Anda di halaman 1dari 4

Bakteri Metanogen

Posted on Maret 31, 2012by ofalnaufal

BAKTERI METANOGEN
Pendahuluan
Bakteri metanogen termasuk salah satu golongan Archaebacteria selain halofilik, dan
termofilik, sesuai dengan nama golongannya Archaebacteria merupakan
mikroorganisme yang tahan hidup di daerah ektrim seperti perairan dengan kadar
garam tinggi (halofil) contoh Halobacterium, serta daerah dengan temperatur tinggi
seperti hydrothermal vent (extreme thermofil) contoh Sulfolobus, Pyrodictium. Bakteri
metanogen bersifat anaerob obligat, terbagi menjadi tiga group. Group I
Methanobacterium dan Methanobrevibacter , Group II meliputi Methanococcus, dan
Group III termasuk genera Methanospirillum dan Methanosarcina . Semuanya ada di
lingkungan air tawar yang anaerob seperti sedimen serta pada saluran pencernaan
hewan. Ciri-ciri khusus kelompok metanogen adalah : Autotrofik atau heterotrofik :
energi yang dihasilkan dari oksidasi hydrogen / format / asetat dengan pembentukan
metan. Morfologi sel : bola, batang, spiral. Motil karena flagella kutub atau non
motil. Gram negatif atau positif. Anaerobik. Beberapa spesies termofilik. Habitat :
saluran gastrointestinal pada binatang, endapan pada lingkungan akuatik, dan limbah.
Ordo , Family , dan Genus Ordo : Metanobacteriales Famili : Metanobacteriaceae
Kelompok dan genus bakteri metanogen antara lain Methanobacterium formicicum,
Methanobacterium thermoautotrophium, Me thanococcus vanielli, Methanomi crobium
mobile, Methanospirillium hungatei, Methanosarcina barkeri, dan Methanothrix sp.
Identifikasi , Media dan Cara Isoloasi
Identifikasi bakteri metanogen dapat dilakukan dengan mengkultivasi bakteri
metanogen dalam medium selektif dengan kondisi anaerob, Metanogen tergolong
archaebacteria dengan struktur dinding sel yang tidak memiliki peptidoglikan sehingga
resisten terhadap agen yang dapat menghambat pembentukan peptidoglikan dan
antibiotik cukup efektif digunakan untuk seleksi antara bakteri methanogen dan bakteri
non methanogen. Bakteri Metanogen adalah Bakteri penghasil gas metana dan
termasuk bakteri yang sangat sensitif biasanya dikelompokkan ke dalam bakteri gram
positif dan merupakan bakteri tidak motil. Antibiotik yang dapat digunakan adalah

vancomycin yang efektif untuk menghambat pembentukan dinding sel serta kanamycin
yang dapat menghambat sintesis protein.(Nakatsugawa,1992). Analisis bakteri
metanogen dilanjutkan dengan analisis produksi gas metan dengan menggunakan Gas
Kromatografi atau gas analizer. Identifikasi bakteri metanogen secara mikroskopik telah
dikaji sejak era tahun 70an. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ronald W. Mink dan
Patrick R.Dugan (1978) menunjukkan bahwa bakteri metanogen dapat diidentifikasi
secara mikroskopis dengan menggunakan mikroskop fluoresens. Secara fisiologi bakteri
metanogen memiliki suatu substansi yang disebut F420, yaitu suatu koenzim yang
dapat terabsorpsi dengan kuat pada panjang gelombang 420 nm (Ronald,1978), dengan
adanya koenzim F420 dalam keadaan terreduksi menyebabkan bakteri ini dapat
memancarkan sinar fluoresens berwarna hijau kebiruan ketika disinari oleh sinar
ultraviolet pada panjang gelombang tertentu dan dapat membedakannya dengan
bakteri non metanogen. Fungsi dari koenzim F420 adalah sebagai pembawa elektron
pada proses metabolisme yaitu pada proses metanogenesis. (Michael,1989). Peranan

Bakteri metanogen dapat dimnafaatkan sebagai media biogas dan biogas dimanfaatkan
sebagai sumber energi alternatif untuk keperluan rumah tangga, sebagai pengganti
minyak tanah, kayu bakar, dan elpiji. Bahan baku pembuatan biogas berupa senyawasenyawa organik yang terdapat pada limbah kotoran ternak (sapi, ayam, kambing),
limbah organik rumah tangga dan pasar, limbah pertanian (jerami, sekam, bonggol
jagung), limbah organik industri (ampas tebu, ampas tahu), dan limbah kotoran
manusia. Setiap bahan baku memiliki perbedaan karakter sehingga akan menghasilkan
kuantitas dan kualitas biogas yang berbeda. Arkhaebakteria metanogen secara alami
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: air bersih, endapan air laut, sapi,
kambing, lumpur, kotoran anaerob ataupun TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selama
beberapa tahun, masyarakat pedesaan di seluruh dunia telah memanfaatkan limbah
pertanian dan peternakan yang mereka miliki menjadi bahan bakar gas. Pada
umumnya, biogas dimanfaatkan pada skala rumah tangga. Namun tidak menutup

kemungkinan untuk dimanfaatkan pada skala yang lebih besar (komunitas). Beberapa
keuntungan bagi rumah tangga dan komunitas antara lain: 1. Mengurangi penggunaan
bahan bakar lain (minyak tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas 2.
Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil sampingan 3. Menjadi
metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan mengurangi pembuangan
sampah ke lingkungan (aliran air/sungai) 4. Meningkatkan kualitas udara karena
mengurangi asap dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar
minyak/kayu bakar 5. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi
yang menguntungkan dalam jangka panjang Dalam reaktor biogas juga dihasilkan
limbah cair yang mengandung nitrogen dan senyawa organik lain yang bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk (1 liter limbah cair biogas setara dengan 20 gr urea yang
dilarutkan dalam 1 liter air). Kandungan utama biogas adalah metana, karbondioksida,
sebagian kecil gas lain (gas nitrogen, hidrogen, karbonmonoksida dan uap air). Gas
metana dalam jumlah besar membuat biogas mudah terbakar dan dapat digunakan
sebagai sumber energi alternatif.

Anda mungkin juga menyukai