Nama Mahasiswa
: Marco
NIM
: 112013245
Dr. Pembimbing
Tanda Tangan:
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 63 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
Dikirim oleh
: IGD
No CM
: 397318
Dirawat di ruang
: Beta
Tanggal masuk
: 22 Mei 2014
DAFTAR MASALAH
No
1
Masalah aktif
Kelemahan pada
Tanggal
22 Mei 2014
No
Tanggal
bawah
Kelemahan pada
24 Mei 2014
ekstremitas bawah
dan disertai nyeri
menjalar dari
pinggang hingga
telapak kaki pada
kedua ekstremitas
SUBJEKTIF
Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada hari Sabtu 24 Mei 204 pukul 13.20
Keluhan Utama
Pasien tidak dapat berjalan sejak kurang lebih satu bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Satu bulan sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien merasakan bagian tangan,
dan kakinya mulai berangsur-angsur tidak bisa digerakkan tetapi pasien masih dapat
berjalan namun secara perlahan-lahan. Pasien merasakan nyeri yang menjalar dari
pinggang hingga ke kaki. Pasien juga merasakan kesemutan pada kedua tangannya.
Tiga minggu SMRS ,pasien sudah tidak dapat berjalan. Pada awalnya pasien
merasakan lemas pada ke dua tangan, dan kakinya. Namun lama kelamaan pasien tidak
dapat berjalan. Pasien merasakan nyeri yang menjalar dari pinggang ke kaki dan
kesemutan pada kedua tangannya.
Pada saat pasien masuk IGD, terdapat kelemahan pada ekstremitas atas dan
bawah. Pasien mengaku tidak ada riwayat trauma.
2
Setelah dua hari perawatan, kekuatan ekstremitas atas kembali normal namun
pada ekstremitas bawah tetap lemah. Pasien juga tetap merasakan nyeri yang menjalar
dari pinggang ke kaki. Selain itu, pasien juga tetap merasakan kesemutan pada
tangannya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), DM (-), Sakit Jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
DM ( - )
Hipertensi ( - )
Hipotensi ( + )
Riwayat Sosial, Ekonomi, Pribadi
Pasien merupakan seorang buruh di Semarang. Ekonomi pasien cukup baik. Hubungan
sosial pasien dengan keluarga dan tetangga terjalin dengan baik.
OBJEKTIF
Pemeriksaan tanggal 24 Mei 2014
1. Status Presens
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
Kepala
Leher
Dada
patologis
Jantung
Perut
: Compos Mentis
: 140/90
: 62 x/menit
: 24 x/menit
: 37 C
: normochepal, simetris
: simetris, tidak teraba pembesaran KGB
: bentuk dada normal, simetris, vesikuler, tidak ada bunyi
: Bunyi jantung I-II murni reguler, murmur ( - ), gallop ( - )
: Bentuk perut membuncit, BU (+) normal, tidak teraba
: normosefali
: (+)
: (+)
3
B. Leher
Sikap
: simetris
Pergerakan
: bebas
Kaku kudu
:(-)
C. Urat syaraf kepala
N I ( Olfkatorius )
Subjektif
: baik
Objektif ( teh, kopi, vanili, dan tembakau )
: tidak dilakukan
N II ( Optikus )
Kanan
Kiri
Tajam penglihatan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Pengenalan warna
Lapang pandang
Fundus okuli
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
Terbuka
Terbuka
Superior
Inferior
Medial
Endoftalmus
Tidak ada
Tidak ada
Eksoftalmus
Tidak ada
Tidak ada
Diameter pupil
3 mm
3 mm
Bentuk
Bulat
Bulat
Langsung
Tidak langsung
Strabismus
Nistagmus
N III ( Okulomotorius )
Kelopak mata
Gerakan mata :
Pupil
Reflek konversi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Reflek konsnsuil
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Melihat kembar
Kanan
Kiri
Pergerakan mata
Strabismus
Diplopia
Kanan
Kiri
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Sensibilitas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Refleks masseter
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Mengunyah
Kanan
Kiri
Strabismus divergen
Diplopia
Kanan
Kiri
Mengerutkan dahi
Menutup mata
N IV ( Trochlearis )
N V ( Trigeminus )
N VI ( Abdusens )
N VII ( Fasialis )
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Detik arloji
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Webber
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Rinne
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
Sensibilitas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Pharynx
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Refleks muntah
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tersedak
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
Arkus faring
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Bicara
Menelan
Kanan
Kiri
N VIII ( Vestibulokoklearis )
N IX ( Glosofaringeus )
N X ( Vagus )
N XI ( Asesorius )
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
Kanan
Kiri
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
N XII ( Hipoglosus )
Kanan
Bebas
5,5,5
Normotonus
Tidak ada
Kiri
Bebas
5,5,5
Normontonus
Tidak ada
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Thermi
Diskriminasi
Kanan
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Baik
Kiri
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Baik
7
Baik
Baik
Refleks
Biceps
Triseps
Radius
Ulna
Tromner-Hoffman
c. Anggota gerak bawah
Motorik
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Atrofi
Kanan
++
++
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
-
Kiri
++
++
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
-
Kanan
Terbatas
3,3,3
Normotonus
Tidak ada
Kiri
Terbatas
3,3,3
Normotonus
Tidak ada
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Thermi
Diskriminasi
Lokalisasi
Refleks
Patella
Achilles
Babinski
Tes Laseque
Tes Bragard
Tes Chaddock
Tes Patrick
Tes Kontra-Patrick
Kanan
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Baik
Baik
Kanan
++
++
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Baik
Baik
Kiri
++
++
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Lokalisasi
Alat vegetative
a. Miksi : Baik
b. Defekasi : Baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium ( 23 Mei 2014 )
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemaglobin
13,8 g/dL
8
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu
Uric Acid
Ureum
Kreatinin
Kolestrol total
HDL Kolestrol
LDL Kolestrol
Trigliserida
11.0^3/ul
42
5.0 10^6/uL
327 10^3/ul
85 fL
28 pg
33 g/dL
96 mg/dL
5,6 mg/dL
25,9 mg/dL
0,53 mg/dL
202 mg/dL
42,2 mg/dL
84,0 mg/dL
98 mg/dL
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan X Foto Lumbosakral AP/LAT :
Hasil :
1. Struktur tulang porotik
2. Skoliosis vertebra lumbalis dengan konveksitas ke kanan
3. Korpus V.L 4 tampak lebih anterior dibanding korpus V.L5 ( 254.
5.
6.
7.
50%)
Tampak penyempitan diskus L4-L5 L5-S1
Vacuum phenomen diskus L3-4, L4-5, L5-S1
Tampak penyempitan foramen neuralis L5-S1
Tampak spur pada aspek anterior korpus torakolumbal dan aspek
Nyeri radikuler
Parestesia ekstremitas superior
Diagnosis Topik
Diagnosis Etiologik
RENCANA PENGOBATAN
1. Medika Mentosa
10
a. Infus RL 20 tpm
b. Analgetik
: Tramadol Hcl 50 mg 2x/hari
c. Analgetik adjuvant: Pregabalin 75 mg 2x/hari
d. Pelemas otot
: Eperisone Hcl 50 mg 3x/hari
e. PPI
: Omeprazole 20 mg 2x/hari
f. Vitamin B Complex
2. Non Medika Mentosa
a. Tirah baring
b. Fisioterapi
c. Penggunaan lumbal korset
d. Edukasi gaya hidup
e. Foto MRI untuk menegakkan diagnosis pasti
PROGNOSIS
Hernia Nucleus Pulposus
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
-22 Mei 2014
S : Pasien lemas (+)
O : KU tampak sakit sedang, Kesadaran CM, TD 150/90 , Refleks Patologis (-), Hiper refleks
pada kedua tungkai . Tonus klonus pada kedua tungkai. Kekuatan motorik pada anggota gerak
atas 3,3,3 dan bawah 2,2,2
A: Suspect HNP
-
P : - Infus RL 20 tpm
-Tramadol HcL 2 x 50 mg
- Pregabalin 2 x 75mg
- Omeprazole 2 x 20 mg
- Vit B complex
11
24 Mei 2014
S: Pasien masih lemas tapi sudah mulai berkurang, tangan terasa kesemutan
O: KU tenang, TD 150/100
A: Suspect HNP
P: Lanjutkan intervensi
25 Mei 2014
27 Mei 2014
Pasien pulang paksa
12
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui
robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau
mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.
13
14
Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%)
mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5. Biasanya nyeri pinggang bawah (NPB) oleh
karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu.
HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan
mengangkat. Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada
bagian tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi ke arah postero lateral, dengan
kompresi radiks saraf.
Etiologi
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
Faktor resiko
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan riwayat trauma
sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah raga tidak
teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok, berat badan berlebih,
batuk lama dan berulang.
PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nukleus pulposus
(gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis
menekan radiks.
15
16
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi
kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah
postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan
radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri
pinggang.
Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh.
masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang
punggung bawah ,di belakang persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana
saraf sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki.
Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa menyebarsepanjang
panjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5% pada orang Ischialgia, yaitu suatu
kondisi dimana saraf Ischiadikus yang mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain kontraksi atau radang otototot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya Herniasi Nukleus Pulposus
(HNP), dan lain sebagainya.
Sciatica merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus ischiadicus sampai ke
tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk jarum, sakit
nagging, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan,
berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan
dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah :
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang
sehat.
Gambar 5. Penjalaran
Tes-tes Khusus
1. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT)
Tungkai penderita diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut 90.
2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian medial dari
ibu jari kaki (L5).
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu jari kaki (L5),
atau plantarfleksi (S1).
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif
20
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik
pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan. Perawatan
utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan
anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan
sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus
mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
Terapi konservatif meliputi:
1. Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal, lama yang
dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien
dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas biasa.
Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut dan
punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebra lumbosakral akan
memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang
.
2. Medikamentosa
1. Analgetik dan NSAID
2. Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot
3. Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan ketergantungan
4. Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat
dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi.
3. Terapi fisik
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti bermanfaat.
Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi dengan tirah baring dan korset
saja tidak menunjukkan perbedaan dalam kecepatan penyembuhan.
Diatermi/kompres panas/dingin
21
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot. keadaan
akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri
kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan untuk mencegah
timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai penyangga korset dapat mengurangi
beban diskus serta dapat mengurangi spasme.
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung seperti jalan kaki,
naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan
untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak.
Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah
semakin meningkat.
Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik untuk mencegah
terjadinya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam menjaga posisi punggung adalah
sebagai berikut:
Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak dan lurus. Hal
ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir tempat tidur.
Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan berubah ke posisi duduk.
Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri.
Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan diangkat
dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.
Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak jongkok,
punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan otot perut. Dengan
punggung lurus, beban diangkat dengan cara meluruskan kaki. Beban yang diangkat
dengan tangan diletakkan sedekat mungkin dengan dada.
Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan kaki harus
berubah posisi secara bersamaan.
22
Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok dengan wc duduk
sehingga memudahkan gerakan dan tidak membebani punggung saat bangkit.
23
BENAR
SALAH
Gambar 10. Posisi Tidur yang Benar dan Salah
24
BENAR
SALAH
BENAR
SALAH
sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk. Hindari kerja dan
aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.
PROGNOSIS
Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif.
Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5%
KESIMPULAN
Hernia Nukleus Pulposus yaitu keluarnya nukleus pulposus dari diskus melalui robekan
annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke
dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan berupa nyei pinggang.
Mendiagnosis
radiologi. MRI merupakan pilihan dari berbagai pemeriksaan radiologi karena memiliki
spesitifitas dan sensitivitas yang tinggi. Tidak seperti pada pemeriksaan foto polos yang hanya
dapat melihat komponen tulang vertebre saja tetapi dari pemeriksaan foto polos dapat mencurigai
kearah HNP dapat dilakukan sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti myelografi, MRI.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian
Rakyat. 87-95. 1999
2. Sidharta, Priguna. Sakit Neuromuskuloskeletal Dalam Praktek Umum. Jakarta : PT Dian
Rakyat. 182-212.
3. Purwanto ET. Hernia Nukleus Pulposus. Jakarta: Perdossi
4. Nuarta, Bagus. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, jilid kedua,
cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. 2004
5. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima.
Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205
6. Partono M. Mengenal Nyeri pinggang. http://mukipartono.com/mengenal-nyeripinggang-hnp/ [diakses 7 Desember 2010]
7. Anonim. Hernia Nukleus Pulposus (HNP).
http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernia-nukleus-pulposus-hnp/ [diakses 9
Desember 2010]
27