Anda di halaman 1dari 34

BAB

PENDAHULUAN

A. TINJAUAN UMUM
Geologi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyelidiki lapisan-lapisan batun yang ada
dalam kerak bumi.
Sebagai salah satu ilmu kebumian, geologi mempelajari segala sesuatu yang mencakup
berbagai aspek gejala, proses, dan mekanisme ataupun sifat-sifat yang ada di permukaan
bumi dengan hubungan sebab-akibat dalam lapisan kulit bumi. Untuk itu diperlukan
pengetahuan deskriptis dan logika penalaran yang benar.
Dalam suatu proses perkembangan bumi selalu dikontrol oleh dua kekuatan besar yang
terus-menerus berlangsung dengan tiada berkeputusan, yaitu kekuatan asal luar (tenaga
eksogen) dan tenagga asal dalam (tenaga endogen). Kedua kekuatan itulah yang
menyebabkan bentuk roman muka bumi mampu berubah-ubah sepanjang sejarah geologi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM
Maksud praktikum geologi fisik adalah merupakan salah satu syarat kurikulum semester
II di Jurusan Teklnik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan praktikum geologi fisik adalah agar dapat memahami berbagai aspek dasar kajian
ilmu kebumian (ilmu geologi khususnya).
C. MATERI PRAKTIKUM
Materi praktikum yang diharapkan dapat terpenuhi secara komprehensif, antara lain
meliputi :
1. Pengenalan Mineral
2. Pengenalan Batuan Beku
3. Pengenalan Batuan Sedimen
4. Pengenalan Batuan Metamorf
5. Pengenalan Fosil
6. Peralatan Geologi Lapangan
7. Pengenalan Peta Topografi
8. Aplikasi Peta Topografi Terhadap Morfologi & Struktur
(Pengantar Geomorfologi & Geologi Foto + Geologi Struktur)

BAB

DASAR-DASAR MINERALOGI

A. Pengertian
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral,
atau benda padat homogen, yang mempunyai rumus kimia tertentu dan biasanya
terbentuk oleh proses alam secara anorganik.

Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang meerupakan bentuk
persenyawaan (Leet & Judson, 1969)
Mineral sebagai unsur bebas (elemen), contoh:

Cu
Au
Fe
Ag
S
C
C

Cumprum
Aurum
Ferrum
Argentum
Sulfur
Carbon
carbon

Coper
Gold
Iron
Silver
Sulfur
Diamond
Graphite

Tembaga
Emas
Besi
Perak
Belerang
Intan
Grafit

Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan mineral allotropi yaitu mineral
yang mempunyai rumus kimia dan sifat-sifat kimia yang sama, tetapi mempunyai
sifat fisis yang berbeda. Mineral sebagai bentuk persenyawaan (compounds) dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Persenyawaan Oksida :
SnO2 = Casiterite
H2O = Air
Al2O3 = Corundum
Fe3O4 = Magnetite
Fe2O3 = Hematite
2. Persenyawaan Silfida :
Cu2S = Calcosite
Fe S2 = Pyrite
PbS = Galena
ZnS = Spalerite
3. Persenyawaan Karbonat :
CaCO3
= Calsite
Ca,Mg ( CO3 ) = Dolomit
Mg CO3
= Magnesite
4. Persenyawaan Sulfat :
CaSO4
= Anhydrite
CaSO4 2H2 = Gypsum

5. Persenyawaan Non Ferro Magnesian Silika :


SiO2
= Quarts
K Al Si3 O4
= Orthoklase
Ca (Al2 Si2 O8)
= Anorthite
Na (Al Si3 O8)
= Albite
K AlSi3O10 (OHF) = Muscovite (mika putih)
6. Persenyawaan Feromagnesian Silika :
K2 ( Mg Fe )2 (OH)2 (Al Si3 O10 ) = Biotit

(Mg Fe)2 SiO4


= Olivin
Ca2 (MgFeAl)5(OH)2(Si Al)4 O11) = Hornblende
Ca(MgFe)(SiO3)2((Al Fe)2O3)
=Augite
B. Sifat-sifat Fisik Mineral
Mineral-mineral pembentuk batuan biasanya dapat dikenal atau dibedakan dengan
sifat-sifat fisiknya yang meliputi :
1. Belahan (Clevage)
Kecendrungan mineral membelah diri satu arah atau lebih.
Contoh : Muscovite dan biotit, belahan satu arah dan dapat terbelah menjadi
lempeng-lempeng tipis.
Augit, belahan dua arah yang tegak lurus.
Hornblende, belahan dua arah yang tidak tegak lurus.
Calcite, belahan tiga arah yang tidak saling tegak lurus.
2. Pecahan (Fracture)
Mineral dapat berubah melalui arah bidang belahan dan ada juga yang terbelah
secara tidak teratur. Macam-macam pecahan ersebut adalah:
Concoidal : Pecahan yang permukaan bidang pecahannya melengkung seperti
kulit kerang.
Contoh : Kuarsa, opsidian
Even
: Pecahan yang permukaan bidangnya rata.
Contoh : Batugamping litografi
Uneven
: Pecahan yang permukaan pecahannya tidak rata.
Contoh : Garnet, Hematit
Hackly
: permukaan bidang pecahan yang pecah tajam-tajam dan tidak
teratur.
Contoh : Copper
Splintery
: Pecahan seperti berserat atau berserabut.
Contoh : Pektolit
Earthy
: Pecahan tidak teratur dan seperti tanah.
Contoh : Kaolin
3. Warna (Color)
Idiokromatik : Warna yang konstan (tetap)
Contoh : Olivin (hijau); Almandin (merah); Azurite (biru);
Rhodonite (merah).
Allochomatic : warna yang bermacam-macam akibat pengotoran
Contoh : Orthoclase (kuning); Tourmalin (hijau).
4. Bentuk (Form)
Benuk mineral ada dua:
1. Regular=Isometrik=kubus: mempunyai 3 sumbu simetri a,b dan c; di mana
a=b=c dan saling tegak lurus. Contoh: Galena (PbS), Halite (NaCl), Pyrite
(FeS).
2. Tetragonal=Balok: mempunayi 3 sumbu simetri a, b dan c; a=bc atau ab=c
serta semua sumbu saling tegak lurus. Contoh: Zircon (Zr SiO4).

3. Hexagonal: mempunyai 4 sumbu simetris a,b,c dan d; dimana a=b=c


membentuk sudut 60o; a,b,c terletak pada bidang datar, sedang d tegak lurus
bidang datar tersebut yang menembus pada titik potong sumbu a,b,c;
da=b=c. Contoh: Quartz (SiO2), dan calcite (CaCO2).
4. Orthorombic=Rombis: mempunyain 3 sumbu a,b dan c; dimana abc serta
semua sumbu saling tegak lurus. Contoh: Topas (Al 2SiO4(FOH)2), enstatite
5.

(Mg2(Si2O6)), hypersthene ((Mg,Fe)2(Si2O6)).


Monoclinic=Monoclin: mempunyai 3 sumbu a,b dan c; di mana abc; a
tegak lurus b dan kedunya terletak dalam satu bidang datar, sedangkan sumbu
c tidak tegak lurus bidang tersebut. Contoh: Augite (Ca(Mg,Fe) (SiO 3)2

6.

((Al,Fe)2 O3)x).
Triclinic=Triklin: mempunyai 3 sumbu a,b dan c; di mana abc; a,b dan c
saling tidak tegak lurus. Contih: Albite (Na(AL Si 3O8)), anorthite

5.

(Ca(Al2Si2O8).
Cerat (Streak)
Cerat (streak) adalah warna mineral dalam bentuk bubuk, ini dapat didapatkan
dengan cara menggoreskan mineral pada keping porselin atau ditumbuk. Cerat
yang mempunyai warna yang tetap walaupun warna mineral berubah-ubah.
Contoh: Cerat hematit merah kecoklatan, cerat augite abu-abu hijau, cerat

6.

orthoklas putih.
Kilap/Kilat (Luster)
Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang
diterimanya. Dibagi dua kelompok:
a. Kilap logam (metallic luster)
Contoh: Galena, pyrite, magnetite, chalcopyrite.
b. Kilap bukan logam (nonmetallic luster)
Contoh: Kilap intan (adamatic luster): Intan. Kilap kaca (vitreous luster):
Quartz, Calcite. Kilap sutera (silky luster): Asbestos. Kilap damar (resinous
luster): Sphalerite. Kilap mutiara (pearly luster): Dolomite. Kilap lemak

(greasy luster): Talc


7. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap goresan. Biasnya mineral yang
diuji dibandingkan dengan mineral yang sudah menjadi standar kekerasan (skala
kekerasan) yaitu skala kekerasan dari mosh.
Skala kekrasan menurut mosh:

Skala
Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mineral
Talc (H2Mg3(Si O3)4)
Gypsum (Ca SO4 2H2O)
Calcite (Ca CO3)
Fluorite (Ca F2)
Apatite (Ca F2 Ca2(PO4)2)
Orthoclase (K Al Si3O8)
Quartz (SiO2)
Topas (Al2SiO2(FOH)2)
Corundum (Al2O3)
Diamond (C)

Rumus
hapalan
Tal
Gip
Cal
Flu
Ap
Or
Kuar
Top
Cor
Dia

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka dibawah ini akan disajikan
beberapa standar kekerasan sebagai berikut; kuku jari = 2,5 uang logam tembaga
= 3; pisau baja = 5,5 6; pecahan kaca jendela = 5,5 6.
8. Berat Jenis (Spesific Garvite)
Cara pengukuran berat jenis suatu mineral ada beberapa macam cara anata lain:
dengan Piknometer, gelas ukur, atau neraca air.
Secara umum pengukuran berat jenis adalah:
1. Mineral ditimbang, misal x gram
2. Mineral di dalam air ditimbang, misal y gram
Berat mineral berat volume air = vol butir mineral tsb.
Berat x
BJ=
Berat x Berat y

BAB

PENGENALAN
BATUAN BEKU

Batuan adalah bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat/kumpulan
mineral yang telah mengeras. Batuan di alam ada 3 macam yaitu batun beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf. Untuk bab 3 khusus dibahas batuan beku.
A. Pendahuluan
Batuan beku adalah penyusun bumi terbesar, terjadi karena pembekuan/pendinginan
magma jauh dibawah permukaan bumi, dekat permukaan atau di peermukaan bumi.
Batuan beku yang terbentuk jauh dari permukaan bumi disebut batuan beku plutonik,
yang dekat dengan permukaan bumi disebut batuan beku hypabisal, sedang batuan beku
yang terbentuk di permukaan bumi disebut batuan beku volkanik.
B. Cara Pemerian Batuan Beku
Diskripsi batuan beku meliputi:
1. Tekstur
2. Struktur
3. Komposisi

1. Tekstur : dapat ditunjukkan oleh derajat kristalisasi, granuralitas, fabrik dan


hubungan kristal.
a. Drajat Kristalisasi terbagi menjadi 3 macam :
1) Holokristalin : Batuan yang terdiri dari masa kristal seluruhnya.
2) Hipokristalin : Batuan yang terdiri dari sebagian masa kristal dan sebagian
lagi masa gelas.
3) Holohialin : Batuan yang terdiri dari masa seluruhnya.
b. Granularitas (Grain size) terbagi 2 macam :
1) Fanerik (Fanerokristalin): Kristal-kristalnya jelas, hingga dapat dibedakan
dengan mata biasa.

< 1mm
1 5 mm
6 30 mm
>30 mm

Fine
Medium
Coarse
Very Coarse

2) Afanitik (Aphanitic): Kristal-kristalnya sangat halus, sehingga tidak dapat


dibedakan dengan mata biasa.
c. Bentuk kristal (Fabric) terbagi 3 macam:
1) Euhedral: Batas kristal-kristalnya terlihat jelas oleh bidang mineralnya.
2) Subhedral: Batas kristal sebagian tidak tampak
3) Anhedral: Batas kristalnya tidak tampak

d. Hubungan Kristal (Relasi) atau tekstur khusus: merupakan hubungan kristal


satu dengan kristal yang lain, dan dubagi 2 macam:
1) Ekuigranural: ukuran kristalnya relatif sama besar.
Yang termasuk dalam ekuigranural:
a) Panidiomorphic granural: bila mineralnya euhedral
b) Hipidiomorphic granural: bila mineralnya subhedral
c) Allotriomorphic granural: bila mineralnya anhedral
2) Inekuigranural: ukuran mineralnya tidak sama besar
Yang termasuk dalam inekuigranural:
a) Porfiritik: Fenokris dalan masa desar/matrik kristal-kristal
(faneroporfiritik)
b) Vitroferik (Vitrophyric):

Fenokris

(mineral

sulung)

dalam

kecil
masa

dasar/matrik gelas
c) Poilikitik: Fenokris diinklusi oleh mineral lain yang lebih kecil.
d) Glomeroporphyritic: Fenokris mengumpul.
2. Struktur, terlihat jelas dilapangan, sedangkan yang dilihat di laboratorium adalah:
a. Masif: tidak berlobang atau ada struktur aliran
b. Vasikuler: berlubang oleh pelepasan gas, lubang tertur
c. Skoria: berlubang besar tidak teratur
d. Amigdalodial: lubang gas terisi mineral
e. Xenolitis: batuan beku diinklusi pecahan batuan lain.
3. Komposisi mineral, didasarkan pada 3 macam:
a. Berdasarkan terbentuknya terdiri dari :
1) Mineral utama (Essential mineral): mineral penentu penamaan batuan.
Contoh: Kuarsa, felsfar, mika, amphibol, piroksin, atau olivin.
2) Mineral sekunder (Secondary mineral): mineral yang terbentuk dari mineral
primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal atau metamorfisme.
Contoh: Kalsit, serpentin, klorit, serosit atau koalin.
3) Mineral tambahan (Accessorys mineral): mineral yang terbentuk oleh
kristalisasi magma (kehadiran mineral ini 5%). Contoh: hematit, magmatit,
kromit, apatit, zikron, rutil, atau ilmenit
b. Berdasarkan terang-gelap warna dibagi menjadi asam dan basa
1) Mineral asam (Felsic): Kaya akan silika dan alumina,warna cerah, mineral
cerah: kuarsa, feldspar (ortoklas), feldspar (plagioklas), atau muscovit (mika
putih)
2) Mineral basa (Mafic): Kaya akan basi, magnesium dan kalsium, warna
gelap, contoh: biotit (mika hitam), piroksin (augit), amphibol (hornblende)
atau olovin.

Perkacualian : Dunit (batu beku basa; warna terang) dan Obsidian (batu beku
asam; warna gelap)
c. Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan silika

No

Jenis

batu Kandungan

1.
2.
3.
4.

beku
Asam (acid)
Itermediate
Basa (basic)
Ultrabasa

silika
>66 %
52 66 %
45 52 %
<45 %

Mineral-mineral yang menyusun batuan beku menurut Bowen tersusun dalam urutan kristalisasi
yang terkenal dengan nama Seri Reaksi Bowen.

Diskontinu

Kontinu

Anortit

Olivin
Bitownit

Ultra Basao

1200 C
Piroksen

Labradorit

Plagioklas
Andesin
Amfhibol
Oligoklas
Biotit
900o

Albit

Alkali Feldsfar
500oC

Muskovit
Kuarsa

Asam

Kelompok batuan berdasarkan mineralnya :


Batuan Ultra Basa: (Olivin-Piroksin); Batuan Basa: (Olivin-Piroksin-Plag, Olivin-Plag, atau
Piroksen-Plag);

Batuan

Intermediet:

(Piroksen-Hornblende-Plag,

Hornblende-Plag,

Hornblende-Biotit-Plag.-<< Kuarsa.); Batuan asam: (Hornblende-Biotit-Muskovit-Kuarsa,


Biotit-Muskovit-K.Felspar-Kuarsa, atau Biotit-Muskovit-kuarsa).
Ciri-ciri Mineral Seri Bowen: Olivin (Hijau transparan, hijau tua, berbantuk butiran); Piroksin
(Hijau tua-hitam, dimensi besar, agak buram, berbentuk prismatik pendek/panjang); Hornblende
(Hitam, dimensi kecil, agak terang, prismatik, menyudut, berbutir kacil, jaraknya renggang);
Biotit (Hitam, mengkilap, terang, berlembar, mudah dicongkel); Muskovit (Putih, mengkilap,
terang, berlembar, mudah dicongkel); K.Felspar (Kemerahan-putih, keruh); Kuarsa (Trasparanbening, bentuk tak beraturan, berbutir).

BAB

PENGENALAN
BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan terbesar nomor dua setelah batuan beku. Kebanyakan tersingkap
di permukaan bumi. Sehingga seakan-akan batuan sedimen lebih banyak dari batuan beku.
A. Pendahuluan
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi hancuran batuan lain
(dentritus) atau karena hasil proses kimiawi maupun biokimiawi.
Dibagi menjadi 2 macam berdasarkan atas asalnya:
1. Batuan sedimen klastik (testur klastik): batuan sedimen yang tersusun oleh hasil
hancuran (fragmen) bauan lain yang sudah ada terlebih dahulu (bauan asal) baik dari
batuan beku, sedimen, maupun metamorf. Umumnya telah mengalami transportasi
atau perpindahan.

2. Batuan sedimen nonklastik (testur nonklastik): bauan sedimen yang tersusun oleh
hasil reaksi tertentu, baik bersifat anorganis, biokimiawi, atau biologis. Umumnya
merupakan hasil litifikasi dari kolid, maka akan merupakan massa batuan yang
kristalin dan berbutir seragam, dan belum mengalami transportasi atau perpindahan.
B. Cara Penerian Batuan Sedimen Klastik
Pemerian batuan sedimen klastik didasarkan pada:
1. Tekstur
2. Komposisi mineral
3. Struktur
1. Tekstur meliputi:
a. Ukuran butir (grain size) dalam pemerian ukuran butir memakai skala yang
dibuat oleh Wentworth (1922).

Besar butir
(mm)
256
128 256
64 128
32 64
16 32
8 16
4 8
2 4
1 2
1/2 1
1/4 1/2
1/8 1/4
1/16 1/8
1/32 1/16
1/64 1/32
1/128 1/64
1/256 1/128
1/512 1/256
1/1024 1/512
1/1024

Nama fragmen
Boulder/bongkah
Large couble/brangkal
Small couble
Very large pebble
Lerga pebble/kerikil
Medium pebble
Small pebble
Granule
Very coarse sand
Coarse sand
Medium sand
Fine sand
Very fine sand
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
Clay
Medium clay
Fine clay

Nama batuan

Breksi/
Konglomerat

Pasir/
Batupasir

Lanau/
Batulanu

Clay/lempung/
Batulempung

b. Drajat pemilahan (sortasi): keseragaman besar butir dalam batuan sedimen,


untuk pemilahan dipakai istilah:
1) Pemilahan baik (well sorted)
2) Pemilahan sedang (moderately sorted) dan
3) Pemilahan jelek (poorly sorted).
c. Kebundaran (rounding): nilai dari membulat atau meruncingnya butiran, untuk
kebundaran dipakai istilah:
1) Menyudut (angular)
2) Menyudut tanggung (subangular)
3) Membulat tanggung (subrounded)
4) Membulat (rounded)
5) Sangat membulat (well rounded)
d. Kemas: hubungan antara butir dalam mineral batuan sedimen, ada 2 macam:
1) Kemas terbuka, hubungan antar butiran materialnya tidak saling
bersinggungan.
2) Kemas tertutup, hubungan antar butiran materialnya saling bersinggungan
2. Komposisi mineral : dibedakan menjadi :
a. Fragmen: butiran yang besar, dapat sebagai butiran mineral, bautan atau fosil.
b. Matrik: butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan biasanya terletak
diantara fragmen.
c. Semen: bahan pengikat matrik dan fragmen. Ada 3 macam semen yaitu semen
karbonat (kalsit, dolomit), semen silika (kuarsa), dan semen oksida besi (siderit).
3. Struktur: merupakan tekstur dalam dimensi yang lebih besar, dimana umunya
berhubungan dengan unsur-unsur luar. Macam-macam struktur batuan sedimen:
a. Masif: apabila tidak terlihat struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
b. Perlapisan: terjadi karena adanya variasi warna, perbedaan besar butir, perbedaan
komposisi mineral ataupun perubahan macam batuan, terdiri atas:
1) Perlapisan sejajar: bidang perlaisan sejajar.
2) Perlapisan pilah (graded bedding): bergradasi halus ke kasar.
3) Perlapisan silang siur (current bedding): perlapisan yang saling berpotongan.
4) Laminasi (lamination): perlapisan yang berukuran lebuh kacil dari 1cm.
5) Gelembur gelombang (ripple mark): struktur dimana pada permikaan bidang
perlapisan nampak bergelombang.
c. Berfosil: apabila tercirikan oleh kandungan fosil yang memperlihatkan orientasi
tertentu.
C. Cara Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik: pemerian sama dengan di atas,
didasarkan pada:
1. Tekstur
2. Komposisi mineral
3. Struktur

1. Tekstur, meliputi:
a. Amorf (tidak kristalin)
b. Kristalin, didasarkan pada skala Wentworrth (1922)

Ukuran butir (mm)


>2 mm
1/16 2
1/256 1/16
<1/1256

Nama butiran
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus

2. Komposisi mineral: komposisis mineral sederhana, karena hasil kristalisasi dari


larutan kimia. Contoh: batu gamping (kalsit, dolomit), gypsum (mineral gypsum),
chert (kalsedon) dsb.
3. Struktur, karena terbentuk dari proses kimia ataupun organik, maka strukturnya ada
3 macam:
a. Berfosil (fosilliferous): terdiri dari fosil-fosil yang relatif masih utuh.
b. Oolitis: fragmen-fragmen klastik diselibungi oleh mineral non klastik (biasanya
mineral karbonat), dengan ukuran lebih kecil dari 2 mm dan bersifat konsentris.
c. Pisolitis: seperti oolitis, tapi ukurannya lebih besar dari 2 mm.

BAB

PENGENALAN
BATUAN METAMORF

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh perubahan tekanan dan temperatur yang
tinggi dalam kulit bumi dari batuan yang sudah ada, perubahan ini akan menimbulkan perubahan
tekstur, strukrtur, dan komposisi mineral. Faktor-faktor penyebab terjadinya metamorfosisime
adalah panas/temperatur/suhu, tekanan (pressure), tegangan (stress), shear, dan akivitas pelarutan
secara kimia.
Jenis-jenis metamorfose:

1. Metamorfose kontak/thermal/sentuh, ditemukan pada tepi-tepi tubuh batuan beku intrusi,


seperti batholit. Contoh:marmer, hornfles.
2. Metamorfose dislokasi, /kinematik, terjadi dekat zona deformasi yang intensif dan
dislokasi dditemuakan di sepanjang zona sesar.
3. Metamorfose regional, terjadi pada daerah yang sengant luas/ribuan kilometer pada
pegunungan lipatan. Terbentuk jauh di kedalaman kerak bumi. Muncul di permukaan
akibat pengangkatan dan erosi. Contoh: Sekis
A. Tekstur batuan metamorf
Terbagi menjadi:
1. Lepidoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun berbentuk pipih. Contoh:
sekis mika.
2. Nematoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun berbentuk prismatik
(piroksen, hornblende), contoh: sekis horblende.
3. Granoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun membutir/granuler (kuarsa,
felspar, kalsit). Contoh : kuarsit
4. Hornfelsik, tekstur yang tidak menunjukkan penjajaran, tetapi mineral-mineral
penyusun membutir/granuler. Contoh: hornfels.
B. Struktur batuan metamorf
Terjjadi sebagai penyesuaian dengan kondisis baru akibat tekanan dan temperatur. Ada 2
jenis struktur:
1. Struktur non foliasi, struktur yang tidak menunjaukkan adanya penjajaran mineral
dan batuan masif. Ini terjadi akibat batuan kontak dengan tubuh intrusi batuan beku,
batuana yang terbentuk biasanya berbutir halus. Dan batuan berasal dari batuan asal
yang mempunyai mineral tunggal seperti gamping, hingga tidak terbentuk mineral
baru tetapi kristal-krisatal yang kecil tumbuh lebih besar dalam tekstur interlocking
menjadi batuan baru. Contoh batu gamping jadi marmer
2. Struktur foliasi, menunjukkan penjajaran mineral. Ada 3 macam:
a. Slaty cleavage: struktur yang diekspresikan oleh kecendrunngan batuan metamorf
yang berbutir halus untuk membelah sepanjang bidangsub peralel yang
diakibatkan oleh orientsi penjajaran dari mineral-mineral pipih yang kecil seperti
mika, talk atau klorit. Contoh: slate/batusabak.
b. Schistosity: struktur sifatnya mirip dengan di atas, tetapi mineral-mineral pipih
kebanyakan lebih besar dan secara keseluruhan batuan metamorf ini tampak
menjadi lebih kasar/medium. Contoh: sekis.

c. Gneissic: struktur yang dibentuk oleh perselingan lapisan yang komposisinya


berbeda dan berbutir kasar (feldspar, kuarsa). Contoh: gneiss
C. Komposisi mkineral
Pada umumnya mineral yang terbentuk adalah kuarsa, mineral mika, feldspar, klorit,
amphibol, dan piroksin.
CONTOH URUTAN METAMORFOSE
Batuan
Sedimen

Metamorfose
Tingkat rendah

Metamorfose
Tingkat sedang

Serpih

Slate/Batusabak

Sekis

Batuan Asal

Metamrfose
Tingkat tinggi
Gneiss

Batuan metamorf yang


terbentuk

Berbutir keras:
Granit, Konglomerat, dan Gneiss
Gnaiss
Berbutir sedang:
Tuff, Basal, Batupasir, Serpih, Sekis, Sekis
Slate
Berbutir halus:
Felsit, Serpih, Tuff, Lanau
Batugamping dan Dolomit
Batupasir kuarsa

Slate
Marmer
Kuarsit

BAB

PENGENALAN FOSIL

A. Pendahuluan
Definisi fosil adalah sisa/jejak/bekas hewan/tumbuhan yang hidup pada masa geologi
yang lampau yang terawetkan/tertimbun/tersimpan secara alamiah. Batas antara masa
lampau dan masa kini adalah pada awal holosen, atau kira-kira 11.000 tahun yang lalu.
Bagian ilmu geologi yang menguraikan penyelidikan dan interpretasi fosil adalh
paleontologi.
Penggunaan fosil yang sangat penting yaitu:
Untuk menentukan umur relatif suatu batuan dan menentukan keadaan lingkungan dan
ekologi batuan pada waktu terbentuknya.
Suatu makhluk hidup potensial menjadi fosil karena 2 faktor, yaitu: bahwa makhluk
hidup itu mempunyai bagian yang sangat keras dan terawetkan/tersimpan dalam batuan
sedimen atau material yang berbutir halus.
B. Jenis-jenis fosil
Berdasarkan tipe pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Fosil tidak terubah, semuua bagian organisme atau hewan yang terawetkan, baik
yang linak maupoun yang keras. Contoh: mammoth yang terawetkan di dalam es di
Siberia.
2. Fosil yang mengalami perubahan, dapat berupa:
a. Permineralisasi, fosil yang dimana pori-porinya terisi oleh mineral sekunder.
b. Replacement (penggantian), mineral sekunder mengganti semua material fosil.
Hasilnya hampir sempurna seperti jiplakan fosil asli.
c. Rekristalisasi, fosil yang sebagian atau keseluruhan material mengalami
rekristalisasi.
3. Fosil berupa fragmen, berupa fragmen dalam batuan sedimen yang dapat berubah
dan tidak berubah.
4. Fosil berupa jejak/bekas, fosil tidak hanya sisa kehidupan, tetapi juga jejak dari
kehidupan, sebagai tanda adanya kehidupan antara lain:
a. Mold, Cast, dan Imprint
Mold adalah cetakan dari fosil, cetakan luar diseb ut external mold, cetakan
dalam disebut internal mold.

Cats adalah mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk jiplakan fosil
aslinya secara kasar, bagian luar disebut external cats, bagian dalam disebut
internal cats.
Imprint adalah jejak di mana organisme terjebak dalam sedimen halus dan
dapat meloloskan diri.
b. Track, Trail, dan Burrow
Track dan Trill jejak pada permukaan organisme pada batuan sedimen lunak
yang berupa tapak dan seratan.
Burrow Jejak pemggalian lubang oleh organisme.
c. Coprolite. Kotoran hewan yang terdosilkan dan dapat dipakai untuk
mengetahui tempat/lingkungan hidupnya.
d. Fosil kimia jejak asam organik yang tersimpan dalam batuan prakambrium.
C. Cara Pengamatan Fosil
Fosil yang terdapat di alam mempunyai ukuran yang beragam, dari yang besar hingga
kecil, sehingga perlu alat untuk melihatnya.
Cara pengamatan dibagi 2 cara:
1. Makropaleontologi, pengamatan tidak perlu alat bantu(mikroskop)
2. Mikro paleontologi, pengamatan perlu menggunakan mikroskap.
Pada dunia organik kahidupan di alam dibagi menjadi 2 kelompok besar (kingdom) yaitu
animal/binatang dan plant/tumbuhan.Kerajaan besar ini dibagi lagi menjadi bagianbagian yang lebih kecil dengan urutan:
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
Spesies
Semakin ke bawah semakin banyak pembagiannya.

BAB

PENGENALAN PERALATAN
GEOLOGI LAPANGAN

Dalam melakukan pekerjaan lapangan seorang geologiawan harus mengeahui alat-alat geologi
lapangan. Yang paling utama adalah palu dan kompas. Palu digunakan untuk memecahkan
sempel batuan. Palu geologi ada dua jenis, palu batuan sedimen beratnya 0,7 1,2 kg, dan palu
batuan beku beratnya 1,8 kg. Peralatan lain adalah tas, peta, pita ukur, lensa pembesar, buku
catatn lapangan, penggaris, busur derajat,dab botol untuk larutan HCL. Peraltan lain yang

kadang-kadang diperlukan seperti altimeter, pedometer, dan stereoskop saku, dan tidak lupa
bekal makanan.
A. Kompas geologi
Ada beberapa model antara lain kompas Brunton (amerika), kompas Meridian (swiss),
kompas Chaix Universelle (prancis), dan kompas Silva (swedia).
Dipakai untuk menentukan arah, kemiringan lereng, kedudukan struktur perlapisan,
bidang sesar, bidang kekar, foliasi dan masih banyak lagi. Bagian kompas yang selalu ada
pada kompas geologi yang baik adalah lingkaran derajat, jarum kompas, dan klinometer.
Kompas yang sering dipakai oleh kita adalah kompas brunton yang lingkaran derajatnya
dibagi 0o 360o anka 0o pada north (n), angka 90o pada east (e), angka 180o pada south
(s), angka 270o pada west (w) tipe ini disebut tipe azimuth.
1. Mengatur deklinasi, deklinasi adalah sudut yang terbentuk oleh Utara magnetik
(Magnetic North) dan Utara sebenarnya (True North), untuk itu kompas harus di
koreksi. Koreksinya adalah putar lingkaran derajat sebesar deklinasi yang ada pada
peta tempatkan pada indek pin. Yang mula-mulanya pada angka mungkin 0o.
TN

N
MN
E

W
S

2. Menentukan bearing, adalah arah kompas dari satu titik ke titik yang lainnya. Kompas
brunton, bearing ditunjukkan oleh arah sighting arm dan besarnya dapat dibaca pada
jarum Uutara kompas. Untuk membaca bearing dengan teliti, ada tiga hal yang harus
diperhatikan: (1) kompas harus dalam keadaan paras (level); (2) titik pandang harus
terpusat tepat pada objeknya; (3) jarum kompas harus terletak mendatar. Prosedur
pengukuran: (1) kompas dibuka hingga cermin, terbuka dan keluarkan sighting arm;
(2) pegang kompas sepinggang dan arahkan pada ojek; (3)masukkan objek pada
sighting arm yang berimpitan dengan axial line; (4) usahakan kompas dalam keadaan
level (masukkan gelembung air ke bulls eye); (5) baca jarum Utaranya.
3. Menentukan jurus dan kemiringan bidang, jurus adalah garis yang dibentuk oleh
perpotongan bidang mendatar dan permukaan bidang yang diukur, sedangkan

kemiringan adalah kecondongan permukaan bidang yang tegak lurus jurus.


Pengukuran jurus dan kemiringan bidang pada bidang miring curam dan landai
berbeda. Pada bidang miring curam carany: (1) letakkan kompas yang bersisi East (E)
pada permukaan bidang dan dibaca; (2) gunakan kompas sebagai klinometer untuk
mengukur besarnya kemiringan bidang itu. Tepatkan tepi kompas pada bagian West
(W) dengan arah tegak lurus jurus dan putar tuas klinometer sampai keadaan level
dan dibaca. Pada bidang miring landai (kurang dari 10o) caranya; (1) carilah jurus
bidang yang diukur (garis mendatar pada bidang itu) dengan menggunakan kompas
sebagai klinometer, yaitu dengan meletakkan arah kemiringan nol pada bidang itu.
Beri tanda dengan garis pada permukaan bidang itu ditepi kompas dengan pensil.
Garis itu adalah bidang yang diukur; (2) selanjutnya tempelkan sisi kompas yang
tertulis East (E) tepat pada garis itu, baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh
jarum Utara kompas; (3) gunakan kompas sebagai klinometer, letakkan tepi kompas
dengan arah tegak lurus jurus, kemudian putar tuas klinometer sampai keadaan level.
4. Menentukan kedudukan struktur garis, cara pengukurannya sebagai barikut; (1)
tempatkan tepi bunu catatan lapangan atau mapboard sepanjang struktur garis yang
diukur, pegang buku secara tegak, kemidian tempelkan sisi East (E) kompas pada
buku, baca angka yang ditunjukkan jarum utara dan dicatat, ini adalah trend struktur
garis; (2) gunakan kompas sebagai klinometer, dengan tempatkan kompas sepanjang
struktur, putar tuas klinometer sampai level dan dibaca angka kemiringannya.
5. Mengukur kemiringan lereng, pengukuran besar sudut lereng dapat dilakukan dengan
cara; (1) buka kompas dengan cermin membuka lebih kurang 45o terhadap kompas,
keluarkan sighting arm dan peep sight ditegakkan; (2) pegang kompas dalam suatu
bidang vertikal, dengan sighting arm ke arah mata; (3) lihat lewat jendela pembidik
(sighting window) dan temukan objek yang dicari. Apabila ditemukan, putar tuas
klinometer sampai level. Baca dan tulis yang ditunjukkan oleh klinometer, angka
tersebut adalah sudut lereng yang diukur.
B. Palu Geologi
Palu geologi secara kegunaannya dan jenisnya ada 2 macam palu. Palu pertama untuk
batuan yang keras yang disebut palu beku dengan berat 1,8 kg. Palu untuk batuan beku
mempunyai dua mata palu, yang salah satunya tumpul dan yang lainnya runcing, ini
digunakan untuk memecah batuan yang keras. Palu yang kedua untuk batuan lunak yang

disebut palu sedimen dengan berat 0,7 1,2 kg. Mempunyai kenampakan hampir sama
tetapi pada salah satu mata palunya mempunyai ujung yang pipih, ini digunakan untuk
mencongkel batuan yang lunak.
C. Peta Lapangan
Peralatan yang sangat perlu setelah kedua alat di atas adalah peta lapangan. Peta yang
yang digunakan biasanya adalah peta topografi yang mempunyai skala peta 1:25.000 atau
1:50.000.
D. Peralatan Lain
Adalah tas untuk tempat bekal dan catatan lapangan, lensa pembesar denagn pembesaran
5x dan 35x, larutan HCl 0,1 mol, dan alat lain yang diperlukan.

BAB

PENGENALAN

PETA TOPOGRAFI

Peta topograpi adalah suatu peta yang memperlihatkan kedaan bentuk, penyebaran roman
muka bumi dan demensinya.
A. Roman muka bumi ( earth features), meliputi:
1. Relief: perbedaan tingi rendah suatu tempat dengan tempat yang lain pada
suatu daerah dan juga curam atau landainya kemiringan lereng ( slope) yang
ada. Contoh;

gunung ,bukit, lembah, tebing-tebing, punggungungan,atau

gawir-gawir.
2. Pola aliran / pola penyaluran/ drainage/ drainage pattrern:
Pola didepinisikan sebagai suatu keragaman didalam bentuk (shape), ukuran
(size) dan penyebaranya (distribution). Pola aliran emliputi jalan jalan air
yaitu kenampakan sungai, danau, rawa atau laut.
a. Dentritik( biasanya terdapat didaerah bebatuannya seragam denga
lampiran batuan yang horizontal)
b. Pararel

c. Trellis ( pada daerah lipatan)


d. Rectanggular( pada daerah kekar)
e. Radier ( pada daerah gunung api muda)
f. Annular
g. Contorted
3. Culture: semua hasil karya/ budaya manusia yabg terganbar dalam peta.
Meliputi desa, kota, jalan raya/ kereta api, perkebunan, atau persawaha.

B. Bagian peta topografi


Peta topografi yang baik dan yang lengkap didpatkan bagian bagian sebagai berikut:
1. Judul peta, umumnya memakai nama daerah atau pulau yang digambarkan oleh
peta tersebut

dan diruliskan pada bagian

tengah atas dari bagian peta yang

bersangkutan.
2. Nomor lembar peta/ indeks peta, ditilis pada bagian atas peta.
Contoh:
Peta topografi sekala 1:25.000; nomor lembar peta 43/XLI-a
Peta topografi sekala 1:50.000; nomor lembar peta 43/XLI-B
Peta topografi sekala 1:100.000; nomor lembar peta 43/XLI
3. Sekala peta, yaitu angka yang menunukkkan perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak sebenarnay dilapangan. Jarak yang dukur pada peta adalah merupakan
jarak horizontal, sehingga untuk mengetahui jarak yang sebenarnya harus dilihat
kemiringan lerengnya.sekala peta biasanya ditulis di bagian bawah peta.
a. Sekala fraksional ( refresentative praction skale) (RF): yaitu sekala yang
ditinjukkan dalam perbandingan bilangan pecahan. Kejelekkannya bila peta
diperbesar/ diperkecil aka menjadi tidak sesuai. Contoh; sekala 1:25.000,
sekala 1:50.000.
b. Sekala grafis (graphika scale): yaitu sekla yang ditunjukkan denag sebuah
garis yang dibagi dalam sebuah segmen-segmen. Kebaikannya bila peta
diperkecil, maka sekalanya ikut menggecil.
c. Sekala verbal ( verbal scale) yaitu sekala yang dinyatakan dengan satuan
jarak. Contoh: 1cm=10 km atau 1 inci=1mile
4. Arah utara, petunjuk arah utara dapat dilihat pada sisis kiri bawah bagian bawah
peta. Dalam hal ini dikenal 3 macam arah Utara yaitu;
a. Arah Utara sebenarnya ( true nort/TN): adalah arah yang sesuai denag arah
utara geografis 9 sumbu bumi0.

b. Arah Utara magnetik( magnetik north/MN) adalah arah yang sesuai dengan
arah utara kutub magnet bumi dan biasanya ditunjukkan denagn arah Utara
c.

jarum kompas.
Arah Utara kotak (grid north (GN): arah yang sesuai dengan arah Utara
tepi peta.

Sudut ayang dibentuk antara TN dengan MN disebut diklinasi

magnetik.

Sedangkan sudut antara TN dengan GN desebut diklinasi grid.


Diklinasi ini penting dalam penyusaian kompas geologi yang kan dipergunakan
untuk pengamatan lapangan didaerah yang bersangkutan. Pada umumnya arah
utara sebenarnya (TN) disejajarkan deangn pinggir peta(GN)
5. Kedudukan lembar peta terhadao lembar peta disekitaranya ( index to
edjoining sheets). Nomor peta penting untuk mengetahui peta daerah yang
bersangkutan dengan daerah sekitaranya. Contoh: pada tofografi sekala 1:25.000
6.

dengan nomor lembar peta 45/XXLII-f,


Convarage diagram, adalh diagram ayng menunjukkan darimana dan bagaimana
peta

di buata.

Misalnya peta tersebut berasak dari poto udara, pengukuran

lapangan dari hasil sketsa, keteranagan ini sangat penting untuk memperkirakan
7.

ketelitia peta tersebut.


Legenda, yaitu menernagkan tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada pada peta

topografi.
8. Edisi peta. Ini diperlukan untuk mengetahui kapan ( tahun/ bulan) pembuatan
9.

peta yang bersangkutan


Index administrasi ,

digunakan untuk mengetahui pembagian administrasi

didalam peta tersebut. Contoh peta propinsi DIY,A. Kabupaten Sleman dan B.
C.

Kabupaten bantul
Cara Pengambaran Relief, ada 4 cara dala peta topografi:
1. Garis kontur, garis yang menghubngkan titik-titik pada permukaan bumi yang
mempunyai tinggi sama dengan garis pembanding pada permukaan bumi.
2. Garis hechures, garis lurus yang ditarik dari titik tinggi, kearah titik yang lebih
rendah di sekitarnya. Makin curam suatu pereng, makin rapat garis garaisnya. Ini
digunakan pada peta yang tidak memerlukan ketelititan tinggi, terutama pada peta
yang bersekala kecil.

3. Pewarnaan(tinting), yaitu memberi warna tertentu pada kisaran harga ketinggian


tertentu. Ini biasa digunakan pada peta bersekala kecil ( yang melingkupi daerah
luas)
4. Bayangan ( shading), yaitu dengan cara membuat bayangan dari tempat byangan
dari tempat yang lebih tinggi, dimana arah cahaya dari barat laut (North West).
Pengambaran relief yang paling baik adalah dengan garis kontur, karena

cara

tersebut dapat menentukan/ mengetahui:


1. Ketinggian suatu tempat
2. Jarak sesungguhnya
3. Kemiringan lereng
D. Beberapa penggertian pada peta kontur
Garis lurus pada peta topografi adalah peroyeksi suaatu obyek(betagalam) yang dilihat
adari atas.
1. Garis kontur,

garis yang menghubungkan titik

yang mempunyai ketinggian

sama, diukur dari permukaan laut.


2. Interval kontur, jarak partikel antara dua garis kontur yang berurutan, besar
interval kuntur, jika ada keterangan pada peta potografi adalah 1/2000 X sekala
peta.
3. Index kontur, garis kontur pada peta topografi yang dicetak tebal. Umumnya
antara dua inde kontur terdapat 4 atau 9 garis kontur.
E. Sipat-sipat Garis Kontur
Merupakan gari lengkung yang tertutup dan berakhir pada tepi peta,

tidak saling

berpotongan/bercabang, tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang
bernilai lain, akan rapat pada lereng yang curam/merenggang pada lereng yang landai,
akan meruncing kearah hulu bila melaluiilembah/ sungai, dan pada daerah depresi/
cekungan mempunyai garis kontur diberikan tanda sisir.
F. Pembuatan Propil Topografi
Terdapat: section linr ( garis yang menunjukkan arah perofil pada peta), end line ( garis
partikel yang membatasi bagian kiri dan kanan suatu perifil), dan base line ( batas bawah
dari suatu suatu profil/ garis horizontal). Berdsarkan berbandingan antara sekala vartikel
denga sekala horizontal terbagi 2 macam yaitu: (1) profil normal( profil yang bersekala
vartikel=sekla hirizontal) dan (2) profil eksagrasi/exsaggratid profile( perofil dengn sekla
pertikel> sekala horizontal).

G. Cara Pembuatan Perofil


1. Membuata arah / section line pada peta topografi,
2. Buat end line dan base line pada kertas lain, panjang base line sesuai sengan
panjang sayatan yang kan dibuat, panjang end line disesuaikan dengan ketinggian
3.

relief pada peta.


Letakkan sepotong kertas sepanjang section line dan tandai kertas tersebut pada

tempat-tempat yang berpotongan dengan garis kontur.


4. Proyeksikan titik tersebut sesuai dengan harga ketinggian garis konturnya.
5. Hubngkan titik-titik hasil proyeksi tersebut.
6. Berikan keterangan bila profil melewatii puncak bukit,sungai atau nama daerah.
H. Menentukan Besarnya Lereng Tipografi
Dinyatakan dengan drajat atau persen(%). Besarnya lereng diketahui dari jarak 2 titik
beda ringginya . contaoh: dala suatu peta bersekala 1:25.000, jarak antara 2 titik A dan B
adalah 6 km, bila tinggi titik A adalah 2000 m dan tinggi titik B adalah 1000 m dari muka
air laut, maka
1000 m
Besar lereng=___________=tg =.......
2000
= .............
1000 m
besar lereng = ___________ X 100 %= .............%
2000 m

BAB
9

PENGENALAN
GEOLOGI STRUKTUR

Geologi struktur adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang ilmu arsitektur
batuan, terutama yang diakibatkan oleh depormasi. Deformasi disebabkan oleh adanya gaya
yang bekerja pada tubuh suatu batuan. Gaya yang bekerja dapat dibagi menjadi 4 macam:
1. Tansion, gaya yang cendrung menarik pada arah yang berlawanan pada suatu garis.
2. Compression, gaya yang cendrung menekan pada arah yang berlawanan pada suatu garis.

3.

Ouple, terdiri dari 2 gaya yang sama, dan bekerja pada arah berlawan dalam bidang yang

sama. Tetapi tidak sepanjang satu garis


4. Tarsion, gaya yang bekerja pada dua ujung benda dan berputar pda arah yanga
berlawanan atau memuntir.
Fault line( fault trace or fault outcrop), berpotongan sesar dengan permukaan bumi, berupa
garis lurus atau lengkung. Bidang sesar, bidang yang terbentuk karena akibat adanya rekahaan
yang mengalami pergeseran.
Klasifikasi sesar didsarkan pada geometri dan scara genetik.ada lima jenis klasidikasi bedasarkan
geometri yaitu:
1. Klasifikasi bedsarkan rake of net slip ( rake dari ner slip)
2. Klasifikasi bedasarkan attitude of fault relative to ttitude of adjecent beds ( kedudukan
relatif sesar terhadap kedudukan lapisan yang berdekatan).
3. Klasifikasi bedasarkan fault pattern (pola sesaar)
4. Klasifikasi berdsarkan engel of dip of fault ( sudut kemiringan sesar)
5. Klasifikasi berdasarkan the apparent movement on the fault (gerakan relatif sesar).
Gaya yang bekerja pada batuan disebut Stress dan menyebabkan Strain. Strain biasa
dilation (volume berubah tetapi bentuk tetap), atau distortion (voluma dan bentuk
berubah). Deformasi melaui tiga tahap. Tahap pertama, deformasi elastic, materi kembali pada
semula bila stress hilang. Tetapi bila melebihi elastik limit maka benda tidak dapat kembali
seperti semula, dan berlanjut dengan plastic dan timbulkan retakan yang akan berkembang
hingga patah (rupture).
Deformasi

Elastic

Elastic

limit

Plastic

Rupture
Fracture

3 TAHAP DEPORMASI
Struktur Geologi yang ada di alam ada 3 bentuk :
1.
2.
3.
A.

Kekar (Joint)
Sesar (Fault) dan
Lipatan (Folt)
Kekar (Joint)

Adalah retakan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan
oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi, atau pengurangan/hilang tekanan, dan tidak
ada pergeseran. Kekar merupakan struktur batuan yang paling banyak dijumpai karena
pembentukannya tidak mengenal waktu. Kekar dikelompokkan pada 2 kelompok yaitu:
1. Kekar sistematik adalah kekar yang terbentuk oleh arah tertentu dan biasanya
berpasangan.
2. Kekar tak sistematik adalah kekar yang terbentuk oleh segala arah/acak dan tidak
berpasangan.
Kekar sistematik biasanya mempunyai dimensi ruang atau ukuran. Berdasarkan ukuran
kekar dibagi menjadi:
1. Micro joint ukuran 1 inci.
2. Mayor joint, dapat dilihat contoh setangan.
3. Master joint, ukurannya 100 feet.
Berdasarkan cara terjadinya kekar dapat dipisahkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Tension joint, kekar yang terbentuk akibat tarikan
2. Shear joint, kekar yang terbentuk akibat tekanan
3. Release joint, kekar yang terbentuk akibat pengurangan/hilangnya tekanan.
B. Sesar (Fault)
Adalah rekahan yang telah mengalami pergeseran. Ciri utama sesar adalah arah gerakan
yang berbeda sejajar dengan permukaan retakan. Pergeserannya dari beberapa cm sampai
kilometer. Kedudukan sesar ditentukan oleh strike dan dip yang diukur pada bidang sesar,
sama seperti pada waktu mengukur strike dan dip perlapisan dan kekar. Bagian-bagian
dari sesar adalah:
Strike, adalah garis horisontal yang merupakan perpotongan bidang horisontal dengan
bidang vertikal yang tegak lurus strike.
Dip, adalah sudut antara permukaan horisontal dengan bidang sesar diukur dalam bidang
vertikal yang tegak lurus strike.
Hade, sudut antara bidang sesar dan bidang vertikal.
Hanging Wall, blok yang terletek di atas bidang sesar.
Footwall, blok yang terletak di bawah bidang sesar.
Fault line (Fault trace or fault outcrop), perpotongan sesar dengan permukaan bumi,
berupa garis lurus atau melengkung.
Bidang sesar, bidang yang terbentuk akibat adanya rekahan yang menglami pergeseran.
Klasifikasi sesar didasarkan pada geometri dan secara genetic. Ada 5 jenis klasifikasi
berdasarkan geometri yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan rake of net slif (rake dari net slip).

2. Klasifikasi berdasarkan attitude of fault relative to attitude of adjacent beds


(kedudukan relatif sesar terhadap kedudukan lapisan yang berdekatan).
3. Klasifikasi berdasarkan fault pattern (pola sesar).
4. Klasifikasi berdasarkan angle of dip of fault (sudut kemiringan sesar).
5. Klasifikasi berdasarkan the apparent mavoment on the fault (gerakan relatif sesar).

Berdasarkan genetic klasifikasi dibagi 3 macam:


1. Sesasr naik (thrust fault or thrust), sesar dimana hangging wal ber gerak relatif
leatas terhadap footwall. Ada 3 katagori yang biasanya dikenal:
a. Reverce fault, thrust yangdip-nya lebih dari 45o
b. Thrust, dip kurang dari 45o
c. Overthrust, dip-nya kurang dari 10o
2. Sesar normal/turun (normal fault), sesar yang hangging awalnya bergerak retif
kebawah terhadap footwall.
3. Sesar mendatar/horizontal

(strike

slip

fault/wrench

fault),Sesar

dengan

pergerakan sejajar strike sesar , komponen dip slipe lebih kecil dibanding dengan
komponen strike slipe
Ciri utama sesar, khususnya sesar normal yang mempunyai dip besar adalah adanya
serap. Pada peta topograpi, scrap yang diakibatkan sesar terlihat garis kontur yang lurus
dan rapat,dan dibawahnya mata air, atau danau kecil didasar fault scarp, terutama pada
blok-blok sesar miring ( sesar bongkah).
C. LIPATAN (Fold)
Adalah salah satu jenis yang paling umum dari deformasistruktur yang ditemukan dalam
rangkain pegunungan komplik dan sedikit terdefoemasi pada dataran rendah dan plateau
struktur lipatan ( kompresi), atau dapat disebabkan oleh gaya yang arah nya vartikel.
Antiklin.adalah lipatan yang cembung keatas dengan sayap sayap yang miring
menjauhi sumbu. Antiklin dicirikan oleh batuan paling tua dalam inti atau pusat.
Sinklin. Adaalh lipatan yang cekung , menghadap keatas denagan sayap-sayapnya yang
miring kearah sumbu dan dicirikan oleh batuan paling muda di pusat.
Secara ideal subu lipatan horizontal,tapi biasanya miring condong yang disebut plunge
( penunjaman). Lipatan menunjam yang tererosi membentik pola singkatan zig-zag yang
khas atau pola singkapan berbentuk huruf V.

BAB

PENGANTAR GEOMORPOLOGI DAN

10

CITRAPENGINDRAAN JAUH (FOTO UDARA)

PENGANTARA GEOMORFOLOGI
A. Pendahuluan, geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentagalan atau bentuk
ruman muka bumi yang terjadi karena adanya kekuatan kekuatan yang bekerja dari luar
dan dalam bumi.

Uraian bentagalan dalam suatu daerah biasanya berupa asal usul

bentagalam, faktor faktora yang mempengaruhi perkembangannnya, pengaruh iklim


terhadap

perkembagan

tersebut,

proses

oksogen

yan

bekrja

dan

tingkat

perkembangannya.
B. Proses Geomorfik, semua peribahan pisika dan kimia yang memberikan efek yang
berpariasi pada bentuk roma muka bumi. Proses geomorfik dibedakan menjadi:
1. Proses eksogenik. Proses yang bekerja pada dalam bumi dan mempengaruhi bentuk
bentegalam yang terjadi. Proses ini debedakan menjadi dua , yaitu:
a. Agradasi, proses pembentkkan bentuk-bentuk positif atau pengendapan.
b. Degradasi, proses pembentukkan bentuk negatif atau perendahan permukaan
tanah. Proses ini degradasi terdiri dari 3 proses utama, yait: pelapukan, erosi,
gerakan tanah.
Proses eksogenik yang bekerja dipermukaan buni dikerjakan oleh agen geomorfik,
yaitu media alam yang mengerjakan dan mengangkut material pada permukaan
bumi, agen geomorfik terdiri dari : angin, air, es.
2. Proses endogenik, peroses dari dalam bumi terdiri dari:
a. Diastropisme, proses deformasi besar-besararan dari dlam bumi. Proses ini
dibedakan menjadi:
1. Efirogenetik, yaitu pengangkatan dan penurunan kontinen atau subkontinen.
2. Orogenik, yaitu peroses pembentukan pegununggan
b. Volkanisme, yaitu peroses naik dan muncul magma di permukaan bumi.

Bentanggalam yang dapat terbentuk oleh proses-proses endogenik antara lain:


1. Pengunubgan lipatan (Folded montain), yaitu pegunungan yang terbentuk karena
struktur lipatan.
2. Pengunungan blok atau patahan (Block montain), yaitu pengunungan yang
terbentuk karena sesar turun yan banyak.
3. Gunung api, merupakan gunung yang terbentuk karena aktivitas volkanisme.
4. Proses ekstraterestial, proses yag berasal dari angkasa luar, misalnya: jatuhnya
mateorid di muka bumi. Bentengalam

yang trbentuk

oleh peroses dari

ekstraterestrial adalah kawah meteorit, yang terbentuk karena meteorit jauh di


prmukaan bumi.
C. Pelapukan, adalah

proses yang menyebabkan bebatuan

pecah dan mengalami

perubahan komposisi oleh kegiatan agen-agen asal luar seperti anggin, hujan, perubahan
suhu,tumbuhan dan bakteri, pelapkan secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
1. Pelapukan fisik atau mekanik atau disintegrasi, yaitu perubahan pada batuan
yang menyebabkan prubahan volume atau ukuran tanpa meruba komposisinya.
2. Pelapukan kimia atau dekomposisi, yaitu perubahan pada bebatuan yang
menyebabkan perubahan komposisi kimia bebatuan , penyebab yang utama adalah
air hujan.
Hasil pelapukan bebatuan adalah
misalnya

tanah atau soil.

Bentuk- bentuk hasil pelapukan

exfoliation dome ( kubah pengelupasan), yaitu bentuk kubah yang terjadi

karena pelapukan pisik yang mengelupas. Pelapuka membola adalahsalah satu bentuk
pelapukan mengelupas

dengan bentuk seperti

bola.

Bejalan bertahap membentuk

lapisan tipis ( mengulit bawang) dengan inti yang bulat .


D. Gerakan tanah, adalah pergerakan masa batuan. Termasuk didalamnya tanah atau soil
dan rempah-rempah bebatuan , enuruni lereng, pergerakan tersebut semata-mata karena
gaya berat. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah :
1. Lerweng terlalu terjal
2. Beban terlalau berat
3. Bebatuan tidak kompak atau licin
4. Bebatuan retak karena kekar. Sesar, atau foliasi.
5. Curah huja yang besar
6. Gempa bumi.
Macam-macam gerakan tanah antara lain:

1.

Creep atau rayapan, yaitu tanah yang bergerak sangat pelan. Cirinya antara lain

adalah pelengkuangn pohon, miringnya tiang tiang.


2. Solifluction yaitu campuran material kasar sampai halus yang bergerak karena
jenuh air
3. Fall( jatuhan),

yaitu meluncurnya masa batua

karena grafitasi tanfa bidang

peluncur ( jatuh bebas0


4. Slide, yaitu pergerakan massa dengan cepat melewati bidang peluncur.
5. Subsidence (amblesan), yaitu gerakan kebawah tanpa permukaan bebas.
E. Jenis-jenis bentegalam, berdsarka proses proses yang bekerja dipermkaan bumi baik
berasal dari luar maupun dari dalam bumi, maka terdpat bebrapa jenis bentagalam, antara
lain;
1. Bentangalam Fluviatil, bentangalam yang terbentuk karena aktivitas sunga.
2. Bentangalam Vulkanik, bentangalam yang trjadi akibat aktivitas gunung api.
3. Bentangalam Struktural, bentangalam diakibatkan karena terjadinya tektonik.
4. Bentangalam Karst, bentangalam yang terbentuk akibat proses pelarutan air.
5. Bentangalam Eolian, bentang alam yang terjadi karena aktifitas anggin.
6. Bentangalam Glasiasi, bentang lam yang terbentuk di daerah bersalju atau es.
7. Bentang Alam Pantai, bentang lam yang trdapat didaerah pantai
8. Bentangalam Denudasional, bentanglam yang disebabkan oelh proses kimiawi dan
fisika. Menyebabkan penelanjangan batuan/penggiksan bebatuan.
PENGENALAN POTO UDARA
A.

Pendahuluan, poto udara merupakan poto permukaan bui(termasuk subyek benda


yang berada didalamnya), yang diperoleh dari pesawat udar , termsuk diseni peswat
terbang . balon dan stelit. Geologi citra pengindraan jauh ( Remote sensing geology )
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari geologi mengunakan citra (imege) hasil dari
pengindraan jarak jauh

(remote sensing). Termasuk dalam pengertian ini adalah

mempelajari geolog dengan mengunakan poto udara.


Keuntungan mengunakan citra pengindraaan jauh dalam bidang pekerjaan geologi antara
lain:
1. Menghemat biaya
2. Pengunaan waktu lebih efesien.
3. Oto udra memberikan pandanagn tiga dimensi secara langsung dari permukaan bumi,
sehingga memberikan kenampakan yang lebih baik mengenai kondisi geologi, yaitu
mengenai struktur geologi, penyebaran batuan , gemorfologi serta tata guna lahan
darisuatu daerah penilitian.

B. Macam- macam Citra Pengindraaan Jauh, dibagi menjadi 2 yaitu citra poto dan non
foto.
1. Citra foto, yaitu citra yang diperoleh dengan meggunakan a;at pengindraaan berupa
kamera. Citra poto dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan: spectrum
elektromagnetik, kedudukan sumbu kamera,
jumlah lensa atau jumlah kameranya.
2. Citra nonfoto. Adalah citra yang diperoleh

sudut medan pandang kamera dan


dengan mengunakan lat pengindraan

bukan kamera dan umumnya mengunakan spektrum radar, bagian bagian spektrum
tanpak mata dan merah infra thernal. Dalam bidang geologi, citra pengindraan jauh
nonfoto yang umumnya dipergunakan misal: Citra SLAR, Citra LANDSAT, Citra
merah infra thermal, citra SIR-A dan SIR-B.
C. Pencitraan Foto Udara, pencitraan suatu daerah yang dilakukan dari dua kedudukan
pesawat yang brlainan akan menghasilkan dua poto yang brtampalan (overlap). Apbila
sepasang poto yang bertampalan ( poto pair) tersebut dilihat dengan streskop, maka akan
nampak citra daerah yang bersangkutan dalam bentuk dimensi, kenampakan 3 dimensi ini
dikenal dengan istilah stereomodel. Stereomodel sangat penting untuk tujuan pemetaan
geologi maupun penelitian lainnay yang mempergunakan poto udara . pertampalan
depan biasanya dibuat sebesar 60%.bila tanpalan kurang dari 50% maka terdapat
daerah yang tidak terpoto dua kali. Sehingga tidak dapat terlihat meruang atau tiga
dimensi. Bila pertampalan depan lebih dari 60 % maka terlalu banyak poto yang
dihasilkan untuk suatu daerah tretentu, sehingga terlalu boros dalam

pembiayaan

pencitraaan. Pertampalan samping umumnya dibuat 20 30% sehingga tidak ada


daerah yang tidak terekam serta berfungsi untuk perbuatan mosaik.
D. Faktor-faktor Interpretasi Foto Udara, ada dua faktor interpretasi yaitu:
1. Unsur dasar pengenlan citra, adalah tanda tanda yang karaktristik untuk bendabenda tertentu, sehingga memungkinkan pengamat mengenal benda tersebut, yang
meliput:
a. Rona
b. Tekstur
c. Pola
d. Hubungan dengan keadaan sekitarnya
e. Bentuk
f. Ukuran
g. Bayangan

2.

Unsur dasar penafsiran geologi, adalah gejala alam yang terlihat pada foto udara,
yang memberikan kemungkinan kepada orang untuk mengetahui keadaan geologi
suatu daerah. Gejala alam ini akan memberikan keterangan geologi yang berlainan
pada setiap orang, dan penafsiran ini bersifat subyektif. Maka banyak orang lihat
makin banyak keterangan yang diungkapkan, dan keterangan geologi akan makin

obyektif. Unsur ini dibagi menjadi:


1. Relief.
2. Pola penyaluran.
3. Tumbuhan penutup.
4. Kebudayaan.
E. Peralatan Interpretasi Foto Udara, yang diperlikan antara lain:
1. Foto udara, ukuran foto bermacam-macam. Foto udara pankromatik biasanya
berukuran 9 X 9 inchi (22,9 X 22,9 cm).
2. Stereoskop, adalah alat untuk melihat foto yang bertampalan, supaya nampak
meruang atau tiga dimensi. Ada beberapa macam stereoskop yaitu:
a. Stereoskop saku.
b. Stereoskop cermin.
c. Stereoskop kembar.
d. Interpretoskop.
e. Stereoskop prisma kembar.
3. Alat tulis menulis, dalam pekerjaan interpretasi foto udara, diperlukan beberapa alat
tulis menulis, yaitu:
a. Kertas kalkir yang tipis atau plastik transparan dengan ukuran 33 X 33 cm
b. Kertas HVS dan buku catatan
c. Penggaris
d. pensil
e. Penghapus
f. Isolasi atau selotape
g. Pensil warna atau spidol
Untuk acara pengenalan foto udara, mahasiswa diberi tugas antara lain:
1. Membuat sketsa foto udara dan stereoskop cermin dan menyebutkan bagian-bagiannya.
2. Menentukan pandangan tiga dimensi dua lembar foto udara.
3. Menentukan arah utara pada foto udara.

Anda mungkin juga menyukai