Anda di halaman 1dari 5

Rayap pada dasarnya adalah serangga daerah tropika dan subtropika.

Namun sebarannya kini


cenderung meluas ke daerah sedang (temperate ) dengan batas-batas 50o LU dan LS. Di daerah
tropika rayap ditemukan mulai dari pantai sampai ketinggian 3000 m di atas permukaan laut.
Makanan utamanya adalah kayu atau bahan yang terutama terdiri atas selulosa. Dari perilaku makan
yang demikian kita menarik kesimpulan bahwa rayap termasuk golongan makhluk hidup perombak
bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dalam ekosistem kita.
Mereka merupakan konsumen primer dalam rantai makanan yang berperan dalam kelangsungan
siklus beberapa unsur penting seperti karbon dan nitrogen. Tapi masalahnya adalah manusia juga
merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan saja untuk makanannya
tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak
permasalahannya, sehingga manusia bersaing dengan rayap. Semula agak mengherankan para pakar
bahwa rayap mampu makan (menyerap) selulosa karena manusia sendiri tidak mampu mencernakan
selulosa (bagian berkayu dari sayuran yang kita makan, akan dikeluarkan lagi !), sedangkan rayap
mampu melumatkan dan menyerapnya sehingga sebagian besar ekskremen hanya tinggal lignin saja.
Keadaan menjadi jelas setelah ditemukan berbagai protozoa flagellata dalam usus bagian belakang
dari berbagai jenis rayap (terutama rayap tingkat rendah: Mastotermitidae, Kalotermitidae dan
Rhinotermitidae), yang ternyata berperan sebagi simbion untuk melumatkan selulosa sehingga rayap
mampu mencernakan dan menyerap selulosa. Bagi yang tak memiliki protozoa seperti famili
Termitidae, bukan protozoa yang berperan tetapi bakteria -- dan bahkan pada beberapa jenis rayap
seperti Macrotermes , Odontotermes dan Microtermes memerlukan bantuan jamur perombak kayu
yang dipelihara di "kebun jamur" dalam sarangnya.

Perilaku makan

Semua rayap makan kayu dan bahan berselulosa, tetapi perilaku makan (feeding behavior ) jenis-jenis
rayap bermacam-macam. Hampir semua jenis kayu potensial untuk dimakan rayap. Memang ada
yang relatif awet seperti bagian teras dari kayu jati tetapi kayu jati kini semakin langka. Untuk
mencapai kayu bahan bangunan yang terpasang rayap dapat "keluar" dari sarangnya melalui
terowongan-terowongan atau liang-liang kembara yang dibuatnya. Bagi rayap subteran (bersarang
dalam tanah tetapi dapat mencari makan sampai jauh di atas tanah), keadaan lembab mutlak
diperlukan. Hal ini menerangkan mengapa kadang-kadang dalam satu malam saja rayap Macrotermes
dan Odontoterme s telah mampu menginvasi lemari buku di rumah atau di kantor jika fondasi
bangunan tidak dilindungi. Sebaliknya, rayap kayu kering (Cryptotermes) tidak memerlukan air
(lembab) dan tidak berhubungan dengan tanah. Juga tidak membentuk terowongan-terowongan
panjang untuk menyerang obyeknya. Mereka bersarang dalam kayu, makan kayu dan jika perlu

menghabiskannya sehingga hanya lapisan luar kayu yang tersisa, dan jika di tekan dengan jari serupa
menekan kotak kertas saja. Ada pula rayap yang makan kayu yang masih hidup dan bersarang di
dahan atau batang pohon, seperti

Neotermes tectonae yang menimbulkan kerusakan (pembengkakan atau gembol) yang dapat
menyebabkan kematian pohon jati. Penggolongan menurut habitat atau perilaku bersarang.

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat digolongkan
dalam tipe-tipe berikut :

1.

Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup, bersarang dalam

pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae
(famili Kalotermitidae), hama pohon jati.

2.

Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak berhubungan

dengan tanah. Contoh : Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes

(Glyptotermes spp., famili

Kalotermitidae).

3.

Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae), hidup dalam kayu mati

yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi
dsb. Tanda serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang
sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak berhubungan
dengan tanah, karena habitatnya kering.

4.

Rayap subteran, yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu

yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di
Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili Rhinotermitidae.
Terutama dari genus Coptoterme s (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini
mirip rayap tanah seperti Macrotermes namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes
untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal

saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan
yang bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang
melayani pelayaran Palembang-Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati
menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.

5.

Rayap tanah. Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka

bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu,
serasah dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah
Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan Microtermes spp. Jenis-jenis rayap ini
sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk
mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm,
dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan
rayap subteran yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.

Taksonomi rayap selayang pandang

Taksonomi atau penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu misteri dunia insekta karena
tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap dalam masing-masing famili. Kiranya kita tak perlu
sangat memusingkan jenis-jenis (spesies) rayap ini. Hal yang penting adalah dapat mengenal tipe-tipe
seperti telah disebut di muka. Pada umumnya rayap yang terdapat dalam satu kategori memiliki
kemiripan dalam hampir semua segi perilakunya, sehingga metoda pengendalianyapun dapat
disamakan.

Dapat dikatakan bahwa terdapat tiga famili rayap perusak kayu (yang dianggap sebagai hama), yaitu
famili Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes
tectonae (hama pohon jati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh
Coptotermes spp dan Schedorhinotermes, sedangkan Termitidae oleh Macrotermes spp.,
Odontotermes spp. dan Microtermes spp.). Masih banyak jenis-jenis rayap yang juga penting tetapi
agak jarang dijumpai menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes (famili Termitidae),
yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk" (seperti hidung: nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan
lawannya bukan dengan menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih, melalui
saluran dalam "tusuk"nya.

[]

[]

Gambar 3. Berturut-turut dari kiri ke kanan, mulai dari atas: prajurit Macrotermes gilvus, prajurit
Microtermes sp., prajurit Nasutitermes sp, prajurit Cryptotermes cynocephalus dan ratu Coptotermes
curvignathus. (Arsip PSIH IPB).

Anda mungkin juga menyukai