Untuk mengukur induktansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan Maxwell.
Pada kondisi jembatan Maxwell setimbang, berlaku :

RX

LX R2 .R3 .C

R2 .R3
R4

dan
dari sini juga dapat dihitung faktor kualitas yang dihasilkan :
Q

.L X
1
RX

3. Kapasitansi Saluran Per Satuan Panjang


Kapasitansi per satuan panjang dari saluran koasial dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :
C'

2. .
ln( b / a )

Untuk mengukur kapasitansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan WienRobinson. Pada kondisi jembatan Wien- Robinson setimbang, berlaku :
CX

C .R 4
R .R
RX 2 3 G X 1
RX
R3
R4

4. Konduktansi Saluran Per Satuan Panjang


Konduktansi per satuan panjangdari saluran koasial dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut :
G'

2. .
ln( b / a)

Impedansi karakteristik saluran, memenuhi persamaan :

Zo

R ' jL'
G ' jC '

Untuk saluran tanpa rugi-rugi (Losless line), Nilai


Zo

R' G ' 0

L'
C'

Konstanta propagasi saluran, memenuhi persamaan :

, sehingga :

III.

R jL G jC

Diagram Rangkaian
1. Jembatan Wheatstone (untuk mengukur resistansi saluran) :

Gambar 1.1 Rangkaian jembatan Wheatstone untuk pengukuran resistansi saluran


2. Jembatan Maxwell : (untuk mengukur induktansi saluran) :

Gambar 1.2. Rangkaian jembatan Maxwell untuk pengukuran induktansi saluran

3. Jembatan Wien-Robinshon : (untuk mengukur kapasitansi dan konduktansi


saluran) :

Gambar 1.3. Rangkaian Jembatan Wien-Robinshon untuk pengukuran kapasitansi dan


konduktansi saluran
IV.

Alat dan Komponen


Generator fungsi
Osiloskop dua kanal
Saluran koaksial
Universal bridge
Multimeter
Resistor 100
Potensiometer 1K
Potensiometer 470K
Kapasitor 10nF
Kabel BNC to banana


V.

Soket jumper dan kabel sambungan

Langkah Praktikum
1. Pengukuran Resistansi Saluran :
a. Susun diagram rangkaian seperi gambar 1.1
b. Hubungkan bagian a-b dari jembatan wheatstone ke titik a-b pada saluran
koaksial yang ujungnya dihubungsingkatkan
c. Berikan input tegangan 4Vpp , f=1KHz pada jembatan wheatstone
d. Seimbangkan jembatan, yaitu dengan cara mengatur potensiometer 1K
sehingga diperoleh tegangan di titik Uy1 seminimum mungkin, catat tegangan
yang diperoleh pada kondisi ini
e. Baca resistansi potensiometer
f. Hitung nilai resistansi saluran (total), Rx dengan menggunakan persamaan
yang ada
g. Ulangi langkah1, tetapi unutk kondisi saluran koaksial II
h. Tentukan nilai resistansi konduktor luar dari saluran, yaitu resistansi total dan
dalam
i. Hitung resistansi per satuan panjang dari saluran dengan menggunakan
persamaan
2. Pengukuran Induktansi Saluran :
a. Susun diagram rangkaian seperti gambar 1.2
b. Berikan input 4Vpp, f=1KHz pada jembatan MaxWell
c. Seimbangkan jembatan, yaitu dengan cara mengatur potensiometer R2 dan r4
secara bergantian sehingga memperoleh tegangan seminimum mungkin di
Uy1 (R4=100)
d. Baca resistansi potensiometer R2 dan R4. Hitung Lx dan Q
e. Hitung induktansi saluran per satuan panjang dengan cara hasil Lx dibagi
dengan panjang saluran yang digunakan
3. Pengukuran kapasitansi, konduktansi, dan impedansi karakteristik saluran:
a. Susun diagram rangkaian gambar 1.3
b. Berikan input 4Vpp, f=1Khz, pada jembatan Wien Robinson
c. Seimbangkan jembatan, yaitu dengan cara mengatur potensiometer R2 dan R4
d.
e.
f.
g.

VI.

secara bergantian sehingga titik Uy1 bernilai seminimum mungkin


Baca resistansi R2 dan R4, hitung Cx dan Gx
Hitung kapasitansi dan konduktansi per satuan panjang saluran koaksial
Hitung impedansi karakteristik saluran koaksial dan konstanta propagasi
Hitung konstanta redaman dan konstanta fasa saluran

Hasil Percobaan

Pengukuran Resistansi Saluran :


Rx total

= 38,4

Rx dalam

Rx luar=

(Resistansi total)
10
28,4

(Resistansi konduktor dalam)


(Resistansi konduktor luar)

Pengukuran Induktansi Saluran :


R2

36,8

R4

100

LX

36,8 x 10-9F
6,28 x 10-3
3,68 x 10-7

Henry/meter

Pengukuran Kapasitansi dan Konduktansi Saluran :


R2

100

R4

105

CX

10,5 x 10-9

GX

0,0105 mho

10,5 x 10-11

F/meter

10,5 x 10-5

mho/meter

Impedansi Karakteristik Saluran: Z0=


Konstanta propogasi saluran: =
Konstanta Redaman: =
Konstanta Fasa : =s

VII.

Analisa

59,2

Berdasarkan percobaan, untuk mengukur resistansi, induktansi, kapasitansi, dan konduktansi


dari saluran harus diperoleh tegangan di titik Uy1 seminimum mungkin bahkan kalu bisa 0V
dengan mengatur nilai potensiometer R2 dan R4 pada rangkaian jembatan wheatstone
Dengan mengatur potensiometer dari jembatan, sehingga jembatan setimbang (Uy1 = 0),
R3
R
4
RX
R2

dapat diketahui nilai resistansi saluran (Rx)dengan menggunakan persamaan:


Namun dari hasil pengukuran, tegangan di titik Uy1 yang didapatkan tidak bisa 0V
yaitu 0,05 0,01 V (sudah mendekati 0V) karena keterbatasan alat. Sehingga dari
hasil pengukuran Rx tersebut dapat dicari nilai R,L,G, dan C melalui perhitungan dari
rumus yang ada berdasarkan teori.
VIII.

Kesimpulan

Untuk mengukur resistansi saluran dapat digunakan alat bantu berupa rangkaian jembatan
Wheatstone, dimana kondisi saluran untuk mengukur resistansi total (resistansi konduktor
dalam + resistansi konduktor luar), Sedangkan untuk mengetahui besar resistansi konduktor
luar adalah resistansi konduktor total dikurangi resistansi konduktor dalam.

Dengan

mengatur potensiometer dari jembatan, sehingga jembatan setimbang (Uy1 = 0), kita dapat
mengetahui nilai resistansi saluran (Rx) Tetapi pada prakteknya sangat sulit sekali
memperoleh Uy1 =0. Resistansi Rx ini merupakan resistansi untuk panjang saluran 100meter
(karena saluran koasial yang digunakan panjangnya 100 meter).

Dari pengukuran Rx

tersebut akan didapatkan nilai R,L,G, dan C merupakan konstanta-konstanta primer saluran
transmisi.

Anda mungkin juga menyukai