Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKLINIK 1

ASUHAN GIZI KONSELING


PASIEN DENGAN GASTRITIS DAN OBESITAS
DI RSU KALIWATES JEMBER

Oleh:
NURUL MERNAWATI
G42121029

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015
BAB 1. GAMBARAN UMUM PASIEN

1.1 Identitas Pasien


No. Rekam Medik
Nama
Jenis kelamin
Agama
Alamat
Telepon
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal kunjungan
Diagnose
Poliklinik
1.2 Pengkajian Data
1. Antropometri
Tinggi badan
Berat Badan
BBI

IMT

:
: Ny.SR
: Perempuan
: Islam
: Griya Mangli- Jember
:: Pensiunan
: Menikah
: 27/08/2015
: Gastritis
: Poli Umum
= 155 cm
= 81 kg
= ( TB100 ) 10
= ( 155100 )10
= 49,5 kg
BB
=
TB
81
=
(1,55)2
= 33,75
= Overweight.

2. Biokimia
( Tidak Ada )
3. Klinis/Fisik

Keluhan

: Nyeri perut depan kiri dan sendi lutut.

4. Dietary History
Kebiasaan pasien : sering mengkonsumsi terapi jamu herbal dan pola
makan pasien tidak teratur.
5. Riwayat personal
a. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu.
b. Riwayat penyakit keluarga
Berdasarkan hasil anamnesa dengan pasien diketahui pasien tidak
memiliki keluarga yang mengalami keluhan penyakit yang sama.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan Gastritis.

BAB 2. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN MASALAH

2.1 Identifikasi Masalah


a. NI. 2.1. Makanan/minuman melalui oral tidak adekuat kelebihan.
b. NB. 1.7 Pemilihan makanan yang salah
c. NB. 1.5 Gangguan pola makan
2.2 Diagnosa Gizi
Domain

Problem

Etiologi

Sign/Symptom

Makanan/minuman
NI. 2.1

melalui

oral

adekuat kelebihan
Pemilihan
NB. 1.7

yang salah

Gangguan
makan
NB. 1.5

Berkaitan dengan Ditandai dengan nilai


IMT 33,75 kg/m2
tidak overnutrisi
( overweight)

makanan Berkaitan dengan Ditandai


dengan
kebiasaan pasien
kebiasaan pasien yang
sering
mengonkonsuumsi jamu
herbal.
pola Berkaitan dengan Ditandai
dengan
pola makan yang gangguan pencernaan
tidak teratur (jam pada lambung.
makan yang tidak
tepat) dan suka
mengkonkonsumsi
jamu herbal.

BAB 3. PELAKSANAAN KONSELING GIZI


3.1 Rencana Konseling
Materi : Modifikasi diet Lambung III
a. Tujuan
- Menormalkan status gizi pasien.
- Memberikan makanan sesuai kondisi fisik klinis pasien

Tidak memberatkan kerja lambung.


Menetralkan sekresi lambung yang berlebihan.

b. Prinsip Diet
- Energi sesuai kebutuhan pasien.
- Protein sedang.
- Lemak rendah.
- Karbohidrat cukup.
- Vitamin dan mineral cukup.
c. Syarat Diet
1 Energi diberikan cukup sesuai kebutuhan,
2 Protein sedang 10-15% dari kebutuhan total yaitu 60.45 gr.
3 Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan total yaitu 26.87 gr.
4 Karbohidrat sisa dari kebutuhan energy total yaitu 282.13 gr.
5 Vitamin dan mineral cukup.
6 Makanan diberikan dalam porsi kecil.
d. Perhitungan kebutuhan gizi (Harris Benedict)
BBI

= (TB 100) 10%


= (155 100) 10%
= 49.5 kg
= 50 kg

BMR

= 665 + (9.6 x 50) + (1.8 x 155) (4.7 x 50)


= 665 + 480 + 279 - 235
= 1189 kkal.
TEE
=1189 x 1.2 x 1.13
= 1612.2 kkal
Protein = 15% x Energi total
= (15% x 1612.2) : 4
= 60.46 gr
Lemak = 15% x energi total
= (15% x 1612.2) : 9

KH

= 26.87 gr
= 70% x energi total
= (70% x ) : 4
= 282.13 gr

Tabel 3.1 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan

Sumber karbohidrat

Dianjurkan
Beras ditim, nasi, kentang
direbus, dipure: macaroni,
mi, bihun direbus, roti,
biscuit, krekers, tepungtepungan dibuat pudding
atau dibubur.
Daging sapi empuk, hati, hati,

Tidak Dianjurkan
Beras ketan, beras tumbuk,
roti whole wheat, jagung, ubi,
singkong, tales, kentang
digoreng, dodol dsb.

Daging, ikan, ayam yang

ikan, ayam direbus, disemur, dikaleng, dikeringkan, diasap,


Sumber protein
hewani

ditim, dipanggang, telur ayam diberi bumbu-bumbu tajam,


direbus, ditim, didadar, diceplok daging babi, telur goreng.
air, dan dicampur dalam
makanan (susu).
Tahu, tempe direbus, ditim,

Sumber protein nabati

ditumis, kacang hijau direbus.

Tahu, tempe digoreng,


kacang

dan

yang

kacang

merah dan kacang tolo.

Sayuran yang tidak banyak Nangka


serat

tanah,

muda,

daun

tidak singkong, daun papaya dan

menimbulkan gas seperti : sayuran yang dikeringkan.


Sayuran

bayam, buncis, kacang panjang,


bit labu siam, wortel, tomat,
labu kuning; direbus, ditumis,
disetup, dan diberi santan.

Buah-buahan

Lemak

Pepaya, pisang, sawo, Buah yang tinggi serat


jeruk manis, sari buah, dan
atau
dapat
buah dalam kaleng.
menimbulkan gas seperti
jambu
biji,
nanas,
kedondong,
durian,
nangka, dan buah yang
dikeringkan.
Margarin, minyak, santan Lemak hewan, santan
encer.

kental.

Sirup, teh encer.


Minuman

Kopi, teh kental, minuman


yang mengandung soda dan
alcohol, ice cream.
Bumbu tidak merangsang Bumbu yang merangsang
pencernaan,

seperti pencernaan, seperti cabe,

bawang merah, bawang merica,


Bumbu

cuka,

putih, laos, salam, kunci, bumbu-bumbu


kencur, terasi, sereh dan tajam.
kecap.

dan
yang

1.2 Hasil Evaluasi Konseling Gizi Pasien Rawat Jalan


HASIL EVALUASI KONSELING GIZI
PASIEN RAWAT JALAN
Nama : Ny. SR
Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin: Perempuan


Nomor Registrasi:
EVALUASI

TGL

27/08/
2015

MATERI
KONSELIN
G

PROSES

MASALAH

OUTCOME

TINDAKAN/
PENYELESAIA
N

PERTANYAA
N YANG
DIBERIKAN

Pengertian

Gastritis adalah Memberikan edukasi Apakah

Gastritis

penyakit yang tentang


terjadi

bagaimana mengetahui

dan gaya hidup agar Gastritis itu?

SEBELUM
TAHU

ibu

pada mengatur pola makan apakah penyakit

saluran

RESPON PASIEN
SESUDAH

T.
TAHU

TAHU

KETERANGAN

T.
TAHU

TINDAKAN
PENYELESAIAN

Keluarga pasien dan Memberikan


pasien telah mengetahui bahwa
pengertian Gastritis.

pengertian

Gastritis

disembuhkan

dapat
dengan

mengatur pola makan dan

pencernaan atas asam lambung tidak

gaya hidup agar tidak

yang

mmberatkan lambung serta

serius meningkat.

berbahaya.

mencegah asam lambung

yang berlebihan.
Bahan

Keluarga pasien Memberikan edukasi Apakah

ibu

Keluarga pasien dan Memberi edukasi dan

makanan yang sudah mengerti dan konseling tentang mengetahui bahan

pasien sudah pernah konseling tentang bahan

dianjurkan

mendapatkan konseling makanan yang dianjurkan

tentang

bahan bahan makanan yang makanan apa yang

makanan yang dianjurkan

dianjurkan?

tentang bahan makanan yang dapat memberatkan

dianjurkan

yang dianjurkan.

kerja

lambung

dan

peningkatan sekresi asam


lambung.
Bahan makanan Pasien
yang
dianjurkan

dan Memberikan konseling Apakah

tidak keluarga pasien tentang

bapak

bahan sudah mengetahui

Keluarga pasien dan Memberi


mendapatkan konseling makanan

tentang

tentang bahan makanan dianjurkan.

makanan yang pasien.

untuk makanan

yang

tidak dianjurkan?

tidak dianjurkan
namun kurang
memahaminya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

dan

pasien sudah pernah konseling tentang bahan

sudah mengerti makanan yang tidak apa saja bahan


dianjurkan

edukasi

yang tidak dianjurkan

yang

tidak

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut depan kiri dan sendi lutut ini terdiagnosa gastritis. Pasien ketika datang tidak
membawa data hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan data biokimia dan pemeriksaan fisik pasien.
Diamati dari kebiasan pasien, dapat dijelaskan bahwa pola makan pasien tidak teratur dan sering mengkonsumsi jamu herbal.
Sehingga terjadi gangguan pencernaan lambungnya, karena pola makan yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila
asam lambung meningkat. Produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus
halus, sehingga timbul rasa nyeri pada epigastrum. Gesekan akan lebih parah bila lambung dalam keadaan kosong akibat makan yang
tidak teratur, pada akhirnya akan menyebabkan perdarahan pada lambung.
Berdasarkan identifikasi masalah gizi pasien maka dapat ditetapkan diagnose gizi sebagai berikut.
a. NI.2.1. Makanan/minuman melalui oral tidak adekuat kelebihan berkaitan dengan overnutrisi ditandai dengan nilai IMT =
33.75 kg/m2 (overweight).
b. NB. 1.7 Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kebiasaan pasien ditandai dengan kebiasaan mengkonsumsi jamu
herbal.
c. NB. 1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan pola makan yang tidak teratur (jam makan yang tidak tepat) dan suka
mengkonsumsi jamu herbal ditandai oleh gangguan pencernaan pada lambung.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Status gizi pasien yaitu IMT = 33.75% (overweight).
2. Pola makan pasien yang tidak teratur.
3. Pemilihan makanan yang salah ditandai dengan kebiasan pasien yang sering mengkonsumsi jamu herbal.
5.2 Saran
Disarankan untuk mengikuti anjuran konseling gizi yang sudah diberikan untuk mengoptimalkan status gizi normal dan
melakukan Diet lambung III dengan tujuan untuk memberikan makanan yang adekuat untuk mempercepat penyembuhan dan
memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi yang tidak memberatkan
lambung.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta: Graha Ilmu
Umasangaji,Sadli M. 2012. Laporan Studi Kasus Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Suspect Gastritis Di Ruang Interna Pria RSUD
Dr. H Chasan Boesoeirie Ternate. Skripsi.

LAMPIRAN
1

Definisi Gastristis
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan / perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronik, difus atau local (Price & Wilson, 2006).
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung (Kumar Cotran &
Robbins, 2007).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet
yang tidak benar atau mengkonsumsi makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit (Brunner & Suddarth, 2001).

Kesimpulannya, Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi pada mukosa


lambung yang disebabkan oleh infiltrasi sel-sel radang dan diet yang tidak benar
yang mengandung mikroorganisme.

2 Etiologi
Menurut Kumar Cotran & Robbins (2007), Gastritis disebabkan oleh :

Pemakaian obat inflamasi non steroid (NSAID) terutama


aspirin dalam dosis besar.

Konsumsi alcohol berlebihan.

Banyak merokok.

Pemberian obat kemoterapi anti kanker.

Uremia.

Infeksi Sistemik..

Stress berat.

Iskemia dan Syok.

Trauma mekanis (intubasi nasogatrik).

Diet Lambung
a. GAMBARAN UMUM

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronik,


ulkus peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan dumping
sindrome dan kanker lambung. Ganguan gastrointestinal sering dihubungkan
dengan emosi atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat karena kurang
dikunyah sertta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindrom dispepsia, yaitu kumpulan
gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan
berkurang, dan rasa cepat kenyang.
b. TUJUAN DIIT
Tujuan diet penyakit lambung adalah untukmemberikan makanan dan
cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan
menetralkan sekresi asam lambungg yang berlebihan.

c. SYARAT DIIT
Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan
Energi dan protein cukup,sesuai dengan kemampuan pasien unutuk
menerimanya.
Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahaphingga sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat yang tadak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
Cairan cukup, terutama bila ada muntah
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, ,maupun kimia (dusesuaikan dengan daya terima
perorangan)
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung.

d. MACAM DIIT dan INDIKASI PEMBERIAN


1. Diit Lambung I
Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus
peptikum, paska perdarahan, dan tifus abdominalis berat.
Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan
dari Diet pasca hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi.
Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena
membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
2. Diet Lambung II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I,


kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus
abdominalis ringan.
Makanan berbebtuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali
makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang toamin.

3. Diet Lambung III

Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II


pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus
abdominalis yang hampir sembuh.
Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien

Makanan inii cukup energi dan zat gizi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai