Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKROBIOLOGI

AIR, ASAM, BASA, GARAM DAN


MAKROMOLEKUL ORGANIK

OLEH:
Kelompok 2
ADAM FERNANDO
FADHILATUL HURYAH

14177001
14177018

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Azwir Anhar, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan karena
berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah Air, Asam,
Basa, Garam dan Makromolekul Organik. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu penilaian dalam mata kuliah Mikrobiologi.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini, penulis mendapat
bantuan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Azwir Anhar, M.Si. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi
2. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempunaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Padang, September 2015

Penulis

AIR, ASAM, BASA, GARAM DAN


MAKROMOLEKUL ORGANIK
Tujuan pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur, sifat dan fungsi molekul air di
dalam sel
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh senyawa asam dan basa di dalam
sel
3. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi senyawa karbohidrat
yang terdapat di dalam sel
4. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi senyawa protein yang
terdapat di dalam sel
5. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi senyawa lipid yang
terdapat di dalam sel
6. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi senyawa asam nukleat
yang terdapat di dalam sel
A. Molekul Air
Semua organisme termasuk mikororganisme terdiri dari molekul air.
Manusia memiliki kandungan air sekitar 90%, sedangkan bakteri memiliki
sekitar 70% air. Tidak ada organisme yang mampu bertahan, tumbuh dan
berkembang tanpa air.
Air merupakan medium yang terdapat pada semua reaksi kimia seluler
yang terjadi. Molekul air akan berikatan dengan molekul-molekul polar
lainnya dan membentuk suatu larutan di dalam sel. Contoh, air dengan garam.
Garam merupakan hidrofilik karena mudah terpisah menjadi ion natrium dan
klorida saat molekul air memutus ikatan ion yang lemah dan mengelilingi
setiap ion di dalam sebuah bola molekul air. molekul yang tidak larut di
dalam air disebut hidrofobik. Perhatikan Gambar 1!

Gambar 1. Zat Terlarut di Dalam Molekul Air


(Pommerville, 2011: 44)
Molekul air juga merupakan suatu reaktan pada beberapa reaksi kimia.
Contohnya reaksi hidrolisis yang melibatkan air dalam pemecahan maltosa
menjadi dua buah molekul glukosa. Molekul air yang polar dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan membentuk sejumlah besar ikatan hidrogen di antara
molekul air. Di dalam sel yang mengandung sekitar 70-90% air, sel dipenuhi
pelarut yang menjaga suhu lebih konsisten ketika suhu lingkungan berubah.
Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen
terikat pada dua atom hidrogen yang berbeda. Karena elektronegativitas lebih
tinggi dari atom oksigen, ikatan tersebut adalah kovalen polar (ikatan polar).
Atom oksigen menarik elektron bersama dari ikatan kovalen sampai batas
jauh lebih besar dibandingkan atom hidrogen. Akibatnya, atom oksigen
memperoleh muatan negatif parsial (-), sedangkan atom hidrogen masingmasing memperoleh muatan positif parsial (+). Perhatikan Gambar 2!

Gambar 2. Ikatan Kovalen Polar pada Molekul Air


(Pommerville, 2011: 41)
Dalam larutan yang encer, molekul air tetap utuh. Beberapa di
antaranya dapat terdissosiasi menjadi ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida
(OH-) seperti reaksi berikut ini.
H2O H+ + OH
B. Senyawa Asam, Basa dan Garam
Senyawa lainnya yang terdapat di dalam sel adalah senyawa asam.
Senyawa asam merupakan hasil penyumbangan ion H + ke dalam larutan.
Senyawa asam dapat dibedakan berdasarkan tingkatan keasamannya. Asam
kuat dapat memberikan sejumlah besar ion hidrogen ke dalam larutan. Asam
klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO3) adalah contoh
asam kuat. Asam lemah merupakan jenis asam yang memberikan ion
hidrogen dalam jumlah kecil di dalam larutan. Contohnya asam karbonat
(H2CO3). Berdasarkan asalnya, asam juga dapat dikelompokkan menjadi 2
golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya
bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik
umumnya bersifat asam kuat dan korosif.

Senyawa basa merupakan senyawa yang berkombinasi dengan ion H+


di dalam larutan. Basa kuat merupakan senyawa basa yang mengambil
sejumlah ion hidrogen dari larutan. Contohnya kalium hidroksida (KOH).
Asam dan basa dapat bereaksi satu sama lain karena karakteristik
kimiawinya yang berlawanan. Reaksi pertukaran antara asam klorida dan
natrium klorida adalah salah satu contohnya.
HCl + NaOH NaCl + H2O
Hasil reaksi antara senyawa asam dan basa akan membentuk senyawa garam
dan air. Ion-ion yang dihasilkan oleh molekul air akan bergabung membentuk
senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut
dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam
itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu
endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman
karena membentuk senyawa garam.
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan atau pH (pH
= power of hydrogen ions) bergantung pada konsentrasi ion H+ di dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk
menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan
konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion
H+ dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan
pH = log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat dinyatakan dengan cara
yang sama, yaitu pOH (power of hidroxyde ions) yang dinyatakan dengan
persamaan berikut ini.
pOH = log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 014 seperti
pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Derajat Keasaman suatu Zat


(Pommerville, 2011: 45)
Pada saat mikroorganisme mengambil nutrien dan nelakukan
metabolisme, reaksi kimia terjadi dengan pembentukan atau penggunaan ion
hidrogen. Hal ini penting untuk semua organisme untuk menjaga
keseimbangan asam dan basa di dalam selnya. Reaksi kimia dan komponen
organik sangat sensitif terhadap perubahan pH. Jika pH di dalam sel tidak
dijaga, maka molekul seperti protein yang mudah berubah dapat rusak. Ketika
mikroba tumbuh di dalam medium nutrien mikrobiologis, produk zat sisa
yang dihasilkan akan menurunkan pH medium, sehingga mikroba ini menjadi
mati. Untuk mencegah perubahan pH, sel dan medium tumbuh harus
mengandung buffer. Buffer merupakan larutan yang dapat menjaga pH
spesifik.
Kebanyakan buffer biologis merupakan asam lemah dan basa lemah.
Jika dihasilkan ion hidrogen dalam jumlah yang berlebihan (pH menurun),
maka senyawa basa dapat menyerapnya. Jika terjadi penurunan konsentrasi
ion hidrogen (pH naik), maka asam lemah dapat berdissosiasi dan
menggantikan ion hidrogen. Perhatikan Gambar 4!

Gambar 4. Skema Perubahan pH di Dalam Sel


(Pommerville, 2011: 46)

C. Makromolekul Organik
Di dalam sel bakteri, sekitar 70% terdiri dari air. 26% di antaranya
merupakan senyawa organik dan 4 % merupakan ion dan molekul kecil
lainnya (Gambar 5). Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki
dasar molekul berupa karbon, seperti protein, karbohidrat, dan lipid. Kecuali
pada lipid, molekul protein dan karbohidrat yang besar disebut juga dengan
polimer, yang disusun oleh beberapa molekul monomer.

Gambar 5. Senyawa Organik di Dalam Sel Bakteri


(Pommerville, 2011: 47)
Monomer merupakan suatu komponen yang tidak stabil. Proyeksi dari
rangka karbon atau atom lainnya pada molekul biologis merupakan suatu
kelompok atom yang disebut dengan gugus fungsional. Gugus fungsional
menunjukkan suatu titik dimana reaksi kimia dapat terjadi jika difasilitasi
oleh enzim spesifik. Reaksi tersebut tidak terjadi secara spontan. Ada
beberapa jenis grup fungsional seperti yang terlihat pada Tabel 1. Gugus
fungsional pada monomer dapat berinteraksi untuk membentuk molekul yang
besar atau polier melalui reaksi sintesis dehidrasi. Gugus fungsional dapat
menjadi proses dekomposisi yang penting dari polimer yang besar melalui
reaksi hidrolisis.
Tabel 1. Gugus Fungsional pada Senyawa Organik

Karbohidrat terdiri dari molekul karbon, hidrogen, dan oksigen.


Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi bagi sel. Molekul ini juga
penting bagi pembentukan dinding sel dan asam nukleat. Secara umum,
karbohidrat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu monosakarida, disakarida
dan polisakarida. Monosakarida dan disakarida merupakan monomer
sederhana yang akan membentuk polimer (polisakarida). Disakarida terdiri
dari dua buah monosakarida yang terbentuk dengan ikatan kovalen. Contoh
polisakarida adalah pati (amilum) dan glikogen yang terdapat pada sel alga
dan beberapa sel bakteri. Selain itu, selulosa merupakan polisakarida yang
membentuk struktur dinding sel pada bakteri. Perhatikan Gambar 6!

Gambar 6. Molekul Karbohidrat


(Pommerville, 2011: 49)
Senyawa lipid merupakan senyawa yang terdiri dari tiga gugus asam
lemak (trigliserida). Setiap asam lemak merupakan ranta hidrokarbon
panjang nonpolar yang mengandung 16-18 atom karbon. Pengikatan molekul
asam lemak dengan molekul gliserol terjadi melalui reaksi sintesis dehidrasi
antara gugus hidroksil dan karboksil. Molekul lipid berfungsi sebagai
penyimpanan energi dan membentuk membran sel.
Asam lemak menjadi jenuh jika mengandung banyak atom hidrogen
yang meluas dari rangka karbon yang tidak memiliki ikatan kovalen ganda di
antara atom karbon. Asam lemak menjadi tidak jenuh jika mengandung
sedikit atom hidrogen yang memiliki satu atau lebih ikatan kovalen ganda di
antara beberapa atom karbon. Tipe lain dari lipid yang ditemukan di dalam
membran sel dadalah fosfolipid. Fosfolipid hanya memiliki dua buah ekor

asam lemak yang melekat pada gliserol. Pada asam lemak yang ketiga
terdapat gugus fosfat yang menunjukkan gugus fungsional yangpolar dan
dapat aktif berinteraksi dengan polar lainnya. Perhatikan Gambar 7!

Gambar 7. Molekul Lipid


(Pommerville, 2011: 51)
Tipe lain dari senyawa lipid adalah zat lilin dan sterol. Zat lilin
merupakan senyawa lipid yang memiliki rantai asam lemak yang panjang dan
menjadi bagian dari struktur dinding sel Mycobacterium tuberculosis. Sterol
merupakan senyawa lipid yang bersifat hidrofobik. Sterol berfungsi sebagai
stabilisasi membran pada alga, protozoa, fungi, dan bakteri seperti
Mycoplasma.
Asam nukleat merupakan senyawa organik yang terdiri dari atom
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan fosfor. Asam nukleat berfungsi
sebagai tempat penyimpanan, transpor dan kontrol informasi genetik. Ada dua
bentuk yang ditemukan di dalam sel, yaitu DNA dan RNA. Keduanya disusun
oleh suatu polinukleotida yang terdiri dari beberapa monomer yang disebut
dengan nukleotida.
DNA berbentuk pita ganda berpilin (double helix) dan panjang
membentuk untaian seperti tangga berpilin. Sebuah molekul DNA terdiri dari
dua polinukleotida rantai panjang yang terdiri dari empat jenis subunit

nukleotida. Setiap nukleotida disusun oleh senyawa gula, pospat dan basa
nitrogen. Gula tersusun atas gula pentosa (gula berkarbon 5) yaitu
Deoksiribosa (gula ribosa yang kehilangan 1 atom oksigen deoksi), pospat
terdiri dari molekul berbentuk PO4 serta basa nitrogen terdiri dari kelompok
pirimidin (Citosin/C dan Timin/T) dan kelompok purin (Adenin/A dan
Guanin/G). Pasangan basa nitrogen pada DNA, yaitu adenin (A) dan guanin
(G) dengan sitosin (S). Di antara basa nitrogen dihubungkan ikatan hidrogen.
Perhatikan Gambar 8! RNA memiliki perbedaan dari segi strukturnya, yaitu
berupa rantai tunggal, gula penyusunnya adalah gula ribosa, dan basa urasil
yang menggantikan basa timin pada DNA.

Gambar 8. Molekul DNA


(Pommerville, 2011: 53)

Protein merupakan molekul organik yang terbanyak di dalam sel.


Sekitar 56% dari berat kering sel mengandung protein. Banyaknya jumlah
protein ini memiliki arti bahwa protein sangat penting bagi sel. Protein
merupakan polimer yang tersusun dari monomer yang disebut dengan asam
amino. Pada bagian tengah asam amino merupakan atom karbon yang
melekat pada dua gugus fungsional yaitu gugus amino dan gugus karboksil.
Pada bagian ini juga terdapat rantai samping yang disebut gugus R. setiap 20
asam amino dibedakan hanya dari komposisi atom pada gugus R. Molekul
protein membentuk suatu struktur tiga dimensi seperti yang terlihat pada
Gambar 9!

Gambar 9. Molekul Protein


(Pommerville, 2011: 55)
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, Bruce et al. 2014. Molecular Biology of The Cell 6th Edition. USA:
Garland Scienc, Taylor & Francis Group.
Campbell, Neil A. dan Reece, Jane. B. 2011. Biology 9th Edition. USA: Pearson.
Pommerville, Jeffrey C. 2011. Alcamos Fundamentals of Microbiology Ninth
Edition. USA: Jones and Bartlett Publishers, LLC.
Tortora, Gerard. J, Funke, Berdell R. dan Case, Christine, L. 2010. Microbiology:
An Introduction 10th Edition. USA: Pearson.
Willey, Joanne M., Sherwood, Linda M., dan Woolverton, Christopher J. 2008.
Microbiology 7th Edition. USA: McGraw-Hill Companies.

EVALUASI
1. Jelaskanlah molekul pembentuk air?
Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen terikat pada
dua atom hidrogen yang berbeda. Karena elektronegativitas lebih tinggi dari
atom oksigen, ikatan tersebut adalah kovalen polar (ikatan polar). Atom
oksigen menarik elektron bersama dari ikatan kovalen sampai batas jauh lebih
besar dibandingkan atom hidrogen. Akibatnya, atom oksigen memperoleh
muatan negatif parsial (-), sedangkan atom hidrogen masing-masing
memperoleh muatan positif parsial (+).

2. Jelaskanlah perbedaan asam lemah dengan asam kuat?


Asam kuat dapat memberikan sejumlah besar ion hidrogen ke dalam larutan.
Asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO3) adalah
contoh asam kuat. Asam lemah merupakan jenis asam yang memberikan ion
hidrogen dalam jumlah kecil di dalam larutan. Contohnya asam karbonat
(H2CO3)
3. Jelaskanlah makromolekul organik?
Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki dasar molekul berupa
karbon, seperti protein, karbohidrat, dan lipid. Kecuali pada lipid, molekul
protein dan karbohidrat yang besar disebut juga dengan polimer, yang disusun
oleh beberapa molekul monomer Monomer merupakan suatu komponen yang

tidak stabil. Proyeksi dari rangka karbon atau atom lainnya pada molekul
biologis merupakan suatu kelompok atom yang disebut dengan gugus
fungsional.

Anda mungkin juga menyukai