1, Juni 2012
RESEARCH ARTICLES
1. IDENTIFIKASI SENYAWA DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL
ASETAT KULIT KAYU MASSOI (Cryptocarpa massoy)
Bustanussalam, Haryanto Susilo,Endang Nurhidayati
2. HISTOPATOLOGI HATI MENCIT PASCA PEMBERIAN SUSPENSI
KEPEL
(Stelechocarpus burahol) SECARA INTRA-GASTRIK
SELAMA 14 HARI
Eva Harlina, Siti Sadiah, Huda S Darusman, Gita Alvernita
3. POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK HEKSANA BANDOTAN
(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP Escherichia coli DAN
Staphylococcus aureus DAN
I D E N T I F I K A S I S E N YAWA
ORGANIK
DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS
SPEKTROMETRI MASSA (GC-MS)
Tri Aminingsih, Husain Nashrianto, Aji Syaiful Rohman
4. KIJING TAIWAN (Anodontawoodiana) SEBAGAI SUMBER
KALSIUM TINGGI DALAM UPAYA MENCEGAH OSTEOPOROSIS
Sata Yoshida Srie Rahayu
5. UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica
charantia L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi
OomKomala, BinaLohitaSari, Nina Sakinah
6. ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA BETA GLUKAN DARI SERAT
JAMUR SHIITAKE (Lentinus edodes Berk.) YANG LARUT DALAM
AIR MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI
Bambang Mursitodan Rayung Sari
Vol. 2
No. 1
67-113
ISSN : 2087-9164
Susunan Redaksi
Pelindung
Pimpinan Redaksi
Redaksi Pelaksana
Dewan Redaksi
Alamat Redaksi
ISSN : 2087-9164
ii
ISSN : 2087-9164
PENGANTAR REDAKSI
Fitofarmaka adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan untuk mengakomodasi
tulisan hasil penelitian bagi sivitasakademika farmasi Universitas Pakuan
khususnya dan instansilain di luar Universitas Pakuan pada umumnya. Jurnal ini
memuat artikel primer yang bersumber langsung dari hasil penelitian Ilmu
Farmasi.
Fitofarmaka diterbitkan dua kali dalam setahunya itu pada bulan Juni dan
Desember oleh Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam,Universitas Pakuan.
Semoga Jurnal ini bermanfaat bagi perkembangan hasanah ilmu
pengetahuan.
Bogor,
Juni 2012
Redaksi
iii
ISSN : 2087-9164
DAFTAR ISI
SusunanRedaksi .....................................
Ucapan Terima Kasih.....................................
Pengantar Redaksi .........
Daftar Isi ............
1
5.
6.
i
ii
iii
iv
67 - 76
77 - 82
83 - 90
91 -98
99-104
105-113
iv
ABSTRAK
Massoi (Cryptocarpa massoy) merupakan jenis tumbuhan yang selama ini sudah
digunakan oleh masyarakat lokal Papua sebagai obat tradisional. Bagian yang dimanfaatkan
dari tumbuhan ini adalah kulit kayu yang diekstraksi untuk menghasilkan minyak.
Pemanfaatan kulit kayu Massoi oleh masyarakat lokal selama ini masih dirasakan kurang
optimal, oleh karena belum banyaknya penelitian terkait kandungan senyawa kimia dan
khasiat pengunaan kulit kayu Massoi secara farmakologis. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi senyawa bioaktif ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi serta menguji
aktivitasnya sebagai antibakteri, antioksidan dan mengetahui tingkat toksisitasnya.Kulit
kayu Massoi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan
dipartisi dengan pelarut air - etil asetat (1:1). Ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi diuji
fitokimia, aktivitas antibakteri, toksisitas dan antioksidan. Selanjutnya untuk
mengidentifikasi adanya senyawa tertentu dilakukan pemisahan, pemurnian dan identifikasi
secara kromatografi. Pengujian fitokimia ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi diketahui
mengandung senyawa tertentu golongan minyak atsiri, flavonoid, tanin, steroid, triterpenoid
dan kumarin. Hasil uji aktivitas diketahui bahwa ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi
memiliki aktivitas positif sebagai senyawa sitotoksik dengan LC50 sebesar 12,12 ppm (sangat
toksik) dan sebagai antioksidan dengan IC50 sebesar 44,02 ppm (aktif). Hasil pemisahan
senyawanya yang dilakukan dengan kromatografi kolom didapat 7 fraksi yang
dikelompokkan berdasarkan profil kromatogram KLT hasil kromatografi kolom yang
meliputi bentuk noda, warna, dan waktu retensinya. Hasil analisis KCKT didapatkan fraksi
dengan area terbesar terdapat pada fraksi 4 sebesar 95042975 pada waktu retensi 10,050
menit. Fraksi 4 dianalisis dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen
senyawa yang terdapat di dalamnya, hasil analisisnya didapatkan 13 senyawa terbesar yang
mempunyai persen kemiripan antara 95-99 % dari data Library program GC-MS.
Kata kunci: Cryptocarpa Massoy, toksisitas, antibakteri, antioksidan dan analisis kromatografi.
PENDAHULUAN
Kecenderungan kembali ke alam
atau lebih dikenal dengan istilah back to
nature, memberikan arahan baru di
Indonesia untuk mengembangkan potensi
keanekaragaman hayati yang dimilikinya.
Tidak kurang dari 1260 jenis tumbuhan
yang terdapat di hutan hujan tropika
merupakan kekayaan Sumber Daya Alam
yang dapat digunakan sebagai bahan obat,
baik untuk obat tradisional maupun sebagai
bahan baku obat modern (Zuhud, et al.
1994 dalam Zuhud dan Yuniarsih 1995).
Menurut
Jafarsidik
(1987)
dalam
67
Bobot
awal
(gr)
200
Rendemen
didasarkan
pada
Fase
Berat (gr)
Rendem
en (%)
Etilas
etat
6,2931
3,1465
Air
8,2206
4,1103
Uji Fitokimia
Hasil uji fitokimia ekstrak etil asetat
kulit kayu Massoi menunjukkan hasil
positif pada senyawa golongan minyak
atsiri, flavonoid, tanin, steroid, terpenoid,
dan kumarin.
Tanin
Steroid/
Terpenoid
Kumarin
Alkaloid
Hasil
Keterangan
+++ (+) berbau aromatik
(-) tidak berbau aromatik
++ (+) terbentuk warna kuning/
merah/jingga
(-) tidak terbentuk warna kuning
merah/jingga
+
(+) terbentuk warna biru tua/
hijau kehitaman
(-) tidak terbentuk warna biru
tua/hijau kehitaman
+
(+) terbentuk warna merah
(-) tidak terbentuk warna merah
+
(+) berfluoresensi hijau/biru
(-) tidak berfluoresensi hijau/biru
(+) terbentuk endapat merah bata
/putih
(-) tidak terbentuk endapat merah
bata/putih
Saponin
Kuinon
Uji Antibakteri
Hasil pengukuran Diameter Daerah
Hambat ekstrak etil asetat kulit kayu
Massoi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Diameter
Daerah Hambat (DDH)
Konsentrasi
Populasi
larva
udang
(ekor)
Letal
(kematian)
Ulangan
1
Ratarata
Blanko
10
10 ppm
10
2.67
100 ppm
10
10
10
10
10
1000 ppm
10
10
10
10
10
dengan
asetat
Konsentrasi
Larutan
(ppm)
Diameter Daerah
Hambat (mm)
E. coli
0
0
0
1600
S. aureus
0
0
0
1400
Kontrol Positif
500
1000
1500
500
Kontrol
Negatif
500
1000
1500
Larutan Uji
71
120
100
Persen n Ham batan
Antioksidan
Ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi diuji
aktivitas antioksidan dengan pereaksi
DPPH dan vitamin C sebagai kontrol
positif.
80
60
y = 8.6503x - 1.495
r = 0.9778
40
20
0
0
10
12
14
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi
Hambatan IC50
Absorbansi
(ppm)
(%)
(ppm)
Blanko
Larutan Uji
Kontrol
Positif
2,3377
1,9973
14,56
10
1,8137
22,41
25
1,4472
38,09
58,06
50
0,9803
100
0,1706
92,70
1,9215
17,80
0,9770
58,21
0,4506
80,72
12
0,0746
96,80
44, 02
5,95
Persen Hambatan
100
90
80
70
60
**
***
y = 0.8028x + 14.657
r = 0.9943
50
40
30
20
10
0
0
20
40
60
80
100
120
Konsentrasi Larutan
Keterangan Hasil
Pelarut
Jumlah Noda
Heksan-Etil
asetat
(2:1)
Heksankloroform-etil
asetat (2:1:1)
HeksanKloroformmetanol (1:1:2)
Warna
Rf
coklat
coklat
coklat muda
coklat muda
coklat
coklat
putih kecoklatan
kuning
kecoklatan
coklat muda
putih kecoklatan
putih kecolatan
coklat muda
coklat muda
coklat
coklat muda
0,3
0,46
0,66
0,7
0,78
0,88
0,14
0,38
0,56
0,62
0.67
0,76
0,69
0,82
0,93
Fraks
i
Bobot
(mg)
Keterangan
47,9
84,9
403,4
49,3
7,7
40,2
844,8
**
***
Senyawa
Absorbansi % Inhibisi
2,3377
100
1,7776
24,25
100
1,7659
24,46
100
2,1063
9,90
100
1,8369
21,42
100
1,6643
28,81
100
1,4094
39,82
100
0,7375
68,45
74
Fraksi
F1
F2
F6
F7
F2
F3
F4
F5
F6
F7
Waktu
Retensi
(menit)
3.733
3.925
3.467
3.708
6.025
6.233
10.05
10.1
10.083
10.125
Luas Area
38468387
9393627
2359848
11982655
3852263
49981059
95042975
52415311
8882340
11338392
Analisis GC-MS
Analisis GC-MS fraksi 4 (F4)
ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi
merupakan
tahap
lanjutan
untuk
mengidentifikasi senyawa yang terdapat di
dalam sampel.
Senyawa-senyawa yang terdapat di
dalam Tabel 10. adalah senyawa-senyawa
yang mempunyai persen kemiripan
berkisar antara 95-99 %. Hasil uji aktivitas
positif terhadap ekstrak dan fraksi etil
asetat kulit kayu Massoi adalah
aktivitasnya sebagai antioksidan. Menurut
Hary Winarsi (2007), senyawa antioksidan
non-enzimatis dapat berupa tokoferol,
karotenoid, flavonoid, quinon, bilirubin,
asam askorbat, asam urat, dan protein
lainnya. Berdasarkan hasil uji fitokiamia
yang
telah
dilakukan
sebelumnya
kemungkinan senyawa yang tedapat dalam
sampel
adalah
senyawa
golongan
flavonoid. Namun demikian dari ketiga
belas senyawa diatas, tidak terdapat adanya
senyawa golongan flavonoid hal ini diduga
karena keberadaan senyawa tersebut dalam
sampel ada dalam konsentrasi kecil
sehingga perlu dilakukan pemurnian
senyawa (isolasi) lanjutan dan analisis
pada fraksi yang lainnya selain fraksi 4
(F4).
Library/ ID (senyawa)
(1-methylene-prophenyl)
benzene
1,3-cyclohexadien, 1phenyl
3-phenyl-1,4cyclohexadien
1,1-biphenyl
3-hydroxy-4methoxybenzaldehyde
(isovanillin)
1,3-cyclohexadien, 1phenyl
6-pentyltetrahydro-2Hpyran-2-one
dodecanoic acid
benzoic acid
n-hexadecanoid acid
9,12-octadecanoid acid
1,2-benzenedicarboxylic
acid, butyl phenylmethyl
ester
icosane
RT
% Kemiripan
4,73
95
6,18
96
6,60
96
6,81
95
6,97
96
7,26
95
7,76
96
8,18
9,86
11,11
12,20
99
97
99
99
31,54
97
15,24
96
Saran
1. Perlu dilakukan pengeringan ekstrak
kental etil asetat kulit kayu Massoi
dengan freezedryer agar diperoleh
ekstrak kering.
2. Perlu dilakukan isolasi senyawa aktif
dengan menggunakan pelarut yang
sesuai dengan tingkat kepolaran yang
lebih.
3. Perlu dilakukan penelusuran senyawa
aktif dan uji aktivitas secara kuantitatif
untuk mengidentifikasi senyawa kimia
yang terdapat pada ekstrak etil asetat
kulit kayu Massoi yang mempunyai
aktivitas positif sebagai antioksidan dan
senyawa sitotoksik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan
kepada:
1. Laboratorium
Biofarmaka
IV,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) - Cibinong.
2. Program Studi Farmasi, Universitas
Pakuan, Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, G. 2002. Brine Shrimp Lethality
(BSLT) Sebagai Bioassay dalam
Isolasi senyawa Bioaktif dari
Bahan Alam. Majalah Farmasi dan
Farmakologi. hal-6.
Departemen
Kesehatan
RI.
1979.
Farmakope Indonesia, Edisi III.
Direktorat Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta.
Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan.
1985. Cara Pembuatan Simplisia..
Jakarta.
Direktorat
Pengawasan Obat dan
Makanan.
1995.
Farmakope
Indonesia, Edisi IV.. Jakarta.
Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan.
2000. Parameter standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat.. Jakarta.
75
76
1)
ABSTRACT
This aim of this study was to examine the effect of Kepel (Stelechocarpusburahol) to the
mice hepatocytes. Thirty male mice of 4 week aged were divided into three groups; control group
was treated by aquadest, Dose1x group was treated by 2.6 mg/g BW/day kepel powder (0.5 ml
kepel suspension/day), and Dose 5x group was treated by 13 mg/g BW/day kepel powder (1.0 ml
kepel suspension/day). The treatment was intragastrically for 14 days. The mice were euthanized
and necropsy followed by the liver collection for histopathology assay. The histopathological
examination of liver showed hydropic degeneration, cell death and extramedullary
hematopoietic observed on mice hepatocytes. The ANOVA analysis showed that kepel caused
increase significantly (p<0.05) of hydropic degeneration and decrease significantly (p<0.05) of
cell death of mice hepatocytes.
78
Tabel 1.
Kontrol
Dosis 1x
Dosis 5x
36.05 12.50a
41.45 13.07b
57.70 12.57c
25.16 13.57a
21.66 7.757b
12.13 6.47c
Keterangan: Huruf berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 0.05
20m
(a)
Gambar 1.
20m
(b)
KESIMPULAN
Pemberian
suspensi
kepel
(Stelechocarpus burahol) menginduksi
terjadinya degenerasi hidropis, kematian
81
support/lverpath/miscellaneous.cfm
[6 Oktober 2011].
82
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia sudah biasa
menggunakan obat-obatan tradisional yang
umumnya berasal dari tumbuhan untuk
mencegah dari serangan penyakit atau
mengobati penyakit. Aplikasi dari obatobatan ini bisa dengan cara meminum
ekstrak air dari tanaman tersebut atau
meletakkan simplisia yang sudah ditumbuk
halus pada daerah di tubuh yang sakit atau
yang terkena infeksi. Penyakit infeksi
merupakan salah satu permasalahan dalam
bidang kesehatan yang dari waktu ke
waktu
terus
berkembang.
Infeksi
merupakan penyakit yang dapat ditularkan
Bandotan
Kontrol - (Heksana)
Kontrol +
(Kloramfenikol 30g)
Kontrol +
(Eritromisin 15g)
86
Ulangan
DDH pada
Staphylococcus
aureus (mm)
DDH pada
Escherichia
coli(mm)
1
2
3
rata-rata
1
2
3
rata-rata
1
2
3
rata-rata
1
2
3
rata-rata
30,2
29,6
29,1
29,6
Negatif
Negatif
Negatif
31,4
31,9
31,6
31,6
30
30,9
31
30,6
12,4
12,4
12,5
12,4
Negatif
Negatif
Negatif
21,5
21,5
23,4
22,1
22,6
21,6
22,3
22,2
(a)
(b)
(a)
(b)
.
(a)
(b)
Gambar 3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak heksana bandotan terhadap
bakteri Staphylococcus aureus(a) dan Escherichia coli (b)
Secara in vitro, ekstrak heksana
herba bandotan memiliki daya antibakteri
terhadap bakteri uji S. aureus dan E. coli
yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat berupa zona bening di sekitar
kertas cakram. Potensi antibakteri ekstrak
herbabandotan terhadap bakteri S. aureus
lebih besar dibandingkan terhadap bakteri
E. coli. Pada ekstrak heksana herba
Gambar 2. Kromatogram senyawaan ekstrak heksana herba bandotan hasil analisis dengan
GC-MS.
88
No
RT
(menit)
Struktur
Senyawa
1
2
22,891
22,650
23,433
Demetoksiageratok
romen (91)
26,709
26,362
6-vinil-7-metoksi2,2-dimetilkromen
(91)
Ageratokromen
(86)
23,627
Kumarin (60)
40,879
7-etil-6-metil-5metiltiopirazolo[1,5
-a]pirimidin (56)
Alkaloid
25,138
Asam dikloroasetat
(81)
Asam karboksilat
28,285
1-heptadekanol
(81)
Golongan Senyawa
Seskuiterpenoid
Fenilpropanoid
C17H35OH
Alkohol
2.
3.
4.
5.
herba
bandotan
antara
lain
alkaloid,flavonoid,dan
triterpenoidsteroid.
Ekstrak heksana herba bandotan
memiliki aktivitas antibakteri dengan
diameter daya hambat (DDH) terhadap
S. aureus 29,6 mm dan diameter daya
hambat (DDH) terhadap E. coli
12,4mm
Secara keseluruhan zat antibakteri
herba bandotan lebih peka terhadap S.
aureus(gram
positif)dibandingkan
dengan E.coli (gram negatif).
Dari hasil uji potensi antibakteri dapat
diketahui bahwa ekstrak heksana herba
bandotan memiliki potensi antibakteri
terhadap jenis bakteri gram positif dan
gram negatif.
Komponen senyawa yang terdapat
dalam ekstrak heksana herba bandotan
yang dianalisis dengan Kromatografi
Gas Spektrometri Massa (GC-MS)
antara lain kariofilen, isokariofilen,
ageratokromen,
demetoksiageratokromen, 6-vinil-7metoksi-2,2-dimetilkromen, kumarin,
asam dikloroasetat, 1-heptadekanol, 7etil-6-metil-5-metiltiopirazolo[1,5a]pirimidin.
Senyawa-senyawa
tersebut merupakan senyawa yang
berperan sebagai zat antibakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 1983. Mikrobiologi Keamanan
Pangan. Bogor: PAU Pangan dan
Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Dalimarta, S. 1999. Atlas Tumbuhan
Indonesia. Jilid ke-1. Jakarta:
Trubus Agriwidya.
DepKes RI. 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: DirJen POM.
Erika, B.l. 2000. Aromex 510, Pemacu
Pertumbuhan
dan
Efeknya
Terhadap Kinerja Ayam Broiler.
Laporan
Penelitian
Fakultas
90
PENDAHULUAN
Kalsium merupakan mineral yang
sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia.
Kalsium berperan penting dalam proses
metabolisme tubuh, penghantar isyarat
saraf,
mengatur
denyut
jantung,
pertumbuhan otot dan lain-lain. Kebutuhan
kalsium pada manusia berbeda-beda
tergantung
tingkat
usianya.
Untuk
memenuhi kebutuhan kalsium tersebut
manusia harus mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium. Kekurangan
kalsium pada tubuh manusia dalam jangka
panjang akan mengakibatkan pengeroposan
dan pengapuran pada tulang, kerusakan
pada gigi, dan lain-lain(Deearyana 2006).
Masyarakat umumnya mengetahui
bahwa sumber kalsium utama berasal dari
susu. Kandungan kalsium pada susu sapi
per 100% Berat Dapat Dimakan (BDD)
sebesar 143 mg. Padahal ada sumber
kalsium lain yang berpotensi yaitu
orang
Indonesia
memiliki
risiko
mengalami
osteoporosis.
Hal
ini
disebabkan
kurangnya
kesadaran
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
kalsiumnya secara optimal. Misalnya
dalam mengkonsumsi susu, masyarakat
tidak mengkonsumsinya sesuai dengan
kebutuhan kalsiumnya yaitu sebanyak 3
gelas per hari. Oleh karena itu diperlukan
sosialisasi mengenai pentingnya memenuhi
kebutuhan kalsium dengan memberikan
alternatif menu makanan olahan berbahan
dasar kerang(Departemen Kesehatan RI,
2009).
Tubuh
manusia
memerlukan
mineral kalsium yang cukup bagi tubuh.
Masyarakat
umumnya
memenuhi
kebutuhan kalsiumnya hanya dengan
mengkonsumsi susu. Banyak masyarakat
yang belum memahami bahwa ada bahan
makanan yang mengandung mineral
kalsium paling tinggi yaitu kerang. Dalam
penelitian ini akan dilakukan penentuan
komposisi kimia proksimat kerangsebagai
sumber kalsium.
Dokter dan ahli gizi pada umumnya
menyarankan pasiennya yang menderita
osteoporosis untuk mengkonsumsi lebih
banyak susu sapi karena mengandung
kalsium tinggi. Kedengarannya cukup
masuk diakal, tetapi tidak akan berhasil.
Orang Amerika dan Eropa Utara
mengonsumsi 800 mg - 1200 mg kalsium
sehari, tapi tetap saja mereka lebih
menderita osteoporosis daripada orang
Asia dan Afrika yang mengonsumsi 300
mg - 500 mg kalsium per hari.
Penyebab
utama
osteoporosis
adalah terlalu banyak mengonsumsi acidic
yang berasal dari daging, gula dan bahanbahan yang mengandung kimia. Untuk
menetralisir aciditas tersebut, tubuh
mengambil kalsium (alkalin) dari tulang.
Sehingga masalah osteoporosis bukanlah
bahwa seseorang itu tidak cukup memakan
kalsium. Kebutuhan hidup yang semakin
meningkat menyebabkan pengurangan
alokasi dana terhadap makanan tambahan
seperti susu. Kasus osteoporosis yang telah
92
dilihat
kandungan
protein,
lemak,
karbohidrat pada kerangdalam bentuk
kerangsegar dan kerangrebus.
Tabel di bawah ini menyajikan
daftar komposisi bahan makanan yang
Gol
Nama Pangan
Kijing Taiwan
segar
Kijing Taiwan
rebus
BDD
Protein
Lemak
Karbohidrat
100
23,23
7,01
3,55
100
19,48
2,50
3,75
Gol
2
3
Nama Pangan
BDD
Energi
Protein
Lemak
KH
Es krim
%
100
Kal
207
G
4
g
12.5
g
20.6
Keju
100
326
22.8
20.3
13.1
Kelapa susu
100
204
2.6
20
Mentega
100
725
0.5
81.6
1.4
100
65
1.1
3.5
7.7
Susu Kambing
100
64
4.3
2.3
6.6
100
336
8.2
10
55
100
138
7.9
9.9
Susu Kerbau
100
160
6.3
12
7.1
10
Susu Sapi
100
61
3.2
3.5
4.3
11
100
36
3.5
0.1
5.1
12
100
509
24.6
30
36.2
13
100
418
19
65.5
14
Tepung Susu
Tepung Susu Asam, untuk
bayi
Tepung Susu Skim
100
362
35.6
52
15
Yoghurt
100
52
3.3
2.5
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Dept. Gizi Masy. FEMA IPB 2009)
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
laboratorium nutrisi BBPBAT Sukabumi
dari bulan April hingga Agustus 2010.
Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan pada
tahap persiapan sampel adalah pisau,
talenan, timbangan digital dan kertas label.
Alat untuk analisis proksimat dan AAS
yang dilengkapi dengan AC lampu Ca, Cu,
94
Spectrophotometry)
untuk
analisis
mineralCu, Fe, dan Zn, yang meliputi:
a. Analisis kadar air (AOAC 1995)
Perhitungan kadar air dilakukan
dengan menggunakan rumus:
Kadar air = B1-B2 x 100%
B
Keterangan :
B = Berat sampel (g)
B1 = Berat (sampel+cawan) sebelum dikeringkan
B2 = Berat (sampel+cawan) setelah dikeringkan
% Protein = % N x 6,25
d. Analisis kadar lemak (AOAC 1995)
Perhitungan kadar lemak dilakukan
dengan menggunakan rumus:
Kadar lemak= Berat lemak (g) x 100%
Berat sampel (g)
e. Perhitungan kadar karbohidrat
(AOAC 1995)
Perhitungan kadar karbohidrat
dilakukan dengan menggunakan rumus:
Kadar karbohidrat = 100% K.lemak K.
protein K. air K.abu
Metode Sosialisasi
Metode penyampaian informasi
mengenai pentingnya kalsium bagi tubuh
serta pengenalan Kijing Taiwan sebagai
sumber
kalsium
adalah
dengan
penyuluhan.
Metode penyuluhan ini meliputi beberapa
tahapan, yaitu:
1. Memberikan
pemaparan
tentang
pentingnya pemenuhan kalsium bagi
tubuh. Dalam tahap ini juga
diinformasikan data analisis mengenai
perbandingan kalsium pada susu serta
produk olahannya dan kerang. Hal ini
dapat dilakukan pada saat acara arisan
RW.
2. Mengajak para ibu rumah tangga
untuk memanfaatkan Kijing Taiwan
yang berguna sebagai asupan kalsium
anggota keluarga dalam bentuk menu
makanan olahan kerang.
3. Memberikan motivasi kepada para ibu
rumah tangga untuk melakukan
inovasi dalam pengolahan Kijing
Taiwan menjadi menu makanan yang
menarik dan disukai oleh anggota
keluarga. Motivasi yang diberikan
berupa kegiatan lomba cipta menu
masakan olahan berbahan dasar
kerang. Setiap resep menu masakan
yang dibuat akan dikumpulkan
menjadi satu buku yang kemudian
dapat dijadikan panduan dalam
memilih variasi menu masakan
berbahan dasar Kijing Taiwan bagi
para ibu rumah tangga di lingkungan
tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Kimia Bahan Makanan
Kijing Taiwan dan Susu
Berdasarkan
hasil
penelitian
diperlihatkan daftar komposisi bahan
makanan Kijing Taiwan dan susu serta
produk olahannya sebagai perbandingan
kandungan kalsium yang dikandung oleh
kedua jenis sumber kalsium (Tabel 4 dan
tabel 5).
95
Gol
Nama Pangan
BDD (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Karbohidrat (%)
100
7,37
0,78
3,3
Air(%)
Abu(%)
81,82
BDD (%)
2
Kalsiumppm
Fe (%)
Zn (%)
100
366
0,10
0,05
100
359,27
14,25
3,53
Tabel 5. Daftar Komposisi Kalsium dan Vitamin Bahan Makanan Susu dan Olahannya
Kalsium
mg
BDD
%
Vit. A
mg
Vit. B
RE
Vit. C
mg
Es krim
123
100
178
0.04
Keju
777
100
257
0.01
Kelapa susu
97
100
285
0.03
No
Gol
Nama Pangan
2
3
4
Mentega
15
100
1131
35.3
100
70
0.16
2.7
Susu Kambing
98
100
43
0.06
275
100
175
0.05
243
100
137
0.05
Susu Kerbau
216
100
27
0.04
10
Susu Sapi
143
100
45
0.03
11
123
100
0.04
12
Tepung Susu
904
100
538
0.29
13
800
100
343
30
14
1300
100
0.35
15
Yoghurt
120
100
25
0.04
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Dept. Gizi Masy. FEMA IPB 2009)
Tabel diatas menyajikan daftar
komposisi
bahan
makanan
yang
terkandung pada kerang. Berdasarkan data
di atas dapat dilihat kandungan kalsium
pada Kijing Taiwan dalam berbagai
pengolahannya. Kandungan kalsium yang
paling tinggi dalam 100% BDD terdapat
pada Kijing Taiwan rebus sebesar 366 mg.
Sedangkan kandungan kalsium yang paling
rendah terdapat pada Kijing Taiwan segar
sebesar 359,27 mg. Namun, data yang
dipakai dalam perhitungan zat gizi kalsium
yaitu Kijing Taiwan segar. Pemilihan
Kijing Taiwan ini karena jenis dari Kijing
Taiwan segar yang belum diolah untuk
dibandingkan dengan susu sapi.
96
100
100
100
Keterangan :
Kgij = kandungan zat gizi i dari bahan
makanan j dengan berat B gram
Bj
= berat makanan j (g)
Gij
= Kandungan zat gizi i dalam 100 g
BDD bahan makanan j
BDD = persen bahan makanan j yang
dapat dimakan (% BDD)
Berikut adalah salah satu contoh
perhitungan perbandingan antara susu sapi
dan Kijing Taiwan untuk memenuhi
kebutuhan
kalsium
pada
masa
pertumbuhan (10-18 tahun) yaitu sebesar
1000 mg.
1. Berapa gram susu atau Kijing Taiwan
yang harus dikonsumsi manusia dalam
sehari?
Jawaban :
Susu sapi
100
1000
143
100
100
100
100
= 699,3007 gr
Kijing Taiwan
100
100
Saran
Dengan adanya penelitian ini
diharapkan masyarakat dapat beralih untuk
mengkonsumsi Kijing Taiwan sebagai
98
PENDAHULUAN
Buah pare (Momordica charantia
L) merupakan salah satu tanaman yang
mengandung
senyawa-senyawa
yang
berkhasiat dalam pengobatan seperti
alkaloid, saponin, flavonoid, triterpenoid,
dan asam momordica (Yohana, dkk., 2005).
Di Indonesia tanaman pare (Momordica
charantia L) selama ini dikenal sebagai
sayur-sayuran yang dikonsumsi sehari-hari.
Sejalan dengan perkembangan ilmu
99
Data Pengamatan
Hasil
Analisis
Alkaloid
Bouchardat
Endapan coklat
Mayer
Endapan putih
Flavonoid
Saponin
Timbul Buih
Anhidrat Asetat
Asam Sulfat
Triterpenoid
101
K2
K3
K4
K+
14,25
13
14,25
18,35
30
11,75
12,45
17,25
18
30
10,75
17
18,75
30,75
13,5
12
13,75
30
Jumlah
26
49,7
65,5
68,85
12,75
Rata-rata
6,50
12,43
16,38
17,21
30,19
Berdasarkan Tabel 2
di atas
menunjukkan bahwa ekstrak kental buah
pare pada, konsentrasi 75% paling efektif
diantara konsentrasi ekstrak lainnya,
karena memiliki diameter daerah hambat
yang paling besar dengan rata-rata
diameter daerah hambat sebesar 17,21 mm.
Namun bila dibandingkan dengan kontrol
positif yaitu kloramfenikol, maka ekstrak
etanol buah pare memiliki efektivitas
antibakteri
sangat
lemah.
Menurut
Setiabudi (1987) kloramfenikol bersifat
bakteriostatik yang bekerja menghambat
enzim peptidil transferase pada proses
sintesis
protein
kuman.Lemahnya
efektivitas buah pare ini kemungkinan
terjadi karena kandungan fitokimianya
yang hanya mengandung senyawa alkaloid
dan saponin,sehingga kurang kuat dalam
menghambat bakteriSalmonella typhi.Nilai
diameter daerah hambat yang diperoleh, di
analisis menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Dengan perlakuan yang
digunakan adalah konsentrasi sedangkan
responnya adalah diameter daerah hambat
(DDH) yang terbentuk. Pengujian ini
dilakukan dengan 4 kali ulangan.
Hambat
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Alcamo, I.E.1991. Fundamentals of
Microbiology. Third Edition. The
Benyamin Cummings Publishing
Company. State University of
New York.
Brander, G. C., Pough, D. M, Bywater, R. J
& Jenkins, W. L. 1999. Veterinary
Applied Pharmacology and
Therapeutic. 5th Edition. Brailler
Tindal, London.
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. 1985. Cara Pembuatan
Simplisia. Direktorat Jendral
103
.
1997. Informasi Simplisia
Asing.
Direktorat Jendral
104
PENDAHULUAN
Jamur
telah
dikenal
dalam
kehidupan sehari-hari meskipun tidak
sebaik
tumbuhan
lainnya.Hal
itu
disebabkan jamur hanya tumbuh pada
waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang
mendukung, dan lama hidupnya terbatas.
Fitofarm
maka, Vol. 2 No.1 , Juni 2012
2
: 103-1113
yang
g disebut dengan
d
-gllukan atau yang
lebih
h dikenal dengan lentinan yang
berkh
hasiat sebagai antitum
mor. Polisak
karida
ini merupakann serat laarut dalam air,
tersu
usun dalaam ikatann -1,3-g
glukopyran
nosida denggan rantai ccabang -1,6
6 dan
senyawa ini baanyak ditem
mukan di bagian
b
batan
ng di dekat tudung (8).
Berdasarkkan penelitiian Fujii et
e al.
(1978),
m
miselia
jaamur
shiitake
meng
dan
gandung
lentinan
KS-2.
K
Sedaangkan meenurut Surriawiria (2
2001)
kand
dungan kim
mia jamur shiitake selain
s
lentin
nan, juga eritadenin,
e
K
KS-2, Ac2P
P dan
LAP
PI.
Gam
mbar 1. Struuktur polimeer-glukan yang
diiso
olasi dari jaamur shiitakke.
Isolasi senyawa
s
-glukan telah
dilak
kukan pada penelitian ssebelumnyaa oleh
Syaffitri (2008)). Isolasi dilakukan pada
samp
pel jamurr tanduk (Termitom
myces
eurrh
hizus Berkk.) mengguunakan metode
m
Westterlund (1993). Sejuumlah 331,8 g
rajan
ngan jamurr (Termitom
myces eurrrhizus
Berk
k.) yang di ekstraksi secara berrtahap
diperroleh 8,31553g isolat berwarna putih
keco
oklatan. Berrdasarkan eelusidasi deengan
berbaagai metoode spekktrometri dapat
dipreediksi sennyawa yaang dihassilkan
meru
upakan senyyawa beta glukan (9).
Penelitiann
ini
aakan
diissolasi
kand
dungan sennyawa -gluukan dari serat
jamu
ur Shiitakee (Lentinuss edodes Berk)
B
yang
g larut dalam
m air dengaan menggun
nakan
meto
ode Westerrlund (1993). Isolat yang
diperroleh kemuudian dianallisis KLT untuk
u
melih
hat profill kromatoogramnya dan
menggun
diideentifikasi
dengan
nakan
berbaagai metodee Spektrom
metri yaitu IR
R dan
NMR
R (6).
c.
B. ALAT
Spektrofotometer inframerah Fourier
transform
(FT-IR)
(Shimadzu8400s),
spectrometer 1H-NMR (JLOL 60 MHz),
alat penetapan jarak lebur (BUCHI B-540),
timbang analitik (SER GR-200), sentrifuge
(Jouan-MR-1820),
oven
(Memmert),
eksikator,
lemari
pendingin,
alat
penyemprot pereaksi warna KLT, bejana
kromatografi, lempeng silika gel GF254,
thermometer, alat-alat gelas dan kertas
saring.
f.
METODE PENELITIAN
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman asal dengan
bahan jamur shiitake ( Lentinusedodes)
dilakukan di Herbarium Bogoriense
Bidang Botani Pusat Penelitian BiologiLIPI Bogor.
2. Pengumpulan dan Penyiapan Bahan
Bahan jamur bagian tudung dan
pangkal tudung yang telah dikeringkan
dengan sinar matahari dan oven 40oC
dipotong kecil-kecil sebagai rajangan.
3. Pembuatan ekstrak
a. Simplisia jamur ditimbang sebanyak
lebih kurang 400 g, dimaserasi dengan
petroleum eter selama semalam,
kemudian didinginkan lalu disaring.
b. Ampas
dikeringkan,
kemudian
ditambahkan
isopropanol
dan
d.
e.
g.
HasilPercobaa
n
Syarat
1. Uji MolischIsolat
ditambah (-naftol
dalam alkoho l+ Cincinungu Cincinungu
asam sulfat) melalui
dinding tabung.
2. Uji Fehling Isolatt
Endapan merah
ditambah
larutan
batauntuk
Larutan
Fehling A dan B
karbo-hidrat
berwarna hijau
sama
banyak,lalu
dengan gugus
dipanaskan.
pereduksi
Fitofarmaka, Vol.
V 2 No.1 , Juni 2012 : 105-113
monoosakarida yang
m
memiliki
g
gugus
peredduksi.
Dari bebeerapa eluenn yang diicoba,
ternyyata pola bercak yaang paling baik
dihassilkan dari eluasi
e
camppuran asetonnitrilasetoon-air (6:1::3). Hasil analisis deengan
KLT
T menunjukaan satu berccak dengann nilai
Rf = 0,65. Hasil kromatogrram dapat dilihat
d
padaa gambar1.
Gam
mbar 2. Kroomatogram lapis
l
tipis issolat
yangg dihasilkan JamurLentiinus
edoddes
Keteerangan :
FaseGerak
: Aseetonitril-aseetonair (66:1:3)
Fase diam
: Siliika gel GF2554
Penaampang berccak : Serrium sulfat
dalam
m asam sulffat
A. Dilihat
D
pada sinar biasabbercak berw
warna
coklaat muda
B.Skketsa gambaar bercak (unntukmempeerjelas kromatograam)
D.Ujji Kemurniian
1.KL
LT satu dim
mensi mengggunakan dua
d
macaam eluen
T tersebut diatas
d
Hasil annalisis KLT
hanyya diperoleeh satu bercak,
b
deengan
Gambar
G
3. Kromatogra
K
am lapis tipiis
Denganeluen
D
n asetonitril--nbu
utanol-air (33:1:6)
Keterangan
K
:
FaaseGerak:assetonitril-n--butanol-airr
(3
3:1:6)
Faase diam: Silika gell GF254Pen
nampang
beercak: Seriuum sulfat daalam asam sulfat
s
Keterangan
K
:
A.
A Dilihat paada sinar biaasa bercak berwarna
b
co
oklat
B.Sketsa gam
mbar bercakk (untuk mem
mperjeelas kromatoogram)
109
2. Jarak lebur
Penetapan jarak lebur dilakukan
untuk mengetahui kemurnian dari isolat.
Namun isolat yang diperoleh tidak dapat
ditentukan jarak leburnya, mengingat hasil
penetapan hingga suhu 400C, isolat tidak
melebur. Sebagai perbandingan digunakan
glukosa yang mempunyai titik lebur 150
C dan untuk laktosa (disakarida) dengan
titik lebur 202 C, maka dapat
diduga isolat memiliki rantai karbon yang
panjang dari suatu karbohidrat.
E. Elusidasi Struktur Kimia Isolat
dengan
Spektrofotometer
Inframerah Fourier Transform.
Senyawa murni yang didapat
diidentifikasi
gugus
fungsinya
menggunakan metode Spektrofotometri
inframerah, hasil spektra inframerah dapat
dilihat pada gambar 4 dan hasil analisisnya
dapat dilihat pada tabel 2.
Gambar 4. Kromatogram
dengan
eluenAsetonitril:Air (9:1)
lapis
tipis
Keterangan :
Fase Gerak : Asetonitril:Air (9:1)
Fase diam
: Silika Gel GF254
Penampang bercak: Serium Sulfat dalam
Asam Sulfat 10%
Keterangan:
A. Dilihat pada sinar biasa bercak
berwarna
coklat muda
B.Sketsa gambar bercak (untuk
memperjelas
kromatogram)
Berdasarkan kedua hasil analisis uji
kemurnian menggunakan dua eluen yang
berbeda, tetap diperoleh satu bercak
dengan nilai Rf yang berbeda, yang
disebabkan perbedaan polaritas dari
komponen eluen yang digunakan. Maka
dapat disimpulkan bahwa isolate sudah
murni.
110
32003600
13401470
OH (melebar)
CH
9001300
CO
Keterangan:
* Dari Skoog DA, Leary JJ. Principles of
Instrumental Analysis, 4th Edition
Berdasarkan hasil analisis spektra
inframerah, serapan lebar pada bilangan
gelombang3125,43 cm-1 mengindikasikan
adanya gugus OH atau alkohol,diperkuat
dengan adanya vibrasi rentangan C-Halkana pada 1401,19 dan -C-O-C- eter pada
976,88 dan 1114,78 cm-1 .
111
101,67
93,16
72,87
72,10
78,20
76,21
70,98
70,38
75,60
77,92
60,45
12
61,03
DEPT
Karbon Karbon
(ppm)
(ppm)
-D-DGlukosa* Glukosa*
-CH-OO
96,8
C1
-CH-O
75,2
C2
-CH-O
76,7
C3
-CH-O
70,6
C4
-CH-O
76,7
C5
-CH2-O
61,8
C6
Keterangan:
*Dorman DE, Roberts JD. Nuclear magnetic
resonance spectroscopy: 13C spectra of some
common nucleotides.
112
Hasil analisis spektra IR, spektra 1HNMR, 13C-NMR dan DEPT menunjukkan
bahwa isolat adalah senyawa gula dari
karbohidrat,
di
mana
monomermonomernya terikat melalui ikatan
glikosidik.
Jamur
Shiitake
Diambil
dari
http://wikipedia.org/wiki/shiitake;
Diakses
pada tanggal 11 februari, 2009.
Sastrohamidjoyo, H., Spektroskopi;
Resonansi magnetic inti (Nuclear magnetic
resonance, NMR). Yoyakarta: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gajah Mada; 1998. hal. 1-21.
Skoog, D.A; J.J. Leary, Principles of
Instrumental Analysis, 4th edition, Sauders
College, Philadelphia, PA, 1998.
Suriawiria U, 2001. Budi daya Jamur
Shiitake. Jakarta: PebebarSwadaya, hal. 1,2,4.
Syafitri, L., Elusidasi struktur senyawa
beta glukan dari serat Jamur Tanduk
(Termitomyces eurrhizus Berk) yang larut
dalam
air
menggunakan
metode
spektrometri[skripsi]. Jakarta : 2008. Hal.41.
Widyastuti, N., Koesnandar., Shiitake
dan Jamur Tiram. PT Agro Media Pustaka,
Jakarta. 2006. Hal 2-15
Mizuno, T., The Extraction and
Development
of
Antitumor-active
Polysaccharides From Mushroom in Japan
International Journal of Medicinal Mushroom
: 1999. Hal 81-102
Westerlund, E., Anderson, R., and
Aman,
P.,
Isolation
and
chemical
characterization of water-soluble mixed-linked
-glukan and arabinoxylans in oat milling
fractions, Carbohydr. Pol., 20. 1993. Page 115
123.
113
komunikasi pribadi tidak dicantumkan dalam Daftar Pustaka melainkan ditulis langsung pada teks,
misalnya (S. Baarsyah, tidak dipublikasikan) dan F. Kasaryno, komunikasi pribadi).
Simbol Matematis
Simbol atau persamaan matematis harus dikemukakan secara hati-hati dan jelas. Jika
simbol matematis yang dimaksud tidak terdapat pada mesin tik, maka dapat ditulis dengan pensil
atau pena. Jika perlu, berilah keterangan dengan tulisan tangan untuk simbol yang bersangkutan.
Angka desimal ditandai dengan koma (apabila dalam baasa Indonesia) atau titik (apabila dalam
bahasa inggris). Besaran ditulis dengan baku internasional dan harus mengikuti Kaidah Ejaan
Bahasa Indoensia yang disempurnakan (EYD), misalnya g, l, kg, t, dan bukan ditulis gram, liter
kilogram, ton.
Tabel
Tabel diberi nomor urut sesuai dengan keterangan dalam teks. Setiap tabel diberi judul
yang singkat dan jelas, sehingga setiap tabel dipandang berdiri sendiri. Antar kolom atau anak
kolom perlu terpisah secara jelas. Jumlah digit sedapat mungkin sederhana. Singkatan kata perlu
diberi catatan kaki atau keterangan. Keterangan tabel diletakkan dibawah tabel ditandai dengan
angka kecil superior (superscrip). Huruf a, b, c digunakan untuk tanda-tanda statistik, sedangkan
angka 1,2,3 digunakan untuk keterangan atau catatan kaki tabel.
Ilustrasi
Ilustrasi mencakup gambar, grafik, dan foto atau lukisan. Judul ilustrasi diletakan di bawah
ilustrasi. Gambar dan grafik dibuat dengan garis cukup tebal dan kontras. Judul dan keterangan
grafik dan gambar ditulis pada bagian terpisah. Simbol dan singkatan kata dijelaskan pada
keterangan grafik dan gambar dan grafik.simbol-simbol yang dimuat tidak terlalu banyak. Setiap
gambar dan grafik harus diterangkan di dalam teks dan diberi nomor urut. Untuk keperluan
reproduksi, ilustrasi harus kontras, tajam dengan ukuran cukup besar. Foto, hitam putih atau
berwarna, hendaknya dipilih yang mempunyai warna kontras, tajam, jelas, diatas kertas mengkilat.
Pengolahan Naskah
Redaksi melakukan koreksi dan perbaikan tanpa mengubah nama naskah. Redaksi
pelaksana akan mengembalikan naskah untuk diperbaiki sesuai dengan saran redaksi, atau naskah
yang tidak dapat diterbitkan, kepada penulis. Naskah rangkap dua dan CD/disket hendaknya
dikirim ke alamat redaksi disertai dengan surat pengantar.
Alamat Redaksi
ISSN : 2087-9164
FORMULIR BERLANGGANAN
MAJALAH FITOFARMAKA
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama
Alamat
Rumah
:
:
...
Alamat
Kantor
: ...
...
(..............................................)
Tandatangan dan nama jelas