VISKOSITAS
Anggota Kelompok :
Andew Hartono
6103013082
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan viskositas relatif berbagai macam zat alir terhadap viskositas air berdasarkan
metode stormer.
DASAR TEORI
Suatu zat cair dapat dianggap terdiri dari beberapa lapisan molekul yang tersusun satu
dengan lainnya. Ketika suatu gaya diberikan, maka zat itu mengalir. Namun, adanya gaya gesekan
antara lapisan itu memberikan hambatan untuk mengalir. Viskositas suatu zat cair diukur dari
hambatan alir zat akibat gaya gesekan ini. Oleh karena itu, viskositas merupakan suatu hambatan
zat cair untuk mengalir. Viskositas suatu zat cair dilambangkan dengan (huruf Yunani berbunyi
eta). Satuan viskositas dalam CGS adalah poise (g/cm.s). Satuan viskositas dalam SI adalah Pa.s
(kg/m.s) (Bahl, et.al., 2009).
Menurut Atkins dan Paula (1998), zat yang memiliki viskositas tinggi mengalir dengan
lambat dan menghambat gerakan suatu objek yang melewatinya. Hal ini disebabkan karena adanya
molekul zat terlarut yang dapat berupa makromolekul. Efek zat terlarut ini cukup besar meskipun
dalam konsentrasi zat kecil. Makromolekul memberikan efek pada aliran zat cair di daerah
sekelilingnya. Pada konsentrasi zat terlarut yang kecil, viskositas zat hampir sama dengan viskositas
pelarut murni.
Ada beberapa metode pengukuran viskositas. Pertama adalah metode Ostwald. Metode ini
menggunakan suatu alat bernama Ostwald viscosimeter. Metode ini mengukur waktu yang
diperlukan oleh suatu zat cair mengalir dari titik kalibrasi satu ke titik kalibrasi lain dalam tabung
kapiler Ostwald viscosimeter. Densitas zat tersebut juga diukur dengan piknometer. Kemudian, hal
yang sama dilakukan dengan menggunakan air. Viskositas air pada suhu percobaan harus diketahui
dan viskositas zat pun dapat ditentukan secara relatif terhadap air (Bahl, et.al., 2009). Kedua adalah
dengan alat rotating rheometer. (Atkins dan Paula, 1998)
ALAT YANG DIGUNAKAN
Buret 25 ml
Gelas beker
Stopwatch
Viskometer Brookfield
Piknometer
Timbangan analitis
CARA KERJA
A. Pengukuran Viskositas dengan Metode Stormer
Akuades
Sirup
Percobaan diulangi untuk sirup 10%, sirup 20%, dan sirup 30%
RUMUS
sampel =
massa aquades
Keterangan :
s
: viskositas sampel
: viskositas air
: densitas sampel
: densitas air
ts
ta
994,74
kg
3
m
kg 1000 g
1 m3
1 li ter
g
x
x
x
=0,9947
3
1 kg 1000 liter 1000 ml
ml
m
Viskositas absolute
Viskositas kinematis
air 792,377.106
3330
=
3530 719,808.106 792,377.106
3 air 792,377.10
=
6
5
72,569.10
3 air 0,805.10
=
6
5
0,08.10
6
Zat
Akuades
Massapikno kosong
(g)
12,3735
Massapikno kosong +
Massasampel (g)
22,4387
Massasampel (g)
10,0652
m2
s
sampel
(g/ml)
0,9947
Sirup 10%
13,1613
23,4963
10,3350
0,9687
Sirup 20%
12,3764
23,0916
10,7152
9,9344
Sirup 30%
13,1613
24,1208
10,9595
0,9233
sirup 10 =
massa aquades
sirup 10 =
sirup 20 =
10,0652
0,9947
10,3350
massa aquades
g
ml
massa aquades
sirup 30 =
10,0652
0,9947
10,9595
0,9233
g
ml
10,0652
sirup 20 =
0,9947
10,7152
sirup 30 =
g
0,9687
ml
9,9344
Metode Stormer
Sampel
Waktu (sekon)
Akuades
5,35
5,30
5,65
Ratarata
5,43
Sirup 10%
5,35
5.53
5,50
5,46
Sirup 20%
5,54
5,42
5,85
5,60
Sirup 30%
6,51
6,85
6,45
6,60
II
III
s s t s
=
a a t a
sirup 10
748,8356.10
( 0,9687 ) . ( 5,46 )
( 0,9947 ) . ( 5,43 )
sirup 10 =7,3329.104 Pa . s
sirup 20
( 0,9344 ) . ( 5,60 )
( 0,9947 ) . ( 5,43 )
748,8356.10
sirup 20 =7,2546.104 Pa . s
sirup 30
( 0,9233 ) . ( 6,60 )
( 0,9947 ) . ( 5,43 )
748,8356.10
sirup 30 =8,4485.104 Pa . s
Metode Brookfield
Zat
U
k
u
r
a
n
S
p
i
n
d
el
0
3
S
u
h
u
(o
C
)
3
1,
9
3
1,
9
3
1,
9
Ke
cep
ata
n
(rp
m)
10
Vi
sk
osi
tas
(
%
)
C
p
9
1
3
0
4
5
6
5
9
1
3
0
1
2
4
2
0
6
8
0
0
3
6
5
2
3
5
6
0
91,
3
20
91,
3
50
91,
3
Saus tomat
0
4
0
5
3
2,
3
3
2,
2
3
2,
1
3
2,
3
10
58,
9
20
68,
0
50
91,
3
10
9,0
3
2,
3
3
2,
3
20
18,
1
50
33
3
6
4
0
2
6
0
0
PEMBAHASAN
Percobaan viskositas kali ini mengukur viskositas dua macam zat, yaitu sirup dengan
berbagai konsentrasi dan saus tomat. Viskositas sirup diukur dengan metode stormer dan
viskositas saus tomat diukur dengan alat Brookfield viscometer. Pengukuran viskositas
sirup berbagai konsentrasi dimulai dengan membersihkan alat yang akan dipakai sampai
bersih dan kering. Kemudian, densitas sirup ditentukan secara relatif terhadap air pada suhu
percobaan. Pengukuran massa sirup dan air dilakukan dengan piknometer. Kemudian, air
diisikan pada buret secukupnya. Waktu alir air sebanyak 10 ml dihitung dengan stopwatch.
Kemudian, sirup berbagai konsentrasi diisikan pada buret secukupnya. Sirup dengan
konsentrasi 10%, 20%, dan 30% ini dibuat secara analitis dengan pengenceran dalam labu
takar 100 ml). Waktu alir sirup sebanyak 10 ml dihitung dengan stopwatch. Percobaan
dilakukan sebanyak 3 kali untuk sirup dan air. Viskositas air pada suhu percobaan
didapatkan dari pustaka. Viskositas sirup pun dapat dihitung secara relatif dengan viskositas
air pada suhu percobaan. Penentuan viskositas saus tomat dengan alat viscometer dengan
menempatkan saus tomat pada gelas beker. Gelas beker diletakkan di bawah spindel.
Spindel diatur sampai masuk ke dalam saus tomat. Kemudian, tombol motor ON/OFF
ditekan dan didapatkan data cP, RPM, suhu, dan %torque dari saus tomat.
Pada data pengamatan viskositas dengan metode stormer, viskositas akuades dan
sirup 10%, 20%, dan 30% berturut-turut adalah
4
7,3329.10 Pa . s , 7,2546.10 Pa . s ,
dan
748,8356.10 Pa. s ,
4
adalah viskositas sirup 20% yang lebih rendah daripada sirup 10%. Hal ini dapat disebabkan
kesalahan menekan stopwatch saat percobaan. Namun, secara umum viskositas semakin
tinggi seiring semakin tinggi konsentrasi sirup. Hal ini sejalan dengan pernyataan Atkins
dan Paula (1998) bahwa adanya molekul zat terlarut yang berupa makromolekul dapat
meningkatkan viskositas larutan. Sirup memiliki berbagai macam zat terlarut, seperti gula,
zat pewarna, zat pemberi flavor, zat pengatur keasaman, dll. Semakin tinggi konsentrasi
sirup, maka semakin banyak jumlah molekul terlarut sehingga gaya tarik menarik antar
molekul semakin besar. Hal ini menyebabkan viskositas larutan semakin tinggi.
Pengukuran viskositas saus tomat dilakukan dengan alat Brookfield rotational
viscometer. Hal ini dilakukan karena viskositas saus tomat yang terlalu tinggi sehingga tidak
mungkin diukur dengan metode stormer. Saus tomat memiliki makromolekul terlarut,
seperti pigmen lycopen, karotenoid, garam, gula, asam cuka, asam benzoat, pati modifikasi,
dll. Makromolekul ini memiliki gaya tarik menarik yang besar sehingga viskositas
(kekentalannya) sangat tinggi.
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu sampel. Semakin kecil ukuran spindel,
kekentalan suatu sampel semakin kecil. Sebaliknya, semakin besar ukuran spindel yang
digunakan, kekentalan suatu sampel semakin besar (http://www.viscometers.org). Ukuran
spindel dari terkecil sampai terbesar yaitu spindel no. 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1. Kecepatan spindel
dalam mengukur sampel dinyatakan dalam %torque. Hasil percobaan pengukuran viskositas
saus tomat sejalan dengan pustaka. Semakin besar ukuran spindel, maka viskositas yang
Bahl, B. S., A. Bahl, and G. D. Tuli. 2009. Essential of Physical Chemistry. New Delhi: S.
Chand and Company, Ltd.