PENDAHULUAN
A. TINJAUAN UMUM
Geologi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyelidiki lapisan-lapisan batun yang ada
dalam kerak bumi.
Sebagai salah satu ilmu kebumian, geologi mempelajari segala sesuatu yang mencakup
berbagai aspek gejala, proses, dan mekanisme ataupun sifat-sifat yang ada di permukaan
bumi dengan hubungan sebab-akibat dalam lapisan kulit bumi. Untuk itu diperlukan
pengetahuan deskriptis dan logika penalaran yang benar.
Dalam suatu proses perkembangan bumi selalu dikontrol oleh dua kekuatan besar yang
terus-menerus berlangsung dengan tiada berkeputusan, yaitu kekuatan asal luar (tenaga
eksogen) dan tenagga asal dalam (tenaga endogen). Kedua kekuatan itulah yang
menyebabkan bentuk roman muka bumi mampu berubah-ubah sepanjang sejarah geologi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM
Maksud praktikum geologi fisik adalah merupakan salah satu syarat kurikulum semester
II di Jurusan Teklnik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan praktikum geologi fisik adalah agar dapat memahami berbagai aspek dasar kajian
ilmu kebumian (ilmu geologi khususnya).
C. MATERI PRAKTIKUM
Materi praktikum yang diharapkan dapat terpenuhi secara komprehensif, antara lain
meliputi :
1. Pengenalan Mineral
2. Pengenalan Batuan Beku
3. Pengenalan Batuan Sedimen
4. Pengenalan Batuan Metamorf
5. Pengenalan Fosil
6. Peralatan Geologi Lapangan
7. Pengenalan Peta Topografi
8. Aplikasi Peta Topografi Terhadap Morfologi & Struktur
(Pengantar Geomorfologi & Geologi Foto + Geologi Struktur)
BAB
DASAR-DASAR MINERALOGI
A. Pengertian
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral,
atau benda padat homogen, yang mempunyai rumus kimia tertentu dan biasanya
terbentuk oleh proses alam secara anorganik.
Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang meerupakan bentuk
persenyawaan (Leet & Judson, 1969)
Mineral sebagai unsur bebas (elemen), contoh:
Cu
Au
Fe
Ag
S
C
C
Cumprum
Aurum
Ferrum
Argentum
Sulfur
Carbon
carbon
Coper
Gold
Iron
Silver
Sulfur
Diamond
Graphite
Tembaga
Emas
Besi
Perak
Belerang
Intan
Grafit
Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan mineral allotropi yaitu mineral
yang mempunyai rumus kimia dan sifat-sifat kimia yang sama, tetapi mempunyai
sifat fisis yang berbeda. Mineral sebagai bentuk persenyawaan (compounds) dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Persenyawaan Oksida :
SnO2 = Casiterite
H2O = Air
Al2O3 = Corundum
Fe3O4 = Magnetite
Fe2O3 = Hematite
2. Persenyawaan Silfida :
Cu2S = Calcosite
Fe S2 = Pyrite
PbS = Galena
ZnS = Spalerite
3. Persenyawaan Karbonat :
CaCO3
= Calsite
Ca,Mg ( CO3 ) = Dolomit
Mg CO3
= Magnesite
4. Persenyawaan Sulfat :
CaSO4
= Anhydrite
CaSO4 2H2 = Gypsum
6.
((Al,Fe)2 O3)x).
Triclinic=Triklin: mempunyai 3 sumbu a,b dan c; di mana abc; a,b dan c
saling tidak tegak lurus. Contih: Albite (Na(AL Si 3O8)), anorthite
5.
(Ca(Al2Si2O8).
Cerat (Streak)
Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk bubuk, ini dapat didapatkan
dengan cara menggoreskan mineral pada keping porselin atau ditumbuk. Cerat
yang mempunyai warna yang tetap walaupun warna mineral berubah-ubah.
Contoh: Cerat hematit merah kecoklatan, cerat augite abu-abu hijau, cerat
6.
orthoklas putih.
Kilap/Kilat (Luster)
Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang
diterimanya. Dibagi dua kelompok:
a. Kilap logam (metallic luster)
Contoh: Galena, pyrite, magnetite, chalcopyrite.
b. Kilap bukan logam (nonmetallic luster)
Contoh: Kilap intan (adamatic luster): Intan. Kilap kaca (vitreous luster):
Quartz, Calcite. Kilap sutera (silky luster): Asbestos. Kilap damar (resinous
luster): Sphalerite. Kilap mutiara (pearly luster): Dolomite. Kilap lemak
Skala
Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mineral
Talc (H2Mg3(Si O3)4)
Gypsum (Ca SO4 2H2O)
Calcite (Ca CO3)
Fluorite (Ca F2)
Apatite (Ca F2 Ca2(PO4)2)
Orthoclase (K Al Si3O8)
Quartz (SiO2)
Topas (Al2SiO2(FOH)2)
Corundum (Al2O3)
Diamond (C)
Rumus
hapalan
Tal
Gip
Cal
Flu
Ap
Or
Kuar
Top
Cor
Dia
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka dibawah ini akan disajikan
beberapa standar kekerasan sebagai berikut; kuku jari = 2,5 uang logam tembaga
= 3; pisau baja = 5,5 6; pecahan kaca jendela = 5,5 6.
8. Berat Jenis (Spesific Garvite)
Cara pengukuran berat jenis suatu mineral ada beberapa macam cara anata lain:
dengan Piknometer, gelas ukur, atau neraca air.
Secara umum pengukuran berat jenis adalah:
1. Mineral ditimbang, misal x gram
2. Mineral di dalam air ditimbang, misal y gram
Berat mineral berat volume air = vol butir mineral tsb.
Berat x
BJ=
Berat x Berat y
BAB
PENGENALAN
BATUAN BEKU
Batuan adalah bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat/kumpulan
mineral yang telah mengeras. Batuan di alam ada 3 macam yaitu batun beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf. Untuk bab 3 khusus dibahas batuan beku.
A. Pendahuluan
Batuan beku adalah penyusun bumi terbesar, terjadi karena pembekuan/pendinginan
magma jauh dibawah permukaan bumi, dekat permukaan atau di peermukaan bumi.
Batuan beku yang terbentuk jauh dari permukaan bumi disebut batuan beku plutonik,
yang dekat dengan permukaan bumi disebut batuan beku hypabisal, sedang batuan beku
yang terbentuk di permukaan bumi disebut batuan beku volkanik.
B. Cara Pemerian Batuan Beku
Diskripsi batuan beku meliputi:
1. Tekstur
2. Struktur
3. Komposisi
< 1mm
1 5 mm
6 30 mm
>30 mm
Fine
Medium
Coarse
Very Coarse
Fenokris
(mineral
sulung)
dalam
kecil
masa
dasar/matrik gelas
c) Poilikitik: Fenokris diinklusi oleh mineral lain yang lebih kecil.
d) Glomeroporphyritic: Fenokris mengumpul.
2. Struktur, terlihat jelas dilapangan, sedangkan yang dilihat di laboratorium adalah:
a. Masif: tidak berlobang atau ada struktur aliran
b. Vasikuler: berlubang oleh pelepasan gas, lubang tertur
c. Skoria: berlubang besar tidak teratur
d. Amigdalodial: lubang gas terisi mineral
e. Xenolitis: batuan beku diinklusi pecahan batuan lain.
3. Komposisi mineral, didasarkan pada 3 macam:
a. Berdasarkan terbentuknya terdiri dari :
1) Mineral utama (Essential mineral): mineral penentu penamaan batuan.
Contoh: Kuarsa, felsfar, mika, amphibol, piroksin, atau olivin.
2) Mineral sekunder (Secondary mineral): mineral yang terbentuk dari mineral
primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal atau metamorfisme.
Contoh: Kalsit, serpentin, klorit, serosit atau koalin.
3) Mineral tambahan (Accessorys mineral): mineral yang terbentuk oleh
kristalisasi magma (kehadiran mineral ini 5%). Contoh: hematit, magmatit,
kromit, apatit, zikron, rutil, atau ilmenit
b. Berdasarkan terang-gelap warna dibagi menjadi asam dan basa
1) Mineral asam (Felsic): Kaya akan silika dan alumina,warna cerah, mineral
cerah: kuarsa, feldspar (ortoklas), feldspar (plagioklas), atau muscovit (mika
putih)
2) Mineral basa (Mafic): Kaya akan basi, magnesium dan kalsium, warna
gelap, contoh: biotit (mika hitam), piroksin (augit), amphibol (hornblende)
atau olovin.
Perkacualian : Dunit (batu beku basa; warna terang) dan Obsidian (batu beku
asam; warna gelap)
c. Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan silika
No
Jenis
batu Kandungan
1.
2.
3.
4.
beku
Asam (acid)
Itermediate
Basa (basic)
Ultrabasa
silika
>66 %
52 66 %
45 52 %
<45 %
Mineral-mineral yang menyusun batuan beku menurut Bowen tersusun dalam urutan kristalisasi
yang terkenal dengan nama Seri Reaksi Bowen.
Diskontinu
Kontinu
Anortit
Olivin
Bitownit
Ultra Basao
1200 C
Piroksen
Labradorit
Plagioklas
Andesin
Amfhibol
Oligoklas
Biotit
900o
Albit
Alkali Feldsfar
500oC
Muskovit
Kuarsa
Asam
Batuan
Intermediet:
(Piroksen-Hornblende-Plag,
Hornblende-Plag,
BAB
PENGENALAN
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan terbesar nomor dua setelah batuan beku. Kebanyakan tersingkap
di permukaan bumi. Sehingga seakan-akan batuan sedimen lebih banyak dari batuan beku.
A. Pendahuluan
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi hancuran batuan lain
(dentritus) atau karena hasil proses kimiawi maupun biokimiawi.
Dibagi menjadi 2 macam berdasarkan atas asalnya:
1. Batuan sedimen klastik (testur klastik): batuan sedimen yang tersusun oleh hasil
hancuran (fragmen) bauan lain yang sudah ada terlebih dahulu (bauan asal) baik dari
batuan beku, sedimen, maupun metamorf. Umumnya telah mengalami transportasi
atau perpindahan.
2. Batuan sedimen nonklastik (testur nonklastik): bauan sedimen yang tersusun oleh
hasil reaksi tertentu, baik bersifat anorganis, biokimiawi, atau biologis. Umumnya
merupakan hasil litifikasi dari kolid, maka akan merupakan massa batuan yang
kristalin dan berbutir seragam, dan belum mengalami transportasi atau perpindahan.
B. Cara Penerian Batuan Sedimen Klastik
Pemerian batuan sedimen klastik didasarkan pada:
1. Tekstur
2. Komposisi mineral
3. Struktur
1. Tekstur meliputi:
a. Ukuran butir (grain size) dalam pemerian ukuran butir memakai skala yang
dibuat oleh Wentworth (1922).
Besar butir
(mm)
256
128 256
64 128
32 64
16 32
8 16
4 8
2 4
1 2
1/2 1
1/4 1/2
1/8 1/4
1/16 1/8
1/32 1/16
1/64 1/32
1/128 1/64
1/256 1/128
1/512 1/256
1/1024 1/512
1/1024
Nama fragmen
Boulder/bongkah
Large couble/brangkal
Small couble
Very large pebble
Lerga pebble/kerikil
Medium pebble
Small pebble
Granule
Very coarse sand
Coarse sand
Medium sand
Fine sand
Very fine sand
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
Clay
Medium clay
Fine clay
Nama batuan
Breksi/
Konglomerat
Pasir/
Batupasir
Lanau/
Batulanu
Clay/lempung/
Batulempung
1. Tekstur, meliputi:
a. Amorf (tidak kristalin)
b. Kristalin, didasarkan pada skala Wentworrth (1922)
Nama butiran
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus
BAB
PENGENALAN
BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh perubahan tekanan dan temperatur yang
tinggi dalam kulit bumi dari batuan yang sudah ada, perubahan ini akan menimbulkan perubahan
tekstur, strukrtur, dan komposisi mineral. Faktor-faktor penyebab terjadinya metamorfosisime
adalah panas/temperatur/suhu, tekanan (pressure), tegangan (stress), shear, dan akivitas pelarutan
secara kimia.
Jenis-jenis metamorfose:
Metamorfose
Tingkat rendah
Metamorfose
Tingkat sedang
Serpih
Slate/Batusabak
Sekis
Batuan Asal
Metamrfose
Tingkat tinggi
Gneiss
Berbutir keras:
Granit, Konglomerat, dan Gneiss
Gnaiss
Berbutir sedang:
Tuff, Basal, Batupasir, Serpih, Sekis, Sekis
Slate
Berbutir halus:
Felsit, Serpih, Tuff, Lanau
Batugamping dan Dolomit
Batupasir kuarsa
Slate
Marmer
Kuarsit
BAB
PENGENALAN FOSIL
A. Pendahuluan
Definisi fosil adalah sisa/jejak/bekas hewan/tumbuhan yang hidup pada masa geologi
yang lampau yang terawetkan/tertimbun/tersimpan secara alamiah. Batas antara masa
lampau dan masa kini adalah pada awal holosen, atau kira-kira 11.000 tahun yang lalu.
Bagian ilmu geologi yang menguraikan penyelidikan dan interpretasi fosil adalh
paleontologi.
Penggunaan fosil yang sangat penting yaitu:
Untuk menentukan umur relatif suatu batuan dan menentukan keadaan lingkungan dan
ekologi batuan pada waktu terbentuknya.
Suatu makhluk hidup potensial menjadi fosil karena 2 faktor, yaitu: bahwa makhluk
hidup itu mempunyai bagian yang sangat keras dan terawetkan/tersimpan dalam batuan
sedimen atau material yang berbutir halus.
B. Jenis-jenis fosil
Berdasarkan tipe pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Fosil tidak terubah, semuua bagian organisme atau hewan yang terawetkan, baik
yang linak maupoun yang keras. Contoh: mammoth yang terawetkan di dalam es di
Siberia.
2. Fosil yang mengalami perubahan, dapat berupa:
a. Permineralisasi, fosil yang dimana pori-porinya terisi oleh mineral sekunder.
b. Replacement (penggantian), mineral sekunder mengganti semua material fosil.
Hasilnya hampir sempurna seperti jiplakan fosil asli.
c. Rekristalisasi, fosil yang sebagian atau keseluruhan material mengalami
rekristalisasi.
3. Fosil berupa fragmen, berupa fragmen dalam batuan sedimen yang dapat berubah
dan tidak berubah.
4. Fosil berupa jejak/bekas, fosil tidak hanya sisa kehidupan, tetapi juga jejak dari
kehidupan, sebagai tanda adanya kehidupan antara lain:
a. Mold, Cast, dan Imprint
Mold adalah cetakan dari fosil, cetakan luar diseb ut external mold, cetakan
dalam disebut internal mold.
Cats adalah mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk jiplakan fosil
aslinya secara kasar, bagian luar disebut external cats, bagian dalam disebut
internal cats.
Imprint adalah jejak di mana organisme terjebak dalam sedimen halus dan
dapat meloloskan diri.
b. Track, Trail, dan Burrow
Track dan Trill jejak pada permukaan organisme pada batuan sedimen lunak
yang berupa tapak dan seratan.
Burrow Jejak pemggalian lubang oleh organisme.
c. Coprolite. Kotoran hewan yang terdosilkan dan dapat dipakai untuk
mengetahui tempat/lingkungan hidupnya.
d. Fosil kimia jejak asam organik yang tersimpan dalam batuan prakambrium.
C. Cara Pengamatan Fosil
Fosil yang terdapat di alam mempunyai ukuran yang beragam, dari yang besar hingga
kecil, sehingga perlu alat untuk melihatnya.
Cara pengamatan dibagi 2 cara:
1. Makropaleontologi, pengamatan tidak perlu alat bantu(mikroskop)
2. Mikro paleontologi, pengamatan perlu menggunakan mikroskap.
Pada dunia organik kahidupan di alam dibagi menjadi 2 kelompok besar (kingdom) yaitu
animal/binatang dan plant/tumbuhan.Kerajaan besar ini dibagi lagi menjadi bagianbagian yang lebih kecil dengan urutan:
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
Spesies
Semakin ke bawah semakin banyak pembagiannya.
BAB
PENGENALAN PERALATAN
GEOLOGI LAPANGAN
Dalam melakukan pekerjaan lapangan seorang geologiawan harus mengeahui alat-alat geologi
lapangan. Yang paling utama adalah palu dan kompas. Palu digunakan untuk memecahkan
sempel batuan. Palu geologi ada dua jenis, palu batuan sedimen beratnya 0,7 1,2 kg, dan palu
batuan beku beratnya 1,8 kg. Peralatan lain adalah tas, peta, pita ukur, lensa pembesar, buku
catatn lapangan, penggaris, busur derajat,dab botol untuk larutan HCL. Peraltan lain yang
kadang-kadang diperlukan seperti altimeter, pedometer, dan stereoskop saku, dan tidak lupa
bekal makanan.
A. Kompas geologi
Ada beberapa model antara lain kompas Brunton (amerika), kompas Meridian (swiss),
kompas Chaix Universelle (prancis), dan kompas Silva (swedia).
Dipakai untuk menentukan arah, kemiringan lereng, kedudukan struktur perlapisan,
bidang sesar, bidang kekar, foliasi dan masih banyak lagi. Bagian kompas yang selalu ada
pada kompas geologi yang baik adalah lingkaran derajat, jarum kompas, dan klinometer.
Kompas yang sering dipakai oleh kita adalah kompas brunton yang lingkaran derajatnya
dibagi 0o 360o anka 0o pada north (n), angka 90o pada east (e), angka 180o pada south
(s), angka 270o pada west (w) tipe ini disebut tipe azimuth.
1. Mengatur deklinasi, deklinasi adalah sudut yang terbentuk oleh Utara magnetik
(Magnetic North) dan Utara sebenarnya (True North), untuk itu kompas harus di
koreksi. Koreksinya adalah putar lingkaran derajat sebesar deklinasi yang ada pada
peta tempatkan pada indek pin. Yang mula-mulanya pada angka mungkin 0o.
TN
N
MN
E
W
S
2. Menentukan bearing, adalah arah kompas dari satu titik ke titik yang lainnya. Kompas
brunton, bearing ditunjukkan oleh arah sighting arm dan besarnya dapat dibaca pada
jarum Uutara kompas. Untuk membaca bearing dengan teliti, ada tiga hal yang harus
diperhatikan: (1) kompas harus dalam keadaan paras (level); (2) titik pandang harus
terpusat tepat pada objeknya; (3) jarum kompas harus terletak mendatar. Prosedur
pengukuran: (1) kompas dibuka hingga cermin, terbuka dan keluarkan sighting arm;
(2) pegang kompas sepinggang dan arahkan pada ojek; (3)masukkan objek pada
sighting arm yang berimpitan dengan axial line; (4) usahakan kompas dalam keadaan
level (masukkan gelembung air ke bulls eye); (5) baca jarum Utaranya.
3. Menentukan jurus dan kemiringan bidang, jurus adalah garis yang dibentuk oleh
perpotongan bidang mendatar dan permukaan bidang yang diukur, sedangkan
disebut palu sedimen dengan berat 0,7 1,2 kg. Mempunyai kenampakan hampir sama
tetapi pada salah satu mata palunya mempunyai ujung yang pipih, ini digunakan untuk
mencongkel batuan yang lunak.
C. Peta Lapangan
Peralatan yang sangat perlu setelah kedua alat di atas adalah peta lapangan. Peta yang
yang digunakan biasanya adalah peta topografi yang mempunyai skala peta 1:25.000 atau
1:50.000.
D. Peralatan Lain
Adalah tas untuk tempat bekal dan catatan lapangan, lensa pembesar denagn pembesaran
5x dan 35x, larutan HCl 0,1 mol, dan alat lain yang diperlukan.
BAB
PENGENALAN
PETA TOPOGRAFI
Peta topograpi adalah suatu peta yang memperlihatkan kedaan bentuk, penyebaran roman
muka bumi dan demensinya.
A. Roman muka bumi ( earth features), meliputi:
1. Relief: perbedaan tingi rendah suatu tempat dengan tempat yang lain pada
suatu daerah dan juga curam atau landainya kemiringan lereng ( slope) yang
ada. Contoh;
gawir-gawir.
2. Pola aliran / pola penyaluran/ drainage/ drainage pattrern:
Pola didepinisikan sebagai suatu keragaman didalam bentuk (shape), ukuran
(size) dan penyebaranya (distribution). Pola aliran emliputi jalan jalan air
yaitu kenampakan sungai, danau, rawa atau laut.
a. Dentritik( biasanya terdapat didaerah bebatuannya seragam denga
lampiran batuan yang horizontal)
b. Pararel
bersangkutan.
2. Nomor lembar peta/ indeks peta, ditilis pada bagian atas peta.
Contoh:
Peta topografi sekala 1:25.000; nomor lembar peta 43/XLI-a
Peta topografi sekala 1:50.000; nomor lembar peta 43/XLI-B
Peta topografi sekala 1:100.000; nomor lembar peta 43/XLI
3. Sekala peta, yaitu angka yang menunukkkan perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak sebenarnay dilapangan. Jarak yang dukur pada peta adalah merupakan
jarak horizontal, sehingga untuk mengetahui jarak yang sebenarnya harus dilihat
kemiringan lerengnya.sekala peta biasanya ditulis di bagian bawah peta.
a. Sekala fraksional ( refresentative praction skale) (RF): yaitu sekala yang
ditinjukkan dalam perbandingan bilangan pecahan. Kejelekkannya bila peta
diperbesar/ diperkecil aka menjadi tidak sesuai. Contoh; sekala 1:25.000,
sekala 1:50.000.
b. Sekala grafis (graphika scale): yaitu sekla yang ditunjukkan denag sebuah
garis yang dibagi dalam sebuah segmen-segmen. Kebaikannya bila peta
diperkecil, maka sekalanya ikut menggecil.
c. Sekala verbal ( verbal scale) yaitu sekala yang dinyatakan dengan satuan
jarak. Contoh: 1cm=10 km atau 1 inci=1mile
4. Arah utara, petunjuk arah utara dapat dilihat pada sisis kiri bawah bagian bawah
peta. Dalam hal ini dikenal 3 macam arah Utara yaitu;
a. Arah Utara sebenarnya ( true nort/TN): adalah arah yang sesuai denag arah
utara geografis 9 sumbu bumi0.
b. Arah Utara magnetik( magnetik north/MN) adalah arah yang sesuai dengan
arah utara kutub magnet bumi dan biasanya ditunjukkan denagn arah Utara
c.
jarum kompas.
Arah Utara kotak (grid north (GN): arah yang sesuai dengan arah Utara
tepi peta.
magnetik.
di buata.
lapangan dari hasil sketsa, keteranagan ini sangat penting untuk memperkirakan
7.
topografi.
8. Edisi peta. Ini diperlukan untuk mengetahui kapan ( tahun/ bulan) pembuatan
9.
didalam peta tersebut. Contoh peta propinsi DIY,A. Kabupaten Sleman dan B.
C.
Kabupaten bantul
Cara Pengambaran Relief, ada 4 cara dala peta topografi:
1. Garis kontur, garis yang menghubngkan titik-titik pada permukaan bumi yang
mempunyai tinggi sama dengan garis pembanding pada permukaan bumi.
2. Garis hechures, garis lurus yang ditarik dari titik tinggi, kearah titik yang lebih
rendah di sekitarnya. Makin curam suatu pereng, makin rapat garis garaisnya. Ini
digunakan pada peta yang tidak memerlukan ketelititan tinggi, terutama pada peta
yang bersekala kecil.
cara
tidak saling
berpotongan/bercabang, tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang
bernilai lain, akan rapat pada lereng yang curam/merenggang pada lereng yang landai,
akan meruncing kearah hulu bila melaluiilembah/ sungai, dan pada daerah depresi/
cekungan mempunyai garis kontur diberikan tanda sisir.
F. Pembuatan Propil Topografi
Terdapat: section linr ( garis yang menunjukkan arah perofil pada peta), end line ( garis
partikel yang membatasi bagian kiri dan kanan suatu perifil), dan base line ( batas bawah
dari suatu suatu profil/ garis horizontal). Berdsarkan berbandingan antara sekala vartikel
denga sekala horizontal terbagi 2 macam yaitu: (1) profil normal( profil yang bersekala
vartikel=sekla hirizontal) dan (2) profil eksagrasi/exsaggratid profile( perofil dengn sekla
pertikel> sekala horizontal).
BAB
9
PENGENALAN
GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang ilmu arsitektur
batuan, terutama yang diakibatkan oleh depormasi. Deformasi disebabkan oleh adanya gaya
yang bekerja pada tubuh suatu batuan. Gaya yang bekerja dapat dibagi menjadi 4 macam:
1. Tansion, gaya yang cendrung menarik pada arah yang berlawanan pada suatu garis.
2. Compression, gaya yang cendrung menekan pada arah yang berlawanan pada suatu garis.
3.
Ouple, terdiri dari 2 gaya yang sama, dan bekerja pada arah berlawan dalam bidang yang
Elastic
Elastic
limit
Plastic
Rupture
Fracture
3 TAHAP DEPORMASI
Struktur Geologi yang ada di alam ada 3 bentuk :
1.
2.
3.
A.
Kekar (Joint)
Sesar (Fault) dan
Lipatan (Folt)
Kekar (Joint)
Adalah retakan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan
oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi, atau pengurangan/hilang tekanan, dan tidak
ada pergeseran. Kekar merupakan struktur batuan yang paling banyak dijumpai karena
pembentukannya tidak mengenal waktu. Kekar dikelompokkan pada 2 kelompok yaitu:
1. Kekar sistematik adalah kekar yang terbentuk oleh arah tertentu dan biasanya
berpasangan.
2. Kekar tak sistematik adalah kekar yang terbentuk oleh segala arah/acak dan tidak
berpasangan.
Kekar sistematik biasanya mempunyai dimensi ruang atau ukuran. Berdasarkan ukuran
kekar dibagi menjadi:
1. Micro joint ukuran 1 inci.
2. Mayor joint, dapat dilihat contoh setangan.
3. Master joint, ukurannya 100 feet.
Berdasarkan cara terjadinya kekar dapat dipisahkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Tension joint, kekar yang terbentuk akibat tarikan
2. Shear joint, kekar yang terbentuk akibat tekanan
3. Release joint, kekar yang terbentuk akibat pengurangan/hilangnya tekanan.
B. Sesar (Fault)
Adalah rekahan yang telah mengalami pergeseran. Ciri utama sesar adalah arah gerakan
yang berbeda sejajar dengan permukaan retakan. Pergeserannya dari beberapa cm sampai
kilometer. Kedudukan sesar ditentukan oleh strike dan dip yang diukur pada bidang sesar,
sama seperti pada waktu mengukur strike dan dip perlapisan dan kekar. Bagian-bagian
dari sesar adalah:
Strike, adalah garis horisontal yang merupakan perpotongan bidang horisontal dengan
bidang vertikal yang tegak lurus strike.
Dip, adalah sudut antara permukaan horisontal dengan bidang sesar diukur dalam bidang
vertikal yang tegak lurus strike.
Hade, sudut antara bidang sesar dan bidang vertikal.
Hanging Wall, blok yang terletek di atas bidang sesar.
Footwall, blok yang terletak di bawah bidang sesar.
Fault line (Fault trace or fault outcrop), perpotongan sesar dengan permukaan bumi,
berupa garis lurus atau melengkung.
Bidang sesar, bidang yang terbentuk akibat adanya rekahan yang menglami pergeseran.
Klasifikasi sesar didasarkan pada geometri dan secara genetic. Ada 5 jenis klasifikasi
berdasarkan geometri yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan rake of net slif (rake dari net slip).
(strike
slip
fault/wrench
fault),Sesar
dengan
pergerakan sejajar strike sesar , komponen dip slipe lebih kecil dibanding dengan
komponen strike slipe
Ciri utama sesar, khususnya sesar normal yang mempunyai dip besar adalah adanya
serap. Pada peta topograpi, scrap yang diakibatkan sesar terlihat garis kontur yang lurus
dan rapat,dan dibawahnya mata air, atau danau kecil didasar fault scarp, terutama pada
blok-blok sesar miring ( sesar bongkah).
C. LIPATAN (Fold)
Adalah salah satu jenis yang paling umum dari deformasistruktur yang ditemukan dalam
rangkain pegunungan komplik dan sedikit terdefoemasi pada dataran rendah dan plateau
struktur lipatan ( kompresi), atau dapat disebabkan oleh gaya yang arah nya vartikel.
Antiklin.adalah lipatan yang cembung keatas dengan sayap sayap yang miring
menjauhi sumbu. Antiklin dicirikan oleh batuan paling tua dalam inti atau pusat.
Sinklin. Adaalh lipatan yang cekung , menghadap keatas denagan sayap-sayapnya yang
miring kearah sumbu dan dicirikan oleh batuan paling muda di pusat.
Secara ideal subu lipatan horizontal,tapi biasanya miring condong yang disebut plunge
( penunjaman). Lipatan menunjam yang tererosi membentik pola singkatan zig-zag yang
khas atau pola singkapan berbentuk huruf V.
BAB
10
PENGANTARA GEOMORFOLOGI
A. Pendahuluan, geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentagalan atau bentuk
ruman muka bumi yang terjadi karena adanya kekuatan kekuatan yang bekerja dari luar
dan dalam bumi.
perkembagan
tersebut,
proses
oksogen
yan
bekrja
dan
tingkat
perkembangannya.
B. Proses Geomorfik, semua peribahan pisika dan kimia yang memberikan efek yang
berpariasi pada bentuk roma muka bumi. Proses geomorfik dibedakan menjadi:
1. Proses eksogenik. Proses yang bekerja pada dalam bumi dan mempengaruhi bentuk
bentegalam yang terjadi. Proses ini debedakan menjadi dua , yaitu:
a. Agradasi, proses pembentkkan bentuk-bentuk positif atau pengendapan.
b. Degradasi, proses pembentukkan bentuk negatif atau perendahan permukaan
tanah. Proses ini degradasi terdiri dari 3 proses utama, yait: pelapukan, erosi,
gerakan tanah.
Proses eksogenik yang bekerja dipermukaan buni dikerjakan oleh agen geomorfik,
yaitu media alam yang mengerjakan dan mengangkut material pada permukaan
bumi, agen geomorfik terdiri dari : angin, air, es.
2. Proses endogenik, peroses dari dalam bumi terdiri dari:
a. Diastropisme, proses deformasi besar-besararan dari dlam bumi. Proses ini
dibedakan menjadi:
1. Efirogenetik, yaitu pengangkatan dan penurunan kontinen atau subkontinen.
2. Orogenik, yaitu peroses pembentukan pegununggan
b. Volkanisme, yaitu peroses naik dan muncul magma di permukaan bumi.
yang trbentuk
perubahan komposisi oleh kegiatan agen-agen asal luar seperti anggin, hujan, perubahan
suhu,tumbuhan dan bakteri, pelapkan secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
1. Pelapukan fisik atau mekanik atau disintegrasi, yaitu perubahan pada batuan
yang menyebabkan prubahan volume atau ukuran tanpa meruba komposisinya.
2. Pelapukan kimia atau dekomposisi, yaitu perubahan pada bebatuan yang
menyebabkan perubahan komposisi kimia bebatuan , penyebab yang utama adalah
air hujan.
Hasil pelapukan bebatuan adalah
misalnya
karena pelapukan pisik yang mengelupas. Pelapuka membola adalahsalah satu bentuk
pelapukan mengelupas
bola.
1.
Creep atau rayapan, yaitu tanah yang bergerak sangat pelan. Cirinya antara lain
B. Macam- macam Citra Pengindraaan Jauh, dibagi menjadi 2 yaitu citra poto dan non
foto.
1. Citra foto, yaitu citra yang diperoleh dengan meggunakan a;at pengindraaan berupa
kamera. Citra poto dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan: spectrum
elektromagnetik, kedudukan sumbu kamera,
jumlah lensa atau jumlah kameranya.
2. Citra nonfoto. Adalah citra yang diperoleh
bukan kamera dan umumnya mengunakan spektrum radar, bagian bagian spektrum
tanpak mata dan merah infra thernal. Dalam bidang geologi, citra pengindraan jauh
nonfoto yang umumnya dipergunakan misal: Citra SLAR, Citra LANDSAT, Citra
merah infra thermal, citra SIR-A dan SIR-B.
C. Pencitraan Foto Udara, pencitraan suatu daerah yang dilakukan dari dua kedudukan
pesawat yang brlainan akan menghasilkan dua poto yang brtampalan (overlap). Apbila
sepasang poto yang bertampalan ( poto pair) tersebut dilihat dengan streskop, maka akan
nampak citra daerah yang bersangkutan dalam bentuk dimensi, kenampakan 3 dimensi ini
dikenal dengan istilah stereomodel. Stereomodel sangat penting untuk tujuan pemetaan
geologi maupun penelitian lainnay yang mempergunakan poto udara . pertampalan
depan biasanya dibuat sebesar 60%.bila tanpalan kurang dari 50% maka terdapat
daerah yang tidak terpoto dua kali. Sehingga tidak dapat terlihat meruang atau tiga
dimensi. Bila pertampalan depan lebih dari 60 % maka terlalu banyak poto yang
dihasilkan untuk suatu daerah tretentu, sehingga terlalu boros dalam
pembiayaan
2.
Unsur dasar penafsiran geologi, adalah gejala alam yang terlihat pada foto udara,
yang memberikan kemungkinan kepada orang untuk mengetahui keadaan geologi
suatu daerah. Gejala alam ini akan memberikan keterangan geologi yang berlainan
pada setiap orang, dan penafsiran ini bersifat subyektif. Maka banyak orang lihat
makin banyak keterangan yang diungkapkan, dan keterangan geologi akan makin