Anda di halaman 1dari 3

TEKNOLOGI PT.

LOTTE CHEMICAL TITAN NUSANTARA


PT.Lotte Chemical Titan Nusantara memproduksi polyethylene dengan menggunakan
lisensi teknologi dari BP chemical. Produk polyethylene yang dihasilkan adalah jenis Linear
Low Density Polyethylene (LLDPE) dan High Density Polyethylene (HDPE) dengan merk
dagang Titanvene

TM

. proses produksi Polyethylene ini melalui beberapa tahap, yaitu unit

polimerisasi (PPU), unit polimerisasi(PU),unit additive dan Pelleting (APU), serta unit
Bagging(BU).
Pada proses polimerisasi fase gas untuk teknologi BP (British Petroleum), katalis
ziegler-Natta dan metallocene dimasukan dalam reaktor fluidized-bed. Pengendalian terhadap
sifat propertis produk, seperti titik lebur dan densitas dilakukan oleh komposisi gas proses
dan kondisi operasi. Reaktor didesain agar terjadi mixing yang sempurna dan temperatur
yang seragam.

Kondisi operasi pada bed adalah, tekanan 20 bar g, dan temperatur antara 75 sampai
100 C. Partikel polimer terbentuk di reaktor fluidized bed dimana campuran gas ethylene,
comonomer, hydrogen dan nitrogen terfluidiskan.

Partikel

polimer

yang

bagu

akan

meninggalkan reaktor bersama gas yang tertangkap oleh cyclone, yang merupakan keunikan

dari proses BP, yang akan direcycle kembali kedalam reaktor. Cyclone berfungsi juga untuk
mencegah terkontaminasinya produk pada saat transisi. Gas yang tidak bereaksi didinginkan
dan dipisahkan dari berbagai cairan, dikompes kemudian dikembalikan kedalam reaktor.
Produk yang dihasilkan memiliki spesifikasi yaitu densitasnya 0,919 g/cm 3m, titik leleh 1,0
g/10 menit, dan ketebalan 0,038 mm. Polimer berbentuk powder yang kemudian ditambahkan
zat addiktif dan kemudian disimpan dalam storage.
Tahapan Proses Pembuatan Polyethelena
1. Unit Prepolimerisasi
Unit prepolimerisasi bertujuan untuk membentuk sejumlah kecil polimer disekitar
katalis, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa partikel katalis dengan aktivasi tinggi
tidak masuk ke reaktor utama,karena dapat mengakibatkan local hotspot pembentukan gel
dan untuk mengatur distribusi penyebaran katalis dalam reaktor fluidized bed serta untuk
membatasi kecepatan akses monomer kekatalis selama polimerisasai di reaktor. Reaksi
prepolimerisasi ini dilakukan secara batch didalam reaktor repolimerisasi.langkah awal
dengan memasukan hexane (solvent) kemudian langsung dimasukan katalis ziegler-natta
setelah itu dimasukan TnOA. Kemudian ethelene dan hydrogen dimasukan secara continue
sehingga di dapat prepolimer dalam bentuk slury . prepolimer dimasukan kedalam prepolimer
dryer. Sehingga hasil akhir dari reaktor prepolimerisasi adalah powder prepolimer.
2. Unit Polimerisasi
Proses polimerisasi dilakukan dalam fluidized bed reaktor yang mereaksikan ethelena,
hydrogen, nitrogen, butena,dan prepolimer powder. Reaksi polimerisasi terjadi secara
eksotermal sehingga untuk menjaga temperaturereaktor

yang konstan diperlukan

penghilangan panas dari reaksi,dengan menggunakan heat exchanger. Powder polimer


mengalir ke primery digasing ,terjadi pemisahan powder polimer dengan gas
hidrokarbon.gas hidrokarbon di recycly ke reactor setelah terjadi pemisahan fines pada
recycly gas filter. Polimer powder dari primary degaser mengalir ke secondary degaseruntuk
menghilangkan gas. Powder polimer mengalir secara gravitasi ke polimer screen untuk
pemisahan agiyom . polimer powder dalam ukuran normal ditransper ke final degaser untuk
penghilangan gas hidrokarbon yang terakhir dan deaktivasi sisa katalis.

3.Unit Additive dan Pelleting


Powder yang telah diolah dari final degasing yang memiliki kualitas normal mengalir
ke storage bein. Kemudian masuk ke master batch blender untuk penambahan additive.
Selanjutnya powder dan additive yang sudah tercampur akan di alirkan ke master batch
feeder untuk kemudian masuk kedalam extruder. Didalam extruder powder akan meleleh
yang kemudian dialirkan ke gearpump yang menekan molten ke die plate yang berlubang
sehingga molten yang keluar berbentuk seperti spageti lalu dipotong oleh kater sehingga
molten menjadi bentuk pellet. Pellet dengan ukuran normal akan masuk silo sedangkan yang
tidak normal ditampung dalam surge bag.
4. unit Baging
Pellet dari unit additive dan pelleting di transper ke baging mesin. Baging mesin akan
mengepak pellet dalam kantong-kanting plastic yang setiap kantongnya berisi 25 kg
polyethelene sesuai dengan jenisnya masing-masing. Untuk selanjutnya polyethelene siap
dipasarkandan dikirim ke konsumen dengan menggunakan truk.

Anda mungkin juga menyukai