Responsi Hisrchsprung
Responsi Hisrchsprung
HIRSCHSPRUNG
DISEASE
Pembimbing :
dr. Hertanto, Sp B.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. I
Umur
: 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
: Pamekasan
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
MRS
: 26 Januari 2015
Jam
: 11.30
Pemeriksaan
: 2 Februari 2015
Jam
: 15.00
Ruangan
: B1
SUBYEKTIF(ANAMNESA)
Keluhan Utama
: sesak
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen :
(Status lokalis)
Inspeksi : distended, asimetris, darm contour (+)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan - - - + +
- - +
Pmeriksaan Rectal touch : TSA (+) kuat, mukosa rectum
rata, nyeri (-), pada handscoon terdapat feses.
Ekstremitas
: Akral hangat , tidak ada edema
Collumna vertebra : Dalam batas normal
Assessment
Diagnosa kerja : Hirscphrung disease
Planning
Penatalaksanaan : diet TKTP
Inj. Cefriaxone 2 x 1gr
Rencana selanjutnya : pro Sigmoidotomy
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen :
(Status lokalis)
Inspeksi : distended, asimetris, darm contour (+)
Auskultasi
: Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan
- - - + - + Ekstremitas
: Akral hangat , tidak ada edema
Collumna vertebra : Dalam batas normal
Assessment
Diagnosa kerja
: Hirscphrung disease dengan
komplikasi enterocolitis.
Planning
Penatalaksanaan : pro Sigmoidotomy
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen :
(Status lokalis)
Inspeksi : perut flat, terpasang stoma bag,
mucosa usus oedem, produksi lendir
sangat banyak dan sangat bau,
fecal cair hitam.
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas
: Akral hangat , tidak ada oedema
Collumna vertebra : Dalam batas normal
FOLLOW UP
5 Februari 2015
6 Februari 2015
7 Februari 2015
S : nyeri perut
berkurang, usus
bengkak, BAB mulai
padat dan banyak, warna
coklat kadang kuning
I: terpasang stoma
bag, mucosa usus oedem,
produksi lendir banyak
dan sangat bau, fecal
5 Februari 2015
6 Februari 2015
7 Februari 2015
A : Hirscphrung disease
post op.Sigmoidostomy
A : Hirscphrung disease
post op.Sigmoidostomy
A : Hirscphrung disease
post op.Sigmoidostomy
P:
Diet lunak (bubur-kasar)
Inj. Ceftriaxone 2 x 1gr
Inj. Metronidazole
3x500mg
Inj. Antrain 3 x 500mg
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
Inj. Paracetamol 3 x 500
mg (bila temp >38o C).
P:
Diet nasi TKTP
Putih telur 5-6 butir/hari
Inj. Ceftriaxone 2 x 1gr
Inj. Metronidazole 3 x
500mg
P:
Diet nasi TKTP
Putih telur 5-6 butir/hari
Per oral:
Cefixime 2x100mg
Metronidazole 3 x 500mg
Edukasi penggantian
stoma bag :
Kantong harus segera
diganti bila fecal sudah
mulai penuh mengisi
kantong stoma.
Menjaga higienitas
KRS
RESUME
Ny.I usia 34 thn, datang dengan keluhan utama sesak.
Karena perut terasa penuh, nyeri, besar, dan keras sehingga
sulit menarik napas. Sulit BAB sejak 6 minggu SMRS,
dalam 2-3hari hanya BAB 1x sedikit, seperti kotoran
kambing, hanya beberapa butir, warna hitam, lendir (-),
darah (-). Mual muntah sejak 6 minggu SMRS, tambah lama
semakin memberat hingga sejak 3hari SMRS tidak ada
makanan dan minuman sama sekali yang masuk.
Dari pemeriksaan fisik, pasien mengalami gizi kurang. Pada
status lokalis di regio abdomen tampak perut distended,
asimetris, darm contour (+).
HIRSCHSPRUNG DISEASE
ANATOMI
A. Dinding Usus
Dua lapisan otot polos:
Sisi
luminal
otot
polos
sirkular
adalah
yaitu:
Pleksus
Submukosa:
Connective tissue,
Ganglion
pleksus
kedua,
Submukosa.
Kontraksi
sirkular
menyebabkan
segmentasi
Kontraksi
sirkular
menyebabkan
segmentasi
Pleksus
submukosa
luar
(Schabadasch
atau
Fungsi masing-masing:
HIRSCHSPRUNG DISEASE
1. Definisi
3. Klasifikasi
Klasifikasi Hirschsprung
Segmen Klasik
Keterangan
Segmen aganglionik tidak muncul
melewati sigmoid yang lebih atas.
Segmen Panjang
4. Etiologi
A. Teori Abnormalitas Migrasi Neural Crest.
untuk
bertahan,
proliferasi
atau
Bisa
terjadi
secara
sporadic,
gen
dominan
5. Patologi
Normal:
Hirschsprung
sistem
kolinergik
(inhibitori),
tonus
tidak
sejalan
dan
6. Gejala Klinis
B. Konstipasi Kronik
kegagalan
perkembangan,
distensi
abdomen.
C. Enterocolitis
anak
enterokolitis
Hirschsprung
tetapi
mempunyai
umumnya
gejala
Hirschsprung
7. Diagnosis
A. Radiologi
Diagnosis bayi baru lahir dengan obstruksi usus
distal dengan water soluble contrast enema
Pada
Hirschsprung kontras menunjukan zona
transisi antara bagian normal dengan bagian
aganglion.
Hanya 75% (+) zona transisi, tidak adanya zona
transisi tidak dapat menyingkirkan Hirschsprung.
Pada anak lebih dewasa lebih sering terjadi
Penemuan lain kontras enema yang mendukung
Hirschsprung:
Rectosigmoid
index (rasio diameter rectal/
diameter sigmoid) kurang dari 1.0 dan retensi
barium pada 24 jam post-evakuasi kontras.
B. Biopsi Rectal
Pengambilan terlalu distal mengakibatkan falsepositive karena ganglion sel dapat tidak ada secara
normal pada daerah ini.
Zona transisional
Normal
Hirschsprung
C. Anorectal Manometry
8.Manajemen terapi
Menghilangkan
merekonstruksi
usus
usus
aganglionik
dengan
dan
memberikan
komplikasi
dari
Hirschsprung
A. Pembedahan
Pendekatan
retrorectal
transanal
oleh
Duhamel
1. Swenson
Rectosigmoidectomy
Colorectal anastomose
Diseksi retrorectal
Tarik
(pull-Through)
retrorectal
setelah
reseksi
3. Soave
B. Pengobatan
Menanggulangi Infeksi
Menurunkan morbiditas
Mencegah komplikasi
9. Komplikasi
1. Intraoperative dan Postoperative Awal
Komplikasi operasi Hirschsprung:
Perdarahan, infeksi, luka pada organ sekitar, dan
resiko anastesi.
Anak yang mengalami prosedur stoma (pembukaan
rongga abdomen, untuk keperluan sistem pencernaan
atau genitourinary) :
Strikture, retraksi, prolapse, dan kelainan kulit.
Komplikasi Anastomotic,
Jarang tetapi dapat terjadi setelah standard pull
through prosedur.
Striktur
dan retraksi dapat mengakibatkan
rendahnya suplai darah
Anastomotic dapat dihindari dengan perhatian
suplai darah
2. Komplikasi lambat
Komplikasi lambat yang dapat terjadi adalah:
obstruksi, inkontinensia, dan enterocolitis
2.1 Gejala Obstruksi
Gejala
obstruksi:
abdominal
distensi,
perut
mengembung, muntah, atau konstipasi kronik.
Alasan gejala obstruksi menetap setelah prosedur
pull-through:
Obstruksi mekanik
Aganglionosis yang menetap maupun didapat,
Kelainan motilitas colon atau proximal usus halus,
Internal sphincter achlasia akibat nonrelaxation
internal anal sphincter
Functional megacolon karena kebiasaan menahan
buang air besar (stool-holding behaviour).
harus
through ulang.
dilakukan
prosedur
pull-
2.2 Inkontinentia
sphincter
selama
prosedur
pull-
through
Identifikasi
cedera
termasuk
anorectal
2.3 Enterocolitis
penyebab:
Clostridium
diffcile
atau
rotavirus,
Konstipasi
Ileus Obstruksi
11. Prognosa
TERIMA KASIH