Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kehidupan ekonomi
Internasional, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Sistem Pembayaran Internasional yang sangat berbahaya
bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Perdagangan/bisnis Internasional
sang Penyusun yaitu Bapak Ihsan Rois, ST, M.Ep. yang telah membimbing penyusun agar
dapat mengerti tentang materi yang di jadikan sebagai tugas kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Mataram, Maret 2012

Penyusun
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................


DAFTAR ISI

..............................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................


A. LATAR BELAKANG ...............................................................................
B. TUJUAN ..............................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH .........................................................................
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................
BAB III : PEMBAHASAN ..................................................................................
A. Pengertian Kebijakan Perdagangan Internasional ....................................
B. Kebijakan Perdagangan Internasional.......................................................
C. Pengertian Proteksi Non Tarif Perdagangan .............................................
BAB IV : PENUTUP ............................................................................................
A. KESIMPULAN ........................................................................................
B. SARAN
..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah

Hubungan ekonomi dengan luar negeri adalah bagian dari hubungun internasional
secara luas, yang mencakup juga hubungan politik, militer, pendidikan, kebudayaan, dsb. Bagi
negara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih dengan system ekonomi terbuka,
memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi. Hampir setiap hari dalam surat
kabar kita baca bagaimana hubungan-hubungan ekonomi dengan luar negeri baik secara bilateral
maupun multilateral itu terjadi.
Transaksi perdagangan internasional kan menimbulkan perpindahan arus uang dan arus
barang antarnegara serta hubungan hak dan kewajiban yang diatur dalam tata pembayaran
internasional.
Untuk mempermudah sistem pembayaran internasional diperlukan alat pembayaran yang
berupa uang. Kesulitan penggunaan uang adalah karena setiap negara menggunakan mata uang
yang berbeda satu sama lain. Sehingga diperlukan alternative lain untuk mempermudah
pembayaran. Perbandingan nilai mata uang internasional disebut kurs valuta asing.

1.2 Tujuan
1.3 Ruang lingkup materi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

SISTEM PEMBAYARAN INTERNASIONAL


Beberapa sistem penentuan kurs valuta tersebut adalah ada 3 sistem yaitu sebagai berikut:
a.Kurs tetap, yaitu kurs yang menggunakan emas sebagai standar.
b.Kurs bebas, yaitu melepaskan emas sebagai standar, kurs ditentukan oleh kekuatan pasar
(permintaan dan penawaran).
c.Kurs stabilitasi, yaitu kurs yang distabilkan oleh negara-negara maju melalui lembaga
keuangan internasional seperti IMF.
Pasar valuta asing adalah suatu kerangka organisasi yang di dalamnya terdapat pihak-pihak yang
meminta dan menawarkan valuta asing.
Transaksi yang mempengaruhi neraca pembayaran internasional adalah sebagai berikut:
a. transaksi barang; ekspor-impor
b. transaksi jasa; perbankan, angkutan, pariwisata, asuransi
c. transaksi hasil modal; bunga, deviden, upah tenaga kerja
d. transaksi modal; lalu lintas pinjaman, utang-piutang
e. transaksi satu arah; hadiah, hibah, sumbangan
f. transaksi moneter; lalu lintas emas
Dalam pelaksanaannya, sumber dan metode pembiayaan internasional disalurkan dengan
menggunakan sistem pembayaran internasional berikut ini :

Cash in advance/prepayment

Open account

Private compensation

Letter of credit (L/C)

Draft/commercial bill of exchange

Consigment (konsinyasi)

A.CASH IN ADVANCE / PREPAYMENT / ADVANCE PAYMENT

suatu cara pembayaran yg dilakukan pembeli/importir kepada penjual/eksportir sebelum


barang dikapalkan.

Pembayaran ini dilakukan secara tunai baik secara keseluruhan (full payment) atau sebagian
(partial payment) karena beberapa alasan tertentu :
1.

Permintaan atas produk melebihi penawaran produk.

2.

Penjual dan pembeli belum saling mengenal dan kurang saling

3.

Dalam situasi darurat, misalnya peperangan.

4.

Mata uang negara importir termasuk mata uang lemah (soft currency) yg berisiko

percaya.

tinggi.

B. OPEN ACCOUNT

Kebalikan dari sistem cash in advance, pembayaran dengan sistem ini justru dilakukan
kemudian setelah produk dikirim dan laku terjual atau setelah jangka waktu tertentu karena
pembeli dan penjual sudah saling kenal dan percaya sepenuhnya atau dilakukan antara suatu
perusahaan dengan afiliasinya atau intra perusahaan multinasional (MNC).

Dengan sistem pembayaran ini, penjual hanya mengirimkan faktur kepada pembeli untuk
dibayar setelah jangka waktu tertentu atau sesuai kesepakatan. Dengan sistem ini penjual
mempunyai risiko yg tinggi atas kegagalan pembayaran (default) dari pembeli.
6

C. PRIVATE COMPENSATION

Adalah suatu metoda pembayaran internasional yang dilakukan antara pembeli dan penjual
dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau sebagian utang piutang baik secara langsung
maupun tidak langsung (melalui pihak ketiga) sehingga mengurangi atau meniadakan transfer
valas ke luar negeri.

Dengan metode private compensation ini maka:


Importir B di Singapura tidak perlu melakukan transfer internasional untuk melakukan
pembayaran kepada eksportir A di Jakarta dan cukup dengan melakukan transfer domestik
kepada importir D di Singapura.

D. LETTER OF CREDIT (L/C)


Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara
pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa
menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri
(kepada pemesan).
Pelaku L/C

Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang mengajukan aplikasi L/C.

Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.

Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.

Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden (agen) yang
meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya
bertindak sebagai perantara.

Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan issuing bank
dan menjamin sepenuhnya pembayaran.

Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk melakukan
pembayaran dan beneficiary berkewajiban menyerahkan dokumen kepada bank tersebut.

Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan Pelayaran/Penerbangan)


untuk dibeberapa negara dengan perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat seperti
truk, kereta Dll).
Tata cara pembayaran dengan L/C

1.

Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu L/C untuk dan
atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila importir sudah
memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor,
maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan pembukaan L/C
atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai opening/issuing bank. Pembukaan
L/C ini dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang
bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau notifiying
bank. Advising bankmemberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut.
Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary.

2.

Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan


bill of lading.

3.

Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan


pembayaran. Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan
bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada
Importir.

4.

Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang
Jenis-jenis L/C

Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh opener atau
oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary.

Irrevocable L/C
8

Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity) yang
ditentukan dalam L/C tersebut danopening bank tetap menjamin untuk menerima wesel-wesel
yang ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuan
semua pihak yang bersangkutan dengan L/C tersebut.

Irrevocable dan Confirmed L/C


L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C (beneficiary)
karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin sepenuhnya
oleh opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak
mudah dibatalkan karena sifatnya yangirrevocable.

Clean Letter of Credit


Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu wesel. Artinya, tidak
diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat
dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.

Documentary Letter of Credit


Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen lain
sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.

Documentary L/C dengan Red Clause


Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian dari jumlah L/C
yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan
dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti dalam haldocumentary L/C. L/C ini
merupakan kombinasi open L/C dengandocumentary L/C.

Revolving L/C
L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan syarat
khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan, kredit tersedia setiap
bulannya US$ 1.200, berarti secara otomatis setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia
sebesar US$ 1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak.
9

Back to Back L/C


Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang, tetapi hanya perantara.
Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan banknya untuk membuka L/C untuk
pemilik barang-barang yang sebenarnya dengan menjaminkan L/C yang diterimanya dari luar
negeri.

Transverable L/C
Beneficiary berhak memnita kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan
pembayaran/akseptasi kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan
hak atas kredit sepenuhnya/sebagian kepada pihak ketiga.
UCP 600
UCP 600 (Uniform Customs & Practice for Documentary Credits) adalah versi terakhir untuk
pedoman umum internasional(best practice) transaksi LC yang diterbitkan oleh
#ALIHICC(International Chamber of Commerce). UCP 600 berlaku efektif sejak 1 Juli 2007
menggantikan pedoman sebelumnya (UCP 500). Sejak tanggal tersebut diharapkan semua bank
yang menerbitkan LC baru mengacu pada UCP 600.
Jenis Jenis Letter of Credit
Ada 3 (tiga) macam Letter of Credit, yaitu :
(a). Commercial Letter of Credit
Commercial Letter of Credit merupakan instrument pembayaran utama, dimana proses
pembayaran dilakukan oleh bank begitu dokumen diterima.
(b). Standby Letter Of Credit
Standby Letter of Credit merupakan instrument pembayaran kedua setelah instrument
pembayaran yang lain (Telex Transfer, Cash on Delivery, dll). Artinya : Standby Letter Of Credit
hanya akan dicairkan apabila buyer tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar dengan
menggunakan instrument utamanya. Dengan kata lain Standaby L/C hanya merupakan
instrument pembayaran cadangan. Standby Letter of Credit hanya merupakan alat yang
10

menunjukkan kemampuan bayar buyer (pembeli) bukan L/C yang serta merta dapat dicairkan.
Standby Letter of Credit dicairkan dengan cara menunjukkan draft instrument pembayaran yang
utama dan menunjukkan bukti-bukti bahwa buyer tidak melaksanakan kewajibannya membayar.
c). Back to Back Letter of Credit
Adalah sebuah L/C yang dibuka untuk pihak seller, dimana L/C yang baru dibuka tersebut
menunjuk L/C lain yang diterima dari pihak lain, yang artinya : Term and Condition L/C
tersebut sepenuhnya bergantung pada L/C yang ditunjukknya. Dengan kalimat sederhana : L/C
tersebut hanya akan bisa dicairkan apabila pihak pembuka telah mencairkan L/C yang
ditunjuknya (L/C yang diterimnya dari pihak lain).
Pada umumnya Standby Letter Of Credit jarang bisa diterima oleh pihak penjual (seller), seller
akan lebih memilih Commercial Letter of Credit. Terlebih-lebih jenis Back to Back Letter of
Credit. Sangat jarang bisa diterima. Terlalu berbahaya bagi seller.
Elemen dan Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Letter Of Credit
Berikut adalah elemen dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses sebuah Letter of Credit :
Pembeli (Buyer)
Adalah pihak pembeli yang berinisiatif untuk membuka sebuah Letter of Credit untuk transaksi
pembelian yang dilakukannya dengan pihak seller.
Draft of Purchase Order
Adalah sebuah dokumen awal atau draft sebagai bukti atas pemesanan suatu barang dan atau
jasa. Draft PO biasanya merupakan bukti pemesanan awal yang sudah 99% final hanya saja
pembuat draft (buyer) belum sempat untuk mengubahnya ke dalam bentuk kontrak resmi. Jenis
barang, jumlah/volume, spesifikasi barang, standar kwalitas, cara pengemasan (packaging) sudah
tersedia lengkap dan telah ditandatangani oleh pihak pembeli maupun penjual.
Purchase Order/Contract

11

Adalah draft order yang telah dituangkan kedalam lembaran resmi entah itu Official Purchase
Order maupun Purchase Contract.
Letter of Credits Amount
Menyebutkan Nilai Nominal yang boleh dicairkan atas Letter of Credit tersebut. Nilainya
seharusnya sama dengan nilai purchase order / contract. Namun demikian terkadang juga
disebutkan batas nilai minimum dan maksimum, yang mana L/C akan ditolak apabila nilai yang
akan dicairkan (tercantum) dalam dokumen export lebih kecil (short shipment) atau lebih besar
(over shipment) dari melewati batas minimum/maksimium yang disebutkan di dalam L/C.
Issuing Bank
Adalah pihak yang memfasilitasi Letter of Credit, biasanya bank devisa dimana rekening buyer
berada. Issuing Bank lah yang menerbitkan Letter Of Credit.
Advising Bank
Adalah Bank yang menerima Letter of Credit sekaligus menyampaikannya kepada pihak
penerima Letter of Credit (seller). Jika advising bank memiliki hubungan correspondent, maka
selanjutnya Advising Bank akan menjadi pihak yang menjembatani (correspondent) peresentasi
dokumen maupun pencairan dana antara Issuing Bank dengan pihak penerima pembayaran
(seller).
Correspondent/Confirming Bank
Adalah Bank yang menghubungkan Issuink Bank dengan Advising Bank. Correspondent
Bank/Confirming Bank dibutuhkan apabila Issuing Bank tidak memiliki hubungan
correspondent dengan Advising Bank yang ditunjuk oleh pihak seller. Mengapa hubungan
correspondent dibutuhkan ?, karena untuk lalulintas pembayaran, bank yang berhubungan harus
memiliki catatan speciment pejabat bank-nya masing-masing. Jika antara Issuing Bank dengan
Advising Bank tidak ad ahubungan correspondent, maka mustahil mekanisme proses sebuah L/C
dapat dilaksanakan, untuk itulah diperlukan correspondent bank. Correspondent bank sudah pasti
sebuah bank yang memiliki correspondent dengan advising bank.
12

Beneficiary (seller)
Adalah pihak yang akan berhak menerima pembayaran atas sebuah Letter of Credit, dalam hal
ini adalah penjual (seller).
Export Document
Adalah satu (atau lebih) set document export, termasuk Bill of Lading (BL) atau Air Way Bill
(AWB). Akan kita bahas di sub pokok bahasan lain.
Time Set
Dalam sebuah L/C juga ditentukan mengenai batas-batas waktu tertentu atas sebuah proses
dalam transaksi tersebut, yaitu :
(-). Latest Delivery Time : adalah batas penyerahan akhir dari barang/jasa yang dipesan oleh
buyer. Buyer menentukan kapan barang tersebut harus diserahkan. Apabila kondisi penyerahan
adalah FOB, maka yang dijadikan patokan adalah tanggal Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill
(Awb). Apabila kondisi penyerahan adalah C&F atau CIF maka yang dijadikan patokan adalah
tanggal kapan barang di-realease oleh custom pelabuhan tujuan (port of destination).
(-). Latest Presentation Document Date : adalah batas tanggal penerimaan akhir dokumen oleh
pihak Issuing Bank. Issuing Bank menentukan batas akhir kapan dokumen export harus diterima
oleh Issuing Bank.
Certificate of Inspection
Adalah sebuah dokumen yang berupa sertifikat, yang menyatakan barang/jasa telah diperiksa
(inspected) secara seksama, dimana barang/jasa telah memenuhi syarat yang telah ditentukan
oleh pembeli (buyer) sehingga diberikan sertifikat. Certificate of Inspection biasanya dikeluarkan
oleh institusi yang ditunjuk sebagai inspector (pemeriksa) oleh pihak pembeli (inspector).
Alur Proses Letter of Credit
Alur proses sebuah Letter of Credit dapat digambarkan sebagai berikut :

13

Penjelasan :
(1). Buyer berinsitif untuk memesan barang/jasa
(2). Seller meminta buyer untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan Term and
Condition yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk.
(3). Buyer meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka sebuah
L/C dengan memberitahukan Term and Condition yang bisa diterima serta nama advising bank
yang ditunjuk oleh seller.
(4). Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank. (Sekaligus
mengirimkan copy-nya kepada buyer, buyer mengirimkan copy tersebut kepada pihak seller
sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika issuing Bank tidak mempunyai hubungan
correspondent dengan Advising Bank, maka buyer akan mencari Bank Correspondent sebagai
perantara.
(5). Advising Bank menyampaikan L/C tersebut kepada beneficiary (seller).
(6). Setelah barang/jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (seller) menyiapkan
dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen export). Jika dokumen telah siap, maka
beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut kepada Advising Bank.
(7). Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai dengan
kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk meminta pembayaran,
jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan kepada beneficiary serta
memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.
(8). Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian
dokumen yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika tidak sesuai maka
pembayaran akan ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan membayar pihak beneficiary
(seller) melalui Advising Bank, serta mengirimkan dokumen tersebut ke pihak buyer. Dengan
dokumen asli yang diterima dari issuing bank, pihak buyer akan mengambil barang/jasa di

14

custom, tanpa dokumen asli tersebut, pihak buyer tidak akan bisa mengambil barang/jasa
tersebut.
Letter of Credit Amendment
Perhatikan butir (4) dari alur proses L/C di atas, begitu sebuah Letter of Credit dibuka, maka
Issuing Bank akan mengirimkan L/C tersebut ke pihak Advising Bank, sekaligus mengirimkan
copy L/C tersebut kepada pihak buyer. Selanjutnya buyer akan mengirimkan copy tersebut
kepada pihak seller. Seller akan memeriksa isi Term and Condition dari L/C yang dibuka.
Apabila seller menemukan kondisi atau persyaratan yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan (tidak bisa dipenuhi), maka seller akan meminta pihak buyer untuk melakukan
perubahan atas L/C tersebut. Perubahan L/C itulah yang disebut dengan Letter of Credit
Amendment. Jika buyer setuju dengan perubahan (amendment) yang diminta oleh seller, maka
buyer akan meminta pihak Issuing Bank untuk melakukan amendment. Issuing Bank
mengirimkan amendment tersebut ke pihak Advising Bank. Advising Bank menyampaikan
amendment tersebut kepada pihak seller (beneficiary) sekaligus minta konfirmasi bahwa
amendment tersebut memang diminta oleh pihak seller.
Karakteristik sebuah Letter of Credit
Untuk mengetahui apakah sebuah Letter of Credit baik atau vuruk kondisinya, maka perlu
terlebih dahulu mengetahui karakterikstik dari sebuah L/C. Berikut adalah karakterikstikkarakteristik dasar dari sebuah L/C :
Transferable / Non Transferable
Karakteristik ini adalah menunjukkan, apakah Letter of Credit tersebut boleh dipindah-tangankan
atau tidak
(-). Transferable, artinya : Bisa dipindah tangankan. Kondisi tranferrable biasanya disertai
dengan kondisi lain yaitu adanya Blank Endorsment. Artinya : dengan blank endorsement,
maka L/c tersebut dapat dipindahtangankan kepada pihak manapun sesuai dengan keinginan
15

beneficiary. Jika dalam keadaan endorsed (ter-endor), maka L/C tersebut hanya boleh
dicairkan oleh pihak yang mengendors saja.
(-). Non Transferable : lawan dari transferable.
Pada umumnya seller tidak akan menerima non-transferrable L/C.
Revocable/Irrevocable
(-). Revocable : artinya Term and Condition di dalam L/C yang telah diterbitkan dapat diubah
sewaktu-waktu oleh Issuing Bank (atas permintaan Buyer) tanpa meminta persetujuan pihak
Issuing Bank maupun Beneficiary (seller). Karakteristik L/C ini adalah tidak baik. Tidak satupun
seller yang bersedia menerima L/C jenis revocable.
(-). Irrevocable : artinya Term and Condition di dalam L/C yang telah diterbitkan hanya boleh
diubah atas kesepakatan beneficiary (seller) dengan buyer. Karakteristik ini adalah baik dan
diminta oleh seller manapun.
Availability
(-). Available at any bank : artinya L/C tersebut boleh dicairkan di bank manapun yang ditunjuk
oleh pihak beneficiary. Kondisi ini sangat diharapkan oleh pihak seller, karena dengan kondisi ini
Issuing Bank wajib mencari correspondent bank untuk berhubungan dengan Advising Bank yang
di tunjuk oleh pihak seller. Dan atas biaya correspondent yang timbul, pihak Issuing Bank wajib
menaggungnya dengan mendebit rekening buyer.
(-). Available only at Bank A : artinya seller harus menunjuk bank yang memiliki correspondent
dengan Bank A untuk melakukan pencairan L/C. Dan Advising Bank wajib menanggung biaya
correspondent yang timbul dengan mendebit rekening seller. Karakteristik L/C seperti ini
biasanya tidak bisa diterima oleh pihak seller.
Tips menangani Letter of Credit
1). Menjelang Pembukaan L/C (bagi Seller maupun Buyer)

16

Sesungguhnya, kunci sukses penanganan sebuah L/C adalah diawal-awal, dimulai menjelang
L/C dibuka, yaitu :
(a). Purchase Order Draft
Untuk jenis pesan yang segera (rush order), Draft order akan dijadikan sebagai dasar pembukaan
sebuah L/C, menjadi lampiran dalam permohonan pembukaan L/C. Untuk itu pemeriksaan draft
order dengan hati-hati dan seksama adalah kunci awal dari penanganan sebuah Letter of Credit.
Sebelum penandatanganan Draft Order, perhatikan hal-hal berikut ini :
(-). Jenis dan nama barang yang dipesan
Pastikan jenis barang yang dipesan tekah tertulis dengan jelas dan benar, tidak menimbulkan
salah pengertian. Pencantuman nama barang beserta description-nya adalah critical. Perlu
diketahui bahwa jenis/nama barang akan dicantumkan di dalam L/C, dan shipping document.
(-) Bahan baku barang yang dipesan.
Sama pentingnya dengan Jenis dan nama barang. Bahan baku yang dipesan hendaknya
dicantumkan dengan persis, dan jelas.
(-). Spesifikasi barang yang dipesan
Spesifikasi barang yang dimaksudkan di sini meliputi : ukuran, warna, kwalitas, Pastikan
spesifikasi barang telah tercantum (tertulis/tergambar) dengan jelas. Hal ini penting, agar barang
yang dikirim nantinya sesuai dengan apa yang dipesan. Kesalahan spesifikasi barang akan
berakibat pada ditolaknya barang pada saat proses inspeksi, sehingga Certificate of Inspection
tidak bisa dikeluarkan. Certificate of Inspection biasanya disyaratkan dalam sebuah L/C.
(-). Contoh/sample/Proto-type barang yang dipesan
Contoh/sample/proto-type memiliki peranan yang sama dengan specifikasi barang, hanya saja
bersifat visual sehingga lebih mudah untuk diikuti.
(-). Jumlah/volume barang yang dipesan
Pastikan jumlah/volume barang yang dipesan tekah tercantum dengan benar dan jelas.

17

(-). Nilai barang yang dipesan


Periksalah Unit price dan Total Amount yang tercantum didalam Draft Order, hal ini penting,
karena total amount yang tercantum di dalam L/C nantinya akan berpatokan pada Draft Order
ini.
(-). Kondisi penyerahan barang
Kondisi penyerahan barang bisa bermacam-macam : Free on Board (FOB), Cost and Freight
(C&F) atau Cost, Insurance & Freight (CIF). Pastikan kondisi penyerahan barang telah sesuai
dengan yang disepakati.
(-). Batas akhir penyerahan barang
Batas akhir penyerahan barang (Latest Delivery Time) adalah critical. Latest Delivery Time akan
menjadi salah satu yang disyaratkan di dalam L/C. Latest Delivery Time hendaknya
memperhatikan kondisi penyerahan, lamanya produksi (Production Lead Time), Jadwal
keberangkatan kapal (Shipping Schedule). Kesalahan dalam penentuan dan pencantuman Latest
Delivery Time sudah pasti akan mengakibatkan discrepancies.
(-). Packing Instruction
Packing Instruction biasanya berupa lampiran yang menyertai Draft Order, berisi instruksi
mengenai bagaimana barang seharusnya dikemas, mulai dari cara pembungkusan (oleh
kertas/plastic), penyimpananya di dalam kemasan (dus/kotak), jumlah /volume barang per satu
kemasan, dan lain sebagainya. Packing instruction juga harus diperhatikan dengan seksama,
packaging barang ayang akan dikirimkan akan tercermin di dalam Packing List, dan packing list
adalah salah satu jenis dokumen yang disyaratkan di dalam sebuah L/C. Penyimpangan dalam
Packing List bisa menngakibatkan terjadinya discrepancies.
(-). Shipping Instruction
Shipping Instruction juga berupa lampiran, hanya saja isinya khusus mengenai bagaimana barang
seharusnya dikirimkan. Hal-hal yang diatur dalam shipping instruction biasanya : pencantuman
nama shipper, cara pengiriman (by Sea atau by Air), Nominated Forwarding Company (Jika
nominated forwarder), Port of Departure (nama pelabuhan dari mana barang diberangkatkan),
Port of Destination (pelabuhan tujuan dimana barang yang dispesan akan di un-load), Notify
18

Party (pihak yang harus dihubungi oleh shipping agent ketika nanti barang tiba di pelabuhan
tujuan), serta Consignee Name (pihak yang berhak atas barang tersebut setelah tiba dipelabuhan
tujuan). Semua itu juga akan tercantum didalam Letter of Credit. Untuk itu sangat perlu untuk
diperhatikan.
Jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai, atau tidak bisa dipenuhi, atau tidak disepakati,
hendaknya Draft Order jangan ditandatangani dahulu. Mintalah untuk direvisi. Jika ada hal-hal
yang tidak jelas atau meragukan, mintalah penejelasan.
(b). Purchase Order Contract
Purchase Order Contract adalah perwujudan dari Draft Order yang dituangkan di dalam sebuah
kontrak resmi, dicetak dan ditandatangani dengan resmi oleh pihak yang authorized. Karena
isinya adalah sama, maka yang perlu dilakukan saat penanandatanganan contract adalah
membandingkan isi contract dengan isi draft order. Seharusnya isinya sama persis dengan draft
order yang telah ditandatangani. Jika ditemukan perbedaan-perbedaan, mintalah revisi atas
kontrak tersebut.
2). Permintaan Pembukaan L/C
Tips bagi Seller/Exporter :
Begitu Draft Order atau Contract ditandatangani, segera lah minta pembukaan L/C kepada pihak
buyer, jika ditunda maka pembukaan L/C akan semakin lambat, sementara Latest Delivery Time
telah di set, keterlambatan pembukaan L/C bisa mengakibatkan keterlambatan penyerahan
barang, dan akan membuat discrepancies pada Ltest Delivery Time. Permintaan pembukaan L/C
oleh seller, dilakukan dengan mengirimkan PROFORMA INVOICE, dalam proforma invoice
dicantumkan mengenai hal-hal esensial yang tercantum di dalam contract, hanya saja dibuat
dalam bentuk ringkas. Di dalam proforma invoice, Cantumkanlah :
(-). Jenis L/C yang diinginkan :
Sebaiknya minatalah On Sight Commercial Letter of Credit, Back To Back L/C samasekali tidak

19

baik, terlalu berbahaya, jadi jangan pernah mau menerimanya. Selalu minta On Sight
Commercial Letter of Credit.
(-). Term and Condition :
Sebaiknya mintalah irrevocable L/C, transferable and available at any bank in Indonesia.
Selain kedua hal tersebut diatas, ikutilah apa yang telah disepakati di dalam contract. Jangan lupa
meminta agar buyer mengirimkan copy L/C yang dibuka. Hal ini penting, karena menunggu L/C
tersebut tiba di Advising Bank mungkin memakan waktu. Semakin segera menerima copy letter
of credit semakin bagus, sehingga jika ditemukan ketidak sesuaian di dalam kondisi L/C, bisa
meminta amendment (perubahan L/C) kepada pihak buyer dengan lebih cepat.
Tips bagi buyer/importer :
Begitu permintaan pembukaan L/C (Proforma Invoice) diterima, periksalah secara seksama
isinya, apakah jenis L/C dan Term & Condition yang diminta oleh pihak seller bisa dipenuhi atau
tidak, apakah isinya sam adengan draft order / contract yang telah ditandatangani. Jika tidak ada
masalah, segeralah meminta pembukaan L/C kepada bank devisa (yang nantinya akan beryindak
sebagai Issuing Bank). Pastikan anda memiliki Flapond Credit yang cukup untuk menutup nilai
transaksi yang akan dibayar dengan Letter of Credit. Jangan lupa sertakan draft order atau
contract yang telah ditandatangani oleh pihak seller.
Tentu saja pihak bank akan melakukan analisa, survey atau pemeriksaan terhadap buyer, untuk
mem-verifikasi mengenai kemampuan dan kesanggupan buyer untuk membayar. Jika permintaan
pembukaan L/C telah disetujui dan telah dibuka oleh bank, kirimkanlah copy L/C tersebut
kepada pihak seller.
3). Setelah Pembukaan L/C
Tips bagi seller/exporter :
(a). Saat L/C Diterima

20

Begitu copy L/C diterima, periksalah isinya dan perhatikanlah hal-hal berikut ini ::
(-). Jenis L/C yang telah dibuka
(-). Term and Condition yang dicantumkan di dalam L/C
(-). Karakteristik L/C yang dibuka
(-). Latest Delivery Time
(-). Jenis penyerahan
(-). Nilai (amount) minimal dan maksimal yang dapat ditoleransi
(-). Batas akhir penyerahan dokumen (dari advising Bank ke Issuing Bank).
(-). Packing Instruction
(-). Shipping Instruction
(-). Shipping Document required
Jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati, maka segeralah minta
amendment kepada pihak buyer.
(b). Meminta Letter of Credit Amendment
(-). Sampaikanlah permintaan amendment dengan jelas dan tegas langsung kepada pihak buyer.
(-). Mintalah agar copy amendment dikirimkan lewat faximile atau by e-mail. Hal ini penting,
karena jika menunggu amendment diterima oleh advising bank akan memakan waktu dan sangat
mungkin akan mengganggu waktu penyelesaian barang.
(-). Jika copy amendment telah diterima, sampaikanlah copy tersebut kepada pihak advising
bank, agar bank bisa men-trace-nya langsung ke issuing bank.
(-). Selama amendment belum diterima, janganlah melakukan pembelian bahan baku. Jika
amendment tidak difollow up oleh buyer lebih dari 2 hari, mintalah agar Latest Delivery Time di
amend sekalian.
(-). Melakukan persiapan-persiapan produksi (production set-up) tidak ada salahnya sambil
menunggu L/C amendment. (mengenai amendment juga telah dibahas di Letter of Credit -serie
2).
(c). Penanganan Proses Produksi

21

(-). Selama proses produksi berlangsung, selalu berpatokan pada kontrak yang telah
ditandatangani (mengenai bahan baku, warna, ukuran dan spesifikasi lainnya).
(-). Selalu mengawasi update status proses produksi, dan selalu bandingkan dengan latest
delivery time yang tercantum di dalam L/C.
(-). Pada saat proses produksi telah mencapai 70%, lakukanlah evaluasi terperinci mengenai,
kwalitas barang dan waktu penyelesaian barang dibandingkan dengan kontrak dan L/C. Jika hasil
evaluasi menunjukkan kemungkinan delayed dalam penyelesaian barang, segeralah bernegosiasi
dengan pihak buyer, untuk membicarakan kemungkinan second amendment on L/C. Jika
disetujui, maka mintalah amendment untuk kedua kalinya.
(d). Penanganan Pengemasan (Packing)
(-). Dalam proses packing, hendaknya selalu berpatokan pada packing instruction yang terlampir
di dalam contract.
(-). Jika ada instruksi yang tidak jelas, mintalah pnejelsan kepada buyer.
(-). Jika ada instruksi yang tidak bisa dilaksanakan, konsultasikanlah dengan buyer, sampaikan
alas an mengapa tidak bisa diikuti, sampai memperoleh persetujuan.
(e). Inspection
(-). Dalam hal L/C mensyaratkan adanya Certificate of Inspection, maka proses inspection
akan menjadi crucial, tidak boleh disepelekan. Bagaimanapun juga barang tersebut boleh
dikirimkan atau tidak, tergantung dari hasil inspeksi.
(-). Jika inspector menemukan kwalitas barang dibawah standar mutu yang telah disepakati,
sehingga inspector tidak mengeluarkan certificate of inspection, pertimbangkanlah kemungkinan
melakukan repair atau re-placement, pertimbangkan cost and time yang akan dikonsumsi.
(-). Jika kwalitas barang masih below tolerance (below AQL), maka pertimbangkanlah tawaran
letter of guarantee, agar inspector bersedia mengeluarkan certificate of inspection.
4). Penanganan Dokumen
Proses pembuatan dokumen adalah kunci penting berikutnya. Kesalahan dalam proses dokumen
22

maupun kesalahan pada elemen dokumen yang disiapkan akan langsung berakibat discrepancies
terhadap L/C.
Adapun dokumen yang biasa diminta dalam sebuah L/C adalah :
(-). Commercial Invoice
(-). Packing List
(-). Export License (untuk export yang memerlukan quota)
(-). Country of Origin
(-). GSP Form A (untuk negara-negara EEC). GSP form G (untuk negara-negara tertentu)
(-). Full Set of Air Way Bill (untuk air shipment) atau Full set of B/L (untuk sea shipment).
Dikatakan full set, karena terkadang AWB maupun B/L dikeluarkan dalam pasangan, yaitu :
Master AWB/BL yang biasanya dikeluarkan oleh pihak airline/Shipping line + haus AWB/BL
yang dikeluarkan oleh Broker (Shipping agent).
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
(-).Peroses dokumen harus selalu memperhatikan instruksi yang ada pada Letter of Credit dan
Shipping Instruction.
(-). Shipper Name, Port Of Departure, Port of Destination, Notify Party dan Consignee Name,
harus dicantumkan persis seperti yang diminta di dalam L/C.
(-). Jenis dan nama document harus persis sama seperti yang tercantum di dalam L/C.
(-). Pada dokumen manapun, pencantuman : nama barang, deskripsi barang, bahan baku yang
dipakai, unit price, measurement unit, quantity, serta total amount, termasuk Harmonized System
Code yang dipakai, HARUS PERSIS SEPERTI YANG TERCANTUM DI DALAM L/C.
Perbedaan satu hurup saja, adalah merupakan discrepancies.
5). Pengiriman Dokumen
Dokumen yang benar dan persis saja belumlah selesai, proses yang tidak kalah pentingnya
adalah proses pengiriman dokumen. Di dalam sebuag L/C biasanya diatur mengenai pengiriman
dokumen tersebut, antara lain :
(-). Kapan dokumen tersebut harus diterima paling lambat oleh Issuing Bank
(-). Dokumen Harus dikirimkan memakai courier tertentu.
Memang pengiriman dokumen ini adalah tugas pihak Advising Bank, akan tetapi mengawasi
23

(meminta up-date) status dokumen adalah penting. Keterlambatan penerimaan dokumen oleh
Issuing Bank, dapat berakibat pada ditolaknya pencairan L/C.
Discrepancies Dalam Letter of Credit dan Cara Mengatasinya
Penyimpangan (discrepancies) bisa terjadi disemua bagian L/C, akan tetapi secara garis besar,
berada di 2 (dua) area berikut :
1). Penyimpangan Dalam Dokumen (Document Discrepancies)
Perbedaan antara dokumen dengan L/C merupakan jenis discrepancies yang paling sering dan
mudah terjadi, hal ini disebabkan oleh sifat L/C yang begitu strictly terhadap kesesuaian.
Samasekali tidak boleh ada perbedaan antara yang dinyatakan di dalam dokumen dengan yang
dinyatakan di dalam L/C. Terlebih-lebih dokumen export yang blankonya disediakan oleh
Institusi pemerintah maupun bank yang masih harus diketik secara manual (misalnya PEB,
Export Licence, Commercial Invoice, GSP Form A). Untungnya, jenis discrepancy ini
termasuk yang bisa direvisi. Berikut adalah hal-hal yang biasa membuat suatu dokumen ditolak
oleh bank dan cara mengatasinya :
a). Pencantuman nama dokumen tidak sesuai dengan L/C. Ketidak sesuaian bisa karena kurang
lengkap disebutkan, salah eja, bahkan hanya karena salah ketik satu huruf saja.
Misalnya : Di dalam L/C disebut Commercial Invoice, tetapi dalam dokumen export disebut
Invoice saja, atau diketik Invoice Comercial (kurang huruf m), atau diketik Commercial
Invoices (lebih huruf s).
b). Perbedaan : kode, nama, deskripsi, warna, ukuran barang antara yang disebutkan di dalam
dokumen dengan yang disebutkan di dalam L/C.
c). Perbedaan : nama bahan baku barang
d). Perbedaan : jumlah barang dan satuan ukuran
e). Perbedaan : unit price dan total amount
f). Perbedaan : HS code
g). Pencanutuman keterangan beneficiary (name & full address), bank account (name & full
address), dan account number
24

h). Salah menyebutkan quota category number


i). Tulisan atau angka yang diperbaiki (di type-x)
j). Tulisan atau angka yang dicoret
k). Salah mencantumkan : Nama Shipper dan atau Port of Departure, dan atau Port of
Destination, dan atau Notify Party, dan atau Consignee Name.
Jika discrepancies terjadi di wilayah ini, maka segeralah tarik dokumen dari bank untuk direvisi.
Untuk menyingkat waktu, dokumen-dokumen yang dikeluarkan, ditandatangani atau dilegalisir
oleh institusi luar (Kantor Deperindag, Bea Cukai atau Bank) sebaiknya jangan dibuat ulang,
tetapi lakukanlah koreksi. Koreksi atas dokumen-dokumen tersebut dapat diterima oleh bank
sepanjang koreksi tersebut dilegalisir (di stempel dan ditandatangan oleh pejabat yang
berwenang di institusi tersebut.
Jika revisi dokumen telah selesai dikerjakan, kirimkan (serahkan) kembali kepada pihak advising
bank. Melihat keterbatasan waktu, lakukanlah dalam hari yang sama untuk menarik dokumen,
melakukan revisi dan pengiriman kembali.
2). Batas Waktu (Latest Delivery Time, L/C Expiration Date & Latest Presentation Date)
a). Latest Delivery Date
Adalah tanggal batas akhir penyerahan barang. Apabila kondisi penyerahan barang Free on
Board (FOB) maka yang dijadikan patokan adalah tanggal yang tercantum pada Air Way Bill
(AWB)untuk air shipment, atau Bill of Lading (BL) untuk sea shipment. Sedangkan jika kondisi
penyerahan barang adalah C&F atau CIF, yang dijadikan patokan tanggal adalah tanggal tibanya
barang di pelabuhan tujuan.
Dikatakan menyimpang (discrep) apabila tanggal yang tercantum di AWB/BL atau tanggal
tibanya barang di pelabuhan tujuan, sesudah Latest Delivery Time yang tercantum di dalam L/C.
b). L/C Expiration Date

25

Adalah tanggal masa berlaku nya L/C, meliputi dari L/C dikeluarkan hingga batas akhir
penerimaan dokumen oleh Issuing Bank.
c). Latest Presentation Date
Adalah tanggal batas akhir penerimaan dokumen pencairan L/C oleh Issuing Bank.
Dikatakan menyimpang apabila, dokumen yang dikirim oleh advising bank diterima setelah
Latest Presentation Date yang tercantum di dalam L/C.
Penyimpangan jenis manapun yang terjadi diantara ketiga batas waktu di atas, adalah merupakan
discrepancies yang tidak bisa direvisi. Artinya L/C sudah pasti gagal. Proses pencairan L/C
sudah tidak mungkin dapat diselamatkan.
Ini adalah skenario terburuk yang mungkin terjadi atas transaksi yang menggunakan Letter of
Credit sebagai instrument pembayaran.
Apakah pembayaran masih mungkin bisa diperoleh ?.
Apa yang harus dilakukan ?
Ada beberapa jalan yang mungkin bisa dilakukan :
1). Discrepancies terhadap Latest Delivery Time
Keterlambatan beberapa hari dari Latest Delivery Time, masih mungkin dimintakan back date
atas Air Way Bill atau Bill of Lading kepada Airline atau shipping Line. Yang dimaksud dengan
back date disini adalah, mencantumkan tanggal Air Way Bill atau Bill of Lading maju
beberapa hari dibandingkan tanggal yang sebenarnya.
Pertanyaannya adalah : apakah Shipping Lines/Airlines akan bersedia melakukannya ?.
Biasanya (tidak bisa dijadikan pedoman pasti) :

26

(-) Jika pengiriman lewat udara dengan direct flight (tanpa connecting), biasanya airline tidak
akan bersedia melakukan back date walaupun cuma untuk satu haripun.
(-) Jika pengiriman lewat udara dengan connecting flight (berganti pesawat di negara tertentu),
mungkin airlines mau melakukan back date untuk 1(satu) hari saja.
(-) Jika pengiriman lewat laut, biasanya shipping line bersedia melakukan back date untuk 1
(satu) hari sampai dengan 7 hari.
Sekali lagi yang di atas tidak bisa dijadikan pedoman pasti, tetapi peluang sekecil apapun
sebaiknya dicoba saja, kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencobanya bukan ?.
2). Discrepancies terhadap L/C Expiration Date atau Latest Presentation Date.
Discrepancies jenis ini samasekali tidak bisa diselamatkan. Harus terima kenyataan bahwa L/C
telah gagal.
Apakah berarti pembayaran atas transaksi ini sudah TIDAK mungkin bisa diperoleh ?.
Jangan putus asa dahulu, masih ada beberapa jalan lagi yang mungkin bisa menyelamatkan
perusahaan dari kerugian, yaitu :
Cobalah bernegosiasi dengan pihak buyer, jika hanya keterlambatan beberapa hari sangat
mungkin buyer masih bisa menerima pengiriman barang tersebut, dan tentu saja juga masih
bersedia melakukan pembayaran.
Bukankah L/C sudah gagal ?.
Jika buyer masih bersedia menerima keterlambatan tersebut, mintalah buyer supaya
memerintahkan Issuing Bank untuk meng-accept, dokumen tersebut dan mencairkan
pembayaran. Tentu saja mekanisme pembayaran sudah tidak menggunakan letter of credit lagi,
tetapi melalui Telex Transfer. Agar buyer bisa melakukan perintah accept kepada Issuing Bank,
mintalah swift code kepada Advising Bank. Lalu sampaikan swift code tersebut kepada pihak
buyer, untuk kemudian buyer menginformasikan swift code tersebut kepada Issuing Bank,
bersamaan dengan perintah accept.

27

Adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas permintaan
pembeli/importir yang ditujukan kepada penjual/eksportir/beneficiary melalui
advising/confirming bank dengan menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah
uang tertentu apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C tsb dipenuhi.

Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional menggunakan L/C karena metode
ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sbb :
1.

Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual

2.

Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yg akan


menyerahkan pembayaran sesuai dg syarat- syarat yg ditetapkan dlm L/C.

3.

Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.

4.

Adanya fasilitas hedging.

Beberapa hal penting yg harus diperhatikan dalam L/C adalah :


1.

Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.

2.

Tanggal expired L/C.

3.

Tanggal pengapalan.

4.

Syarat-syarat dlm L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau partial
shipment.

E. DRAFT / COMMERCIAL BILL OF EXCHANGE


Adalah surat perintah tertulis dari seorang exporter ( drawer ) yang ditujukan kepada importer
(drawee ) atau agennya untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu dan pada jangka waktu
tertentu kepada pihak yang ditunjuk

28

F.CONSIGNMENT / KONSINYASI
Adalah cara pembayaran international yang dilakukan oleh importer setelah barangnya laku
terjual kepada pihak ketiga Dengan system ini eksportir mempunyai resiko yang tinggi sehingga
lebih banyak digunakan oleh perusahaan afiliasi dari perusahaan induk.
Dalam bahasa yang lebih umum, kita menyebutnya sistem titipan. Ini adalah sistem pembayaran
yang dilakukan oleh pembeli setelah barang diterima dan laku terjual. Sistem ini umumnya
digunakan dalam hal pembeli bertindak sebagai agen dari penjual.
Sistem pembayaran Documentary Collection sendiri dibedakan menurut tenor (jangka waktu)
pembayarannya, yaitu:
-Documents against Payment (D/P)
Dokumen diserahkan bank kepada pembeli begitu pembeli membayarnya (at sight/ atas unjuk).
-Documents against Acceptance (D/A)
Dokumen diserahkan bank kepada pembeli begitu pembeli melakukan akseptasi terhadap wesel
yang merupakan persetujuan pembeli untuk membayar pada tanggal jatuh tempo wesel (usance/
berjangka).
Namun pada praktiknya, sebelum menyerahkan dokumen kepada pembeli, beberapa bank tetap
meminta pembayaran terlebih dahulu dari pembeli meskipun pembeli telah mengaksep
(menyetujui) wesel untuk dibayarkan sesuai tanggal jatuh temponya. Ini untuk mengantisipasi
kemungkinan pembeli tidak mau membayar pada saat jatuh tempo, sementara dokumen telah
dirilis bank kepadanya, dan pembeli telah mengambil barang di pelabuhan.

29

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam melakukan transaksi perdagangan internasional selalu terjadi hubungan timbal balik
antara pembeli dan penjual. Pembeli mempunyai kewajiban membayar barang dan jasa yang
telah dibeli, sementara penjual menerima pembayaran dari pembeli. Untuk itu, pembeli dan
penjual dapat menyepakati system pembayaran internasional yang dapat menjamin terpenuhinya
hak-hak pembeli dan penjual.
4.2 Usul dan Saran

30

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, drs. Hg. Suseno triyanto.1990.Indikator Ekonomi, Kanisius : Jakarta


Setiyanto, Pribadi.2007.Ekonomi. Intan Pariwara : Yogyakarta.
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=54:sistem-pembayaraninternational-&catid=40:mnc-a-kurs&Itemid=72
http://adifirman.wordpress.com/2011/09/05/sistem-pembayaran-internasional/
http://kampusmystudy.blogspot.com/2009/05/sistem-pembayaran-international.html

31

LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai