sebenarnya aksen mate itu cuma menutupi material aslinya yang kelihatannya
murah!
Lebih lanjut, One X terasa ringkih bila di genggaman, jauh dari kata solid.
Jadi baiknya pengguna ponsel Android One membekalinya dengan pelindung
seperti soft cover atau hard cover bila ingin dipakai lama.
Spesifikasi
Bicara spesifikasi di ponsel-ponsel Android One artinya cuma bicara satu
spesifikasi. Karena Google punya ketentuan soal spesifikasi yang harus dituruti
vendor ponsel Android One. Jadi siapa pun yang bikin jeroannya bakal sama saja.
Secara spesifik Google mengharuskan ponsel Android One menggunakan
prosesor quadcore MediaTek MT6582 yang punya kecepatan 1,3 GHz yang
ditopang dengan besaran RAM 1 GB. Bentang layarnya berdimensi 4,5 inch
dengan resolusi 840x480 pixel.
Sedangkan kameranya berkemampuan 5 MP, yang dipadu dengan kamera
depn 2 MP. Tapi meski punya kemampuan yang terbilang rendah, ponsel Android
One yang di review mampu menyodorkan hasil jepretan yang lumayan. Hasilnya
cukup solid untuk ukuran kamera 5 MP.
Nah, mungkin bagian inilah satu-satunya sektor yang boleh ditingkatkan.
Jadi sebelumnya referensi Google mengharuskan ponsel Android One punya
memori internal 4 GB. Tapi di Indonesia, seluruh ponsel Android One yang
beredar sudah dibenamkan kapasitas internal 8 GB. Tentu hal ini jadi
menguntungkan konsumen Indonesia.
Sementara itu fitur lainnya adalah slot dual SIM yang kini telah jadi fitur
standar ponsel Android, dan juga FM radio. Menariknya, Google ternyata juga
membenamkan fitur cast screen pada ponsel Android One. Dengan fitur ini
pengguna jadi bisa menampilkan isi layar ponsel ke layar yang lebih besar lewat
teknologi WiDi atau Miracast. Sayangnya kami belum sempat menjajal fitur
tersebut.
langsung oleh Google. Jadi seperti Nexus, hanya saja dengan banderol yang jauh
lebih murah.
Soal performa, karena dioptimalkan untuk satu pilihan spesifikasi
seharusnya ponsel Android One memang menjanjikan pengoperasian smooth.
Bahkan Google selalu pembesutnya sampai berani mengklaim bahwa ponsel
Android One akan selalu lancar pengoperasiannya meski dipakai tahunan.
Kami lantas membuktikannya, tak tahu karena sugesti atau memang benar
lebih ringan, Evercoss One X rasanya memang lebih enteng. Tapi ponsel yang
kami gunakan memang masih dalam kondisi fresh, jadi soal klaim Google itu
masih harus dibuktikan.
Sebagai infromasi, biasanya penurunan performa akan dialami pengguna
setelah memakainya dalam jangku waktu tertentu. Hal itu terjadi karena
penyimpanan file yang sudah terlalu menumpuk, atau aplikasi yang terlalu
banyak.
Tapi bagian paling menarik adalah ketika mengecek pilihan menu about.
Di bagian versi Android yang digunakan, ponsel Android One sudah mengusung
Lollipop 5.1. Awalnya memang tak percaya, karena Nexus yang jadi kebanggaan
Google saja belum kebagian. Tapi setelah disampaikan sendiri oleh salah satu
petinggi Google, tentu tak bisa ditampik lagi.
Jadi bisa dibilang inilah bagian paling menarik dari ponsel Androi One.
Ya, Lollipop 5.1! Dan Google secara resmi pertama kali mengumumkannya di
Indonesia. Uniknya lagi, bukan pada ponsel-ponsel kelas atas yang biasanya jadi
barometer, tapi di ponsel murah yang cuma dihargai Rp 999 ribu!