Belakangan ini, beberapa aliran sesat baru kembali muncul di tengah-tengah masyarakat, walaupun ada juga
aliran sesat lama yang sebelumnya sudah di fatwakan haram oleh MUI maupun kementrian agama RI.
Berbagai modus kerap dilancarkan oleh para pemimpin dari aliran-aliran sesat tersebut, sebagai kedok
mereka dalam menyebarkan ajarannya, dan mencari pengikut atau jamaahnya.
Berikut sejumlah aliran keagamaan atau kepercayaan yang telah dinyatakan sesat oleh MUI dan Kementerian
Agama, dan berhasil admin rangkum,
1. Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)
pemahaman Mukmin Mubaligh. Para Pengikut Mukmin Mubaligh hanya diwajibkan untuk melaksanakan salat
sekali dalam sehari semalam sebagai kewajibannya.
Shalat ala pengikut Mukmin Mubaligh ini diketahui juga tidak memakai hitungan rakaat, sebagaimana muslim
biasanya.
Mereka hanya cukup mematikan lampu dan menyalakan lilin, serta merenungi dosa yang telah diperbuat oleh
mereka selama ini. Dalam pemahaman Mukmin Mubaligh, ketulusan hati adalah inti dari ajaran mereka.
Pengikut Mukmin Mubaligh juga dilarang memakan
setiap makanan yang diberikan oleh orang lain sesama umat muslim, meskipun dari orang tua mereka
dengan alasan haram. Semua ajaran tersebut, menurut pengakuan pengikut Mukmin
Mubaligh, hanyalah bersifat sementara hingga ajaran mereka mampu menguasai negara ini.
4. Ahmadiyah
Selain ketiga ajaran agama tersebut, di Sumsel juga masih berkembang aliran Ahmadiyah. Padahal, aliran ini
sudah dinyatakan sebagai aliran sesat dan
menyesatkan.
Kasubag Humas Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel Saefuddin Latief mengungkapkan, dari
pantauan, pengikut Ahmadiyah terus menyebarkan ajarannya kepada masyarakat, terutama bagi masyarakat
yang buta terhadap agama.
Ada beberapa aliran yang kita pantau, selain AKI ada juga Ahmadiyah yang tetap menyebarkan
ajarannya, ungkap Saefuddin.
Namun, keberadaan pengikut Ahmadiyah tersebut sulit terpantau. Sebab, mereka menyebarkan ajarannya
secara sporadis dan sembunyi-sembunyi. Meski demikian, cukup
banyak warga yang terpikat masuk ke aliran tersebut.
Kami tidak tahu berapa jumlah penganutnya, tapi cukup banyak dan menyebar di Sumsel, kata Saefudin
lebih lanjut.
Dia menambahkan, Ahmadiyah resmi dilarang berdasarkan keputusan bersama tiga menteri. Karena desakan
dari berbagai organisasi kemasyarakatan, Gubernur Sumsel waktu itu dijabat oleh Mahyudin juga
mengeluarkan surat keputusan pelarangan terhadap Ahmadiyah
yang tertuang dalam Keputusan Gubernur Sumsel Nomor : 563/KPTS BAN.KESBANGPOL & LINMAS/2008.
Dalam keputusan itu, Ahmadiyah harus
menghentikan segala aktivitas mereka dalam wilayah Sumsel yang mengatasnamakan Islam dan
bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Berdasarkan data-data yang admin rangkum tersebut , semoga pemirsa semua bisa lebih berhati-hati lagi dan
laporkan ke pihak yang berwenang jika pemirsa menemukan kejanggalan-kejanggalan suatu aliran agama
atau kepercayaan tertentu disekitar tempat tinggal masing-masing.
Jangan sampai kita terjerumus kedalam organisasi atau aliran tersebut.
Semoga bermanfaat,
Wassallamuallaikum,
Library : me