Anda di halaman 1dari 8

GANGGUAN KESEIMBANGAN

KELOMPOK 14

STEP 1
1. paralisis nervus fasialis
a. kehilangan fungsi cranial ke 7 untuk struktur wajah, kepala dan leher
2. vertigo
a. perasan berputar-putar
b. suatu ilusi gerakan. Perasaan seperti lingkungan /tubuhnya sendiri berputar
3. audiometri
a. pengukuran ketajaman pendengaran untuk frekuensi yg bervariasi dari gelombang suara
4. vestibulometri
a. pengukuran keseimbangan tubuh
STEP 2
1. anatomi alat keseimbangan
2. fisiologi keseimbangan
3. faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan dan orientasi tubuh
4. pemeriksaan keseimbangan
5. macam-macam gangguan keseimbangan
a. vertigo
i. macam-macam vertigo
ii. penyakit yang berhubungan dengan vertigo
1. labirintitis
2. meniere
iii. patofisiologi
b. nistagmus
i. macam2 nistagmus
ii. penyakit yang berhubungan dengan nistagmus
iii. patofisiologi
c. campuran vertigo dan nistagmus
i. penyakit yang berhubungan dengan vertigo dan nistagmus
ii. patofisiologi
6. paralisis nervus facialis
a. anatomi
b. gejala
c. etiologi
d. diagnosis
e. terapi
7. macam2 gangguan pendengaran
a. Tinitus
i. Etiologi
ii. gejala
iii. etiologi
iv. diagnosis
v. terapi
b. Kurang pendengaran (etiologi, gejala, terapi,diagnosis)
i. Tuli konduktif
ii. Tuli perseptif
iii. Tuli campuran

STEP 3
1. anatomi alat keseimbangan
a. labirintus ossea
i. vestibulum
ii. koklea
iii. canalis semisirkularis
iv. MAI

2.

3.

4.

5.

b. L.membranacea
i. L.cochleris
ii. L.vestibularis
fisiologi keseimbangan
gerakan kepala cairan endolimfe dalam skala media koklea ke labirin silia rambut dalam
membran basilaris menekuk perubahan permeabilitas membran sel ion kalium masuk ke sel
depolarisasi sel merangsang pelepasan neurotransmiter eksitator meneruskan impuls sensoris
melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak
faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan dan orientasi tubuh
a. input sensorik dari reseptor vestibuler
b. organ visual =mata
c. proprioseptif
pemeriksaan keseimbangan
a. uji Romberg
berdiri lengan dilipat di dada mata ditutup
pada orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik,
b. uji berjalan
jalan ditempat 50 langkah bila tempat berubah lebih dari 1 meter dan badan berputar lebih
dari 30 derajat gangguan
c. ENG
d. Posturografi
e. vestibulometri
macam-macam gangguan keseimbangan
a. vertigo
i. macam-macam vertigo
1. vertigo spontan = tanpa ada rangsangan
2. vertigo posisi = karena adanya perubahan posisi kepala
3. vertigo kalori = pada waktu pemeriksaan kalori
ii. penyakit yang berhubungan dengan vertigo
1. labirintitis (radang pada labirin)
etiologi : OMK., kolesteatom, mastoiditis, trauma
gejala : vertigo, kurang pendengaran, tumpah/mual, keringat dingin, perasaan
takut mati (jika parah)
a. macam2
i. sirkumskripta
ii. difusa
1. serosa
2. purulenta
iii. laten
2. meniere
a. definisi : kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui mempunyai
gejala khas gangguan pendengaran, tinitus dan serangan vertigo
b. gejala klinis : vertigo disertai muntah, kurang pendengaran, tinitus
menetap, rasa penuh di telinga
3. herpes zooster oticus
4. trauma
5. tumor = neuroma acustica
6. penyakit autoimun pd telinga
7. penggunaan obat ototoksik
iii. patofisiologi
b. nistagmus
i. macam2 nistagmus
gerakan bola mata yang kian kemari terdiri dari 2 fase: cepat (reaksi kompensasi) dan
lambat (reaksi vestibuler terhadap rangsangan)
1. posisi
2. spontan
3. kalori
ii. penyakit yang berhubungan dengan nistagmus
iii. patofisiologi
c. campuran vertigo dan nistagmus
iv. penyakit yang berhubungan dengan vertigo dan nistagmus

v. patofisiologi
6. paralisis nervus facialis
a. anatomi
n VII batang otak tulang temporal otot2 wajah
komponen motoris : otot wajah kecuali levator palpebra superior
komponen sensoris : mensarafi 2/3 anterior lidah
komponen parasimpatis : persarafan pada glandula lakrimalis, glandula
submandibula, glandula lingualis
b. gejala
i. wajah tidak simetris saat menggembungkan pipi/mengernyutkan dahi
c. etiologi
i. trauma
ii. infeksi
iii. tumor
iv. kongenital
v. gangguan pembuluh darah
vi. idiopatik : Bells palsy
d. diagnosis
i. pemeriksaan fungsi motor
ii. gustometer : menentukan ambang kecap
iii. schirmer : meletakan kertas lakmus pd inferior konjungtiva menghitung sekresi
kelenjar lakrimalis
e. terapi
i. hantaran ringan : antiedeme dan vasodilatansia, neurotronika
ii. hantaran berat : operatif segera dengan dekompresi n.VII transmastoid
7. macam2 gangguan pendengaran
a. Tinitus (perasaan mendengar bunyi tanpa ada rangsang bunyi dari luar)
i. Macam
1. objektif
2. subjektif
ii. Etiologi
1. infeksi
2. penggunaan obat
3. trauma
iii. diagnosis
1. audiometri
2. garputala
3. suara berbisik
4. ENG
iv. terapi
b. Kurang pendengaran (etiologi, gejala, terapi,diagnosis)
i. Tuli konduktif
1. kelainan telinga luar dan tengah. Biasanya penyakit OMA, OMK, osteoma
liang telinga
2. diagnosis : lateralisasi ke telinga yang sakit (tes weber), Rinne (-), tes
schwabach memanjang
ii. Tuli perseptif
1. macam : koklea dan retrokoklea
2. kelainan telinga dalam seperi labirintitis
3. tes weber : lateralisasi ke telinga sehat, Rinne (+), schwabach memendek
iii. Tuli campuran
1. campuran antara tuli konduktif dan perseptif
STEP 4

...
GANGGUAN TELINGA

GANGGUAN PENDENGARAN

TINITUS

KURANG PENDENGARAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN

VERTIGO

NISTAGMUS

STEP 5
8. anatomi alat keseimbangan
9. fisiologi keseimbangan
10. faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan dan orientasi tubuh
11. pemeriksaan keseimbangan
1. Uji Fungsi vestibuler sederhana yang meliputi:
a. Uji Romberg
Uji ini dapat untuk mengetahui adanya gangguan fungsi keseimbangan sekaligus untuk
membedakan apakah gangguan fungsi tersebut berasal dari serebelum (Sistem Saraf
Pusat) atau Vestibuler (Sistem Saraf Perifer).
Cara Kerja
Probandus berdiri (alas kaki/sepatu dilepas) dengan kedua kaki dirapatkan. Kedua
belah tangan sebaiknya dilipat di depan dada, untuk mengurangi pengaruh faktor
keseimbangan proprioseptif (dari ekstremitas atas). Mula-mula kedua mata terbuka
kemudian tertutup. Biarkan probandus pada posisi tersebut selama 20-30 detik
Interpretasi Uji Romberg
i. Normal:dapat berdiri tegak lebih dari 30 detik.
ii. Gangguan Keseimbangan Perifer (Vestibuler) bila: pada mata tertutup probandus
goyang menjauhi garis tengah kemudian kembali tegak lagi, pada keadaan kedua
mata terbuka badan probandus tetap tegak
iii. Gangguan keseimbangan pusat (Serebeler) bila: badan probandus akan goyang
menjauhi garis tengah pada mata terbuka ataupun tertutup
b. Uji jalan Tandem (Tandem gait)
Uji ini juga untuk mengetahui adanya gangguan fungsi keseimbangan sekaligus untuk
membedakan apakah gangguan fungsi tersebut berasal dari serebelum (Sistem Saraf
Pusat) atau Vestibuler (Sistem Saraf Perifer)
Cara Kerja Uji Jalan Tandem
Probandus berjalan lurus ke depan (tanpa alas kaki/sepatu dilepas) dengan tumit kaki
kiri/kanan diletakkan (menyentuh) ujung jari kaki kanan/kiri secara bergantian. Kedua
mata dalam keadaan terbuka
Interpretasi Uji Jalan Tandem
Orang Normal: akan dapat berjalan lurus ke depan dan tidak menyimpang, goyang
atau jatuh

Pada Kelainan Vestibuler: Perjalanan probandus akan menyimpang

Pada Kelainan Serebelar: Probandus akan cenderung jatuh.

c. Uji Tunjuk Barany


Uji ini Untuk mengetahui gangguan keseimbangan vestibuler kanan atau kiri

Cara Kerja Uji tunjuk Barany


Tangan kanan probandus lurus ke depan dg jari telunjuk ekstensi. Pemeriksa juga
melakukan hal yang sama dan berdiri di depan probandus, dg jari telunjuk pemeriksa
dan probandus bersentuhan. Selanjutnya probandus disuruh mengangkat tangan
tersebut ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh jari telunjuk pemeriksa. Hal
ini dilakukan berulang-ulang mula-mula dg kedua mata terbukakedua mata tertutup.
Interpretasi Uji tunjuk Barany

Orang Normal akan dapat menyentuh jari telunjuk pemeriksa tanpa terjadi
penyimpangan.

Pada kelainan vestibuler akan terjadi penyimpangan ke arah lesi (ipsilateral)


d. Uji Unterberger (modifikasi tes berjalan/Stepping Test)
Uji ini untuk mengetahui adanya gangguan fungsi keseimbangan vestibuler.
Cara Kerja Uji Unterberger
Probandus (tanpa menggunakan alas kaki) dengan kedua lengan lurus ke depan
disuruh berjalan di tempat sebanyak 50 langkah (kurang lebih dalam 1 menit) dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin. Amati apakah ada pergeseran ke samping dan
perputaran arah.
Interpretasi Uji Unterberger
o Normal: dapat berjalan dengan baik tanpa adanya pergeseran ke samping/perputaran
arah.
o Probandus mengalami gangguan keseimbangan bila tempat bergeser lebih dari 1 meter
dan terjadi perputaran arah lebih dari 30 derajat.
o Pada kelainan Vestibuler: Posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dg
gerakan spt melempar cakram (kepala & badan berputar ke arahlesi dg lengan sisi lesi
turun dan yg lainnya naik). Terdapat Nistagmus fase lambat ke arah lesi.
2. Uji khusus Oto-Neurokoklogis yang terdiri atas:
a. Tes Dix Hallpike
Uji ini bertujuan untuk menentukan apakah lesi (kelainannya) bersifat sentral atau
perifer (Vertigo sentral atau perifer)
Cara Kerja Uji Dix Hallpike
Probandus duduk di tempat tidur dg posisi kedua tungkai lurus ke depan. Selanjutnya
penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat, shg kepalanya menggantung 45
derajat di bawah garis horizontal, kemudian kepalanya dimiringkan ke kanan dan ke
kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus
Interpretasi Uji Dix Hallpike
Vertigo Perifer (Vertigo posisional benigna) bila:
o Vertigo non Nistagmus timbul 2-10 detik setelah rangsangan (kepala probandus
diputar), hilang dlm kurun wkt < 1 menit setelah rangsangan,hilang/berulang
bila tes diulang beberapa kali.
Vertigo sentral bila:
o Vertigo dan Nistagmus muncul sejak rangsangan dilakukan (tanpa ada periode
laten), berlangsung > 1menit, tdk berkurang atau menghilang meskipun
rangsangan sdh diulang beberapa kali.
b. Tes Kalori
Uji ini dapat membedakan adanya gangguan keseimbangan sentral (lesi di Sistem Saraf
Pusat)/Directional preponderance dan perifer (lesi di labirin atau N.VIII)/canal paresis
Cara Kerja Tes Kalori
Probandus berbaring dengan kepala fleksi 30 derajat, shg kanalis semisirkularis lateral
dlm posisi vertikal. Kedua telinga dirigasi bergantian dg air dingin (30OC)dan air
hangat (44OC) masing2 selama 40 dtk & jarak setiap irigasi 5 menit. Catat lama
Nistagmus yang terjadi sejak permulaan irigasi sampai nistagmus hilang (normal 90150 dtk)

Interpretasi Tes Kalori


Normal: Nistagmus berlangsung selama 90-150 dtk
Kelainan/abnormal: Nistagmus berlangsung lebih dari 150 dtk
Canal Paresis: abnormalitas ditemukan pada 1 telinga, baik setelah rangsang air dingin
maupun hangat
Directional preponderance: Abnormalitas ditemukan pada kedua telinga

12. macam-macam gangguan keseimbangan


a. vertigo
i. macam-macam vertigo
ii. penyakit yang berhubungan dengan vertigo
1. labirintitis
2. meniere
iii. patofisiologi
b. nistagmus
i. macam2 nistagmus
ii. penyakit yang berhubungan dengan nistagmus
iii. patofisiologi
c. campuran vertigo dan nistagmus
i. penyakit yang berhubungan dengan vertigo dan nistagmus
ii. patofisiologi
13. paralisis nervus facialis
N. Fasialis merupakan saraf kranial terpanjang yang berjalan di dlm tulang, shg sebagian
besar kelainan n. fasialis terletak di dlm tulang temporal.
Kelumpuhan saraf fasial atau istilah populernya muka mencong merupakan gejala
kelumpuhan otot-otot wajah yang tampak pada waktu penderita berbicara dan dalam
keadaan emosi.

a. anatomi
b. gejala
c. etiologi
Kongenital Irreversibel
Infeksi (neuritis bakterial/viral.Contoh: herpes)
Tumor (Tumor telinga & Tumor Parotis)
Trauma (Fraktur pars petrosa os Temporal)
Gangguan pembuluh darah(trombosis arteri karotis,arteri maksilaris,& arteri serebri
Media)

Idiopatik (tdk diketahui penyebabnya)

d. diagnosis
e. terapi
Pada kasus dg gangguan hantaran ringan & fungsi motor masih baik pengobatan
ditujukan untuk menghilangkan edema saraf dg memakai obat-obat: anti edem,
Vasodilatansia, dan Neurotonika.
Pada kasus dg gangguan hantaran berat atau sudah terjadi denervasi total tindakan
operatif segera harus dilakukan dg teknik dekompresi N VII transmastoid.
14. macam2 gangguan pendengaran
a. Tinitus
i. Etiologi
ii. gejala
iii. etiologi
iv. diagnosis
v. terapi
b. Kurang pendengaran (etiologi, gejala, terapi,diagnosis)
i. Tuli konduktif
ii. Tuli perseptif
iii. Tuli campuran

Anda mungkin juga menyukai