Penelaahan mengenai organisme untuk menetapkan suatu sistem klasifikasi yang mencerminkan
dengan sebaik-baiknya semua kesamaannya dan kelainannya itu dinamakan taksonomi.
- Klasifikasi Mikroorganisme
Taksonomi ialah ilmu mengenai klasifikasi atau penataan sistematik organisme ke
dalam kelompok atau kategori yang disebut taksa (tunggal : takson). Kegiatan pengklasifikasian,
penamaan, dan pengidentifikasian disebut sistematika mikrobe. Proses tersebut yaitu :
1. Taksonomi (klasifikasi), yaitu penataan teratur unit-unit ke dalam kelompok satuan yang lebih
besar.
2. Nomenklatur, yaitu penamaan satuan-satuan u=yang dicirikan dan dibatasi oleh klasifikasi.
3. Identifikasi, yaitu penggunaan kriteria yang ditetapkan untuk klasifikasi dan nomenklatur
tersebut di atas untuk mengidentifikasi mikroorganisme dengan membanding-bandingkan ciriciri yang ada pada satuan yang belum diketahui dengan satuan-satuan yang sudah dikenal.
Sistem klasifikasi ialah mengelompokkan organisme dengan sedemikian rupa, sehingga
mencerminkan semua kesamaan maupun perbedaannya. Sebelum tahun 1700, para ahli biologi
memisahkan dunia kehidupan menjadi 2 (dua), yaitu Animalia dan Plantae. Tahun 1750-an
Carolus Linnaeus seorang naturalis dari Swedia, membagi lagi kedua dunia tersebut menjadi
pengelompokan yang dapat diidentifikasi dan yang berkerabat. Dimana skema Lennaeus ini
masih digunakan sampai sekarang yaitu nomenklatur sistem biner (dua bagian).
-
Spesies adalah satuan atau kelompok dasar dalam semua sistem klasifikasi organisme,
termasuk mikroorganisme. Spesies didefinisikan sebagai suatu kelompok individu yang
berkerabat dekat yang:
1. Dapat dibedakan dari individu-individu kelompok lain yang serupa
2. Semuanya dapat saling dipertangkarkan (interbreeding) dengan anggota-anggota lain dalam
kelompok tersebut.
-
Sistem klasifikasi biologi didasarkan pada hierarki taksonomi atau penataan kelompok
atau kategori yang menempatkan spesies pada satu ujung dan dunia di ujung lainnya dalam
urutan sebagai berikut :
Spesies, yaitu sekelompok organisme berkerabat dekat (untuk tujuan kita jasad renik) yang
individu-individunya di dalam kelompok itu serupa dalam bagian terbesar ciri-cirinya.
Genus, yaitu sekelompok spesies yang serupa.
Famili, yaitu sekelompok genus yang serupa.
Ordo, yaitu sekelompok famili yang serupa.
Kelas, yaitu sekelompok ordo yang serupa.
Filum atau divisi, yaitu sekelompok kelas yang berkerabat.
Awal tahun 1900 para ahli botani dan zoologi membuat suatu peraturan yang diterima
secara internasional untuk penamaan organisme dan diikuti oleh para biologiwan di semua
negara, dengan tujuan agar memperoleh penamaan yang konsisten dan seragam bagi organisme.
Sandi Internasional untuk Nomenklatur Zoologi untuk pertama kali diterbitkan pada tahun 1901,
sedangkan Sandi Internasional untuk Nomenklatur Botani untuk pertama kali terbit pada tahun
1906. Tahun 1947 Gabungan Internasional Perhimpunan Mikrobiologi memakai Sandi
Internasional untuk Bakteri dan Virus. Dimana pada saat ini dikenal dengan Kode Internasional
Nomenklatur Bakteri, secara sinambung dimodifikasi dalam suatu usaha untuk memperbaiki dan
menjelaskan peraturan dan pengaturannya. Edisi yang paling mutakhir diterbitkan pada tahun
1975.
-
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prinsip Nomenklatur
Beberapa prinsip umum yang mendasari sandi-sandi dalam zoologi, botani, dan
bakteriologi yaitu :
Setiap macam organisme yang nyata disebut sebagai spesies.
Spesies ditandai dengan kombinasi biner Latin, dengan tujuan untuk memberinya label yang
seragam dan dipahami secara Internasional.
Nomenklatur organisme diatur oleh organisasi pengawas internasional yang sesuai the
Internasional Association of Microbiological Societies.
Hukum prioritas menjamin penggunaan nama sah tertua yang tersedia bagi suatu organisme.
Nama yang pertama diberikan kepada mikroorganisme itulah nama yang benar, asalkan
mengikuti prosedur yang semestinya.
Penunjukkan kategori diperlukan untuk klasifikasi organisme.
Kriteria ditetapkan untuk pembentukan dan publikasi nama-nama yang baru.
Nama Ilmiah dan Nama Umum
Beberapa contoh organisme yang disebut dengan nama umum dan nama ilmiah, yaitu :
NAMA UMUM
NAMA ILMIAH
Anjing
Canis familiaris
Lalat rumah
Musca domestica
Oak putih
Quercus alba
Kapang roti
Neurospora crassa
Gonokokus
Neisseria gonorrhoeae
Basil tuberkulosa
Mycobacterium tuberculosis
Keuntungan menggunakan nama-nama umum ialah untuk memudahkan dalam
berkomunikasi yang lebih efektif antara dokter dan pasien.
-
Dua perkembangan yang relatif baru telah muncul untuk digunakan dalam taksonomi
mikrobe dengan berbagai cara akan membuat keputusan-keputusan yang lebih obyektif. Kedua
taksonomi itu adalah :
1. Tasonomi Numeris
Taksonomi numeris sering disebut juga taksonomi komputer. Taksonomi numeris
mensyaratkan tersedianya sejumlah besar informasi mengenai mikroorganisme yang
bersangkutan, sebanyak mungkin informasi mengenai ciri-ciri yang tidak berkaitan yang
mungkin diperoleh. Setiap ciri diberi bobot yang sama dalam membentuk taksa.
Taksonomi numeris mempunyai dua keuntungan. Pertama, dapat dibuat objektif yaitu
prasangka (bias) taksonomiwan tidak terbawa di dalam prosedur, sehingga hasilnya tidak terbuka
untuk dipertentangkan. Kedua, bahwa hasil penemuannya dapat diulang-ulang yaitu
taksonomiwan yang lain yang mengikuti prosedur yang sama dengan data yang sama akan
memperoleh hasil yang sama pula.
2. Taksonomi Genetik
Bahan genetik bakteri yaitu DNA. Derajat kekerabatan atau kesamaan DNA pada
berbagai mikroorganisme dapat ditentukan dengan percobaan hibridisasi. Dalam teknik ini
utasan tunggal DNA mikroorganisme dipertemukan dengan utasan tunggal DNA
mikroorganisme yang lain. Derajat kembali utasan-utasan tunggal ini mencerminkan derajat
kesamaannya.
-
Contoh yang menggambarkan sifat beberapa perubahan yang terjadi dalam penataan
taksonomi, yaitu:
Bergeys manual of Determinative Bacteriology, edisi ke 8 (1974) merupakan sumber
informasi yang secara umum diterima bagi taksonomi bakteri. Diterbitkan tahun 1923, dengan
memasukkan berbagai jumlah spesies untuk berbagai genus.
Beberapa ahli mikrobiologi yang bekerja dalam bidang taksonomi disebut sebagai
pemecah, mereka menetapkan spesies-spesies baru berdasarkan perbedaan-perbedaan yang
kecil saja diantara kelompok yang berkerabat. Mikrobiologi lain yang menekuni taksonomi
dinamakan pemersatu, mereka tidak menganggap perbedaan-perbedaan kecil itu cukup untuk
mendirikan spesies-spesies yang baru.
2. Ukuran Bakteri
Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan satuan
micron (diberi symbol huruf m), seperti pada pengukuran virus.
Bakteri yang biasa diteliti di laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5 2 m lebarnya dan
1 5 m panjangnya. Ukuran-ukuran yang menyimpang dari ketentnuan tersebut banyak pula.
Pada dasarnya bakteri yang umurnya 2 sampai 6 jam memiliki ukuran lebih besar dari pada
bakteri yang umurnya lebih dari 24 jam. Dahulu, pengukuran ini dilakukan dengan jalan
membandingkan ukuran butir darah merah, yang pada waktu itu sudah diketahui besarnya.
Sekarang pengukuran yang lebih tepat dilakukan dengan alat micrometer yang diletakkan pada
lensa okuler, dan skala yang terdapat pada micrometer ini dibandingkan dengan micrometer yang
diletakkan pada kaca objektif (stage micrometer). Di samping itu, bidang penglihatan dapat
ditaksir dari pembesaran yang diperoleh dari mikroskop yang digunakan, seperti yang terlihat
pada Tabel berikut:
Lensa Objektif Perbesaran Diameter bidang penglihatan
Objektif 16 mm (2/3 in) 100 2,10 mm
Objektif 4 mm (1/6 in) 440 0,40 mm
Obejktif rendam minyak 1,8 mm (1/12 in) 950 0,20 mm
B. STRUKTUR SEL BAKTERI
Dalam pembahasan ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai struktur sel prokariotik dan
struktur sel eukariotik untuk dijadikan sebagai perbandingan secara strukturnya.
Beberapa perbedaan sel prokariotik dan eukariotik secara struktur selnya terdapat dalam table
berikut ini.
Cirri Pembeda Sel prokariotik (Bakteri) Sel eukariotik
Dinding sel + - / +
Membrane sitoplasma (Membran sel) + +
Bagian sitoplasma:
- Retikulum endoplasma
- Badan golgi
- Mitokondria
- Ribosom
- Kloroplas
- vakuola
- Mesosom
- Mikrotubulus
- Miktofilamen
+
+
+
+
+
+
+/+
+
+
Bahan nucleus (dibatasi membrane) - +
Flagella + + / Silia + + / Pada tiap tingkatan, struktur sel prokariotik lebih sederhana dari pada sel eukariotik dengan
kekcualian, yaitu dinding sel mungkin lebih kompleks.
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel
bermembran seperti kloroplas dan mitokondria.
Berikut akan disajikan susunan sel bakteri, berturut-turut dari dinding sel, membrane sitoplasma,
dan sitoplasma.
1. Dinding Sel
Dinding sel dari suatu bakteri menentukan bentuk sel. Dinding sel bakteri amat kaku sehingga
memungkinkan bakteri mengatasi kosentrasi osmosis yang sangat berbeda-beda dan sitoplasma
tidak dapat mengembang melampaui batas dinding yang kaku itu.
Meskipun dinding sel bersifat permeable terhadap molekul-molekul yang besar tetapi enzim sel
nuclease dan fosfatase dapat tertahan, karena enzim-enzim ini terperangkap dalam periplasma,
yaitu daerah antara dinding dan membrane sel. Spesifitas imunologis sel seringkali disebabkan
karena komponen-komponen kimia dari dinding sel tersebut. Beberapa komponen dari dinding
sel seperti asam teikoat dan lipopolisakarida melindungi sel dari kegiatan lisis enzim, sedangkan
zat-zat lain menentukan reaksi sel pada pengecatan Gram dan ada pula yang menarik dan
mengikat bakteriofage.
Kekakuan dan kekutan dinding sel ini terutama disebabkan oleh serat-serat yang kuat yang
umumnya tersusun dari heteropolimer yang disebut peptidoglikan atau mukopeptida, tetapi juga
disebut glikopeptida, muropeptida, glikosamino-peptida, mukokompleks, murein dan
sebagainya. Serat-serat ini membentuk anyaman yang kuat. Anyaman ini tidak merupakan
struktur yang padat (solid), sehingga tidak menghalangi masuknya air, zat-zat makanan seperti
mineral, glukosa, asam amino dan bahkan molekul-molekul organic yang lebih besar.
Bakteri dapat dikelompokkan sebagai bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative
berdasarkan responnya terhadap pewarnaan Gram.
Lapisan Peptidoglikan
Merupakan polimer kompleks yang teridi atas 3 bagian, yaitu:
a. Rangka dasar, terdiri atas rangkaian asam N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat yang
disusun berselang seling.
b. Rantai samping, terdiri atas tetrapeptida yang melekat pada asam N-asetilmuramat.
c. Sambungan silang, yang terdiri atas seperangkat peptide yang identik.
Semua rantai peptidoglikan memiliki hubungan silang satu sama lain, yang menunjukkan bahwa
tiap lapisan peptidoglikan merupakan suatu molekul raksasa. Pada bakteriGram positif, terdapat
40 lapisan peptidoglikan yang merupakan 50% dari bahan dinding sel, sedangkan pada bakteri
Gram negative hanya satu atau dua lapisan peptidoglikan sekitar 5 10% dari bahan dinding sel.
Berikut hasil analisis dari dinding sel yang menunjukkan perbedaan antara susunan dinding sel
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative:
No Gram positif Gram negative
1. Komponen terbesar terdiri dari peptidoglikan atau mukopeptida Terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan dalam adalah mukopeptida
b. Lapisan luar terdiri dari lapisan:
1) Lipopolisakarida
2) Lipoprotein
2. Pada beberapa bakteri terdapat asam teikoat Tidak ada asam teikoat
3. Mukopeptida mengalami lisis oleh enzim Lisozim melunakkan dinding sel, deterjen
mengadakan disorganisasi dinding itu dengan merusak lapisan lipida.
4. Dinding sel tebal, 25 30 nm Dinding sel tipis, 10 15 nm
Fungsi dari dinding sel bakteri dapat kita simpulkan sebagai berikut:
a. pelindung terhadap tekanan osmosis
b. pembelahan sel
c. biosintesis bagi dirinya sendiri
d. dinding sel merupakan determinan dari antigen permukaan bakteri
e. sebagai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik (lipopolisakarida)
2. Membran Sitoplasma
Membran sitoplasma disebut juga membrane sel. Komposisi membrane sitoplasma terdiri atas
fosfolipid dan protein. Membran tersebut sangat penting untuk sel dan mempunyai fungsi utama,
yaitu sebagai beruikut:
a. Memelihara tekanan osmosis
Memelihara tekanan osmosis intraseluler, artinya membrane sel bertindak sebagai penyangga
osmotic (osmotic barrier) dan tidak permeable terhadap zat-zat yang mengion dan zat yang tidak
mengion yang molekulnya tidak lebih besar dari gliserol.
b. Sistem transport aktif
Sistem transport aktif berfungsi untuk mengeluarkan enzim ekstraseluler dan zat-zat untuk
mempelopori pembentukan dinding sel serta mengatur pemasukan garam-garam esensial, asam
amino, dan gula-gula yang molekulnya lebih besar. Tiap system transport mempunyai fungsi
yang sangat khusus untuk suatu zat tertentu, misalnya sel dapat mengangkut fruktosa tetapi
maltosa tidak. Enzim-enzim ini seringkali disebut permeases.
c. Menyediakan tempat untuk reaksi utama enzim
Menyediakan tempat untuk reaksi-rekasi utama enzim yang berhubungan dengan metabolisme
energi. Jika merman sel itu diperiksa secara tersendiri tampak ada partikel-partikel kecil yang
bergagang pendek melekat pada sel. Partikel-partikel ini menyerupai partikel-partikel yang
ditemukan dalam mitokondria pada sel-sel eukariotik dan mengandung aktivitas ATP-ase.
Sebelah luar membrane sitoplasma terdapat ruang periplasma, dalam ruang ini pada beberapa
bakteri terdapat enzim degradatif. Jadi, molekul-molekul besar yang melalui dinding sel dapat
dipecah di tempat ini menjadi gula sederhana, asam amino, dan sebagainya yang kemudian
diangkut melalui membrane sel dengan system transport.
Akhir-akhir ini para ahli mikrobiologi tertarik pada suatu struktur semacam membrane yang
letaknya intraseluler yang diberi nama mesosom (mesos=tengah; soma=badan). Mesosom ini
adalah invaginasi dari membrane sitoplasma dan pada beberapa bakteri ada daerah-daerah di
mana membrane ini mengalami diferensiasi. Pada bakteri Gram negative, mesosom jarang
ditemukan, dan bila ada hanya merupakan lipatan sederhana dari membrane sitoplasma, sehingga
bila dinding sel hilang oleh pengaruh lisozim dan diletakkan dalam lingkungan hipotonis
sehingga terbentuk sferoplas (bentuk sel yang bulat dan akan pecah bila diletakkan dalam
lingkungan yang hipotonis), mesosom itu menghilang menjadi membrane sitoplasma yang rata.
Sebaliknya, mesosom pada bakteri Gram positif tampak jelas dan banyak. Selain itu merupakan
bagian dari membrane sitoplasma, bentuknya seperti vesika atau tubulus, sehingga bila
diperlakukan dengan lisozim dalam larutan sedikit hipotonis tampaknya seperti tubulus yang
menonjol keluar sferoplas.
Mesosom dianggap mempunyai fungsi tertentu dalam pembelahan sel dan dalam pembentukan
endospora.
Zat-zat antibakteri yang mempengaruhi membrane sitoplasma adalah sebagai berikut:
- deterjen, yang mengandung gugus lipofilik dan hidrofilik akan merusak membrane sitoplasma
dan mematikan sel bakteri.
- antibiotic, yang secara khusus mengganggu fungsi biosintesis selaput membrane sitoplasma,
bentuknya tidak teratur dan terikat kuat. Kadang-kadang tampak dengan replikasinya pada yang
sedang aktif membelah. Filamen sirkuler DNA semacam ini pada umumnya disebut komosom
bakteri.
6. Spora (Endospora)
Beberapa bakteri dapat membentuk spora, seperti pada bakteri Gram positif. Spora pada bakteri
adalah endospora, yang merupakan suatu badan yang refraktil terdapat dalam induk sel dan
merupakan suatu stadium istirahat dari sel tersebut. Endospora memiliki tingkat metabolisme
yang sangat rendah sehingga dapat bertahan hidup sampai bertahun-tahun tanpa memerlukan
sumber makanan dari luar. Bila diletakkan dalam medium pembiakan yang sesuai, spora itu
mengadakan germinasi dan menjadi sel vegetatif yang sanggup tumbuh dan bermultiplikasi
seperti biasa.
Endospora tidak mudah dicat, tahan terhadap pemanasan, pengeringan, dan terhadap bahan kimia
yang beracun. Pembentukan endospora terbatas pada beberapa genus saja, terutama dari genus
Bacillus dan Clostridium yang berbentuk batang. Sifatnya terhadap pengecatan Gram adalah
Gram positif atau gram variable pada biakan tua.
Proses pembentukan endospora secara singkat dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filament dan invaginasi membrane sel di dekat satu
ujung sel untuk membentuk suatu struktur yang disebut bakal spora.
b. Pembentukan sederatan lapisan yang menutupi bakal spora, yaitu korteks spora diikuti dengan
selubung spora berlapis banyak.
c. Pelepasan spora bebas seraya sel induk mengalami lisis.
Sedangkan proses perkecambanhan spora menjadi sel vegetatif adalah sebagai berikut:
a. aktivasi spora dengan panas atau pengusangan
b. berkecambah
c. pertumbuhan menjadi sel vegetatif.
Struktur dan sifat-sifat endospora adalah sebagai berikut:
a. Inti, merupakan protoplas spora yang mengandung nucleus yang lengkap, semua komponen
aparat pembuat protein, dan suatu system penghasil energi berdasarkan glikolisis.
b. Dinding spora, merupakan lapisan dalam yang mengelilingi membrane dalam pada spora yang
mengandung peptidoglikan.
c. Korteks, merupakan lapisan paling tebal pada pembungkus spora yang mengandung
peptidoglikan yang istimewa dan peka terhadap lisozim dan tahan terhadap panas.
d. Pembungkus, terdiri atas protein yang menyerupai keratin yang mengandung banyak ikatan
disulfide intermolekul. Sifat tidak tembus lapisan ini menyebabkan spora relative tahan terhadap
zat-zat kimiawi antimikroba.
e. Eksosporium, merupakan selaput lipoprotein yang menagndung beberapa karbohidrat.
7. Flagel (Flagellum)
Flagel bakteri merupakan alat tambahan sebagai alat penggerak pada sel yang menyerupai
benang dan seluruhnya terdiri atas protein, dengan garis tengah 12 30 nm. Ada 3 jenis susunan
falgel, yaitu monotrika (falgel tunggal terdapat pada kutub), lofotrika (falgel pada kutub yang
multiple), atau peritrika (falgel terdapat di seluruh sisi sel).
8. Fili (Fimbria)
Banyak bakteri Gram negative memiliki tonjolan pada permukaan sel yang kaku yang
dinamakan fili (rambut) atau fimbria (daerah pinggir). Fili lebih pendek dan lebih halus dari pada
flagel, dan terdiri atas subunit-subunit protein yang disebut pilin.
mencegah masuknya bakteri, ragi, protozoa dari luar. Bila ekologi normal vagina terganggu,
misalnya sedang minum antibiotic untuk mengobati infeksi di bagian lain tubuh, maka dapat
menghambat Lactobacillus vagina, sehingga organisme lain dapat berkembang, seperti
Trichomonas yang dapat berakibat vaginitis (leucorrhoea = keputihan).
Suatu organisme untuk menjalankan parasitisme secara baik harus sanggup hidup di dalam atau
pada inang tanpa menimbulkan reaksi pada inang untuk mempertahankan diri, reaksi ini tidak
dapat diatasi oleh parasit itu. Jika dalam hubungan ini tidak tampak kerusakan yang berarti pada
inang, maka hubungan ini dapat dipandang sebagai komensalisme dan bentuk hubungan
semacam ini yang paling biasa ditemukan pada hubungan anatara manusia dan
mikroorganisme.Jika inang memberikan reaksi yang keras karena masuknya parasit tersebut,
maka dapat terjadi tiga kemungkinan sebagai jalan ke luar dari hubungan itu, yaitu:
a. parasit dapat terbunuh atau dikeluarkan
b. inangnya terbunuh
c. sifat invasi dan patogenitas dari parasit dengan mekanisme pertahanan inang mencapai
keseimbangan.
Dalam hal yang disebut terakhir, parasit dan inang hidup dalam koeksistensi damai atau dalam
keadaan gencatan senjata. Jika keseimbangan ini terganggu masing-masing merupakan aggressor
yang potensial bagi yang lain. Infeksi terjadi bila parasit sanggup menyusup atau melalui batas
pertahanan inang dan hidup di dalamnya. Infeksi tidak selalu harus menghasilkan penyakit. Jika
pada inang itu jelas tampak dan dirasakan adanya kerusakan oleh parasit itu, terjadilah penyakit
dan parasit ini disebut pathogen primer.
Suatu parasit dapat langsung menyusup atau menembus mekanisme pertahanan normal suatu
badan yang sensitive dan sehat serta menimbulkan suatu infeksi, tanpa bantuan apa-apa. Ada
pula yang hanya dapat melalui mekanisme pertahanan normal itu karena alat pertahanan itu telah
lebih dahulu dirusak oleh sebab lain, sehingga parasit menggunakan kesempatan ini (oportunis)
menginfeksi inang 9tua usia, luka, lama menderita sakit keracunan). Dalam hal ini parasit itu
disebut pathogen sekunder, misalnya stafilokokus yang normoal ditemukan dalam hidung dan
kulit orang sehat. Jika organisme ini dapat kesempatan masuk ke dalam aliran darah atau
jaringan dalam, dapat menghasilkan infeksi yang serius.
Dalam hubungan inang-parasit, tidak berarti bahwa ini harus selalu merusak inang. Sebaliknya
banyak interaksi antara inang-parasit tidak menghasilkan penyakit, jadi infeksi itu tetap laten
atau biasa disebut infeksi subklinis.
Hubungan antara parasit dan inang ditentukan oleh kedua pihak, dari parasit menginginkan
tempat hidup dan merusak inang sedangkan inangnya sendiri berusaha dengan segala mekanisme
pertahanannya untuk melawan proses tersebut.
Di antara sifat-sifat yang dibawa parasit itu ialah infektivitas, daya invasi, patogenitas, dan
toksigenitas. Jika kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit itu sudah cukup besar maka
menimbulkan gangguan pada inang sehingga timbul apa yang dinamakan penyakit.