KONSEP DASAR
A. Pengertian
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap suatu hal tanpa
adanya stimulus. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar
suara Tuhan, suara setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya,
ini serina terjadi pada pasien skizofrenia (Stuart dan sudden, 1991).
Halusinasi
merupakan
gangguan
persepsi
dimana
klien
dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi pikiran
yang mendengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang-kadang membahayakan.
2. Halusinasi penglihatan (visual)
Karakteristik: Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometri, gambar kartoon, bayangan yang rumit/kompleks, bayangan bisa
menyenangkan atau menakutkan seperti milihat monster.
3. Halusinasi penghidu
Karaktristik: Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin atau
feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi
penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang/dimensi.
4. Halusinasi pendengaran
Karakteristik: Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau
feses.
5. Halusinasi perabaan
Karakteristik: Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas rasa kesetrum listrik yang datang dari tanah, benda
mati atau orang lain
6. Halusinasi canesthetic
Karakteristik: Merasakan fungsi tubuh seperti:aliran darah divena
atau diarteri, perencanaan makanan atau pembentukan urine.
7. Halusinasi klinesthetic
Karakteristik: Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berhenti
C. Fase-Fase halusinasi
1. Fase comforting (ansietas sebagai halusinasi menyenangkan)
Klien
mengalami
ansietas
sedang
dan
halusinasi
yang
Respons adaptif.
1. Pikiran logis
Respon maladaptife
1. Pikiran kadang-
2. persepsi akurat
kadang
3. Emosi koasiaten
Menyimpang
pengalama
4. Perilaku sesuai
5. Hubungan sosial
2. Ilusi
3. Reaksi emosional
ber lebihan/kurang
4. Perilaku ganjil
(tidak lazim)
1. Gangguan
pikiran/waham
2. Haluasi
3. Kesulitan untuk
memproses
emosi
4. Ketidakteraturan
5. Isolasi sosial
5. Menarik diri
Gambar 2.1 Rentang Respon halusinasi
(Stuart dan Laraia,2005)
10
E. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1991) faktor predisposisi meliputi:
a. Biologis
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologis yang
maladaptif yang baru mulai dipahami termasuk hal-hal berikut:
Penelitian pencitraan otak yang sudah mulai menunjukkan
keterlibatan otak yang luas dalam perkembangan skizofrenia.
Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. hasil penelitian
sangat menunjukkan hal-hal berikut ini:
Dopamine neurotransmitter yang berlebihan.
Ketidakseimbangan antara dopamine dan neurotransmitter lain.
11
12
F. Manifestasi Klinik.
Menurut
Towsend
(1998)
karakteristik
perilaku
yang
dapat
13
2. Data Obyektif.
Klien berbicara, senyum dan tertawa sendiri, pembicaraan kacau dan
kadang tidak masuk akal, tidak dapat membedakan hal yang nyata dan
yang tidak nyata, menarik diri dan menghindar dari orang lain,
disorientasi, tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi menurun,
perasaan curiga, takut, gelisah, bingung, ekspresi muka tegang, muka
merah dan pucat, tidak mampu melakukan aktifitas mandiri dan kurang
bisa mengontrol diri, menunjukkan perilaku, merusak diri dan lingkungan.
G. Penyebab.
Menurut Keliat (1998) mekanisme dari klien dengan menarik diri
yaitu: berdiam diri dan tidak ingin berinteraksi atau berhubungan dengan
orang lain, dia juga akan melepaskan dari perhatian orang lain, preokupasi dan
pikirannya sendiri yang akhirnya menimbulkan halusinasi.
14
I. Mekanisme koping.
Menurut Keliat (1998) perilaku yang mewakili untuk menanggulangi
diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon
neurobiologik.
1. Retensi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mampu sedikit energi yang tertinggal
untuk aktivitas hidup sehari-hari sehingga klien menjadi malas
beraktivitas.
2. Proteksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau suatu benda.
3. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami.
J. Masalah Keperawatan.
Menurut Keliat (2005) adapun masalah keperawatan yang muncul
pada klien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi adalah:
1. Perubahan persepsi sensori:halusinasi.
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial
4. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
15
K. Pohon Masalah.
Resiko perilaku kekerasan
Core Problem
Isolasi sosial
L.
Diagnosa keperawatan
1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran.
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial
16
M. Perencanaan Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Keperawatan
1
Perubahan persepsi
sensori :Halusinasi
pendengaran
halusinasi
1)
verbal
perasaannya.
2)
17
17
orang lain
18
18
lain
d) Beri reinforcement positif
tentang kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang manfaat
berhubungan dengan orang
lain
e) Beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan
orang lain
f)
4)
Klien melaksanakan
19
19
tentang manfaat
berhubungan denganorang
perawat-perawat lain:klien-perawat-
perawat-lain-klien-lain:klien-
perawat-keluarga/ kelompok
lain
masyarakat
20
20
mengungkapkan perasaanya
21
21
lain.
6)
sampaikan tujuan
22
22
Resiko perilaku
kekerasan
kekerasan
1.
Ekspresi wajah
a)
bersahabat,menunjukkan
b)
c)
mengutarakan masalah-
panggilan kesukaan
klien.
d)
jelaskan tujuan
pertemuan.
sopan..
e)
f)
Tunjukkan sikap
empati,menerima klien
apa adanya.
g)
23
23
2.
a)
stressor,frekuensi timbulnya
halusinasi,isi,dan respon.
bertahap.
b)
perasaan terhadap
halusinasinya.
halusinasinya,bicara
dan tertawa tanpa
stimulus,memandang
ke kiri dan kanan
(seolah-olah ada teman
bicara).
c)
24
24
Katakan bahwa
perawat percaya klien
mendengar suara-suara
itu namun perawat
sendiri itu tidak
mendengarnya (dengan
nada sahabat tanpa
menuduh dan
menghakimi )
Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien.
d)
Diskusikan dengan
klien situasi yang
menimbulkan
halusinasi,waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang,
sore, malam, jika
sendiri / jengkel / sedih
3.
a)
a)
dilakukan untuk
25
25
b)
c)
mengendalikan halusinasinya
halusinasi (tidur,
marah, menyibukkan
baru
b)
Untuk bercakap-cakap
atau
mengatakanhlusinasi
yang didengar
Membuat
jadwalkegiatan sehari-
26
26
d)
e)
memutus halusinasi
secara bertahap
f)
g)
Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
orientasi realita,
stimulus persepsi
4.
a)
b)
a)
jika mengalami
27
27
halusinasi
b)
halusinasinya
Diskusikan dengan
keluarga saat
berkunjung / pada saat
kunjungan
c)
d)
e)
f)
Beri reinforcement
waktu follow up atau
kapan perlu mendapat
bantuan, halusinasi
tidak dapat terkontrol
dan resiko mencederai
orang lain.
28
28
5.
a)
b)
Diskusikan dengan
tentang dosis,
Klien dapat
mendemonstrasikan
obat
a)
b)
samping obat
d)
Diskusikan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
e)
Bantu klien
menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar.
Kerusakan interaksi
sosial
29
29
1)
30
30
a)
Diskusikan kemampuan
dan aspek positf yang
2)
dimiliki klien
dimiliki
dihindarkan dari
klien
penilaian negatif
c)
Utamakan memberi
pujian yang realistik
3)
dapat digunakan
Rencanakan bersama
klien aktifitas yang dapt
4)
kegiatan harian
sesuai kemampuan
Kegiatan mandiri
Kegiatan dengan
bantuan sebagian
Kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total
b)
Tingkatkan kegiatan
31
31
a)
5)
direncanakan
dan kemampuannya
b)
c)
Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di rumah
6)
a)
Beri pendidikan
kesehatan pada keluarga
tentang cara merawat
klien dengan harga diri
rendah
b) Bantu keluarga
memberikan dukungan
selama klien dirawat
32
32
c)
Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
di rumah.
33
33
34
35
SP IV p:
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol PK secara spiritual
(berdoa,berwudhu,sholat)
c. Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian
36
Sp I k:
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
b. Menjelaskan pengertian PK,tanda dan gejala,serta proses terjadinya
PK
c. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
Sp II k :
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK
b. Melatih keluargamelakukan cara merawat langsung kepada pasien
PK
Sp III k:
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
b. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
37
Sp IIp:
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
c. Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian
Sp IIIp:
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
c. Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian
Sp Ik:
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
b. Menjelaskan pengertian,tanda dan gejala isolasi sosial yang di
alami pasien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
Sp IIk:
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
isolasi sosial
Sp IIIk:
a. Membantu keluarga membuat jadwal dalam aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
b. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
38