Dosen Pengampu
Basauli Umar Lubis, Ir., MSA, Ph.D
Disusun Oleh:
Fathina Izmi
15212100
Padhang Harryndra
25215007
25215014
25215017
1 LATAR BELAKANG
Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia oleh karena itu
segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut akan selalu
berkembang dan memiliki pasarnya tersendiri. Food has always been more
about entertaiment and fashion than about sustenance (Sloan, 2004: 60).
Kegiatan makan yang tadinya hanya dilakukan secara sederhana di rumah
kini mulai bergeser menjadi kegiatan menghabiskan waktu bersama untuk
hiburan di luar.
Pada dasarnya, berkumpul bersama teman dan sanak saudara untuk
bersosialisasi secara informal telah menjadi salah satu motif untuk berjalanjalan dan makan bersama di luar. Berbagai macam jenis tempat makan
seperti coffee houses, caf, dan bistro telah berkembang pesat mengikuti
kebutuhan tersebut (Wardono, 2012: 363).
Caf adalah satu jenis tempat makan dan minum yang berkembang
pesat di Bandung. Eugene Chan dalam Director of Return Caf menyatakan
bahwa caf adalah tempat yang biasa dipakai untuk bertemu dengan teman,
relasi, atau kolega. Caf adalah jenis restaurant yang paling sederhana
dengan menu yang sangat sederhana pula (Eugene Chan, 2000). Selain itu,
caf menyediakan tempat untuk bersantai dan diselingi dengan minuman
dan makanan ringan (Prasetyo, 2013).
Perkembangan bisnis di bidang kuliner telah mendominasi industri
pariwisata Bandung dengan jumlah 72.7% (Ghazali, 2012: 323). Keberadaan
dari berbagai jenis tempat makan ini juga menjadi jawaban dari perubahan
gaya hidup masyarakat urban. Terbukti dengan tingginya jumlah restoran
dan caf di Bandung dengan jumlah 484 tidak termasuk restoran dan caf di
mall, hotel atau perkantoran (Dinas Pariwisata Bandung, 2010).
barang,
kegiatan
memasak,
kegiatan
penyajian
dan
dan
caf
adalah
salah
satu
bangunan
komersial
yang
keseluruhan caf dan restauran adalah 484 x 250.000 BTUs yaitu 121 juta
BTUs/squarefoot atau 127.6 milyar joule/squarefoot.
Bentuk pemborosan energi dalam caf bisa terjadi akibat penggunaan
pencahayaan dan penghawaan buatan secara berlebihan. Selain itu bisa
jugapemborosan energi juga terkait dengan proses pengolahan makanan di
dapur
yang
membutuhkan
energi
untuk
menggoreng,
memanggang,
merebus, dan menyimpan makanan dalam jumlah besar. Selain itu untuk
membuat pengunjung mau menghabiskan waktu di tempat tersebut
biasanya disediakan banyak sumber listrik sehingga menambah konsumsi
energi pada caf.
Pemborosan energi ini bertentangan dengan visi misi Indonesia yang
dinyatakan oleh Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), Farida Zed, untuk memberikan kontribusi terhadap
penghematan energi global di tahun 2020 sebesar 10 persen.
Dalam diagram di
atas
aspek-aspek
penghematan energi pada restauran dan caf yang terkait langsung dengan
bidang arsitektur adalah heating, cooling, vent, dan lighting. Melihat potensi
caf dan restauran di Bandung didukung dengan kualitas kota Bandung yang
sudah cukup baik, maka penghematan energi dapat dilakukan dengan
menerapkan aspek green design dalam perancangan restauran dan caf.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan kriteria desain
sebuah
restauran
dan
caf
yang
dapat
menghemat
energi
dengan
2 PERTANYAAN PENELITIAN
1. Dimana lokasi cafe yang dijadikan obyek penelitian ?
2. Bagaimanakah layout
desain
pengunjung
3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Membuat kriteria desain caf yang baik dan memenuhi performa
Green desain terutama aspek Penghawaan dan pencahayaan alami di
kota Bandung
4 KAJIAN TEORI
4.1 Pengertian Cafe dan standar desain Cafe yang baik
Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam
pcraturan ini yang dimaksud dengan yangsaha Jasa Pangan adalah : Suatu
usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang
dikelola secara komersial.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang
persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah "satu
jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan
yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan
minuman bagi umum di tempat usahanya."
menurut Marsum (1994)restoran adalah suatu tempat atau bangunan
yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggrarakan pelayanan
yang baik kepada semua tamunya baik berupa makanan dan minum.
dan menurut Marsum (1994) salah satu tipe restoran adalah Cafetaria
atau cafe: adalah suatu restoran kecil yang mengutaman penjualan cake
(kue-kue), sandwidch (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas
dan tidak menjual minuman beralkohol.
kemudian dalam point 5, dalam aspek energi, dibagi lagi kedalam 9 poin
penilaian
1. Heating, Cooling, ventilation
2. Water Heating
3. Misc
4. Lighting
5. kitchen equipment - cooking
6. kitchen equipment - refrigeration
7. annual maintenance
8. office equipment
9. on-site energy production
Dalam penelitan kali ini, kami akan memperkecil cangkupan bahasan
terutama dalam poin 1 dan 4, yaitu Heating, Cooling, dan ventilation serta
Lighing. Dalam bahasan penilitian ini karena kedua keriteria ini sangat
berkaitan dengan kriteria penilitian yang kami ambil.
Max
Programmable thermostat
GreenPoints
3
3.75
3.75
3.25
The following 3 standards apply to central air, unitary, and multisplit air
conditioners:
CEE Tier 2
CEE Tier 1
Energy Star
4.75
4.25
3.75
The following 3 standards apply to central air, unitary, and multisplit heat
pumps:
CEE Tier 2
4.75
CEE Tier 1
4.25
Energy Star
3.75
4.75
3.75
3
10.5
7
3.75
3.75
3.75
3.75
3.75
3.75
3.75
3.75
curtain)
Exceed ASHRAE standard for roof and wall insulation 5.25
EE4. LIGHTING
LED and LEP lamps
CCFL (cold cathode)
Energy Star compact fluorescent lamps (CFLs)
Conventional compact fluorescent lamps (CFLs)
High efficiency halogens - lumens per watt greater
than 20
T5 and high efficiency T8 lamps (meet CEE Reduced
Wattage Spec)
T8 lamps meet CEE High Performance T8
Specifications
Conventional T8 lamps
3.75
3.75
3.75
3.75
Max
GreenPoints
18
13
8.5
7.5
5.25
4.25
3.75
2.5
2.25
beberapa
faktor
tertentu.
Pada
hasil
penelitian
ditemukan indikasi yang menunjukan perbedaan suhu di dalam ruangan 56oC lebih rendah daripada suhu di luar ruangan pada siang hari. (Tetsu
Kubota, Doris Hooi, 2013).
akan
meningkat
seiring
dengan
bangunan.
Bangunan rumah toko tradisional china yang memiliki courtyards
memiliki sistem pendinginan yang sama dengan konsep Modern
Terrace Houses . Namun sebenarya konsep courtyards dari Rumah toko
tradisional china ini dapat menghasilkan efek sistem pendinginan
alami yang lebih baik pada malam hari daripada Modern Terrace
Houses yang memiliki sistem night ventilation walaupun jendela di
tutup. (Tetsu Kubota, Doris Hooi, 2013).
Mengutip dari Archdaily, Konsep awal dari bangunan ini menurut permintaan
dari klien adalah bangunan yang mudah dirakit ataupun dibongkar kembali,
4.5 Kriteria desain caf yang baik dan memenuhi performa Green
4.6 Rekomendasi Desain Cafe
pada setiap