Anda di halaman 1dari 13

KD 7

pencatatan transaksi barang dagang dengan metode perpetual :


6. penjualan dan beban pengiriman penjualan :

Jika dalam syarat penyerahan barang ditetapkan FOB Destination Point, biaya angkut barang
sampai ke tempat pembeli menjadi tanggungan penjual. Pihak penjual akan mencatat biaya
pengiriman barang pada akun beban angkut penjualan.
Contoh
Pada tanggal 20 Juni 2011 PT Sejahtera menjual barang dagangannya kepada PT Makmur
dengan syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Destination Point. PT Sejahtera
membayar biaya pengiriman barang sebesar Rp 50.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Sejahtera dalaam jurnal umum sebagai berikut:
20/6 Beban Angkut Penjualan Rp 50.000
Kas
Rp 50.000
7. potongan penjualan :

Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pembeli karena pembeli
membayar lebih awal dari jangka waktu pelunasan. Pencatatan transaksi potongan tunai
penjualan akan dicatat dalam jurnal umum pada akun potongan tunai penjualan disisi debit.
Contoh :
Pada tanggal 10 Juni 2011 PT Ngadirejo melunasi utangnya sebagai pelunasan faktur kepada PT
Pesantren Baru sebesar
Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30.
Penyelesaiannya:
Jumlh. faktur 6 Juni 2011 dgn syarat 3/10, n/30 Rp 2.500.000
Potongan tunai 3% x Rp 2.500.000
=Rp
75.000Jmlh. yg diterima PT Ngadirejo tgl 10 Juni11 =Rp 2.425.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
10/6 Kas
Rp 2.425.000
Pot.Penjualan
Rp
75.000
Piutang Dagang
Rp 2.500.000
8. retur dan keringanan penjualan :
Barang yang dijual ada kalanya dikembalikan oleh pembeli karena barangnya rusak atau tidak
sesuai pesanan. Atas pengembalian barang tersebut dicatat akun retur penjualan dan pengurangan
harga. Transaksi akun penjualan akan dicatat disisi debit dan mengkredit akun piutang dagang
(apabila penjualan secara kredit) atau akan mengkredit akun kas (jika penjualan secara tunai)
Contoh 1 :
Pada tanggal 7 Juni 2011 PT Naharina menerima kembali barang yang telah dijual kepada PT
Andalas sebesar Rp 200.000 karena rusak. (lihat contoh 1 pada transaksi penjualan diatas)
Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:

7/6 Retur Penjualan


Rp 200.000
Kas
Rp 200.000
Contoh 2:
Pada tanggal 8 Juni 2011 PT Ngadirejo menerima kembali barang yang telah dijual kepada PT
Pesantren Baru sebesar Rp 500.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
8/8 Retur Penjualan
Rp 500.000
Piutang Dagang
Rp 500.000
9. pelunasan piutang : https://mynameismudiy.wordpress.com/chord-guitar/akuntansi/piutangdagang/
1.
Piutang dagang dicatat kotor (Gross Method)
Metode kotor mengakui jumlah piutang sebesar penjualan tanpa di pengaruhi oleh potongan yang
akan di berikan.Apabila ternyata debitur mengambil potongan, maka akan diakui sebagai pengurangan
jumlah punjualan bukan sebagai pengurangan jumlah piutang. Dengan metode ini prosedur
penjurnalan dan pembukuannya sbb:
v Pada saat terjadi penjualan secara kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 2/10-n/10.
Jurnal : Account Receivable
xx
Sales
xx
v Pada saat diterima pelunasan piutang dagang.

Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan,yaitu lebih dari 10 hari, maka kita
tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan meneerima seluruh piutang.
Jurnal : Cash
xx
Account Receivable
xx

Bila pelunasan piutang dagang masih dalam baatas potongan, maka kita perlu
memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu sebesar 2 persen dari piutang dan
perusahaan akan menerima uang sebesar 98 %.
Jurnal :
Cash
xx
Sales Discount
xx
Account Receivable
xx
2.
Piutang Dagang dicatat Bersih (Net Method)
Metode bersih mengakui jumlah piutang setelah dikurangi dengan potongan penjualan,bila ternyata
potongan jumlah tidak dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan
pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut sebagai penghasilan lain-lain.
Prosedur penjurnalan dan pembukuannya sbb :
1.
Pada saat terjadi penjualan kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 210- n/10
Jurnal: Account Receivable
xx
Sales Dicount
xx
Sales
xx
2.
a. Apabila pelunasan piutang dagang masih dalam batas waktu potongan, maka perusahaan
harus memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu 2%.
Jurnal : Cash
xx
Account Receivable
xx
b. Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan yaitu lebih dari 10 hari, maka kita
tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan menerima seluruh piutang, maka ada
dua kemungkinan yaitu :

1.
Sales Discount yang dicatat saat penjualan terjadi sudah ditutup dari pembukuan perusahaan
(Closing Entries).
Jurnal :
Cash
xx
Account Receivable
xx
Retained Earning
xx
2.
Sales Discount yang dicatat saat penjualan terjadi belum di tutup dari pembukuan perusahaan
(Closing Eatries).
Jurnal : Cash
xx
Account Receivable
xx
Sales Dicount
xx
Contoh : Tanggal 1 maret 2003 PT. X menjual barang dagangan secara kredit dengan syarat 2/10, n/30
seharga Rp. 80.000 kepada Ny. Windy. Bila tanggal 7 Maret 2003 Ny. Windy membayar lunas dan bila
tidak memanfaatkan potongan.
Diminta : Jurnal menggunakan metode bersih dan metode kotor.
Jawab :
Penjualan kotor
1.

Penjualan bersih

Penjualan barang dagangan seharga Rp. 80.000 dengan syarat 2/10, n/30

Account Receivable Rp. 80.000


Sales
2.

Rp. 80.000

Pembayaran dalam masa potongan

Cash
Rp. 78.400
Sales discount
Rp. 1.600
Account Receivable
Rp. 80.000
3.

Account Receivable Rp. 78.400


Sales discount
Rp. 1.600
Sales
Rp. 80.000

Cash
Rp. 78.400
Account Receivable
Rp. 78.400

Pembayaran melewati masa potongan


Cash

Cash

Rp. 80.000
Sales

Rp.

Rp. 80.000
Account Receivable

Rp.

78.400

80.000

Sales disc. /RE *

Rp.

80.000

10. pemindah bukuan transaksi barang dagangan penyusunan laporan keuangan :


(http://akuntanmaniak.blogspot.com/2010/08/pemindahbukuan-posting-ke-buku-besar.html)
Pemindahbukuan (posting ) adalah mencatat atau memindahkan rekening dan jumlah angka yang berasal dari
jurnal ke buku besar dengan memberikan tanda posting tertentu. Berbeda dengan penjurnalan yang harus dilakukan
secara rutin setiap hari. Pemindahbukuan ini dapat dilakukan setiap akhir pekan (seminggu sekali) atau bisa juga tiap
akhir bulan. Sebagai tanda bahwa posting telah dilakukan, maka tiap-tiap terjadi pemindahbukuan harus ditandai,
baik dalam jurnal maupun pada buku besarnya.
Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke dalam buku jurnal. Pemindahbukuan
dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku besar dengan prosedur berikut.
1. Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau kredit dari rekening yang
bersangkutan.

2. Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar sebagai tanda sumber
pempostingan.
3. Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor sebagai tanda jumlah nominalnya
telah dipindahkan ke buku besar.
4. Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal ditulis per akhir periode.
Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal penerimaan dan pengeluaran kas, posting dilakukan menurut
tanggal transaksi.

KD 8
Penentuan harga pokok penjualan :
1. Prinsip penandingan harga pokok dengan pendapatan :
(www.materiakuntansi.com/prinsip-penandingan-matching-principle)
Prinsip penandingan dalamakuntansi dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi pendapatan dalam satu periode dengan beban yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut .misalnya suatu perusahaan yang
biasa membayar komisi penjualan kepada tenaga penjualan akan memiliki
beban komisi jika pegawai tersebut melakukan penjualan. Jika mereka tidak
melakukan penjualan, maka perusahaan itu tidak memiliki beban komisi .
Contoh lain adalah harga pokok penjualan, jika ada barang yang terjual maka
harus ada harga pokok ( yang merupakan biaya yang dikeluarkan penjual )
yang berkaitan dengan barang yang dijual . jika tidak ada penjualan, maka
tidak aka nada harga pokok penjualan.
Beban-beban lainnya tidak dapat dikaitkan dengan penjualan tertentu,
misalnya beban sewa bulanan akan selalu terjadi tanpa dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan yang diperoleh pada periode tersebut. Prinsip
pemaduan mengidentifikasikan jenis-jenis beban ini dengan suatu jangka
waktu tertentu, misalnya dalam satu bulan atau satu tahun. Jika Nicolas
mempekerjakan seorang sekertarisdengan gaji sebulan Rp. 1.900.000, maka
perusahaan akan mencatat adanya beban gaji sebesar Rp1.900.000 setiap
bulan karena laporan keuangan hanya muncul dalam jangka waktu tertentu,
maka harus ada suatu tanggal pisah batas untuk informasi yang dibutuhkan.
2. Harga pokok penjualan ( cost of sales ) : (https://id.wikipedia.org/wiki/hargapokok-penjualan )
Pada dasarnya Harga Pokok Penjualan (istilah yang dipakai IAI) adalah segala cost yang timbul
dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga
Pokok penjualan adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa
dihubungkan langsung dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.
Dengan difinisi di atas, dapat kita peroleh struktur dasar harga pokok penjualan. Harga pokok
Penjualan pada dasarnya terdiri dari dari 3 (tiga) element besar saja:

[-]. Persediaan (Inventory)


[-]. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
[-]. Overhead Cost

3. Metode penetuan harga pokok penjualan :


( zahiraccounting.com/id/blog/metode-penentuan-harga-pokok-persediaanbarang)
a. Metode identifikasi khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus
biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap kelompok
dibuatkan kartu persediaan sendiri. Contohnya ponsel merek A tipe 123
dibuatkan kartu persediaan sendiri.Harga pokok penjualan terdiri dari harga
pokok barang-barang yang dijual, dan sisanya merupakan persediaan akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan prosedur
pencatatan persediaan dengan cara fisik maupun cara buku. Tetapi karena cara
ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan maupun gudang yang luas maka

jarang digunakan.Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang


menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas.
b. Metode pertama masuk pertama keluar ( FIFO )

Metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk menentukan


harga pokok penjualan apabila terjadi penjualan.
contoh: pada bulan juni perusahaan membeli barang dagangan
dengan harga @ Rp 5000, bulan juli membeli barang dagangan
sejenis dengan harga @ Rp 6000. Pada bulan agustus terjadi
penjualan barang dagangan. Maka harga yang digunakan untuk
menghitung harga pokok penjualan adalah @ Rp 5000, baru
kemudian @ Rp 6000 apabila produk dengan harga beli Rp 5000
sudah habis dijual.

c. Metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO )


Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO, barang
yang paling terakhir dibeli akan dijual/ dikeluarkan lebih dulu. Harga perolehan
barang yang dibeli terakhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok
penjualan. Contoh :
Jumlah unit persediaan akhir 28 unit - 13 unit
= 15 unit
Nilai persediaan akhir = (10 x Rp. 22.000) + (5 x Rp. 21.000)
= Rp.
305.000
Harga Pokok Penjualan
(10 x Rp. 20.000) + (8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) - Rp. 325.000 = Rp.
283.000
Perhitungan laba rugi :
Penjualan (7 x Rp. 27.000) + (4 x Rp. 28.000) + (2 x Rp. 9000) = Rp. 359.000
Harga Pokok Penjualan
= Rp. 283.000
Laba
= Rp. 76.000
d. Metode rata-rata sederhana
pengeluaran barang ditentukan secara rawak atau acak sehingga
penentuan harga pokok untuk metode ini dicari nilai rata-ratanya.
Harga rata-rata/unit = total nilai persediaan + jumlah total unit persediaan
contoh : (10 x Rp. 20.000) + (8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) / 28 = Rp. 21.000
Nilai persediaan akhir = 15 x Rp. 21.000
= Rp. 315.000
Harga Pokok Penjualan = total nilai persediaan barang - total nilai persediaan akhir
contoh : (10 x Rp. 20.000) +(8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) - Rp. 315.000 = Rp.
273.000
Perhitungan laba rugi :
Penjualan (7 x Rp. 27.000) + (4 x Rp. 28.000) + (2 x Rp. 29.000)

= Rp. 359.000

Harga Pokok Penjualan


= Rp. 273.000
Laba
= Rp. 86.000
e. Metode rata-rata tertimbang
Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani
harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara
membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. Artinya harga
perolehan barang di gudang ditambah harga perolehan barang yang baru dibeli
dibagi kuantitas / jumlah barang di gudang dan jumlah barang yang dibeli. Hasil
pembagian inilah yang akan digunakan sebagai pedoman menghitung harga
pokok penjualan.Metode ini disebut juga rata-rata bergerak karena harganya
berubah-ubah setiap terjadi pembelian. Artinya setiap ada pembelian akan
merubah harga pokok barang yang tersedia untuk dijual.
Penentuan harga pokok penjualan sesuai dengan peraturan pajak :
(jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/cara-mudah-menentukan harga pokok
penjualan )

Misalnya:

Perusahaan A, menggunakan 100 meter kain dengan nilai Rp 10,000,000


untuk membuat 100 potong pakaian jadi.

Perusahaan B, menggunakan 100 meter kain dengan nilai Rp 10,000,000


untuk membuat 150 potong pakaian jadi.

Pertanyaannya: apakah penggunaan kain Rp 10,000,000 masuk Harga Pokok


Penjualan?
Untuk tahu apakah masuk ke harga pokok penjualan atau tidak, harus tahu
terlebuh dahulu, apa jenis perusahaan A dan B. Misalnya, diketahui:

Perusahaan A adalah pabrik pakian, dan 100 potong pakian jadi tersebut
untuk di jual.

Perusahaan B adalah hotel, dan 100 potong pakaian jadi yang dibuat adalah
untuk seragam pegawaibukan untuk dijual.

Dari informasi tersebut bisa ditentukan bahwa: Bagi perusahaan A, kain yang
dipergunakan adalah Harga Pokok Penjualankarena besar kecilnya tergantung
dari jumlah barang yang akan dijual. Sedangkan bagi perusahaan B kain yang
digunakan adalah Assetkarena barang yang dihasilkan tidak untuk dijual.Ya.
Aktivitas perusahaan tentu bukan hanya penggunaan kain. Sehingga jenis

pengeluaran yang masuk ke harga pokok penjualan juga berbeda-beda, sesuai


dengan jenis usaha dan karakteristik opersionalnya masing-masing.

KD 9
Penentuan harga pokok barang terjual dan penyajiannya dalam laporan keuangan
dengan metode periodic melalui contoh-contoh :
1. Metode identifikasi khusus : (info4ilmu.blogspot.com/2012/01/normal-0-falsefalse-false-in-ja-x-none.html)
Dengan metode ini, setiap unit barang dagangan diberi tanda khusus dengan kode
atau nomor tertentu sehingga harga jual atau harga pokoknya dapat diketahui dari
kode barang tersebut.

Contoh:
Diperoleh informasi persediaan barang dagangan XY sebagai berikut:
---------------------------------------------------------------------Tanggal
Pembelian
Penjualan
Saldo
---------------------------------------------------------------------02 April 2011
2000 unit @ Rp 400
2000 unit
12 April 2011
6000 unit @ Rp 440
8000 unit
22 April 2011
5000 unit
3000 unit
---------------------------------------------------------------------Barang yang dibeli tanggal 02 April 2011 diberi kode XY-A.
Barang yang dibeli tanggal 12 April 2011 diberi kode XY-B.
Sehingga komposisi persediaan barang dagangan sebagai berikut:
No
Kode Nama
Jumlah
1
A
Barang XY
2000
2
B
Barang XY
6000
Penjualan tangggal 22 April 2011 sebanyak 5000 unit bisa diambil dari barang A atau
dari barang B secara acak. Misal penjualan 5000 unit tersebut diambil dari 1000 unit
barang berkode A dan 4000 barang berkode B.
Harga pokok penjualan senilai 2.160.000 dihitung sebagai berikut:
1000 x 400 = 400.000
4000 x 440 = 1.760.000
Total
= 2.160.000
Persediaan akhir senilai 1.280.000 dihitung sebagai berikut:
1000 x 400 = 400.000
2000 x 440 = 880.000
Total
= 1.280.000

2. Metode pertama masuk pertama keluar ( FIFO ) dan metode masuk terakhir

keluar pertama ( LIFO ) : (niksonsimanungkalit/blogspot.com)


Howie Long Shop memulai operasi pada tanggal 2 Januari 2007. Kartu catatan
persediaan bola berikut diambil dari catatan akhir tahun.
Tanggal
Kotor
15/1
$1000,00
15/3
20/6
12/9
24/11

Voucher
10624
11437
21332
27644
31269

Unit yang
Diterima

Syarat
n

30

1/5 n 30
1/10 n 30
1/10 n 30
1/10 n 30

365

Biaya
Faktur

Per

50
65
90
84
76

$5.234,00

Unit

Jumlah
Faktur

$20,00
16,00
15,00
12,00
11,00
TOTAL

1040,00
1350,00
1008,00
836,00

Perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember 2007 mengungkapan bahwa 100 bola ada
dalam persediaan. Petugas pembukuan memberitahu Anda bahwa perusahaan mengambil
semua diskon. Asumsikan bahwa Howie Long Shop menggunakan harg afaktur dikurangi
diskon untuk mencatat pembelian.
Diminta:
(a) Hitunglah persediaan per 31 Desember 2007 dengan menggunakan metode FIFO
(b) Hitunglah harga pokok penjualan tahun 2007 dengan menggunakan metode LIFO
(c) Metode apa yang akan Anda rekomendasikan kepada pemilik untuk meminimalisasi pajak
penghasilan tahun 2007, dengan menggunakan informasi menyangkut persediaan bola
sebagai pedoman?
Jawaban:
Unit yang
Biaya
Jumlah Faktur
Tanggal
Voucher
Syarat
Diterima
Faktur Per Unit
Setelah
diskon
15/1
10624
n
30
50
$20,00
$ 1000,00
15/3
11437
1/5
n
30
65
16,00
1029,6
20/6
21332
1/10
n
30
90
15,00
1336,5
12/9
27644
1/10
n
30
84
12,00
997,92
24/11
31269
1/10 n 30
76
11,00
827,64
TOTAL
365
$5.191,66
(a) Metode FIFO (Periodik)
Tanggal
24/11
12/9
Persediaan Akhir

Jumlah Unit
76
24
100

Biaya Per Unit


@ $ 10,89
@ $ 11,88

Total Biaya
$ 827,64
$ 285, 12
$ 1.112,76

Biaya barang yang tersedia =


$ 5.191,66
Dikurangi Persediaan Akhir =
1.112,76
HPP
=
$ 4.078,9
Maka, dengan menggunakan Metode FIFO, hasil Persediaan akhir yang didapat adalah
$ 1.112,76
(b) Metode LIFO (Periodik)
Tanggal
Jumlah Unit
15/1
50
15/3
50
Persediaan Akhir

Biaya Per Unit


@ $ 20
@ $ 15,84

100

Biaya barang yang tersedia =


Dikurangi Persediaan Akhir =
HPP =
$ 3.399,66

Total Biaya
$ 1.000
$ 792
$ 1.792

$ 5.191,66
1.792

Kemudian dengan menggunakan Metode LIFO, HPP yang didapat adalah $ 3.399,66

3. Metode rata-rata sederhana : (http://titikdl203.blogspot.com/2012/11/contohsoal.html)


Tanggal 31 Juni 2012 di CV. Birth barang death mempunyai data sbb :
1/6 Sediaan Awal
300 @ Rp 4.000; = Rp 1.200.000;
14/6 Pembelian
110 @ Rp 3.780; = Rp 415.800;
27/6 Pembelian

55 @ Rp 3.900; = Rp
214.500;
465
Rp 1.830.300;
Sediaan Akhir 31 Juni 2012 adalah 145
Hitung sediaan akhirnya menggunakan rata sederhana & rata tertimbang !
Jawab :

Metode Harga rata-rata sederhana


Harga rata-rata/kg = 4000 + 3780 + 3900 = Rp 3893,33
3
Dengan demikian pada 31 Juni 2012 nilai Persediaan barang death akhir periode
= 145 x Rp 3893,33 = Rp 564.532,85

4. Metode rata-rata tertimbang : :(info4ilmu.blogspot.com/2012/01/normal-0false-false-false-in-ja-x-none.html)

Pada metode average harga yang digunakan untuk menghitung harga pokok
penjualan adalah harga rata-rata dari persediaan yang tersedia pada saat penjualan.
Contoh:
Diperoleh informasi persediaan barang dagangan XY sebagai berikut:
---------------------------------------------------------------------Tanggal
Pembelian
Penjualan
Saldo
---------------------------------------------------------------------02 April 2011
2000 unit @ Rp 400
2000 unit
12 April 2011
6000 unit @ Rp 440
8000 unit
22
April
2011
5000
unit
3000
unit
---------------------------------------------------------------------Saldo persediaan pada tanggal 12 April 2011 adalah:
2000
unit @ 400
=
800.000
6000
unit @ 440
=
2.640.000
------------------------------------------------------8000
unit @ 430
=
3.440.000
Rata-rata tertimbang dihitung dari 3.440.00 : 8000.
Dengan demikian harga pokok penjualannya adalah 5000 x 430 =2.150.000.
Dan nilai persediaan akhir adalah (8000 5000) x 430 = 1.290.000.

KD 10
Penentuan harga pokok barang terjual dan penyajiannya dalam laporan keuangan
dengan metode melalui contoh-contoh :
1. Metode pertama masuk pertama keluar ( FIFO ) dan metode masuk terakhir
keluar pertama (LIFO) :
Dewan direksi Ichiro Corporation sedang mempertimbangkan apakah akan
menginstruksikan departemen akuntansi untuk beralih dari persediaan first-in, firstout (FIFO) ke last-in, fisrt-out (LIFO). Informasi berikut telah disediakan.
Penjualan
21.000 unit
@
$50
Persediaan 1 Januari
6.000 unit
@
20
Pembelian
6.000 unit
@
22
10.000 unit
@
25
7.000
@
30
Persediaan akhir 31 Desember
8.000 unit
@
?
Beban Operasi
$200.000
Diminta:
Buatlah Laporan laba-rugi ringkas untuk tahun berjalan menurut metode FIFO
dan LIFO bagi tujuan komparatif.
Jawaban:

Metode FIFO ( Perpetual )


Pembelian

Penjualan

Saldo

6.000 unit

@ $ 20

$ 120.000

6.000 unit

@ $ 20

$ 120.000

6.000 unit

@ $ 22

$ 132.000

6.000 unit

@ $ 22

$ 132.000

10.000 unit

@ $ 25

$ 250.000

10.000 unit

@ $ 25

$ 250.000

7.000 unit

@ $ 30

$ 210.000

7.000 unit

@ $ 30

$ 210.000

1.000 unit

@ $ 25

$ 25.000

7.000 unit

@ $ 30

$ 210.000

6.000 unit

@ $ 20

$ 120.000

6.000 unit

@ $ 22

$ 132.000

9.000 unit

@ $ 25

$ 225.000

21.000 unit

$ 477.000

8.000 unit

$ 235.000

Metode LIFO ( Perpetual )


Pembelian

Penjualan
6.000 unit

Saldo
@ $ 20

$ 120.000

6.000 unit

@ $ 20

$ 120.000

6.000 unit

@ $ 22

$ 132.000

6.000 unit

@ $ 22

$ 132.000

10.000 unit

@ $ 25

$ 250.000

10.000 unit

@ $ 25

$ 250.000

7.000 unit

@ $ 30

$ 210.000

7.000 unit

@ $ 30

$ 210.000

2.000 unit

@ $ 22

$ 44.000

6.000 unit

@ $ 20

$ 120.000

7.000 unit

@ $ 30

$ 210.000

10.000 unit

@ $ 25

$ 250.000

4.000 unit

@ $ 22

$ 88.000

21.000 unit

$ 548.000

8.000 unit

$ 164.000

2. Metode rata-rata bergerak (https://www.google.co.id/search?q=metode+ratarata+bergerak&biw)

Anda mungkin juga menyukai